NovelToon NovelToon
Suamimu, Masa Laluku

Suamimu, Masa Laluku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: SUNFLOWSIST

Ketika hati mencoba berpaling.. namun takdir mempertemukan kita di waktu yang berbeda. Bahkan status kita pun berubah..
Akankah takdir mempermainkan kita kembali? ataukah justru takdir menunjukkan kuasanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUNFLOWSIST, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. PERTEMUAN EMBUN DAN MAMA DEVAN

"Kau ingin menikah dengan Wira? Jangan harap Naya. Selamanya Wira akan selalu menjadi milikku, sampai kapanpun itu" ucapnya dengan sorot mata yang tajam.

* * *

Sementara itu ...

Di sebuah ruangan, seorang wanita muda tampak berkutat dengan tumpukkan kertas desainnya. Dengan balutan dress warna navy dan rambutnya yang dicepol asal seakan memberi kesan dewasa pada usianya yang masih menginjak 18 tahun.

Semenjak kejadian tempo hari, Embun lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor. Kerja dan kerja... Itulah yang menjadi pelariannya saat ini. Hal itu ia lakukan untuk pelampiasannya melupakan Devan. Sosok pria yang mengusik pikirannya akhir - akhir ini.

"Ah sial... kenapa sulit sekali untuk melupakannya? Dasar buaya cabul, bisa - bisanya mengambil ciuman pertamaku. Udah gitu menghilang sampai sekarang. Awas saja kalau ketemu. Kamu kira kamu saja yang bisa seperti itu."

Namun siapa sangka pertemuannya kembali dengan Devan bisa secepat ini. Malam itu tepat jam 7 malam pada saat keluar dari kantor ia malah bertabrakan dengan Devan di depan lift.

Bruk ...

Tubuh Embun terhuyung dan jatuh ke lantai.

"Aww.." ringis Embun kesakitan setelah bertabrakan dengan tubuh seseorang setelah keluar dari lift.

"Sialan... jalan itu pake mata. Sakit tau.. itu tembok apa batu sih? Keras sekali." umpatnya dengan kesalnya sembari tangan memijat keningnya yang kesakitan.

"Ceroboh... Apa kau tidak bisa lihat, kau memasuki lift yang salah. Disitu jelas - jelas tertera bukan lift karyawan." ucap seorang pria dengan wajah dinginnya.

"Kau yang .." ucapan Embun terhenti saat melihat dengan jelas siapa orang yang bertabrakan dengannya. Nyalinya menciut melihat CEO nya ditempatnya magang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Sementara Devan sendiri, tatapan tak lepas dari bibir warna cery milik Embun. Jantungnya berdebar dengan keras bak genderang perang. Kembali teringat momen waktu itu di apartemen.

"Kenapa harus dia yang menabrakku? Sial.. Bibir itu mengingatkanku lagi pada malam itu." umpat Devan dalam hati.

Embun melambaikan tangannya di depan Devan. "Pak ... Pak Dev.. Pak Dev baik - baik saja?" Kening Embun mengernyit melihat Devan yang melamun di depannya.

"Pak Dev... " teriak Embun dengan suara yang sedikit lebih kencang.

Devan terlonjak kaget. "Astaga.. Jangan teriak - teriak aku tidak tuli. Apa begini caramu bicara dengan atasan?" ucap Devan dengan wajah kesalnya.

"Maaf pak. Dari tadi bapak bengong, jadi aku pikir bapak kesurupan." jawab asal Embun membuat emosi Devan meledak seketika.

"Kamu ya... jawabanmu buat kesal saja. Kamu memang pantas dihukum."

Dengan cepat Devan menarik tangan Embun dan membawanya keluar gedung itu.

"Pak tunggu... Tunggu .. Mau dibawa kemana aku?" teriak Embun dengan wajah paniknya.

Suasana sepi di kantor malam itu membuat Devan semakin leluasa. Tangannya bergerak cepat menarik Embun ke dalam mobilnya.

Kedua tangan Embun terkatup rapat seraya memohon kepada Devan. "Maaf pak...saya salah ... Saya mau pulang.. Ini sudah malam. Biarkan saya pulang."

"Diam... Aku akan mengantarkanmu pulang setelah kamu menemaniku makan malam. Aku lapar."

"Bilang dong dari tadi. Mau ngajak makan saja kayak mau culik orang. Dasar buaya cabul." umpat Embun dengan kesalnya dan tentu saja di dalam hatinya.

"Berhenti mengumpatiku dalam hati. Jangan kira aku tidak tau apa yang ada dalam pikiranmu. Diam dan ikuti saja perintahku."

Suasana di dalam mobil mendadak hening. Embun yang sibuk dengan pemikirannya sendiri. Dan Devan yang tampak menikmati wangi tubuh Embun yang seolah begitu candu dan menenangkan pikirannya.

Entah kenapa dekat dengan Embun seolah mampu membuat dirinya tenang dan nyaman. Semua kelelahan dan fikiran buruk dalam hidupnya mendadak sirna.

Mobil Devan terparkir sempurna di Restoran ternama di pusat kota. Sebuah restoran dengan view yang begitu indah.

"Apa kau mau jadi tukang parkir disini? Kalau iya, aku akan turun sendiri."

"Iya .. iya pak.. Aku turun sekarang juga." ucap Embun dengan bibir mengerucut sebal.

"Pegang tanganku. Jangan sampai terjatuh dan mempermalukan diriku." perintah Devan dengan wajah tak bersahabatnya.

