NovelToon NovelToon
Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Pihak Ketiga
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: SunflowerDream

Danendra dan Alena sudah hampir lima tahun berumah tangga, akan tetapi sampai detik ini pasangan tersebut belum juga dikaruniai keturunan. Awalnya mereka mengira memang belum diberi kesempatan namun saat memutuskan memeriksa kesuburan masing-masing, hasil test menyatakan bahwa sang istri tidak memiliki rahim, dia mengalami kelainan genetik.

Putus asa, Alena mengambil langkah yang salah, dia menyarankan agar suaminya melakukan program tanam benih (Inseminasi buatan). Siapa sangka inilah awal kehancuran rumah tangga tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunflowerDream, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lara sang sulung

Tidak terasa empat minggu sudah berlalu, selama masa itu waktu-waktu yang dilewati keluarga Hadikusuma terasa berat. Bagaimana tidak anak sulung dari keluarga kaya itu selama sebulan terakhir selalu terlibat  dalam masalah, mulai dari berkelahi dengan orang random, mabuk-mabukkan, balap liar,  bolos kerja, dan  bahkan sedikit kurang ajar kepada sosok kepala keluarga ‘Dharma Hadikusuma’ orang-orang di sekitarnya kelelahan sebab anak itu mulai bersikap kekanak-kanakan dan tidak tau adab beruntung selama ini dia belum terlibat kasus pelecehan dan narkoba jadi ayahnya tidak terlalu repot jika harus membersihkan nama keluarga mereka.

Sama seperti malam sebelumnya, Aleon setelah pulang dari rumah sakit malah mengunjungi tempat hiburan malam yang tidak jauh dari rumahnya, padahal ayahnya sudah mengingatkan untuk langsung pulang tapi tetap saja pria itu keras kepala dengan pendiriannya.

Aleon melirik malas saat selulernya terus berdering dan menampilkan nama kepala keluarga sebagai penelpon, pria itu  tidak berniat untuk menjawab panggilan tersebut ia malah asik berjoget menikmati dentuman musik  yang khas dari tempat ini. Dia melirik lagi kali ini nama penelpon berubah, bukan lagi dari ayahnya tapi dari adik bungsunya.

“Ganggu aja ni bocah.” Pria 35 tahun itu memilih mengabaikannya dan sibuk berdansa seraya terus meneguk gelas demi gelas minuman beralkohol tersebut.

Kegilaan ini bukan tanpa alasan, ini ia lakukan karena terlalu frustasi akan kehilangan sosok wanita  yang teramat dicintainya setelah ibu. Berminggu-minggu tidak mendapatkan kabar dan petunjuk apa pun membuat Aleon hampir putus asa, setiap kali rasa rindunya datang Aleon memilih meluapkan semua kegundahan hatinya di tempat ini atau melakukan kegiatan gila lain yang terpenting rasa sakit di  dadanya teralihkan.

Terlalu asik dengan minumannya tidak sadar Aleon sudah menghabiskan tiga botol champagne dan sebentar lagi sepertinya dia akan pingsan. Aleon kembali melirik ponselnya yang terletak sembarangan di atas meja penuh botol minuman berat itu, nama Danendra tertera di sana.

Dia ingin menjawab panggilan tersebut tapi tanpa diduga seseorang menyenggol tangannya sehingga ponsel tersebut terlempar begitu saja.

“Bang, halo?!” Danen mencoba memanggil nama Aleon saat panggilannya berhasil terhubung tapi ia tidak mendengar suara pria itu melainkan suara dentuman musik yang keras dan samar-samar seperti ada suara  seseorang yang sedang  berkelahi.

Alena yang berada  di samping suaminya ikut panik saat mendegar suara keributan dari ponsel kakak tersayangnya.

Saat ini posisi Aleon sudah terkapar lemas dikelilingi orang-orang yang tersenyum mengejek ke arahnya, Aleon tersenyum miring melihat wajah-wajah itu.

Tadi perkelahian tidak dapat dihindari, seseorang yang menyenggol tangan Aleon ternyata pria itu adalah saingannya di arena balap kemarin, dan sepertinya pria itu tidak terima akan kekalahannnya jadi saat ia melihat Aleon sendirian dalam keadaan setengah sadar ia menggunakan kesempatan itu.

