TAMAT HINGGA MUSIM KE-3~
"Uncle Sam aku tidak mau menikah dengannya....ini sama saja mempertaruhkan masa depanku....hiks "
"Lalu bagaimana cara kau membayar semua hutang orang tuamu? " uncle Sam mencengkram tangan nya dengan keras.
Baru sehari setelah orang tuanya meninggal dunia. Renesmee yang merupakan anak tunggal kesayangan keluarga Phoenix.
Harus menghadapi kenyataan pahit kembali. Ketika sang paman memaksa dirinya untuk menikah dengan seorang Presdir yang sangat angkuh, kejam, dan tidak memiliki perasaan. Ia bernama Nathan Efron.
🌹Tahap Revisi🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 12
Tak sengaja Lisa berjalan melewati lorong rumah saat akan membersihkan ruangan baca milik papah Rens. Dia terkejut kemudian berlari menghampiri Renesmee yang mengalami sesak nafas karna menangis. Lisa mencoba membantu Rens untuk bangun dan memapahnya keatas sofa, kemudian dia kembali kedapur mengambil segelas air putih lalu memberikannya pada Rens.
Rens meminum air putih itu, nafas nya pun kembali sedikit mulai teratur.
"Nona...apa nona baik-baik saja, ayo aku antar nona kekamar" Lisa mencoba membujuk Rens untuk istirahat dikamar nya.
"Lis.....apa aku ini sebegitu menjijikkan hah?" Tanya Rens yang masih menangis pelan, walaupun tangisannya tidak seperti sebelumnya. Kini dia sedikit lebih tenang dan bisa mengontrol diri.
"Nona ....mengapa nona berkata seperti itu, nona tidak menjijikan kok" Lisa bingung apa yang dimaksud dengan Rens.
"Apa dia begitu membenci diriku.....kalau begitu kenapa dia ingin menikahi ku.....huaaaaa" Rens kembali menangis dengan kerasnya.
"Nona bersabarlah.....semua ini hanya cobaan saja! saya yakin kedepannya nona akan bahagia" ucap lisa tersenyum.
"Benarkah itu.....hikss" Lalu Rens memeluk Lisa. Sungguh saat ini dia sangat memerlukan pundak seseorang untuk bersandar sejenak dari masalah nya.
"Nona jangan nangis lagi yah....ntar cantiknya hilang loh" ucap Lisa mencoba menghibur Renesmee.
"hmm.....makasih ya Lis km udah mau dengar ocehanku, bahkan aku sangat malu udah membiarkanmu melihatku yang menangis seperti anak kecil ini" Rens membalas senyuman ke Lisa.
"Tunggu....Nona mau kemana? aku bantu yah..." Lisa masih nampak cemas terhadap Rens.
"Tidak perlu....aku hanya ingin istirahat dikamar ku, sebaiknya kamu kembali bekerja..... maaf sudah menyusahkan mu yah" Rens menolak untuk dibantu Lisa. Kemudian dia beranjak pergi meninggalkan Lisa dan berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya.
sesampainya didalam kamar, dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang miliknya. Sesak yang ia rasakan tadi masih terasa walaupun sedikit. Dia meraih sebuah cermin tangan diatas desk sebelah ranjang. Kemudian mengarahkan cermin itu kewajah nya, dilihatnya matanya yang bengkak, rambutnya yang acak-acak kan, eyeliner dan maskara nya luntur semua membuatnya terlihat sangat berantakan.
"Tenang Rens....positif thinking saja! mungkin dia sedang ada masalah, itu sebabnya dia tiba-tiba bersikap kasar" Ucap Rens didepan cermin, seolah-olah sedang menasehati dirinya sendiri.
Dia bangun dari rebahan nya, lalu beranjak pergi ke kamar mandi. Dia memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah selesai dia meminta Lisa untuk membawakan nya susu hangat ke kamarnya.
"Nona apa ada lagi yang nona inginkan" ucap Lisa setelah menaruh susu itu di nakas samping ranjang milik Rens.
"Tidak ada Lis.....makasih yah"
Lisa pun menunduk kemudian berjalan keluar kamar Rens, tidak lupa ia menutup pintu kembali.
Sepeninggal Lisa, Rens kemudian duduk ditepi ranjang sembari meminum susu hangat yang dibawakan oleh lisa.
Drrt drrt drrt.
Ponsel Rens bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. Dia pun meraih ponselnya yang tergeletak ditengah ranjang lalu membuka pesan tersebut. Senyuman terukir diwajah saat membaca nama pengirim pesan tersebut, tak lain adalah Tara.
...🌹🌹...
To : Renesmee
Rens gimana keadaanmu? apa dia berbuat jahat padamu? aku sangat khawatir? aku tidak perduli dirinya siapa, tapi jika dia menyakitimu aku ngga akan terima!
...***...
"terima kasih tuhan....kau masih memberikan orang-orang yang masih perduli terhadapku" ucap Rens, dia pun membalas segera membalas pesan tersebut. Karna dia tahu Tara pasti sangat cemas terhadapnya.
...🌹🌹...
To : Tara Louis
Aku baik-baik saja Tar, kamu ngga usah khawatir!! ini aku juga sudah ada dirumah bersiap mau istirahat tidur....
Maaf yah Tar aku ngga cerita kepada kalian berdua tentang Nathan......
...***...
...🌹🌹...
To : Renesmee
Sudah deh ngga usah bahas itu lagi.....sebaiknya kamu istirahat!! semoga mimpi indah bye...dan ingat selalu jika ada masalah cerita aja ke aku, aku siap jadi pundak untukmu bersandar....
