NovelToon NovelToon
PENDEKAR IBLIS

PENDEKAR IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"Dendam bukan jalan keluar. Tapi bagiku, itu satu-satunya jalan pulang"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Dua senjata terlempar dan mengarah ke kaki kiri Buta Sadis.

CRASSSSS…

"Ah…!" Buta Sadis terpekik, mundur dua langkah sambil mendekap pahanya yang robek. Mustahil jika Bintang Kusuma, yang berdiri di sisi kanannya, melempar senjata dari arah kiri.

“Ternyata rencanamu bagus, Kirana…” puji Bintang Kusuma.

“Walau aku tak seahli kamu dalam melempar senjata, setidaknya senjata itu bisa melukainya…” sahut Kirana sambil tetap waspada, matanya tak lepas dari Buta Sadis.

Ternyata, Kirana sebelumnya telah meminta Bintang Kusuma untuk memberinya senjata rahasia.

Meski lemparan Kirana tak sepresisi Bintang, tetap saja berhasil menggores paha Buta Sadis, membuatnya pincang. Andaikan lemparan itu dari Bintang, kemungkinan besar kaki Buta Sadis sudah lumpuh sepenuhnya.

“Bangsat…!!!” teriak Buta Sadis, memburu Bintang Kusuma sambil memutar senjatanya.

Kirana melompat ke samping, menjauh dari Bintang. Bintang langsung diliputi rasa takut ia sadar, sendirian, ia tak akan sanggup menahan serangan Buta Sadis.

“Lemparkan senjatamu…!” teriak Kirana sambil berlari cepat ke arah yang berlawanan dari Buta Sadis.

Namun Buta Sadis tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia menyadari adanya suara khas—suitan senjata rahasia milik Bintang Kusuma. Dengan refleks, ia berusaha menangkis cakram-cakram bintang yang meluncur cepat.

TRANG! TRANG! TRANG!

Tiga bintang terpental, memercikkan percikan cahaya. Tapi keterkejutan Buta Sadis belum berakhir. Pendengarannya yang sangat tajam menangkap gerakan cepat di belakangnya—Kirana telah berhasil mendekat tanpa suara.

“Hiaaaat!!”

Buta Sadis membentak keras sambil menyodorkan tangan kirinya ke belakang. Seketika angin menderu kencang dari arah telapak tangannya.

Kirana sigap merunduk, menghindari serangan mematikan itu.

BLAAAR!

Pukulan jarak jauh tersebut menghantam batu besar seukuran gajah, menghancurkannya dalam sekejap.

Namun di balik ledakan itu, pedang Kirana telah lebih dulu menebas paha Buta Sadis.

CRAAAASSSHHH!

“Ah…!” Buta Sadis terpekik. Terkejut bukan main, namun naluri bertarungnya belum padam. Dengan sisa tenaga, ia masih sempat mengayunkan tongkatnya ke arah Kirana.

Di bawah sana, Kirana juga panik. Ia tak sempat menghindari serangan itu.

CROOOOTTTTT... BUGG!

Pukulan itu meleset tipis dari kepala Kirana dan menghantam batu di belakangnya.

"Ahhh…!" Buta Sadis tergagap. Sebuah bintang logam kini tertancap di lengan kanannya. Kirana cepat berguling ke samping, mendekati Bintang Kusuma, yang memperhatikan nasib Buta Sadis dengan tatapan dingin.

"Terima kasih," ucap Kirana, terengah.

"Kau memang cerdas, Nona," puji Bintang Kusuma sambil mengangguk salut. Kirana hanya membalas dengan senyum kecil. Tak ada waktu untuk berbasa-basi.

Mereka menatap Buta Sadis dengan rasa ngilu. Pria itu sudah buta, kini salah satu kakinya hampir putus, dan tangan kanannya pun dalam kondisi mengenaskan. Kirana meringis melihatnya.

"Tapi itu setimpal dengan semua kejahatannya selama ini," kata Bintang Kusuma pelan, menatap Kirana.

"Sudahlah... Dia tidak akan mampu berbuat apa-apa lagi seumur hidupnya. Sekarang, kita lihat keadaan di dalam gua. Aku khawatir dengan nasib Raka..." ujar Kirana.

Mereka menatap ke arah mulut gua, berharap Raka keluar dari sana.

Tiba-tiba, Bintang Kusuma terpekik saat merasakan deruan angin panas datang dari arah Si Buta Sadis.

"Awaaaaas...!!" teriak Bintang sambil melompat ke samping, menerjang Kirana yang masih terpaku memandangi mulut gua.

"Ah!" Kirana terpelanting ke kanan, sementara Bintang menghindar ke kiri. Deruan panas itu melintas di antara mereka. Begitu panasnya serangan tersebut hingga pakaian Bintang dan Kirana hangus sebagian, bahkan kulit mereka pun sedikit terbakar.

BLAAAARRRR!

Serangan itu menghantam dinding batu dengan dahsyat, membuat gua bergetar hebat. Batu-batu berguguran seperti longsor.

Dalam lompatan tadi, Bintang melemparkan senjata rahasianya, disusul dengan pedangnya, ke arah tubuh Si Buta Sadis.

TRANG! TRANG!

Dua senjata rahasia Bintang terpental akibat kibasan tongkat Buta Sadis. Namun, dia tak sempat menghindari dua senjata lainnya.

Cluppppp... CRAAAAAAAS!

Sebuah bintang menancap tepat di dahinya, dan pedang Bintang Kusuma menembus dadanya hingga keluar di punggung. Kematian Buta Sadis sungguh mengerikan. Ia mati terduduk, tubuhnya tersangga pedang yang masih menancap, sementara kepalanya terangkat ke atas, memamerkan cakram bintang yang kini berlumuran darah.

Kirana bangkit, berpaling tak tega menyaksikan Bintang Kusuma menarik pedangnya sambil menerjang tubuh Buta Sadis untuk melepaskannya. Ia lalu memungut beberapa senjata rahasia, menghapus darah yang menempel menggunakan baju Buta Sadis.

"Amitafa..."

Suara lembut terdengar dari arah belakang.

Biksu Tung Tung dan Joko Kewel, yang sejak tadi tengah memulihkan tenaga setelah dikalahkan Pendekar Iblis, kini berdiri tak jauh dari Bintang Kusuma dan Kirana. Kehadiran mereka membuat keduanya terkejut.

Bintang Kusuma menghela napas panjang, kecewa.

"Ternyata... usia kita sampai di sini, Nona," katanya lirih.

Tampak jelas rasa putus asa di wajahnya, namun belum sepenuhnya padam...

1
Hendra Yana
terimakasih
Hendra Yana
up lagi dong
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
lanjut up nya
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
up
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
kaya bkl seru nih
lanjut dong
Hendra Yana
semangat
Das ril
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!