NovelToon NovelToon
AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:482.3k
Nilai: 5
Nama Author: 01Khaira Lubna

Karena sang putra yang tengah sakit, suami yang sudah tiga hari tak pulang serta rupiah yang tak sepeserpun ditangan, mengharuskan Hanifa bekerja menjadi seorang Badut. Dia memakai kostum Badut lucu bewarna merah muda untuk menghibur anak-anak di taman kota.

Tapi, apa yang terjadi?

Disaat Hanifa tengah fokus mengais pundi-pundi rupiah, tak sengaja dia melihat pria yang begitu mirip dengan suaminya.

Pria yang memotret dirinya dengan seorang anak kecil dan wanita seksi.

''Papa, ayo cepat foto aku dan Mama.'' Anak kecil itu bersuara. Membuat Hanifa tersentak kaget. Tak bisa di bendung, air mata luruh begitu saja di balik kostum Badut yang menutupi wajah ayu nya.

Sebutan 'Papa' yang anak kecil itu sematkan untuk sang suami membuat dada Hanifa sesak, berbagai praduga dan tanda tanya memenuhi pikirannya.

Yang penasaran, yuk mampir dan baca tulisan receh Author. Jangan lupa like, subscribe dan follow akun Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Kalau sudah tiada baru terasa. Mungkin itulah yang dirasakan Setya saat ini. Ia mengemudikan mobilnya dengan sedikit ugal-ugalan. Entah apa yang ada di pikirannya, ia merasa bagian hatinya ada yang nyeri saat ia tahu Istri dan anaknya telah pergi dari rumah yang telah susah payah ia beli dahulu. Saat masih ada ia sia-sia 'kan, sekarang ia baru merasa kehilangan.

''Argh ...'' lagi-lagi Setya memukul setir mobilnya. Ia tidak tahu harus mencari Hanifa dan Arif kemana, setelah puas mengemudi mengelilingi Ibukota dengan tak tahu arah dan tujuan, akhirnya ia memilih pergi ke rumah mertuanya, rumah orangtua Arumi.

Begitu sampai di depan rumah orangtua Arumi, Setya menginjak pedal rem dengan pelan. Sedangkan Arumi yang mendengar suara mobil berhenti di depan rumah, ia keluar dengan cepat. Karena ia tahu itu adalah suaminya. Ia akan menyambut sang suami.

"Mas, dari mana saja?'' tanya Arumi ketika Setya baru sampai. Arumi dan Setya lalu duduk di kursi yang ada di teras rumah.

''M-mas tadi habis dari rumah teman.'' jawab Setya berbohong. Wajahnya nampak kusut.

''Temen yang mana? Lama banget, ini udah pukul delapan malam lho. Itu wajah Mas kenapa kusut gitu?'' cecar Arumi lagi dengan wajah cemberut dan penuh selidik.

''Ada ... lah ... Teman Mas. Kamu enggak kenal.'' jawab Setya lagi, masih berbohong.

''Iya, temen yang mana?'' lagi-lagi Arumi mencecar pertanyaan yang Setya anggap tak ada penting-pentingnya sama sekali. 

''Argh ... Kamu kenapa sih nanyanya udah kayak polisi lalu lintas aja.'' Setya merasa kesel sama pertanyaan Arumi. Wajah Setya terlihat sangat tak bersahabat. Sudah pusing karena kehilangan Hanifa dan Arif, sekarang ditambah pusing lagi sama Arumi yang cerewet. 

''Lho kamu kok sewot sih Mas. Aku 'kan cuma nanya tinggal jawab aja apa susah nya! Apa jangan-jangan kamu dari rumah si wanita miskin itu? Kamu mau jadi miskin lagi?!'' Arumi pun ikut terpancing emosinya, ia berbicara dengan kata sedikit menyindir Setya.

''Arumi! Sudah lah, Mas capek! Kamu cerewet banget jadi istri!'' Setya sedikit membentak dengan telapak tangan memukul meja. Arumi pun kaget karena nya. Ini kali pertama Setya berucap dengan nada tinggi. Arumi manatap Setya dengan wajah nyalang dan menggeleng 'kan kepalanya. Setelah itu kedua orangtua Arumi dan Caca ikut keluar karena mendengar suara Setya yang sedikit menggelegar dan mendengar suara meja yang di pukul.