"Ngapain juga pak pake pegang - pegangan tangan. Kan bisa jalan sendiri - sendiri. Lagian saya juga ndak niat buat makan sama bapak."

"Pegangan tanganku atau beasiswamu aku cabut?" Akhirnya sebuah ancaman lolos juga dari mulut Devan. Sebuah ancaman yang bagi Embun terlihat sangat konyol.

Mau dan tidak mau akhirnya dengan berat hati tangan Embun melingkar dengan sempurna lengan Devan. Keduanya memasuki restoran dengan begitu serasi bak pasangan kekasih yang saling jatuh cinta satu sama lain.

Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah meja makan yang sudah dipesan oleh Devan sebelumnya. Sebuah meja makan yang mewah dengan berbagai hidangan western.

"Duduklah disini.."

"Jangan banyak bicara dan cukup dengarkan saja. Pasang senyum yang manis. Jangan cemberut seperti itu."

Sebuah kalimat perintah yang tegas namun membuat Embun terheran.

"Pak kita kan cuman makan. Kenapa bapak menginterupsiku seolah aku ini tahanan saja. Harus tunduk dan patuh kepada bapak. Aku pikir..." ucapan Embun terhenti tatkala sebuah suara memotong pembicaraannya.

"Kau sudah datang dari tadi Devan?" ucap seorang wanita yang berusia pertengahan abad. Sangat cantik meski usianya sudah tidak muda lagi. Penampilannya yang begitu simpel dan elegan seolah menggambarkan betapa berkelasnya kehidupannya.

"Baru saja tiba disini ma." jawab Devan dengan nada santainya.

"Siapa dia Dev? Apa dia calon menantu mama?" senyum merekah nampak jelas disana. Perlahan tangannya terulur hendak menyalami Embun.

Kedua mata Embun membulat. Seketika otaknya melambat. Hingga suara Devan mengejutkannya kemudian.

"Sayang... Kenalin dia mamaku." ucap Devan dengan suaranya yang lembut. Padahal tadi sangat dingin dan kaku. Dengan sengaja kaki Devan menginjak kaki Embun. Mencoba membuyarkan keterkejutan Embun.

"Ehmm.. Saya Embun bu.. anak magang di kantor pak Devan." ucap Embun dengan penuh keraguan.

"Saya Ratih, mamanya Devan. Panggil tante saja, jangan ibu jadi kelihatan tuanya ntar."

Kedua wanita beda generasi itu saling bercerita dengan penuh kehangatan. Suasana yang awalnya canggung kini terasa lebih hidup. Embun yang tipikal mudah beradaptasi dan supel, menjadi nilai tersendiri bagi Ratih.

"Wah berarti masih muda ya kamu? Pantes aja Devan gak mau pulang ke Jakarta dan lebih betah tinggal disini. Ternyata kamu yang jadi alasan utamanya."

Embun hanya bisa menjawabnya dengan senyum terpaksanya. Mencoba menahan rasa penasarannya dengan semua ini.

Sedangkan Devan jangan ditanya lagi. Dia hanya mendengarkan percakapan kedua wanita sembari matanya mencuri - curi pandang.

"Seandainya saat ini kamu yang berada disini Naya.. Mungkin aku akan bangga bisa memperkenalkanmu. Aku melakukan semua ini hanya untuk menunda perjodohan yang sudah diaturkan oleh keluargaku. Maafkan aku."

"Sayang ... Embun kan dari Jakarta. Liburan besok pulanglah sekalian ajak Embun. Mungkin dia bisa sekalian liburan bertemu keluarganya."

Devan menatap jengah Embun. Tatapan permusuhan jelas tercetak disana.

"Tapi ma... Tidak semudah itu. Embun kan juga masih magang. Aku tidak bisa seenaknya mengubah jadwal sepert itu."

"Yang bosnya siapa? Kamu kan? Kalau memang susah bagi Embun untuk libur, sekalian saja kalian cuti menikah."

1
rokhatii
ya Allah mbun
rokhatii
makannya jangan olah raga terus😭😭
rokhatii
lagi sedih ini rend tahan dulu napa
rokhatii
Wira suami idaman banget
Shin Himawari
nama dari calon papa bagus banget☺️
Shin Himawari
ga mulutnya ga hatinya kasar semuaaa ishh pantes wira gamau sama lau
Rahma Rain
Laras penipu buk jangan percaya dia
Rahma Rain
pasti Wira trauma banget😭😭
kim elly
walah kok nggak ada yang kasih tau
kim elly
baru tau ya dok
Wida_Ast Jcy
Sempat sempat nya lagi mikiri bibir naya🤣🤣🤣
Wida_Ast Jcy
baik bnget ya wira nya. Semoga tetap baik terus ya
♡♡••🦋사랑해요🧸••♡♡
coba cek ke dokter yok😭
♡♡••🦋사랑해요🧸••♡♡
OMG astagfirullah 😭
🌹Widianingsih,💐♥️
masa CEO tajir nggak bisa nemuin Naya sih ?
kerahkan para intelejen buat nyari Naya sampai ke lobang tikus sekalipun....ah nggak ada usaha banget sih 😬😬😬
🌹Widianingsih,💐♥️
Wahh.. embun calon korban berikutnya nih 😬
Shin Himawari
julid nyoo laras ini hihhh
Shin Himawari
nahh semprot aja embun wakilkan kakakmu dan pembaca 🤣
Shin Himawari
devan ini tulus sayang naya tapi ya kenapa ga sewa detektif gitu loohhh gemas saya 😭
kim elly
kamu kalah cepat dari laras
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!