NovelToon NovelToon
Our Secret Marriage

Our Secret Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Giriri

Berasal dari keluarga 'berada' tidak selamanya bahagia. Hal inilah yang dirasakan oleh Putri Bungsu keluarga Maharani yaitu Aila Maharani. Terlahir dari keluarga yang terkenal karena bakat bermusik mereka membuatnya terbebani.
Kebebasannya terhalang karena takut mencoreng nama baik keluarga dan juga sering dibandingi oleh publik dengan saudara nya Airis.
Suatu hari, kediaman keluarga Maharani didatangi seorang Tuan Muda dari keluarga Davidson yaitu Egi Davidson, dikenal suka bermain wanita, tapi nyatanya dia hanyalah pria dewasa yang masih polos.
Kedatangannya ditemani seorang sekretaris dengan tujuan melamar salah satu putri dari keluarga Maharani.

Secara mengejutkan Si Tuan Muda itu memilih Aila sebagai pasangannya..
Semua orang terkejut dengan hal ini, termasuk Aila...

Apa yang terjadi? Kenapa semua orang terkejut? Apa Aila akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih kebebasan??

Penasaran cerita nya??
Mari ikuti kisah mereka di Our Secret Marriage

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giriri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga yang penuh kejutan

Sebelum tidur, Egi membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan piyama. Dia masih kepikiran dengan bagaimana harus tidur dengan melihat Aila seperti itu.

"Apa aku ke kamar tamu saja, ya." Egi berjalan perlahan menuju pintu kamar agar Aila tidak terbangun. Dia berhasil keluar dan turun tangga menuju kamar tamu, namun dalam perjalanan tidak disangka bertemu dengan ibunya yang berada di dapur.

"Mau kemana." Tanya Ibu sambil mengaduk-aduk gelas yang sepertinya sedang membuat teh hangat.

Egi kebingungan untuk menjawab apa. Tidak mungkin juga dia jujur dengan bilang ingin tidur di kamar tamu, sementara istrinya sendiri di kamar.

"Hmm itu aku juga ingin buat minuman hangat." Jawab Egi yang juga langsung menuju dapur.

"Begitu ya, tapi sepertinya tujuanmu bukan kesini." Gumam Ibu.

Egi hanya tertawa masam dan ikut membuat teh.

"Apa Aila sudah tidur." Tanya Ibu.

"Sudah, sepertinya dia kelelahan padahal belum lama Ibu memanggilku tadi dia sudah pulas tidurnya."

"Hahaha. Baguslah kalau gitu. Ibu balik ke kamar dulu ya, kamu juga jangan lama-lama. Kasihan Aila ditinggal sendiri." Ucap Ibu sambil berlalu pergi menuju kamarnya.

Egi melihat Ibunya sudah memasuki kamar barulah dia bernapas lega.

"Haaa, astaga. Ibu mengagetkan saja. Bagaimana bisa dia tidak bersuara padahal sedang membuat sesuatu...bagaimana ini lagi. Apa aku harus tidur saja di kamar, kalau besok Aila tidak melihatku dikamar bisa saja Ibu bertanya padanya." Egi berbicara pada dirinya sendiri sambil menyeruput tehnya.

...

"Sepertinya aku melupakan sesuatu... haa aku lupa bertanya pada Ibu soal baju Aila. Ya sudahlah, makin lama kepalaku makin pusing memikirkan ini."

Egi menghabiskan tehnya dan kembali ke kamar. Dia kembali melihat Aila yang meringkuk di atas ranjang. Pada malam itu memang terasa sejuk apalagi jika memakai pakaian tipis seperti ini. Egi menaikan suhu AC nya dan menarik selimut menutupi tubuh Aila.

"Ck, astaga.. apa dia tidak bisa menarik selimut sendiri." Gumam Egi menarik selimut sambil melihat ke arah lain.

Setelah itu Egi pergi mengambil bantal dan sprei baru di lemari besarnya. Dia hamparkan di lantai samping Aila tidur.

"Yang benar saja." Egi baru pertama kali merasakan bagaimana tidur di lantai.

"Aku tidur di lantai, sedangkan orang lain tidur di ranjang. Aku pemilik, tapi kenapa aku tidur dilantai..."

Beberapa menit berlalu Egi masih sibuk bergumam mengenai dia yang tidur di lantai, sementara Aila tidur di atas ranjang.

Gumaman nya terpotong saat handphone nya kedatangan sebuah pesan.

"Oh, aku hampir lupa dengan orang ini." Ucap Egi saat melihat pesan dari Arya.

Didalam pesan tersebut Arya mengatakan, "Tuan muda, tugas dari Nyonya Muda Aila sudah saya selesaikan. Sekarang saya akan langsung pulang ke rumah. Sampai jumpa besok pagi."

"Aku penasaran bagaimana dia menemani gadis asing saat nonton film, ya. Membayangkan nya saja aku tidak pernah, haha."

Karna mata yang sudah mulai mengantuk, tak lama Egi pun tidur. Dia juga mematikan lampu kamar melalui handphone nya.

Saat ingin memejamkan mata, Egi tiba-tiba dihadapkan dengan Aila yang posisi tidurnya menghadap dimana Egi tidur.

"Haaa, dasar." Gerutu Egi setelah beberapa menit dia habiskan untuk melihat wajah tidur Aila, dan dia beralih posisi tidurnya membelakangi Aila.

.

Cahaya matahari mulai menyeruak masuk ke ruangan kamar melalui jendela kaca yang ada, bunyi kicauan burung yang saling bersahutan dan bunyi transportasi yang mulai beroperasi kembali. Telinga itu mendengar bunyi sekecil apapun saat keadaan sepi dan kulit mulai terasa hangat karena biasan matahari dari jendela yang ditutupi tirai.

