Bagaimana perasaanmu ...apabila kau memiliki kekasih , namun pria itu malah lebih mementingkan teman masa kecilnya di bandingkan dengan dirimu..
" Apa - apa Cleo..apa - apa Cleo . Yang pacarmu itu aku apa Cleo sih Gas..." teriak Clara ketika mendapati kekasihnya hanya memiliki waktu bersama teman masa kecilnya daripada dirinya yang notabene adalah kekasih Bagas
" Kamu memang pacar aku Clara ... tapi kamu harus ngertiin bahwa saat ini Cleo lebih membutuhkan aku dari pada kamu . please Clar...jangan bersikap egois seperti ini "
" Kamu bilang aku egois ! mana egoisan aku yang minta kamu buat nemenin ulang tahun aku ,dengan kamu yang menemani Cleo hanya buat beli kado buat mamanya . Tolong Bas , jangan anggap aku egois . jika nyatanya kalianlah yang lebih egois daripada aku "
Akankah Clara melanjutkan hubungan miliknya bersama Bagas yang telah selama tiga tahun mereka jalani . Atau Clara akan lebih memilih membuka hati yang baru untuk sosok pria lain yang lebih bisa menghargai dirinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon INNA PUTU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
" Kamu mau berangkat sepagi ini Bagas ? " tanya Belinda yang sudah terlihat nangkring di atas sofa padahal waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi
Padahal dulu mana pernah wanita itu bangun jam pagi seperti ini
Sepagi - paginya wanita itu bangun pastilah jam delapan pagi
" Tumben jam segini udah bangun ma ? " sapa Bagas yang beralih menuju ke meja makan sembari meminum segelas susu yang sudah ia minta kepada pelayan sebelumnya
" Kamu lagi - lagi akan jemput gadis itu , Bagas ? " tanya Belinda tak suka
Ia memang sengaja bangun pagi , untuk menghalangi anaknya agar tak perlu menjemput Clara dan beralih mengantar jemput Cleo seperti dulu
Tak
" Namanya Clara ma . Dan dia adalah kekasih bagas " jawab Bagas sedikit keras meletakkan gelas kosong bekas susu ke atas meja
Bagas kesal . Di pagi - pagi yang cerah begini , ibunya sudah mulai menabuh genderang perang dengannya .
" Oohh..jadi kamu sudah mulai melawan mama Gas . Mama ini mama kandung kamu . Wanita yang telah berjuang untuk melahirkan kamu . Kenapa kamu lebih memilih gadis dari keluarga berantakan itu , dibanding mendengarkan perkataan mama . Dengar Bagas , mama ini hanya ingin yang terbaik untuk kamu . Please , jauhi Clara " teriak Belinda dengan mata yang sudah nampak berkaca - kaca di dalam sana
Hal inilah yang Bagas tak sukai dari Belinda
Air mata dan sikap lemah dari seorang ibu selalu saja wanita itu tunjukkan jika sudah dalam mode Bagas yang melawan seperti ini
" Ada apa ini ? " tanya Andre yang tiba - tiba saja terlihat muncul dari arah luar rumah
Belinda terlihat membuang muka
Selain dengan Bagas , wanita itu juga terlihat sedang kesal dengan suaminya
" Pa...." Bagas mencium tangan Andre dengan hormat
" Kenapa nak ? " tanya Andre kembali sembari sekilas menatap ke arah Belinda yang juga ikut bungkam di depannya
" Tidak apa - apa pa...biasa ..Bagas suka bikin kenakalan . Jadi mama agak sedikit kesal " bohong Bagas berusaha tersenyum padahal hatinya saat ini tengah merasa kecewa terhadap Belinda
Ibu kandung nya itu memang terlalu egois . Apa yang wanita itu inginkan haruslah Bagas turuti . Jika tidak...ya...seperti sekarang ini . Wanita itu akan terus mengajak Bagas bertengkar . Hingga pria itu terpaksa harus mengalah di akhir .