Prak prak prak!

Sosok jangkung  berjaket denim tersebut bertepuk tangan saat melihat lawannya terbaring lemah di lantai, “lihatlah sosok angkuh yang kemarin saat ini sedang berada di ambang kematian.” Sarkasnya, “cuih!” seakan belum cukup ia meludahi wajah Aleon sebagai serangan terakhirnya.

Aleon tidak gentar meski seluruh tubuhnya sudah mati rasa ia tetap tersenyum miring, “gue tidak akan mati semudah itu. Dan lo harus sadar bagaimanapun lo tetap menjadi pecundang!” Pria itu tidak menyerah tangannya dengan perlahan mencoba mengambil botol kaca yang tidak jauh dari tempatnya,  dan─

Prangg!!!

Aleon berhasil berdiri dan langsung menghantam kepala lawannya yang sudah berbalik arah, “lo yang seharusnya mati, pecundang orang miskin seperti kalian tidak pantas berada di tempat ini.” Padahal jika Aleon menyerah mungkin nasibnya masih aman, orang-orang  yang menghajarnya tadi sudah memilih pergi meninggalkannya tapi akibat serangan Aleon yang tanpa diduga membuat kemarahan geng motor itu berapi-api.

Aaakhh!

Bugh!!

Aaarggh!

Bugh!

Bugh!

Pukulan dan tendangan kembali diterima Aleon, ia dikeroyok lima orang pria tanpa ampun wajah Aleon sudah tidak lagi  berbentuk, bibir dan pelipisnya terus bercucuran darah, pandangan pria itu sudah sangat kabur, tubuhnya terus terhentak-hentak akibat tendangan yang  tidak berhenti merajalela.

“Papa, sakit… ” Tanpa  sadar Aleon merintih, ia sudah tidak berdaya sama sekali, sebelum kehilangan kesadarannya wajah perkasa ayahnya berputar di dalam benaknya, ia butuh pria itu saat ini, dia sudah tidak berdaya mungkin memang benar ini akan menjadi hari kematiannya.

“BAJINGAN KALIAN!!” Lima orang yang sibuk menghajar Aleon terkejut, dilihatnya dua orang pria dengan wajah penuh amarah membela kerumunan yang hanya menonton Aleon terkapar tidak berniat sedikit pun untuk menghentikan pembataian tu.

Sosok gagah Dharma Hadikusuma ditemani menantunya Danendra berteriak penuh amarah saat melihat anak sulungnya mengenaskan, orang-orang itu panik ketakutan mereka semua langsung berlari meninggalkan mangsanya. Danendra mengamuk dia menghancurkan apa  saja yang berada di dekatnya, sementara pria paruh  baya itu tubuhnya melemas tangan kekarnya bergetar saat ia menyentuh wajah anak sulungnya, “maafin papa, Aleon!” pria paruh baya itu menangis sambil memeluk tubuh anaknya, segala kemungkinan berputar di otaknya apalagi saat melihat dada anaknya tidak lagi naik turun.

*****

Di  depan ruangan yang bertulis UGD pasangan ayah dan anak perempuannya saling berpelukan, mereka menguatkan satu sama lain dan terus berdoa berharap satu-satunya anggota keluaga mereka bisa bertahan di dalam ruangan mengerikan itu.

Sementara Danendra ia bertugas sebagai dokter yang menangani tubuh Aleon saat ini, hatinya gundah sekali khawatir tidak ada keajaiban untuk pria ini. Danendra berusaha sekuat tenaganya untuk kesembuhan Aleon. Matanya memanas saat defibrillator yang berada dalam genggamannya tidak bekerja dengan baik, tidak ada tanda-tanda detak jantung padahal Danen sudah berusaha keras.

Dokter Danen menarik napasnya lemah. Ia berdoa setelah memacu tegangan tinggi pada alat ini, sebelum memulai aksinya Danen berbisik lemah di telinga Aleon, “bang maafin gue, gue menyesal tidak mampu menjadi adik yang  baik untuk lo. Tapi lo harus bertahan bang, kasian Alena jika harus kehilangan lo… tolong bang, tolong! Ini demi Alena.”