...***...
...🌹🌹...
To : Tara Louis
Makasih banyak yah Tar....Semoga kamu mimpi indah juga bye....
...***...
Setelah menerima pesan dari Tara, perasaan nya kembali menjadi tenang. Seakan-akan pesan singkat dari Tara menjadi puisi pengantar tidur untuknya.
Rens merebahkan tubuhnya di ranjang, lalu ia menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Perlahan matanya mulai terlelap hingga akhirnya dia tertidur.
" Mungkin dengan terlelap, membantuku untuk melupakan sejenak rasa sakit dan masalah hidupku "
Beberapa saat yang lalu.
Nathan keluar dari rumah Renesmee dengan emosi yang tak terkendali, sungguh lelaki yang tak bisa ditebak.
Setelah habis-habisan dirinya mengatai Renesmee dengan begitu kasarnya , dia pun memutuskan untuk pergi dari rumah Rens.
Dia berjalan kearah pintu lalu keluar menuju mobilnya yang terparkir dihalaman rumah Rens. Wajahnya ditekuk, alis nya menjungkit marah, mulutnya terkatup diam, sorot tan matanya sayu namun tetap terlihat tajam seperti akan menembus ke jantung seseorang yang ditatapnya.
Dengan kasarnya dia menyalakan mesin mobilnya. Kemudian sesekali dia membunyikan suara mobilnya yang nyaring membuat para penjaga dirumah Renesmee ketakutan dan tak berani memandang kearahnya.
Salah satu penjaga membukakan pagar untuk Nathan. Nathan pun kemudian membelokkan arah mobilnya lalu melaju keluar dari halaman rumah Rens.
Keadaan didalam mobil Nathan.
"Sialan kamu Renesmee! Heh bisa-bisanya kamu berani bersikap menjijikkan dan berusaha menggoda seperti itu di depanku!" teriak Nathan memaki-maki Renesmee.
"Dasar wanita murahan....." maki Nathan lagi.
Nathan sangat-sangat marah, emosinya tak terkendali lagi. Dia memukul-mukul setir kemudinya dengan kasar lalu membanting setir ke kanan untuk berhenti dipinggir jalan.
Nathan menenggelamkan wajahnya ke setir kemudi sembari tetap memukul-mukul nya dengan kasar. "Sial.....memang sialan! Untuk apa juga aku mendatanginya hari ini" gumamnya.
Dia menyingkap rambutnya dari depan kebelakang menggunakan kedua tangannya lalu menghela nafas pelan. Kemudian dia mengambil ponselnya yang ada didalam saku celana kiri, dia membuka galeri foto dan mengklik salah satu foto.
Ditatapnya foto tersebut, foto seorang wanita berambut panjang berwarna coklat tampak sedang memeluk seorang pria yang tak lain adalah dirinya. Matanya mulai berkaca, lalu tanpa sadar air matanya menetes.
"Step dimana kau sekarang sayang.....apa benar yang dikatakan semua orang kalau kau sudah meninggal, selama empat tahun ini aku tidak pernah berhenti mencarimu aku yakin bahwa dirimu masih hidup! Aku hampir frustasi setelah kepergian dirimu sayang, bahkan maafkan aku yang brengsek ini aku yang sekarang bukan lah Nathan yang kau cintai dulu! Aku sudah berubah menjadi lelaki bajingan yang suka bermain wanita... Aku memutuskan untuk berhenti berharap dan akan mengikhlaskan kepergian mu ! Selamat tinggal sayang semoga kau tenang di sana" ucap Nathan menangisi wanita yang ada dalam foto tersebut.
Wanita yang selama empat tahun ini ditunggu dan dicarinya, namun tak kunjung mendapatkan hasil. Wanita yang mengenalkan dia tentang cinta maupun kasih sayang. Wanita yang juga akan menjadi istrinya jika saja kecelakaan waktu itu tidak terjadi yang menyebabkan mereka berpisah.
Terlebih karna kecelakaan itu Nathan menjadi sosok yang sangat kejam terhadap wanita, dia tidak pernah menghargai seorang wanita. Baginya wanita hanyalah budak dan pemuas nafsu belaka.
Kehilangan Stephanie membuat dirinya menjadi Nathan yang sekarang. Berbeda dari Nathan yang dulu, Nathan yang sangat lembut,ramah,dan hangat kepada siapa pun. Bahkan Senyuman selalu terpancar diwajahnya.
...🌹Flashback On🌹...
Cahaya matahari pagi masuk melalui celah jendela dan menerangi seluruh sudut kamar Nathan yang berada di apartemen pribadi miliknya.
Matanya perlahan terbuka, dia melirik sosok wanita yang ada disebelahnya yang masih tertidur dengan pulas dipelukkannya.
Dipandanginya wanita bak bidadari surga itu. Wajahnya yang cantik, kulitnya yang putih mulus,bulu mata yang lentik, bibir yang merah merona tanpa lipstik,hidungnya mancung membuat wanita itu tampak sempurna.
Nathan tak bisa menahan hasrat dirinya untuk menyentuh satu persatu keindahan yang tercipta diwajah wanita itu, yang tak lain adalah Stephanie.
Perlahan disentuhnya mata,hidung,pipi, dan terakhir bibir Stephanie, kemudian mendekat kewajah Stephanie dan mengecup keningnya pelan, membuat Stephanie terbangun dari tidurnya yang nyenyak dipelukkan Nathan itu.
Nathan (abduction)