Aliyha Sutesja, wanita 18 tahun yang hamil di luar nikah, hingga dia usir dari rumahnya. Pria yang menghamilinya hilang bak di telan bumi, Aliyha tak menemukannya lagi.
Sembilan tahun setelah melahirkan seorang anak laki-laki, putranya kini tumbuh dengan IQ di atas rata-rata hingga dalam dua tahun pelajaran kini Darel menduduki kelas 5 Sd.
Di usia yang baru menginjak 9 tahun, Darel sudah mengusai ilmu teknik komputer dan berbagai hal lainnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Darel berusaha mencari keberadaan ayah kandungnya.
Apakah Darel akan menemukan ayah kandungnya? Apakah Darel akan di terima setelah bertemu dengan ayahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti Topato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.13 ~Daniel Ravendra
"Akan ku cari di ponsel, Bunda." gumam Darel seraya keluar dari kamarnya menuju Aliyha yang berada di dapur.
"Bunda!" panggil Darel setelah sampai di pintuh dapur.
Aliyha dan Regina menatap ke arah suara itu, anak yang menjadi obrolan hangat mereka kini sedang menyapa.
"Ada apa, Dar?" tanya Aliyha.
"Tumben, kamu terlihat di dapur ini. Biasanya juga makan di dalam kamar," ujar Regina.
"Darel mau pinjam ponsel sama, Bunda, Aunty." jawab Darel seraya mendekat ke arah Aliyha.
"Buat apa?" tanya Aliyha cepat.
"Darel, mau dowload game, tapi paket Darel hampir habis, jadi pinjam ponsel Bunda." jawab Darel, bohong.
"Nanti Aunty, belikan." sela Regina.
"Tapi, Aku mau main sekarang,"
"Ya, sudah. Sana ambil ponsel Bunda, di kamar!" Pinta Aliyha.
"Ok. Makasih, Bunda." jawab Darel seraya kembali menuju kamar Aliyha.
Di kamar Aliyha, Darel mengambil ponselnya di atas meja kerja Aliyha. Tapi, matanya tertuju pada lemari yang sedikit terbuka.
Diam-diam, Darel membuka lemari itu, mencari sesuatu yang mungkin dapat membantunya.
Ya, Darel menemukan sebuah foto, dalam dompet lama milik Aliyha. Darel mengambil foto pria itu, dari dompet serta satu foto lagi yang dia yakini adalah foto keluarga Ibundanya.
Aliyha memang suka menyimpan barang-barang lamanya, itu di jadikan koleksi oleh Aliyha, bahkan dia menyimpan sepatu yang hampir bolong telapaknya, sejak dia pertama bekerja di perusahaan hingga sekarang, 10 tahun lamanya, tetap di simpan rapi di rak sepatu.
Darel, membalik foto pria dengan seragam sma itu, dan tertulis sebuah nama di sana. Daniel Ravendra. Darel memandang wajah pria itu dengan seksama. Dengan ketelitiannya, Darel dapat tahu jika mata pria itu sangat mirip dengannya, yaitu Biru.
"Dapat," gumam Darel seraya menutup kembali lemari itu dan membawah ponsel serta dua lembar foto lama yang di temukannya keluar dari kamar Aliyha.
Darel masuk dalam kamarnya, membuka laptop pemberian Satya, untuk mengerjakan apa yang ada di otaknya.
Ponsel Aliyha di otak-atik oleh Darel, dari nomor-nomor ponsel hingga akun sosial media milik Aliyha. Tak susah baginya untuk dapat masuk ke akun Aliyha, walaupun terkunci dengan kata sandi, Darel berhasil membobol akun itu dari laptopnya.
Tak lama setelah Darel berkutat dengan ponsel Aliyha, akhirnya dia menemukan apa yang dia cari.
Daniel Ravendra, Darel menemukan kenangan lama di akun sosial media milik Aliyha yang terpampang jelas Daniel dan Aliyha sedang berfoto mesra di sebuah vila dengan tulisan Daniel Ravendra dan di lanjutkan dengan emosion Love.
Darel mengembalikan ponsel Aliyha seperti sedia kala, kemudian kembali berkutat dengan laptopnya. Darel mengetik sebuah nama di kolom pencarian di mba google, kemudian munculah hasilnya.
Daniel Ravendra putra pengusaha terbesar di Indonesia.
Pernikahan Daniel Ravendra bersama Lisa Ketriyn.
Daniel Ravendra, SMK 1 Surabaya.
Seperti itulah hasil yang muncul dari pencarian Darel, dan masih banyak lagi hasil-hasil yang lain dengan menyebut nama Daniel Ravendra. Darel terus menggeser laman pencarian itu, ke bawah hingga dia mendapatkan hasil yang membuatnya terkejut.
Daniel Ravendra, penerus Pt. Royalti Group.
"Royalti Group," gumam Darel seraya berpikir.