Aila perlahan bangun dari tidurnya, dia meraih handphone yang dia taruh di atas meja samping ranjang dan melihat pukul berapa sekarang.

Di handphone nya menunjukkan pukul 7.00. Aila merenggangkan badannya melepas ketegangan sehabis istirahat semalaman. Namun saat itu, dia tidak melihat seseorang dikamar yaitu Egi. Dimana dia, pikir Aila.

Setelah dirasa cukup dalam peregangan, Aila tersadar akan sesuatu.

Perlahan dia melihat penampilannya yang acak-acakan.

"Hiiikk..apa aku tidur dalam keadaaan begini tadi malam." Aila terkejut sambil menyilangkan kedua tangannya di bahu.

"Aku sangat mengantuk sampai tidak menyadari Egi masuk ke kamar. Aku bahkan tidak risih dengan pakaian begini. Bagaimanapun aku harus cepat ganti ini."

Aila beranjak dari ranjang dan langsung ke kamar mandi. Tak lama kemudian, Aila keluar dan dia melihat bahwa kamar itu telah dirapikan.

"Wahh, pelayan di rumah ini cepat juga, ya."

"Hm?! Apa itu baju ku." Aila berjalan mendekati pakaian yang sudah dikemas rapi di atas ranjang. Satu dress panjang selutut dengan warna cokelat tua dan satu dalaman lengan panjang berwarna hitam.

"Hmm tidak buruk juga..aah aku lupa dia kan punya pacar pastinya dia tau soal pakaian perempuan."

Aila mulai mengenakan pakaiannya dan mengeringkan rambutnya. Dia mengikatkan kedua sisi rambutnya yang halus sedikit ke belakang dan dikarenakan dia hanya membawa pelembap dan lipstik saja tadi malam jadi Aila memakai make up apa adanya saja.

"Hmm~ apa aku akan dibilang narsis kalau memuji diri sendiri, ya." Ucap Aila sambil tertawa. Tapi memang Aila sebenarnya tidak terlalu bisa memakai make up seperti yang dilakukannya tadi malam, dia tidak bisa berdandan. Namun kecantikannya itu natural karena warna kulit dan juga paras wajahnya yang manis.

"Baiklah, aku harus segera turun."

Aila keluar dari kamar dan turun, dia melihat Ayah, Ibu dan Egi sudah berkumpul di meja makan.

Apakah mereka juga biasa sarapan bersama. Aila

"Oh Aila mari kita sarapan bersama." Ajak Ayah karena beliau yang pertama melihat Aila.

"Nah, silahkan duduk." Ibu menyodorkan sepiring roti dan juga buah, tak lupa juga dia memberikan segelas minuman. Namun, yang membuat Aila bingung dia diberikan Ibu Mertua nya susu.

Bukan cuma Aila, Egi pun kebingungan.

"Hm..Ibu, Aila bukan anak kecil lagi, kenapa Ibu memberikan dia susu." Tanya Egi sambil menyeruput jus jeruk nya.

"Hei, siapa bilang susu hanya untuk anak kecil, orang dewasa juga ada yang minum susu, hanya jenis nya saja yang beda." Jelas Ibu sambil meminta Aila untuk langsung meminumnya.

"Maksudnya itu susu untuk persiapan perempuan hamil." Tambah Ayah dengan santai sambil menyeruput teh tanpa gula nya.

Pfftt!!

Saking terkejutnya Aila menyemburkan kembali susu yang sudah diminumnya, dan untung saja semburan itu tidak mengenai siapapun.

Ayah, Ibu dan Egi sama-sama terkejut. Ibu meminta Egi untuk menepuk ringan bagian belakang Aila agar tidak kesakitan karena dia batuk-batuk, sementara Ayah meminta pada pembantu disitu untuk mengambil segelas air.

"Kamu tidak apa-apa kan, nak." Tanya Ayah sambil memberikan segelas air putih.

"Hmm ya..ya sudah lebih baik. Terima kasih Ayah, Ibu, Egi juga, haha." Aila tertawa sambil menahan sakit di tenggorokannya.

"Kenapa kamu sekaget itu, kamu juga kenapa wajahmu seperti itu." Tanya Ibu pada Egi dan Aila.

"Ini hanya sebagai persiapan saja, karena wanita muda yang akan hamil harus menyiapkan banyak hal. Jangan sungkan bertanya pada Ibu jika waktunya tiba, ya."

Dengan wajah yang penuh senyum tulus begitu membuat Aila tidak bisa membantah dan hanya bisa mengiyakan.

Saat Ibu kembali fokus dengan makanannya, Egi dan Aila saling melihat satu sama lain dengan kebingungan terbesar mengenai bagaimana menghadapi hal ini.

"Kamu sungguh tidak apa-apa sekarang." Tanya Egi sambil memberikan tissue pada Aila.

"Iya, sekarang sudah tidak apa-apa. Terima kasih."

Ayah yang melihat bagaimana kedua orang itu bersikap sepertinya menyadari sesuatu.

Entah apa yang mereka lakukan dirumah. Wajah terkejut kedua orang ini tidak bisa di sembunyikan. Aku yakin mereka melakukan perjanjian atau apalah itu yang sedang tren sekarang. 

Akhirnya mereka kembali menyantap sarapannya dengan tenang, walaupun Ibu masih saja berbicara soal persiapan segala macam.

------------------------------------------------------------------------

...Jangan lupa Subscribe, Komen dan Like nya gaiss 😉...

...Support kalian buat author buat rajin update ...

...😁...

...Happy reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!