"Sudah pernah tidur dengan laki laki?"
"Sudah Tuan."
Ace menjawab dengan cepat tanpa ragu. Ace berpikir polos bahwa tidur yang dimaksudkan oleh pria itu adalah tidur seperti yang sering dia lakukan dengan adik laki lakinya.
"Siapkan dirimu menjadi pelayanku mulai besok."
Ace sangat senang. Meskipun dirinya mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan yang penting bisa membebaskan keluarganya dari kesulitan ekonomi. Dia tidak sadar bahwa pelayan yang dimaksudkan pria itu bukan sekedar pelayan biasa melainkan juga pelayan di ranjang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Tuan Hans
"Kamu kira uang tiga ratus juta itu daun. Gampang mendapatkan nya?. Mengapa dimana mana wanita semua sama. Otaknya tidak jauh dari uang."
Tuan Hans membatin dalam hati tanpa melepaskan tautan bibirnya. Baginya uang tiga ratus juta sangat berlebihan sebagai imbalan mendapatkan tubuh Ace. Tuan Hans memang mempunyai uang yang banyak tapi kalau hanya untuk mendapatkan pelayanan beberapa jam dengan uang sebanyak itu. Rasanya sangat berlebihan.
Bukan karena pelit. Tuan Hans bisa memberikan lebih dari itu asalkan sesuai dengan kualitas pelayanan Ace. Ace sudah barang bekas. Menurut Hans terlalu mahal memberikan bonus sebanyak itu kepada Ace. Lagipula Hans sudah mendapatkan pelayanan yang terbaik dari pelayan sebelumnya dan tidak ada diantara mereka yang menentukan bonus segitu banyaknya.
"Ayo, kita lihat seberapa hebat permainan," kata Tuan Hans menantang Ace setelah melepaskan tautan bibirnya yang terasa kasar di bibir Ace. Dia mengangkat tubuh Ace kemudian menjatuhkan wanita itu di ranjang empuk miliknya.
Pengalaman pertama melakukan hal yang seharusnya belum dilakukan tentu saja membuat Ace ketakutan. Dia menutup mata menunggu apa yang selanjutnya yang akan dilakukan oleh tuan Hans kepada dirinya.
"Ayo, puaskan aku dengan pelayanan mu, nona," kata Tuan Hans lagi. Dia menarik tangan Ace supaya duduk. Hans meraih tangan Ace dan menggerakkan tangan itu untuk menyentuh seluruh tubuhnya.
Ace melakukan apapun yang dilakukan oleh tuan Hans kepada dirinya. Gerakannya terlihat takut dan ragu membuat Tuan Hans mengerutkan keningnya. Tidak ada sensasi yang nikmat dari gerakan Ace itu. Ketika tangan tuan Hans menuntun tangan Ace untuk memegang bagian inti tubuhnya. Ace menggelengkan kepalanya. Dia merasa tidak sanggup melakukan itu. Ace menahan menarik tangannya dari tangan tuan Hans.
"Kamu mau bonus tiga ratus juta. Tapi hanya memegangnya saja kamu tidak mau," kata Tuan Hans marah. Pelayanan Ace mengecewakan. Harusnya wanita itu agresif dan tidak perlu diperintah. Hans sudah tidak tahan lagi memendam hasratnya. Hans sengaja pulang lebih cepat dari kantor untuk menikmati pelayanan Ace karena satu harian ini. Hans merasakan kepalanya sangat berat karena hasratnya tidak tersalurkan. Dan nanti malam. Dia harus makan malam dengan rekan bisnis yang pastinya juga akan membahas tentang bisnis mereka. Hans ingin melepas hasratnya terlebih dahulu supaya bisa konsentrasi nanti malam dalam pertemuan bisnis itu.
Ace menundukkan kepalanya. Dia sudah siap memberikan tubuhnya kepada Tuan Hans. Tapi dia tidak tahu harus memulai dari mana. Dia tidak pernah berciuman sebelumnya dan Hans adalah pria yang pertama kali menciumnya. Jika berciuman saja belum pernah sebelumnya. Bagaimana dia bisa bersikap agresif untuk memuaskan sang Tuan.
