Kisah romansa anak sekolah pada umumnya, sang pemeran utama tertarik pada pemeran cameo. gimana kelanjutan kisah mereka? yuk baca aja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gigiit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perbuatan bodoh
"Mereka kenapa lagi?" tanya Gita begitu sudah sampai dirumah Yuna.
"Biasalah" jawab Keno dengan malas.
"Ayo" ucap Dewa dibelakang Gita.
"Kalian mau kemana?" tanya Gita.
"Kita mau susulin Juna, Lo jaga Yuna disini. Kalo dia nanya tentang kita, please bilang gatau" jawab Haru.
"Lo juga ikut?" tanyanya.
"Juna sahabat gue ya jelas harus ikut" jawabnya dengan ketus.
"Please Git, Lo jaga Yuna disini ya. Kita orang ga berani buat tinggalin dia disini sendirian dengan keadaan yang kaya gitu" ucap Dewa dengan lembut.
"Iya, serahin sama gue" jawab Gita dengan senyumannya.
"Meskipun gue ga yakin kalo dia bisa bohong, tau sendiri dia paling ga bisa boong diantara kita" ceplos Jeno dengan asal.
"Gue percayai semuanya sama Lo" ucap Keno tanpa menghiraukan ucapan Jeno sebelumnya.
"Iye, Lo pada ati ati" ucap Gita, lalu segera menuju kamar sahabatnya.
...****...
Dilain tempat Arjuna tengah dikelilingi para gadis berpakaian seksi, entah itu baju macam apa yang memperlihatkan sebagian punggungnya, mungkin kekurangan bahan kali ya(?) Mon maap Mimin melenceng:(
"Udah lama ga ngetrek" ucap salah satu musuh bebuyutan Arjuna. "Kali ini taruhannya apa?" tanyanya sekali lagi.
"Cewek, Lo kalah, gue kasih cewek gue yang sekarang lagi gue deketin" ucap Arjuna lalu menarik salah satu dari mereka dan mencium bibirnya dengan kasar.
"Itu doang? Haha oh come on! Kasih yang lebih menantang" tantangnya.
"Gue kasih motor gue juga" jawab Juna.
"Deal"
...****...
Dilain tempat Yuna yang sudah bangun dari tidurnya melihat sekelilingnya sepi dan melihat sahabat cantiknya tertidur diatas sofa kesayangannya mengerutkan kening.
Pasalnya bukannya tadi sebelum dirinya tidur, ada Keno, Jeno dan Arjuna. Tapi sekarang mereka dimana?
"Git" Yuna mengguncang lengan Gita dengan lembut.
"Eh Lo udah bangun? Duh sorry harusnya gue jagain Lo, tapi malah gue yang ketiduran" ucapnya merasa bersalah.
"It's ok! Btw yang lain kemana?" tanya Yuna.
"Eh gimana?" tanya Gita gelagapan.
"Yang lain kemana?" tanya Yuna sekali lagi.
"Yang lain siapa?" tanya Gita pura pura tidak tau.
"Keno, Jeno dan Juna. Tadi mereka ada disini dan... Astaga" Yuna baru menyadari bahwa ia telah menyakiti Arjuna dengan perkataan kasarnya.
"Kenapa?" tanyanya.
"Bawa gue ketempat Juna" ucap Yuna.
"Kenapa sih?" tanya Gita tak mengerti.
"Pokoknya gue harus jelasin semuanya, please bawa gue ketempat Juna sekarang" Yuna mulai menangis, membuat Gita tidak bisa berbuat apa apa selain menurut.
"Iya gue bawa Lo, tapi please dengerin gue, jangan sampe bertindak bodoh yang akhirnya bikin Lo nyesel" jelasnya yang langsung diangguki oleh Yuna.
Gita dan Yuna menyusul ketempat dimana para lelaki berkumpul untuk menenangkan Arjuna, sepanjang perjalanan tak hentinya ia menangis. Ia merutuki kebodohannya yang terbawa emosi dan membuat lelaki tersebut sakit hati.
"Kenapa disini?" tanyanya dengan penasaran.
Gita yang memang sudah mendapat lokasi dari Dewa pun hanya bisa menaikan bahunya tanda tak mengerti.
"Itu Juna?" tanya Yuna begitu mengenali motor yang sudah siap melaju tersebut, ia segera berlari tapi hasilnya nihil. Ia lalu meminjam motor salah satu penonton beserta helmnya dan segera menyusul.
Gita yang melihat itu dengan segera menghubungi para lelaki agar mencegah Yuna akan aksi bodohnya.
"Kenapa Lo nyusul?!" tanya Keno dengan emosi.
"Sorry gue ga bisa liat Yuna nangis, maaf Ken" ucap Gita menyesali perbuatannya yang membuat sahabatnya marah.