Setelah mengoleskan gel khusus pada alat itu Danen bersiap akan melakukan kejut jantung kembali, napasnya memberat tapi tidak dengan pergerakkan tangannnya.

BIP... BIP... BZZZT!

Tubuh Aleon terangkat sejenak saat jantungnya dipacu oleh adik iparnya,

BIP... BZZZT!

Ini yang terakhir sang dokter sudah pasrah ia tidak mungkin lagi memaksa mengaliri listrik bertegangan tinggi pada tubuh yang rapuh itu, dokter tersebut menutup matanya ia terlalu kalut akan reaksi tubuh Aleon.

Beep... beep... beep...

Suara itu, ini suara yang diharapkan dokter itu. Dia membuka matanya lalu melirik monitor di sampingnya─ gelombang kehidupan berjalan di layar 14 inchi itu, gelombang naik turun yang menjadi pertanda bahwa detak jantung pasien berhasil kembali.

Danen terduduk di lantai, ia merasa sangat bersyukur akan keajaiban malam ini, Danen kembali bernapas lega setelah beberapa waktu lalu ia merasakan kesulitan bernapas. Mata elang pria itu berbinar ada setetes air yang mengalir, “terimakasih bang… terimakasih.” Batinnya, pria itu mengucapkan ribuan kalimat syukur di hatinya.

Dokter gagah Danendra telah menyelesaikan tugasnya, dengan sendirinya dokter itu mundur dan beberapa dokter yang mendampingi Danendra beserta asistennya siap melakukan perawatan selanjutnya, mereka dengan cekatan melakukan operasi dan beberapa luka yang harus di jahit agar berhenti mengeluarkan darah. Danendra hanya menonton dari belakang ia memerintahkan yang terbaik  kepada rekan-rekannya demi kesembuhan presidir mereka.

Setelah memakan hampir tiga jam-an akhirnya Danendra keluar dari ruangan itu, wajahnya teduh tidak lagi dilanda kepanikan.

“Sayang…” ujarnya, belum juga ia sempat berbicara istrinya langsung menyambut dirinya dengan pelukan serta bahu yang bergetar.

“Kamu tenang. Syukurlah Aleon berhasil selamat!”

“Kamu serius Danen?” Tanya ayah mertuanya, wajah pria paruh baya itu juga tidak kalah sendu matanya memerah dan sedikit bengkak.

“Papa tenang ya, kita harus berterimakasih kepada Tuhan yang memberi keajaiban pada keluarga kita. Bang Aleon selamat dia dalam perawatan dan sebentar lagi akan di pindahkan ke  ruangan ICU dan kita hanya perlu berdoa semoga Bang Aleon berhasil melalui masa kritisnya.”

Tiga orang itu kembali berpelukan hangat, mereka terus merapalkan doa-doa syukur akan kesembuhan anggota keluarga mereka. Tidak ada lagi rasa panik walaupun ketegangan masih tersisa.

*****

Ini sudah memasukki hari keempat, tapi tubuh Aleon belum juga memberikan tanda-tanda akan sadar, walaupun luka-luka di tubuh dan wajahnya sudah kering tapi ternyata itu tidak cukup untuk membuatnya tersadar, tidak apa yang terpenting pria itu ada harapan akan kembali walau harus melewati masa-masa koma yang mengerikan. Dokter berkata mungkin tubuh itu butuh waktu beberapa minggu untuk kembali siuman.

Alena dengan sabar dan telaten merawat kakak sulungnya, setiap hari ia mencoba berkomunikasi dengan tubuh rapuh itu, ia percaya sang kakak pasti bisa mendengarnya. Terkadang wanita itu menceritakan hal-hal lucu yang pernah mereka lalui dulu, atau menceritakan hari-hari yang ia lewati di tempat ini, apa pun itu dia akan terus berkomunikasi dengan Aleon agar pria itu tidak merasa sendiri dan itu bagus untuk pemulihannya.

Saat ini wanita itu sendiri, suami dan ayahnya sedang berada di kantor polisi mereka sibuk memenjarakan pelaku yang sudah membuat Aleon menjadi seperti ini. Dengan uang dan kekuasaannya dapat di pastikan para pelaku tidak akan hidup nyaman dan segera menjalani masa hukuman seberat mungkin, keluarga Hadikusuma membayar pengacara mahal agar bisa menuntut seberat-beratnya terhadap pelaku.

