Gita seorang istri yang tidak begitu di anggap keberadaanya oleh sang suami, tapi karena cinta membutakan Gita, hingga akhir di saat ulang tahun pernikahan yang ke satu tahun Gita yang ingin memberikan kejutan pada sang suami justru ia yang terkejut karena.
tanpa sengaja Gita melihat perselingkuhan sang suami dengan ibu kandungnya sendiri. hari itu ia mendapatkan kado penghianat ganda.
karena shock Gita pergi keluar dan mengalami kecelakaan, disaat itulah ia di nyatakan meninggal tapi tiba tiba tetak jantungnya kembali.
tapi itu bukan Gita yang dulu karena tubuh Gita sudah di masuki oleh seorang ratu penguasa jaman kuno yang mati karena penghianat. dan kini berada di tubuh Gita.
ingin tau kelanjutannya yuk mulai baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Sebuah restoran mewah tersembunyi di balik rimbun pepohonan di kawasan elit Jakarta Selatan. Tempat itu tidak banyak dikenal publik, hanya para elite bisnis dan sosialita kelas atas yang kerap datang untuk menghindari sorotan.
Malam itu, Keira duduk anggun di meja pojok dengan lampu gantung kristal bergemerlap di atasnya.
Gaun hitam elegan membalut tubuhnya, riasan minimalis mempertegas kecantikan alaminya. Rafael duduk di seberangnya, mengenakan jas abu muda yang santai tapi tetap berkelas.
Mereka terlihat nyaman, bercanda ringan, sesekali Rafael menyentuh tangan Keira lembut.
Tanpa mereka sadari, seseorang baru saja masuk ke restoran itu.
Dion.
Ia datang dengan rekan bisnisnya, tak menyangka akan bertemu dengan siluet yang begitu familiar. Langkah Dion terhenti begitu matanya menangkap sosok wanita yang dulu pernah ia sia siakan, Gita.
Tapi kali ini, bukan Gita yang dulu. Wanita itu memancarkan aura yang benar-benar berbeda: kuat, tenang, dan tak tersentuh.
Dion berdiri mematung. Ia melihat Keira tertawa—senyum yang tulus, bukan lagi senyum getir yang dulu ia hapuskan dengan pengkhianatan.
Sosok pria di depannya pun bukan sangat familiar tapi belum begitu ingat. Dion mencoba mengenal wajah Rafael. Meski jarang muncul di media, nama Rafael dikenal di kalangan bisnis sebagai investor internasional yang misterius dan sangat berpengaruh. Banyak perusahaan besar yang ingin sekadar mendapat kesempatan bertemu dengannya.
Dan kini, pria itu... menatap Gita seolah dunia hanya milik mereka berdua.
Dion merasa dadanya sesak. Ia mencoba melangkah mendekat, tapi seolah ada dinding tak kasat mata yang memisahkan dunia Keira darinya. Dunia yang kini tak lagi bisa ia jamah.
Keira melihat Dion dari kejauhan. Tatapan mereka bertemu sejenak.
Tanpa berkata sepatah kata pun, Keira menegakkan tubuhnya, memalingkan pandangan, lalu kembali tersenyum pada Rafael seolah Dion tak pernah ada. Seolah pria itu hanyalah bayangan dari masa lalu yang tidak layak untuk diingat.
Dion menggertakkan rahangnya. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya.
“Apa yang telah kulakukan...” bisiknya, lirih.
“Aku kehilangan berlian karena memilih debu.”
...----------------...
Rafael menyesap anggurnya perlahan, namun sorot matanya tajam. Ia telah menyadari kehadiran Dion sejak pria itu berdiri mematung di dekat pintu masuk restoran.
Meski wajahnya tetap tenang, ada getar kepekaan yang membuat Rafael memasang waspada.
“Dia mantanmu?” Rafael bertanya pelan, tanpa menatap langsung.
Keira hanya mengangguk ringan, tetap tenang dan tidak menunjukkan emosi. “Ya. Tapi sekarang hanya bagian dari masa lalu. Tak perlu diperhatikan.”
Rafael tersenyum kecil. “Bagus. Karena masa lalu tak layak menodai masa depanmu.”
Tanpa sepatah kata pun untuk Dion, Rafael meraih tangan Keira dan menciumnya lembut.l. "Maaf" ujar Rafael
Dan Keira mengangguk mengerti.
Gerakan itu tidak hanya hangat, tapi juga seperti pernyataan tak tertulis—bahwa Keira kini miliknya, dan siapa pun dari masa lalu tak berhak mengusiknya lagi.
Dion, dari kejauhan, melihat adegan itu. Rasanya seperti ditikam berkali-kali. Ada penyesalan, amarah, juga rasa ingin tahu yang membuncah.
Ia duduk dengan gelisah di mejanya bersama rekan bisnisnya, tapi pikirannya melayang. Gita yang ia kenal dulu adalah wanita sederhana dan pasrah. Tapi wanita yang tadi dilihatnya…
Keira yang sekarang seperti sosok yang tak terjangkau.