"Harusnya Lo bilang! Jadi ga gini ceritanya!!" bentak Keno.
"Dia udah bilang, gue sendiri yang kirim lokasinya" ucap Dewa.
"Kenapa Lo ga bilang?!" Keno menarik kerah jaket Dewa, membuatnya sedikit terangkat diudara.
"Udah! Jangan berantem disini! Pikirin keselamatan Yuna!" bentak Bimo mencoba menengahi Keno dan Dewa sedangkan Jeno menenangkan Gita yang terisak pelan.
"Sorry gue terlalu keras sama Lo" ucap Keno lalu memeluk Gita dan mengusap punggungnya dengan lembut.
"Lo harusnya ga bentak gue, gue paling ga suka dibentak dan Lo tau itu Ken" ucap Gita sesenggukan.
"Iya maaf, ga akan gue ulangi lagi ya" ucap Keno.
"Itu Yuna gimana dodol!" ucap Bimo panik.
"Santai aja, kita liat apa yang bakal dia lakuin" ucap Jeno dengan santai.
"Heh kadal! Otak Lo santai, gue panik anjing!! Lo pada kok bisa tenang sih" ucap Bimo.
"Kalo masalah balapan sih dia udah biasa, hobi dia juga kalo lagi ilangin stres" jawab Jeno enteng, namun yang mendapat jawaban menggeleng ragu.
"Bener gitu Ru?" tanya Bimo tidak percaya.
"Iya, udah biasa dia. Udah kita liatin aja" jawab Haru tak kalah santai.
Yuna segera menyusul laju motor Arjuna, Arjuna yang melihat itu dengan segera melirik kebelakang dan menemukan Yuna tengah menyusulnya.
"Jun berhenti!" teriak Yuna namun Arjuna tidak mau berhenti, ia malah semakin melajukan motornya dengan kecepatan penuh seolah melihat gadis itu semakin membuat emosinya bertambah.
Yuna yang melihat itupun tak tinggal diam, ia pun semakin melajukan motornya dengan kecepatan penuh.
"Please dengerin gue" teriak Yuna begitu ia bisa menyesuaikan laju motornya dengan Arjuna.
Mata Arjuna memerah, perlahan cairan bening itu mengalir begitu saja tanpa perintah dibalik helm yang ia pakai.
"Please Jun, dengerin gue. Kita selesain ini baik baik" ucap Yuna dengan nada lemah.
"Pergi dari sini!" ucap Arjuna lalu ia meninggalkan Yuna, tidak peduli gadis tersebut menangis.
Sungguh Arjuna tertinggal jauh dari Rio dan itu semua gara gara Yuna, kalo saja dia tidak datang padanya. Mungkin fokusnya tidak akan teralihkan.
"I'm win" ucap Rio dengan bangga.
Arjuna yang merasa sial dengan segera melempar helmnya beserta kunci motornya pada Rio yang langsung ditangkap dengan sempurna. Senyumnya terbit begitu melihat musuh bebuyutannya yang tak lain adalah Arjuna kalah.
"Ini baru permulaan ya!" ucap Arjuna lalu meninggalkan lokasi tersebut.
Yuna yang melihat itu dengan segera meninggalkan motornya dan tak lupa ia berterima kasih, lalu berlari mengejar Arjuna.
"Please maafin gue" ucapnya begitu mendapat pinggang Arjuna, kini dirinya memeluk lelaki tersebut dari belakang.
Banyak yang membicarakan mereka, bahkan Rio pun berdecak sebal karna Arjuna selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Bagaimana Rio tau tentang Yuna? Oh ayolah Yuna sangat terkenal disekolah maupun diluaran sana. Dan kali ini gadis idamannya didapatkan oleh Arjuna? Oh tidak!
"Gue ga ada urusan sama Lo!" tekan Arjuna lalu melepas paksa lengan Yuna yang melingkar di pinggangnya.
Rio yang melihat itu tersenyum puas. Sedangkan para sahabatnya yang melihat itu tidak bisa bertindak lebih, karna biar bagaimanapun ini urusan mereka berdua, biarlah mereka yang menyelesaikannya.
"Lo mau jauhin gue? Oke! Gue terima itu! Makasih buat selama ini" teriak Yuna yang merasa hatinya sangat dongkol dengan kelakuannya sendiri dan sifat acuh Arjuna. Ia lalu menghapus kasar air matanya, "Makasih karna mau jadi cahaya buat gue ketika gelap itu datang meskipun hanya sebentar"
Ucapan Yuna membuat Arjuna membeku ditempat, sungguh bukan ini yang ia inginkan. Ia sangat menyesali perbuatannya sendiri. Ia egois.