“Kak rasanya sudah lama ya, bahkan aku hampir lupa suara mama.” Alena kehabisan topik cerita, jadi ia tanpa sengaja menceritakan sosok wanita yang hilang dalam dunia mereka.

“Kakak pasti samakan juga lupa dengan suara mama. Aku rindu sekali dengan mama tapi jika kita mencari mama papa pasti marah. Tapikan kak ini sudah hampir 20 tahun masa papa masih belum bisa memaafkan mama, ya aku ngerti mama keterlaluan tapikan…”

“Tapi mama memang jahat  kak, dia tidak berjuang sedikit pun  untuk menemui kita, apa mungkin  hanya kita yang rindu mama tidak?”

Alena menggenggam tangan kakak sulungnya, tatapan wanita berubah sendu jika harus mengingat mama, “kakak mau tau rahasia besar gak?” Alena menarik napas sebelum melanjutkan kalimatnya.

“Dulu saat masih SD aku pernah bolos sekolah tanpa sepengetahuan papa, ya… itu karena di sekolah sedang merayakan hari ibu sedangkan aku tidak tahu ibu kita di mana, jadi aku merasa malu untuk sekolah. Kakak tau saat itu aku habis bermain di halaman depan dan tiba-tiba aku mendengar suara mama meraung-raung jadi aku langsung sembunyi dan mengintip, kakak tau apa yang aku lihat?”

“Mama kembali setelah hampir setahun tidak pulang, tapi langsung diusir papa, dan ada bayi dalam gendongannya. Aku lihat mama bersujud tapi papa mengabaikannya. Aku rasa itu terakhir aku mendengar suara mama, aku ingin menyusul tapi takut papa terlihat  marah besar, jadi aku hanya menangis di balik pohon dan melihat mama diseret-seret keluar.”

“Aku tidak berani menceritakan ini  kepada  siapa pun, aku takut papa jadi tahu aku bolos sekolah dan akan memukulku juga seperti papa memukul mama. Dan kakak beruntung bisa mendengar cerita itu hari ini.”

“Makanya kakak cepat bangun ya aku punya  banyak cerita, dan aku ingin kakak dengar cerita aku langsung tanpa harus seperti ini.”

Wanita itu menguap, matanya sudah berat dari tadi tapi tetap ia paksakan menyelesaikan cerita rahasianya, ada sedikit perasaan lega ketika berhasil membagi rahasia itu kepada si sulung. Alena memeluk tubuh kakaknya yang terbaring lemah di bangsal, ia mencium dahi Aleon yang  dilapisi perban dan terus merapalkan doa-doa untuk kesehatan keluarga mereka termaksud kesehatan mama yang sampai saat ini tidak tahu berada di mana, hingga akhirnya wanita itu terlelap ia terlelap di samping tubuh Aleon dengan posisi duduk dengan tangan yang terus menggenggam pergelangan tangan Aleon yang dihiasi selang infus.

Jam satu malam akhirnya urusan Danen selesai, ia lelah sekali ingin segera merebahkan tubuhnya di sofa. Pria bersurai hitam pekat itu membuka perlahan pintu kamar VIP di rumah sakit ini, ia sedikit terkejut saat masuk ternyata lampu ruangan ini masih menyala semua dan dilihatnya sang  istri terlelap di samping tubuh Aleon.

Dengan  hati-hati ia menggendong tubuh Alena dan memindahkannya di sofa yang empuk lalu menyelimuti tubuh itu, tidak lupa Danen mematikan lampu utama di kamar ini dan hanya menyisahkan lampu remang-remang jingga.

“selamat  tidur sayangku, maaf aku terlalu sibuk di luar.” Danen juga merebahkan tubuhnya di sofa yang masih tersisa. Sofa di ruangan ini cukup besar sehingga ketika di gunakan untuk membaringkan badan rasanya sama seperti berbaring di ranjang berkualitas tinggi.

Bersambung.

1
Rafly Rafly
perempuan bodoh.. udah cacat dalam gampang di kibulin pula..l
Phoenix Ikki
Siapin tisu buat nangis 😭
Oralie
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!