NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:234.5k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

“Ma, Om Bos sudah pulang ke Jakarta ya?” tanya Ale saat pulang sekolah.

Jihan mengangguk. Ia lalu meminta agar Ale tak mencarinya lagi. Karena pria yang Ale panggil Om Bos itu bukan lah saudara maupun keluarga mereka.

“Tapi Ale tiba-tiba kangen, Ma. Apa Mama tidak punya nomor teleponnya, biar Ale bisa mengobrol sebentar. Tadi, Om Bos tidak berpamitan pada Ale kalau mau pulang ke Jakarta,” ujar Ale membuat Jihan hanya bisa memandangi anak lelakinya itu.

Bagaimana bisa Ale yang hanya bertemu beberapa kali bisa merasakan rindu pada Keenan?

Jihan pikir, seiring waktu ia akan kuat menjalani hari-harinya, tapi ternyata ia salah, karena semakin Ale besar, kesedihan itu tetap mengakar dalam hatinya

Berusaha memberikan pengertian pada sang anak, Jihan tak ingin Ale mengganggu waktu Om Bos yang juga mempunyai keluarga sendiri.

Sementara itu, Keenan yang baru saja tiba di apartemennya, disambut sang anak yang sudah pulang sekolah.

“Papa dari mana? Kok tidak pulang?” tanya Ruby yang sedari kemarin menunggu kepulangan papanya.

“Papa ada tugas dinas ke Bandung,” jawab Keenan singkat.

“Pa, kok tidak ajak Ruby? Ruby ‘kan mau main sama Ale. Nanti kalau Papa ke Bandung lagi, Ruby ikut ya, Pa,” pinta Ruby menarik baju Keenan.

Hanya mengangguk, ia lalu pamit ke kamar mandi.

***

Malam harinya, saat Nayla baru saja pulang dari rumah sakit, ia menyambut Keenan dengan cecaran banyak pertanyaan.

“Ingat pulang juga kamu,” cetusnya.

Hanya diam, Keenan tak menanggapinya, dan malah asyik memainkan ponselnya.

“Aku yakin kamu tidak sedang dinas, aku cek tidak ada agenda apa pun di kantormu. Pulang dari menemui Jihan ‘kan?” tebak Nayla.

“Kalau iya kenapa? Apa harus dijelaskan lagi alasannya?” Dengan santai Keenan berbalik tanya, tak peduli dari mana Nayla bisa mengetahui tentang Jihan.

Setengah berteriak, Nayla memanggil suaminya, dan menegurnya bahwa ia tak terima Keenan bersikap seperti ini padanya, karena bagaimana pun ia adalah istri sah suaminya.

“Apa pernikahan kita karena cinta? Apa pernikahan kita tanpa menyakiti orang lain? Harusnya kamu malu untuk membahas ini lagi, harusnya kamu mengakui kesalahanmu yang telah menjebakku, dan seharusnya kamu malu, karena mendapatkanku dengan menyingkirkan paksa Jihan. Kamu bahkan membuat dia pergi dan berpisah denganku. Kamu telah memisahkanku dengan anakku!” tegas Keenan.

Meminta Nayla memaklumi dan menerima sikapnya, karena dari awal Keenan memang tak pernah menginginkan pernikahan ini. “Salah siapa kamu mau dinikahi oleh laki-laki yang sudah beristri? Andai waktu itu kamu mau menepati kerja sama kita, mungkin sekarang kamu telah bahagia hidup bersama laki-laki yang mencintai dan menghargaimu. Tidak ada yang baik jika segala sesuatu berawal dari keterpaksaan!”

Tak bisa membalasnya, Nayla hanya terdiam menahan kekesalannya.

Saat Keenan keluar kamarnya, sudah ada Ruby yang sedang menangis berdiri tak jauh dari sana.

Terdengar Ruby sedang berbicara pada susternya, bahwa ia iri dengan Ale yang mamanya begitu baik hingga mau mengantarkannya ke studio kala itu. Sedangkan dirinya, memiliki orang tua yang sering marah-marah dan bertengkar, juga tak peduli padanya. Tak sekali pun ia merasakan ditemani oleh orang tuanya, seperti Ale. Ke mana-mana ia hanya ditemani oleh suster.

Keenan yang mendengarnya, sejujurnya juga merasakan pilu dalam hatinya. Ruby hanya seorang anak kecil yang tahu apa-apa, tapi harus merasakan kepahitan permasalahan orang tuanya. Seketika ia merasa egois karena tak memedulikan perasaan Ruby.

Keenan lalu mendekati Ruby, dan menjelaskan bahwa papa mamanya tidak sedang bertengkar. Mereka hanya sedang berdebat. Keenan juga meminta maaf, karena tak pernah mengantar Ruby ke mana pun anaknya mau.

“Sabtu nanti, Papa ajak ke Bandung, kita bermain bersama Ale, Ruby mau?” bujuk Keenan.

Sontak Ruby menghapus air matanya. Kesedihannya berubah menjadi senyum bahagia, kala mendengar ajakan sang papa. Dengan mantap, ia mengiyakan ajakan papanya.

Keenan lalu setengah berbisik pada Ruby, dan susternya, untuk tidak memberi tahu Nayla akan hal ini.

***

Keesokan paginya saat tengah sarapan, Nayla bermaksud memberitahu Keenan juga Ruby, bahwa ia akan berangkat ke Jogja malam ini hingga Minggu, karena ada acara seminar di sana.

“Ya, biar aku ajak Ruby jalan-jalan agar tak bosan,” jawab Keenan lalu saling berpandangan dan tersenyum dengan Ale.

Nayla memuji suaminya yang tumben mau mengajak anaknya bermain, biasanya ia tak peduli.

“Kasihan Ruby kalau aku ikut tak peduli, sudah cukup ibunya saja yang tak pernah peduli dan selalu sibuk,” tukas Keenan lalu mengajak Ruby untuk berangkat sekolah.

Hingga saat hari Sabtu tiba, Keenan benar-benar membawa Ruby ke Bandung, tanpa suster dan sopir. Hanya mereka berdua. Setelah meletakkan tas di hotel, mereka langsung menuju rumah Ale.

“Ruby, Papa pesan ya, nanti saat main ke rumah Ale, jangan berkomentar apa pun soal rumahnya. Ruby bisa sampaikan ke Papa nanti saat kita sudah sampai hotel lagi, oke,” pesan Keenan saat sedang dalam perjalanan, ia tak ingin Ruby berkata yang menyakiti saat melihat rumah Ale, yang sangat jauh berbeda dengan tempat tinggalnya di Jakarta.

Ruby mengangguk dan sudah tak sabar ingin bermain bersama Ale.

Hingga 15 menit berlalu, tiba lah mobil Keenan parkir di depan rumah Ale.

Ruby langsung berlari menuju pintu, dan mengetuknya. Hingga tak lama, Jihan membukakannya, disusul oleh Ale. Jihan yang masih berdiri mematung, hanya bisa melihat ketika Ale dan seorang anak kecil yang Keenan bawa, saling berpelukan seolah sudah saling dekat.

Ale lalu dengan polosnya mengajak Ruby masuk ke dalam, untuk bermain bersama, sedangkan Jihan tampak seperti menyimpan seribu kata-kata mutiara yang ingin ia sampaikan pada Keenan.

“Bagaimana bisa kamu ajak anak kamu dengan perempuan lain, menemui anakku!” kesal Jihan.

Tak ingin Jihan larut dalam amarah, Keenan buru-buru menjelaskan alasannya.

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!