---
Keesokan harinya.
Dion duduk di ruang kerjanya dengan satu tujuan: mencari tahu siapa Gita sekarang. Ia menelusuri berita-berita bisnis, sosialita, bahkan gosip korporat. Tapi anehnya, tidak ada jejak Gita .
Tak satu pun media menyebutkan Gita sebagai orang penting. Namun, di balik semua pencariannya, ia menemukan satu nama yang mencurigakan: “Toko Ratu” — butik perhiasan mewah yang baru saja viral karena kualitas dan misterinya. Pemiliknya tidak diketahui publik, tapi ada rumor bahwa semua desainnya berasal dari satu wanita yang identitasnya dirahasiakan.
Dion mulai curiga.
Ia mengumpulkan informasi, menyewa penyelidik pribadi. Ia mulai menghubungkan titik-titik: kemunculan toko perhiasan baru, hubungan Keira dengan Rafael, dan perubahan drastis Keira setelah menghilang dari kehidupannya.
Dan dari semua itu, satu hal yang paling menyiksa Dion adalah kenyataan bahwa Gita bukan lagi Gita, sekarang Gita bernama Keira Alisya, dia bukan hanya berhasil bangkit. Ia telah melesat jauh—ke tempat yang tak akan pernah bisa dijangkaunya lagi.
Di sisi Dion…
Dion berdiri di balkon apartemennya, angin malam berhembus pelan. Tapi pikirannya jauh lebih berisik dari apa pun. Laporan dari penyelidik pribadinya baru saja ia baca—dan membuatnya kehilangan kata-kata.
"Pemilik Toko Ratu kemungkinan besar adalah Keira. Namun semua transaksi, registrasi perusahaan, bahkan perpajakan—disamarkan lewat sistem hukum di luar negeri. Sulit untuk menembusnya."
Tak ada nama Keira. Tapi desain perhiasan, motif yang digunakan, hingga gaya artistik di media sosial toko itu—semuanya identik dengan bakat Keira yang dulu ia remehkan. Dulu, Dion mengira Keira hanyalah wanita rumahan yang tidak tahu cara bertahan di dunia modern.
Nyatanya, wanita itu kini menjelma menjadi teka-teki yang bahkan tidak bisa ia pecahkan.
"Keira... siapa kamu sekarang dan mengapa kamu sampai mengubah nama. Pantas saja aku tidak bisa menemukannya?" gumamnya lirih.
Ada dorongan untuk bertemu, untuk memohon penjelasan. Tapi ego dan rasa bersalah menahannya. Ia tahu, sekalipun bertemu, Keira takkan lagi melihatnya seperti dulu.
---
Sementara itu, di sisi Keira…
Keira melangkah keluar dari butik perhiasan barunya yang akan segera dibuka di Jakarta. Bangunannya elegan, perpaduan antara gaya modern dan sentuhan klasik. Amanda berjalan di sampingnya, memeriksa daftar grand opening secara diam-diam.
"Ini... terlalu gila, Kei. Kau tidak hanya membuka rumah sakit, sekarang butik juga?!" ujar Amanda setengah berbisik.
Keira tertawa kecil. “Aku tidak gila, hanya… membayar semua luka dengan pencapaian.”
Amanda tersenyum, tapi matanya tetap memandang sahabatnya dengan bangga. Tak pernah ia menyangka wanita yang dulu ia tabrak karena putus asa kini jadi wanita yang luar biasa.
Sore itu, Rafael datang menjemput Keira. Mereka berdua akan melihat tanah baru yang akan dijadikan pusat pelatihan perhiasan bagi perempuan kurang mampu. Rafael, seperti biasa, datang sederhana. Kemeja putih biasa, jam tangan kulit tua, tak ada yang menyangka dia seorang miliarder dengan kekuasaan tak terbayangkan.
“Kamu yakin ingin terus menyembunyikan semua ini?” tanya Rafael pelan saat mereka berada dalam mobilnya.
Keira mengangguk. “Belum waktunya. Biarkan mereka menebak. Aku ingin mereka tahu bukan dari berita, tapi dari tindakan.”
Rafael menatapnya dalam-dalam, lalu meraih tangan Keira.
“Aku tidak akan pernah berhenti mendukungmu, apa pun yang kamu pilih.”
---
Di tempat lain, Dion memandang layar laptopnya.
Sebuah foto menampilkan Rafael dan Keira yang sedang bersama, berdampingan dan saling tersenyum.
Wajah Rafael tidak asing—dan seketika napas Dion tercekat saat menyadari siapa pria itu.
"Rafael Adinata YZ... Astaga," bisiknya.
Pria itu bukan hanya seorang pengusaha, tapi pemilik jaringan investasi internasional. Penguasa real estate dan tambang batu mulia.
Dan Keira... sekarang berada di sisinya.
Bersambung
sukses terus thor. . karya mu aku suka👍👍👍👍semangat😇😇💪💪💪