''Ada apa ini?'' tanya Papa nya Arumi menatap Setya dengan pandangan menyelidik.

''Emm .... Enggak apa-apa kok Pa. Kita tadi cuma main-main aja.'' jawab Arumi membela sang suami. Hatinya terasa sakit oleh sikap Setya, tapi ia tidak mau orangtua nya ikut campur masalah rumah tangganya.

''Bener itu Setya?'' 

''Iya. Bener Pa.'' jawab Setya.

''Ya sudah, ayo masuk kita makan malam bersama. Mama sudah menyiapkan semuanya.'' timpal Mama nya Arumi lagi dengan wajah tersenyum.

''Iya Ma.'' Setya mengangguk.

''Papa, gendong aku.'' pinta Caca dengan nada suara manja. Ia menjulurkan tangannya ke arah Setya.

''Ayokk ... Sini Papa gendong.'' sahut Setya seraya membawa tubuh Caca kedalam dekapannya. Arumi tersenyum melihat pemandangan itu, seketika rasa keselnya terhadap Setya menguap. Iya, itu karena Arumi begitu mencintai Setya. Dan Arumi tidak mau Caca sampai kehilangan sosok seorang Papa yang sudah begitu dekat dengannya. Meskipun Papa nya itu adalah Papa hasil merebut dari anak lain.

**

Di tempat berbeda, di kediaman Malik yang megah. Ibu dan Anak nampak tengah mengobrol.

''Kamu beneran Abdillah akan kesini lagi?'' tanya Mama nya Malik seraya memasukkan cemilan kue kering ke mulut. Mereka berdua sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi.

''Iya, Ma. Barusan dia ngabarin. Katanya mau mengembalikan mobil. Abdillah kesini juga membawa Adik dan Keponakannya.'' jawab Malik.

''Oh ... Rame dong. Ya sudah kita makan malam nya nanti aja nunggu Abdillah dan Adiknya dateng.'' ucap Mama nya Malik dengan wajah tersenyum senang. Mama nya Malik memang sudah cukup lama mengenal Abdillah, beliau juga sudah tahu betul sama sifat dan sikap Abdillah yang baik, sopan, pekerja keras dan taat beribadah. Itulah yang membuat wanita paruh baya itu begitu menyukai Abdillah. Selama Malik berteman dan mempunyai Asisten seorang Abdillah, Abdillah telah banyak membawa perubahan positif kepada diri Malik. Malik telah banyak berubah, dari yang dulu masih sering lupa waktu sholat, sekarang Malik telah sholat tepat waktu. Dari yang dulu Malik suka gonta-ganti pacar, sekarang bahkan Malik tak pacaran sama sekali. Ia banyak belajar ilmu agama dari Abdillah, mana yang hukumnya wajib, haram dan makruh di dalam agama.

''Iya Ma. Kita tunggu Abdillah dateng dulu, habis itu baru kita makan malam.'' jawab Malik mengangguk kepala. 

Tidak lama setelah itu salah satu seorang pelayan memberitahukan kedatangan Andillah kepada Malik dan Mama nya. Malik dan Mamanya pun berjalan keluar, untuk menyambut kedatangan Abdillah.

Begitu sudah sampai di pintu utama, Abdillah mengucap salam.

''Assalamu'alaikum Nyonya.'' ucap Abdillah lembut dan sopan seraya mengambil tangan wanita paruh baya itu. Hanifa dan Arif pun melakukan hal yang sama seraya melempar senyum simpul kearah Mama nya Malik dan Malik. Mata Arif dari tadi tak mau diam, ia menatap ke segala arah di perkarangan rumah, ia begitu kagum melihat rumah yang begitu megah dan mewah, dengan taman yang terawat. Di halaman itu ada air mancur, kolam ikan dan berbagai macam jenis bunga-bunga.