"Lakukan apa yang ingin anda lakukan pada tubuh ku tuan. Asalkan aku mendapatkan uang tiga ratus juta," kata Ace. Dengan menahan malu, Ace memberanikan diri membuka gaunnya. Dia berpikir jika melayani laki laki itu diawali dengan membuka pakaian terlebih dahulu. Dia salah. Melayani laki laki tidak harus membuka pakaian terlebih dahulu tapi harus memberikan sentuhan yang memabukkan terlebih dahulu. Menciumnya dengan dengan liar atau bahkan dengan menyentuh titik titik lemah lawan mainnya. Hans menginginkan seperti itu. Tubuhnya ingin dimanjakan terlebih dahulu.
Hans melebarkan matanya. Bukan karena terpana melihat kulit mulus dan gunung kembar yang masih terbungkus milik Ace. Lebih cantik dan lebih mulus dan bahkan lebih besar dari milik Ace sudah pernah dia lihat. Ace bukan wanita yang pertama yang akan dia bawa ke atas ranjang melainkan wanita yang ke sekian kalinya. Hans melebarkan matanya karena melihat kegugupan Ace dan sikapnya benar benar bukan seperti penggoda. Hans dapat melihat dari wajah dan gerakan Ace jika wanita itu membuka pakaiannya adalah keterpaksaan. Tidak ada tatapan atau senyum menggoda di bibirnya yang terlihat hanya keterpaksaan.
Hans meneliti tubuh Ace. Wanita itu kini duduk menekuk kakinya. Caranya sangat jelas untuk menutupi kedua gunung kembarnya supaya tidak terpampang di hadapan Hans.
"Apakah kamu belum berpengalaman?" tanya Hans akhirnya. Dari gerakan dan kegugupan Ace sudah sangat jelas menunjukkan jika wanita itu belum berpengalaman. Tapi Hans sengaja bertanya karena seingatnya. Ace mengaku sudah pernah tidur dengan laki laki.
Ace menganggukkan kepalanya. Lebih bagus jujur daripada berbohong yang nantinya dia suruh lagi untuk memuaskan pria itu dengan caranya.
Hans mengacak rambutnya frustasi dengan Gigi yang rapat.
"Itu artinya kamu masih perawan," tebak Tuan Hans. Lagi lagi Ace hanya menganggukkan kepalanya menjawab tebakan tuan Hans dengan kepala yang tertunduk.
Hans menatap Ace dengan tajam. Dia marah dan merasa tertipu. Hasratnya itu sudah di ubun ubun dan harus dilepaskan secepatnya tapi wanita yang ada di hadapannya masih seorang gadis perawan. Dia tetap pada prinsipnya. Dia tidak mau merusak masa depan seorang gadis suci. Dia hanya mau bermain dengan wanita yang sudah tidak suci lagi supaya kegiatan panas yang dilakukan adalah benar benar kegiatan yang saling menguntungkan. Tidak merugikan salah satu pihak.
"Keluar dari kamar ku," bentak tuan Hans. Suaranya terdengar menggelegar di kamar itu dan bisa saja suaranya sampai terdengar ke telinga Bibi Santi di lantai bawah.
"Tapi tuan," kata Ace dengan bibir yang bergetar. Hans sudah mengusir dirinya itu artinya dia tidak akan melayani tuan Hans apalagi mendapatkan bonus tiga ratus juta itu.
"Keluar. Kenakan pakaian mu sekarang juga," bentak tuan Hans dengan suara yang lebih keras. Kepala atas dan kepala bawah sama sama terasa berat karena kebohongan Ace dan tidak bisa melepaskan hasratnya sore hari ini.
"Tolong aku tuan. Aku rela memberikan kesucianku kepada Tuan. Asalkan aku mendapatkan uang tiga ratus juta itu," kata Ace memohon. Darimana lagi mendapatkan uang segitu banyak kalau tidak menjual diri kepada pria kaya yang ada di hadapannya. Bayang bayang rumah keluarganya diambil paksa oleh pak Hardi melintas di kepalanya.
Hans menatap Ace dengan sinis. Dia berpikir jika Ace ingin menjual dirinya karena butuh uang untuk mengikuti perkembangan jaman. Jaman sekarang banyak anak muda melakukan jalan pintas untuk mendapatkan uang yang banyak supaya bisa membeli yang diinginkan. Hans menilai jika Ace adalah salah satu anak muda yang seperti itu.
Aku masih setia menunggu 🤧🤧🤧
Update dong kak 🙏🙏🙏
lupain anak2nya hanya gara pelakor