"Itu tempat kerja bunda!" Batin Darel.
Tok tok tok tok
Aliyha masuk ke dalam kamar Darel setelah mengetuk pintu.
"Dar, Ayo makan siang," ajak Aliyha.
Dengan segera Darel mematikan laptopnya, karena di sana dia sedang membuka foto-foto tentang Daniel di laptop. Beruntunglah Darel sudah membereskan foto yang sempat di ambilnya di dompet Aliyha, menyimpan di bawah tempat tidur saat Aliyha mengetuk pintu.
"Sedang apa, kamu?" tanya Aliyha.
"Nggak, Bun. lagi main," jawab Darel.
"Oh, ayo makan sekarang. Nanti lewat jam makannya." ucap Aliyha.
Darel menutup laptop dan menuruti Aliyha yang mengajaknya keluar dari kamar.
"Akan ku lihat nanti, lagi," gumam Darel.
"Apa? Kamu bilang apa?" tanya Aliyha yang mendengar Darel seperti berkata sesuatu.
"Nggak, Bun. Salah denger mungkin," jawab Darel kemudian meninggalkan Aliyha yang terdiam dengan kebingungannya.
"Masa sih?" Aliyha menjadi linglung dengan pikirannya sendiri.
*
Selesai dengan makan siang mereka, Darel kembali ke kamarnya, membuka kembali laptop yang sengaja dia tutup tadi.
Darel membuka laman yang sebelumnya, yang dilihatnya tadi. Kemudian mengklik buka.
"Ternyata dia ada di sini!" gumam Darel.
Darel mengambil fotonya sendiri di ponsel, lalu menyamakan drngan foto yang ada di laptopnya. Foto Daniel kecil, sangat mirip dengannya, bahkan hampir tidak ada bedanya.
"Aku menemukanmu," ucap Darel dengan tersenyuman licik.
"Apa bunda tidak tahu?" gumam Darel lagi, dengan memikirkan Daniel yang adalah anak dari pemilik perusahaan tempat Aliyha bekerja hingga sekarang.
"Ternyata dia sangat dekat dengan kami, tapi kenapa dia tidak bersama bunda?" pikir Darel.
*
*
Di tempat lain, Satya berada di sebuah toko perhiasan bersama seorang wanita.
Satya melihat-lihat sebuah cincin, bersama wanita itu hinggandia mendapatkan yang cocok dengan pilihannya.
"Satya! Kau melebihi wanita dalam urusan memilih," gerutu wanita itu.
"Aku tidak ingin yang biasa. Aku ingin yang unik, dan mewah." ujar Satya.
"Mba, apakah ada cincin yang seperti dikatakannya itu?" tanya wanita itu pada wanita lain yang menjaga toko perhiasan.
"Sebenarnya ada beberapa cincin dengan edisi terbatas seperti itu, akan saya ambilkan, jika berkenan." jawab penjaga toko itu.
"Baiklah, tolong keluarkan semuanya, agar Pak Tua ini bisa memilihnya." ucapnya.
"Apa katamu? Pak Tua!" kesal Satya.
"Iya! Kau harus sadar dengan dirimu! Kau itu sudah tua, dan sekarang kau ingin melamar seorang wanita." ujarnya dengan meledek.
"Shiren, kita hampir seumuran, ya. Kalau aku, sudah tua berarti kau pun sudah tua!" jelas Satya.
"Oh, ya. Kau 34 tahun, dan aku baru 30, perbedaannya sangat jauh! Dan berapa usia wanita yang akan kau lamar itu, 28 tahun. Wah, wah!! Pasti kau berbuat sesuatu hingga dia mau menikahimu," ujar Shiren lagi.
"Menyesal aku, mengajakmu!" kesal Satya dan Shiren hanya mengendikan bahunya tidak peduli.
"Ini, Tuan." penjaga toko itu menyodorkan 3 kotak cincin pada Satya dan Shiren.
Satu-persatu kotak cincin itu di buka, dan mata Satya tertuju pada sebuah cincin yang simpel namun elegan dengan sebuah permata di tengah cincin itu.
"Yang ini," Satya menyodorkan kotak cincin yang akan di pilihnya.
"Kemarikan tanganmu!" pinta Satya.
Shiren menyodorkan jari-jarinya ke hadapan Satya dan Satya memasangkan cincin di jemarinya. Itulah kenapa Satya mengajak Shiren untuk membeli sebuah cincin.
Akhirnya Satya memilih sebuah cincin, yang masuk ke hatinya. Membeli cincin sebelum acara lamarannya di rencanakan, bukan ide yang buruk, pikir Satya.
Mereka kembali setelah membeli cincin setelah ini Satya akan mempersiapkan acara lamarannya, tapi bukan hari ini, nanti setelah dia mendapatkan hari yang bagus.
.
.
.
.
Adakah yang bisa memberi vote?
Dukunganmu, semangatku🖐