" Dasar kamu ini . Sudah besar masih saja nakal " Andre mengacak rambut hitam legam milik Bagas
" Hehe..maaf pa "
" Jam segini kok kamu kelihatan udah siap . Apa gak kepagian ? " tanya Andre ketika melihat ke arah jam tangan mewah miliknya
" Gak pa..soalnya aku mau jemput Clara dulu . Kan biar bisa sayang - sayangan bentar "
Andre terkekeh
Melihat Bagas , ia jadi mengingat tentang dirinya dulu ketika masih memiliki Denaya sebagai kekasihnya
" Dasar anak nakal ini . Ya sudah ..pergi sana . Tapi ingat pesan papa . Jangan sampai kamu ngerusak masa depan anak gadis orang , mengerti...." tekan Andre yang tak menginginkan nasib Bagas akan seperti dirinya sekarang
Menikah dengan wanita yang tidak ia cintai , sungguh membuat dirinya tak mendapatkan kebahagiaan apapun
Sumber kehagiaan Andre saat ini adalah Bagas
Ya..hanya pemuda itulah yang membuat Andre bersemangat dalam menjalani hidup sampai saat ini
" Iya pa..." Bagas hendak berlalu pergi menggendong tas Ransel miliknya
" Oh ya..papa udah transfer uang seratus juta buat jajan kamu selama sebulan . Nanti kalau kurang bilang papa Gas "
" Nah..ini baru papa Bagas . Thanks pa...Bagas sayang papa "
Bagas terlihat memeluk leher Andre yang terlihat duduk di meja makan dengan sayang
" Dah..berangkat sana . Mana tahu Clara udah nungguin "
" Siap bos . Oh ya..kemarin tante Denaya nitipin salam buat papa dan mama . Tante Denaya baik banged ya pa . Bagas suka sama tante Denaya tapi kurang suka sama om Rashad . Om Rashad kelihatan dingin " jujur Bagas yang membuat Andre jadi tersenyum miris di dalam sana
Sedangkan Belinda terlihat diam - diam mengepalkan tangan kuat . Seperti tak suka akan nama wanita yang sedang di bicarakan oleh putranya
" Tante Denaya memang sedari dulu baik Gas . Bahkan mungkin kebaikannya akan menurun pada Clara . Bukankah Clara terlihat sama dengannya ? "
" Iya pa...Clara memang baik seperti tante Denaya . Makanya Bagas sampai jatuh cinta setengah mati kepada Clara "
" Setengah mati doank nich cintanya ? " goda Andre
" Ya..setengah mati aja pa...gak mau Bagas sampai mati beneran . Ntar kalau Bagas mati . Si Clara ada cowok yang ngambil lagi . Bagas kan gak mau sampai Clara di ambil orang . Clara cuma milik Bagas titik gak pakai koma "
Andre tersenyum
Lagi - lagi segala kalimat yang di ucapkan oleh Bagas mampu membuat Andre jadi terasa langsung bernostalgia ke dalam kenangan dirinya dulu bersama Denaya
" Dena...andai kita menikah . Mungkinkah kita akan memiliki anak secerdas Bagas dan seceria Clara ? "
******
Brak
Pintu di buka keras oleh Belinda dari arah luar
Wajah wanita itu masih sama terlihat masamnya seperti tadi , bahkan sekarang lebih cenderung terlihat keruh dan menatap tajam ke arah Andre yang tampak santai mengganti pakaian kerjanya
Sikap Andre yang selalu menganggap Belinda hanya sebagai bayangan semu belaka semakin membuat wanita itu bertambah murka
" Dari mana saja kau sampai tak pulang kemarin malam ? " tanya Belinda yang kini sudah duduk di sisi ranjang dengan bersidekap tangan
" Aku ada bertemu clien dan langsung menginap di hotel karena hujan "
Belinda berdecih sinis
" Menginap di hotel karena hujan deras ? Kau membawa mobil Andre bukannya motor . Jadi tentu saja kau bisa pulang meskipun hujan "
" Itu bukanlah urusanmu Belinda . Bukankah aku sudah menstransfer uang bulananmu . Apa masih kurang ? Jika kurang , kau bisa katakan padaku . Berapapun uang yang kau minta pasti akan ku berikan "
Tangan Belinda terkepal kuat . Seberapa keras pun usahanya dalam hal mendekati Andre untuk menjadi istri sempurna bagi pria itu . Tapi tetap saja.. nyatanya terlalu sulit untuk Belinda lakukan . Hati milik Andre seakan beku dan mati rasa . Dan hal itu tentu saja karena satu nama wanita yang masih terpatri kuat di dalam hati milik pria tersebut
Denaya
Nama yang Belinda selalu benci di dalam kehidupannya
" Aku istrimu Andre. Aku manusia . Aku bukan hanya butuh uangmu saja , aku juga membutuhkan cinta dan juga kasih sayangmu sebagai istri " bentak Denaya yang membuat pergerakan Andre jadi terhenti seketika
Andre berbalik dan menatap Belinda dengan sangat tajam
tubuh kekar milik pria itu terekspos nyata di kedua mata Belinda , hingga membuat Belinda jadi meneguk ludah dengan berat
Selama pernikahan mereka , Andre memang tak pernah lagi menyentuh tubuh Belinda .
Ia benar - benar sungguh tak sudi untuk menyentuh tubuh milik wanita licik yang telah menjebaknya dulu
" kau bilang apa ? Kau bilang kau butuh cinta dan juga kasih sayangku ..." tekan Andre sembari mengapit rahang milik Belinda dengan kasar
" A..andre..." cicit Belinda dengan tubuh bergetar ketika melihat tatapan tajam menyeramkan dari suaminya
" Kau dengar Belinda . Aku masih mempertahankanmu sampai sekarang hanya karena Bagas . Dan jika kau lupa..aku akan mengingatkanmu kembali . Tentang perbuatan licikmu yang telah menjebakku hingga kita bisa memiliki Bagas yang menyebabkan aku harus bertanggung jawab menikahimu . Jadi jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan cinta dan juga sayang dariku Belinda . Karena sampai mati pun aku tak akan pernah memberikanya kepada wanita jahat dan licik sepertimu Belinda . Kau camkan itu " tangan Andre menghempas kasar dan berlalu pergi meninggalkan Belinda yang terlihat mematung di samping ranjang sana
" Kenapa Andre..kenapa kau tak pernah bisa mencintaiku . Padahal segala cara telah ku lakukan . Bahkan cara terlicik pun telah ku coba. Tapi kenapa...kenapa hanya Denaya yang ada di hatimu . Apa kurangku Ndree..."
Belinda tampak duduk tergugu di dalam kamar .
Hatinya sakit .
Hatinya perih .
Cinta yang begitu besar membuat gadis itu hampir terlihat gila dan semakin membenci Denaya - sosok wanita yang selalu tersemat di dalam hati Andre
buat apa rumah tangga yg tdk ada sakinah,mawadah, warohmah. si andre menyiksa diri. dia sampai tua begitu tdk melakukan hub sex tg wajar dgn istri.
bisa kena kanker postat.