Mengandung Anak Kaisar

Mengandung Anak Kaisar

Malam Festival

"Apa anda akan menyelesaikan minumnya sampai sini saja? Malam masih panjang loh!"

Yvonne melirik Gresh yang sudah dalam keadaan mabuk berat. Gadis itu menghela nafas panjang.

"Gresh, sepertinya kamu harus berhenti minum." Tegur Yvonne pada pengawal pribadinya yang sedang menyamar bersama dengannya.

Mereka berpakaian layaknya gadis desa dan mereka juga mengganti warna rambutnya gelap agar tidak dikenali oleh warga sekitar.

"Non--ah bukan, Onne, ini adalah malam festival kemenangan yang mulia kaisar! Kita harus menikmatinya!" seru Gresh, Yvonne menggeleng lalu beranjak dari duduknya.

"Eh, anda mau kemana?" tanya Gresh hendak ikut.

"Tunggulah disini, aku hanya akan menari ditengah lapang." Jawab Yvonne, Gresh mengangguk santai lalu melanjutkan minumnya.

Yvonne keluar dari restoran kecil disana. Ia melirik banyak sekali orang - orang yang menari satu sama lain membuatnya ingin bergabung.

Yvonne mencari seseorang yang tidak memiliki pasangan menari, hingga akhirnya matanya terdiam begitu melihat seorang pria dengan tudung hitam sedang berjalan seolah mencari sesuatu.

Yvonne langsung meraih tangan lelaki itu dan mengajaknya berdansa.

"Kau mencari patner dansa? Menarilah denganku!" seru Yvonne mengangkat tangan pria itu.

Mereka menari bersama untuk beberapa saat sampai akhirnya kesadaran Yvonne hilang karena mabuk yang begitu berat.

.

Pagi telah tiba, Yvonne terusik dengan sinar yang menusuk indra penglihatannya itu. Ia segera membuka matanya dan terkejut dengan pemandangan yang tak biasa.

"Ini dimana?!"

Yvonne melirik kearah sekitar lalu pandangannya terhenti begitu menyadari bahwa ia tengah tidur bersama laki - laki.

"Hah!" Yvonne menutup mulutnya sambil membelakkan mata.

Ia segera bangkit dengan kesusahan dan memakai bajunya satu per satu lalu berlari meninggalkan kamar.

"Gila - gila! Apa yang baru saja aku lakukan!" teriak Yvonne begitu sudah berhasil keluar dari penginapan.

"Bagaimana bisa ini terjadi? Si--"

"Nona!" teriak seseorang menyadarkan Yvonne.

"Gresh?"

"Nona! Anda dari mana saja, ya ampun! Saya hampir mati mencari anda yang semalam menghilang begitu saja. Apa anda tidak kenapa - kenapa?" tanya Gresh khawatir, Yvonne langsung menarik Gresh menjauh menuju rumahnya.

"Gresh, aku tidak baik - baik saja, Sumpah! Bagaimana jika ayah dan ibu mengetahui ini!" seru Yvonne membuat Gresh semaki khawatir.

"Nona, tolong jangan mengatakan hal itu, tentu mereka akan menghabisiku terlebih dahulu sebelum nona." Ujar Gresh lirih sambil meneteskan air mata.

"Apa berarti aku juga akan dihabisi?"

Yvonne menggigit jarinya khawatir. Apa yang akan terjadi bila kedua orang tuanya mengetahui bahwa anak semata wayangnya yang mereka jaga setulus hati, telah melakukan malam pertama bersama pria asing?

"Yvonne, apa malam festival mu menyenangkan?" sambut seseorang membuat Yvonne terdiam membeku.

Dilihatnya seorang pria dengan tubuh bidang sedang melipat tangan dibalik pintu gerbang kediaman Duchy Jadeveuzs.

"A--ayah.."

Reagan Jadeveuzs, duke pertama kekaisaran Khoontz, menyengitkan matanya menatap tajam kearah anak semata wayangnya.

"Ah--ha--halo ayah. Sela--"

"Aku memberi hukuman padamu karena pulang melewati jam yang disepakati. Kamu diam di kamarmu sampai aku mengizinkanmu keluar." Tegas Reagan membuat Yvonne menundukkan kepalanya.

"Baik, ayah."

Yvonne berjalan menunduk bersama kesatrianya memasuki gerbang utama dan hendak melanjutkan perjalanan menuju rumah.

"Gresh, aku tak menyuruhmu pergi." Ucap Reagan membuat Gresh terdiam kaku.

"Maafkan saya tuan."

Gresh menunduk menghadap Reagan, Reagan menatapnya lekat dengan posisi yang masih sama seperti sebelumnya.

Yvonne yang tak bisa membantunya hanya melanjutkan perjalanan menuju kamarnya dengan tubuh yang bergetar.

"Yvonne, ya ampun. Syukurlah kamu pulang dengan selamat! Semua mengkhawatirkanmu nak!" seru Hanna menyambut kedatangan putrinya.

