Anindia putri terpaksa harus menikahi Barra Emrik pria matang 10 tahun lebih tua darinya yang ternyata kakak dari kekasihnya.
Dia terpaksa harus menikah denganya karena Ayah nya menjual dirinya demi melunasi hutang-hutangnya karena Bisnisnya yang tiba-tiba bangkrut.
Bagaimana reaksi kekasihnya saat pulang dari negara lain mendapati kekasih yang sudah menjadi istri sah kakaknya.
Akibat kesalah pahaman yang di buat Dylan kekasih Anin, membuat Barra selalu bersikap kasar kepada istrinya dan memaksa istrinya melayaninya kapanpun dan dimanapun dalam kondisi apapun dalam urusan ranjangnya.
Apakah hanya kebetulan Barra menikahi Anin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
Jam pelajaran sudah habis, selesai berpamitan dengan kedua sahabatnya itu ia berjalan menuju gerbang sekolah untuk mencari taxi namun belum sampai gerbang Anin sudah dibtarik oleh seseorang.
"Ah, sakit! Diana apa yang kamu lakukan!" sentak Anin setelah meringis kesakitan karena pergelangan tanganya di tarik dengan kasar.
"Kau kira kau siapa Anin! setelah menemui kekasihmu lalu kamu pergi ruangan pak Barra dan keluar dengan pakaian berantakan!" sentaknya dengan sorot mata tajam dan murka.
Bagaimana tidak murka Diana selalu berusaha mendekati Dosen itu namun usahanya selalu gagal karena setiap ia mendekatinya Barra selalu menyuruh dan mengerjakan tugas kuliah, al hasil Diana tidak pernah ada kesempatan until mengobrol lama dengan Dosen muda Dan sekaligus pemilik Universitas itu.
Seperti tadi Diana sedang berusaha mendekati Barra namun saat mendengar jika Anin di panggil kekasihnya, Barra langsung mengusir Diana dengan raut wajah kasal gadis itu pun merasa aneh dan mulai diam-diam memperhatikan gerak-gerik Dosen nya itu.
Ternyata Barra mengintip Anin dan kekasihnya di ruangan kosong, lalu setelah itu Anin masuk kedalam ruangan Barra atas perintahnya dan Diana semakin tercengang melihat penampilan kusut Anin setelah keliar dari ruangan itu.
"Maksud kamu apa Diana?" tanya Anin yang memang mengerti maksudnya namun dia tidak menyangka jika ada orang lain yang melihatnya keluar dari ruangan itu.
"Jangan pura-pura ga tau! aku tau kalau kamu berusaha merayu Pak Barra kan! jujur saja!" sentaknya.
"Apa sih! jangan tarik-tarik lenganku seperti ini!" sentak Anin yang ga mau kalah, akhirnya keduanya pun cukup lama cekcok sambil saling menjambak satu sama lain.
Keduanya di pisahkan oleh beberapa orang yang berlalu lalang termasuk security di kampus itu. Anin akhirnya pulang dalam keadaan babak belur dengan beberapa luka di wajahnya, namun dia tersenyum bahagia karena Diana jauh lebih banyak luka di banding dirinya.
Anin berjalan masuk ke dalam Mansion besar milik Barra sesaat setelah turun dari taxi, dia berjalan menuju kamar nya dan langsung merebahkan tubuhnya asal di atas ranjang.
"Diana!" pekiknya kesal karena rasa sakit di ujung bibir nya, dia kembali berdiri untuk mencari obat di dalam walk in closet yang pernah ia liat di dalam kotak P3K. "Awas saja aku akan membalasnya," gumamnya dengan nada rendah dan berjalan masuk.
Namun Anin langsung berhenti saat melihat sosok pria bertubuh gagah itu sedang berdiri dan akan mengenakan pakaianya, Barra melirik ke arah Anin karema sadar jika ada seseorang di sana dan betapa terkejutnya dia melihat wajah Anin yang terlihat lebam.
Barra melempar baju yang akan di pakainya dengan sorot mata tajam menatap Anin yang terlihat syok, "apa yang terjadi! kenapa wajahmu memar seperti ini!" sentak Barra dengan penuh emosi, sadar jika Anin tidak dengar pertanyaanya dia mengikuti arah tatapan Anin dan ternyata dia baru sadar jika tidak sedang memakai handuk di bagian pinggangnya.
Anin dan Barra pun mengangkat wajahnya saling tatap dengan wajah yang sama-sama memerah, dengan cepat Barra menutup wajah Anin dengan satu lenganya dan membalika tubuh Anin membelakanginya.
Jantung Anin berdebar karena tubuh mereka saling menempel, andai Barra tidak menjaga jarak di bagian bawahnya Anin pasti sudah merasakan bagaimana bentuknya.
"Tunggu aku di luar, aku akan mengambilkan obat untukmu." ucapnya Barra sambil mendorong Anin keluar lalu menutup pintunya dan memakai cepat pakaianya.
.
.
to be continued...
padahal masih seru²nya nih 🤔
si dyland udah berhasik mempengaruhi oatknya bara 😩