''Walaikum'sallam Abdillah. Dan ... Ini siapa? Masya Allah kamu cantik sekali dan kamu tampan sekali Nak.'' balas Mama nya Malik dengan ramah, ia menyapa Hanifa dan Arif. Malik pun sama dari tadi tatapan nya tertuju kepada wanita bergamis hitam tersebut. 

''Perkenalkan ini Adik saya satu-satunya Nyonya, nama nya Hanifa, dan ini Putranya Arif.'' sahut Abdillah.

''Oh ... Kamu sungguh anggun Hanifa. salam kenal ya, dan salam kenal juga buat kamu ganteng.''

''Terimakasih Nyonya. Salam kenal kembali.'' ucap Hanifa dengan senyum sedikit kaku. Hanifa merasa sedikit grogi berkenalan sama orang yang ia anggap begitu berada. Kiranya terkadang orang kaya banyak yang sombong dan angkuh. Tapi ternyata tidak dengan Malik dan Mama nya. Malik dan Mamanya menyambut mereka dengan senyum ramah.

''Kamu jangan panggil saya dengan sebutan Nyonya Hanifa, jangan ikut-ikutan Abdillah. Panggil saya dengan sebutan Tante, aja ya. Perkenalkan nama Tante, Sarah. Dan ini Putra Tante sekaligus rekan kerja Kakak kamu di kantor namanya Malik''

''Em ... Baiklah Tante Sarah.'' Hanifa mengangguk. ''Salam kenal Tuan Malik.'' Hanifa menyapa Malik. Sesaat mata mereka saling bertemu. Dengan cepat Malik mengalihkan pandangannya.

''Iya. Salam kenal kembali.'' ucap Malik dengan wajah datar, nyaris tanpa ekspresi. Dia berdiri dengan gaya sok cool, kedua tangan ia masukkan kedalam saku celananya. Mama nya yang melihat pun menggeleng kepala. Malik memang seperti itu, ia memang nampak sedikit cuek sama orang yang baru ia kenal. Padahal di hatinya siapa yang tahu.

Kemudian mereka berjalan berdampingan masuk kedalam rumah, Tante Sarah membimbing mereka ke meja makan. Abdillah beberapa kali menolak ajakan Tante Sarah untuk makan malam bersama tapi Tante Sarah sedikit memaksa. Padahal sebelum kerumah Malik, rombongan Abdillah tadi sudah makan di restoran.

Usai makan malam, Hanifa membantu pelayan membersihkan meja makan dan mencuci piring kotor. Tante Sarah melarang, tapi tetap Hanifa lakukan. Karena baginya itu hanya pekerjaan mudah. Saat Hanifa sedang mencuci piring. Abdillah, Arif, Malik dan Tante Sarah mengobrol di ruang keluarga. Tante Sarah mengajak Arif mengobrol.

''Arif sekarang usianya udah berapa tahun?'' tanya Tante Sarah dengan suara di buat-buat seperti anak kecil. Arif duduk di pangkuan Tante Sarah.

''Usia aku lima tahun, Oma.'' jawab Arif pelan. Panggilan Oma ia sematkan karena tadi udah di kasih tahu sama Tante Sarah.

''Oh ... Udah besar ternyata. Papa nya Arif pasti sangat tampan ya?'' tanya Tante Sarah begitu saja, karena Tante Sarah memang belum tahu apa-apa tentang rumah tangga Hanifa yang sedang tak baik-baik saja.

''Kenapa Oma tanya Ayah nya Arif.'' sahut Arif lesu.

''Karena Arif tampan makanya Oma bilang begitu, pasti Ayah nya Arif juga tampan.'' timpal Tante Sarah biasa saja. Abdillah dan Malik yang mendengar kan merasa sedikit salah tingkah. Malik juga sudah tahu tentang rumah tangga Hanifa, karena Abdillah sudah menceritakan semuanya kepada nya. 

''Ayah Arif enggak tampan! Ayah Arif jahat, karena Ayah sering buat Bunda nangis, Ayah juga sering membentak Arif. Arif udah enggak punya Ayah! Ayah udah punya anak lain!'' sahut Arif, Arif menundukkan wajahnya. Kemudian terdengar isakan kecil dari mulut mungilnya. Tante Sarah yang tidak tahu apa-apa memandang Abdillah dan Malik secara bergantian. Ia bertanya dalam diam. Kemudian Tante Sarah membelai punggung Arif.