"Nona.. tolong jangan pergi sendirian lagi." Ucap Juyi, dayang pribadi Yvonne.

"Aku minta maaf ibu, Juyi, sudah membuat kalian khawatir. Aku akan beristirahat di kamar sekarang." Ucap Yvonne.

"Baiklah, ibu akan membawakan makanan untukmu sarapan. Juyi, antarkan Yvonne ke kamarnya." Titah Hanna.

"Baik, Nyonya."

Yvonne dan Juyi berjalan bersama menuju lantai dua, tempat dimana semua kamar anggota keluarga terletak.

Tak lama, pintu terbuka menampilkan Reagan membuat Hanna beralih perhatian padanya.

"Reagan, kamu tidak mengatakan hal yang buruk pada Yvonne kan? Dia terlihat sangat sedih.." tanya Hanna khawatir, Reagan membuang mukanya.

"Reagan.."

"Hanna, berhenti memanjakannya. Dia sudah bukan anak kecil yang harus kita lembuti." Tegas Reagan.

Hanna menghela nafasnya. Sebenarnya sejak kapan Reagan melembuti putrinya? Ia saja selalu kaku didepan Yvonne ketika mereka bertemu.

"Yvonne memang bukan anak kecil, tapi dia seorang putri. Kamu bisa kan membedakan perlakuanmu padanya karena dia perempuan?" rayu Hanna.

"Sudahlah, aku lelah. Beberapa hari lagi yang mulia akan datang mengunjungi, sebaiknya kita persiapkan itu." Ucap Reagan menutup pembicaraan lalu pergi begitu saja.

Hanna hanya bergeleng dengan sikap dingin suaminya. Ia tahu, walaupun Reagan sangat cuek, tapi ia sangat menyayangi putrinya lebih dari apapun. Hanya saja, ia tak tahu harus memperlakukan putrinya seperti apa.

.

"Huh.. hari ketiga aku dikurung di kamar, apa ayah tidak berniat melepaskanku?" tanya Yvonne pada dirinya sendiri sambil bengong memperhatikan taman utama yang terlihat dari jendela kacanya.

Pintu terketuk lalu menampilkan Juyi yang datang membawa makanan lezat yang akhir - akhir ini tidak diminati oleh Yvonne.

"Nona, saya mohon makan untuk kali ini saja. Koki selalu menangis begitu makanan kembali utuh padanya." Pinta Juyi menghampiri majikannya.

Yvonne membalikkan badannya dan melirik makanan yang baru saja dibawa Juyi. Entah mengapa membayangkan makanan itu masuk pada dirinya saja sudah membuatnya mual.

"Ah, Juyi, cepat singkirkan itu sekarang! Itu membuatku mual!" titah Yvonne namun tak digubis oleh Juyi.

"Nona, tolong jangan berkata seperti itu. Koki membuatnya dengan setulus hati!" balas Juyi.

Yvonne bergeleng menolak sambil menutup mulutnya begitu aroma makanan yang Juyi bawa sudah sampai ke indra penciumannya.

"Nona makanlah sedikit!"

"Tida--hueekk!"

Reagan yang baru muncul dari balik pintu terdiam begitu melihat Yvonne mengeluarkan isi perutnya.

"Yvonne!"

Reagan berlari mendekati Yvonne dan menahan tubuh Yvonne yang hendak terjatuh.

"Apa kamu sakit? Sial, Juyi, panggilkan dokter!" seru Reagan, Juyi langsung berlari keluar kamar menjalankan perintah majikannya.

Yvonne kini bertumpu pada Reagan. Ia menundukkan kepalanya karena pusing dan Reagan hanya menuntunnya untuk duduk ditepi kasur.

"Seharusnya kamu bilang kalau tidak sehat, ini malah membuat aku menyesal telah mengurungmu." Ucap Reagan, Yvonne meliriknya kasihan.

"Ayah, ini bukan salah ayah. Aku hanya tidak berselera makan." Balas Yvonne sambil tersenyum agar Reagan berhenti khawatir.

"Tuan! Ada apa dengan nona?" teriak sang dokter begitu datang bersama Juyi dan Hanna.

"Yvonne, apa kamu baik - baik saja?" tanya Hanna mendekat.

"Ah, tolong semuanya jangan terlalu khawatir, aku benar - ben--"

"Cepat periksa putriku." Potong Reagan yang langsung dilaksanakan oleh dokter.

Dokter itu memeriksa beberapa bagian tertentu dan sedikit terkejut begitu mendapati hasilnya.

"Bagaimana dokter?" tanya Reagan, dokter meliriknya dengan wajah khawatir membuat Hanna tak tenang.

"Dokter, apa putriku baik - baik saja?" tanya Hanna, dokter menghela nafasnya.

"Nona.. hamil."

Terpopuler

Comments

Devi Rahmanita

Devi Rahmanita

baru tiga hari terkurung ,langsung hamil gmn ya thor

2024-04-01

1

muna aprilia

muna aprilia

lnjut

2024-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!