''Maaf, Oma enggak tahu apa-apa Sayang. Maaf Kalau pertanyaan Oma menyakiti Arif.'' ucap Tante Sarah merasa bersalah. 

''Iya, enggak apa-apa Oma. Hiks ....'' Jawab Arif masih dengan isakan. Tante Sarah pun merasa penasaran, apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga Hanifa? Pikirnya.

**

Keesokan harinya. 

Hanifa telah selesai memasak menu sarapan pagi. Ia menghidangkan masakan yang aromanya tercium begitu menggugah selera di meja makan.

Abdillah yang telah siap dengan kemeja panjang dan celana panjang duduk di meja makan. Arif pun sama, Arif juga telah rapi.

''Ayo kita sarapan pagi jagoan. Makan yang banyak, setelah ini Paman akan mengantarkan kamu dan Bunda ke sekolah kamu yang baru.'' ucap Abdillah, ia mengusap pucuk kepala Arif. Rencananya hari ini Abdillah akan menemani Arif dan Hanifa mendaftar ke sekolah Arif yang baru, Abdillah juga akan menemani Hanifa mengurus gugatan cerainya. Karena besok Abdillah akan kembali bekerja seperti biasa.

''Siap Paman.'' sahut Arif dengan wajah ceria.

Selesai sarapan, Abdillah dan Arif menunggu Hanifa di dekat mobil. Tidak lama setelah itu Hanifa keluar dengan gamis berwarna wardah dan jilbab hitam segi empat. Hanifa nampak sangat cantik dengan polesan make up tipis di wajahnya.

Abdillah melajukan mobilnya keluar pagar, lalu saat sudah keluar, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Saat baru beberapa meter mobil melaju, mobilnya berpas-pasan sama mobil dari salah satu rumah tetangga yang hendak keluar. Hampir saja kepala mobil mereka saling bertemu. Abdillah melihat keluar jendela. Begitu juga sama pemilik mobil yang di depannya.

''Jalan aja duluan ...'' teriak orang itu. Suara orang itu terdengar tidak asing di telinga Abdillah.

''Setya?!'' ucap Abdillah saat tatapannya dan Setya beradu.

Setya yang melihat pun merasa begitu kaget. Hanifa pun sama, Hanifa hanya diam. Dia hanya pasrah saja sama apa yang akan terjadi setelah ini. 

Bersambung.

 

1
Muhyati Umi
jodohkan Hanifah dengan Malik
Ameera sama Abdillah ya thor
Muhyati Umi
semoga aja Malik suka ke Hanifa
Dian Rahmi
Thor ..buatlah Malik berjodoh dengan Hanifa
Dian Rahmi
Thor.....Hanifa sama Malik ya
guntur 1609
llha ternyata oh ternyata
guntur 1609
dasar ayah biadab
guntur 1609
tega setya sm anaknya
guntur 1609
kok sampai diulang lagi thor bab ni
guntur 1609
,apa yg istrimu lakukan dulu akhirnya kau jalani juga akhrnya setya. ni nmnya hukum tabur tuai
guntur 1609
ameera sm abdilah saja
guntur 1609
cie..cie hakimmm gercep juga
Samsia Chia Bahir
woaaalllaaahhhh, ma2x rian bebaik2 rupax da udang dibalik U 😂😂😂😂😂😂😂 laaahhh harta pa2x rian i2 milik istri k duax loohhh ma2 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaaahhhh gimana critax kong rian udh nikah ma intan 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Penyesalan slalu dibelakang, klo didepan namax pendaftaran 😄😄😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Haaaaahhhhh, penjara t4mu shanum N setya 😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Cari gara2 kw setya, g ada tobat2x 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
wooaàlllahhhh arif kok sembarangn ngikut2 org 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaahhhh, pengulangn lg 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaahhhh, diulang lg 🤔🤔🤔😫😫😫
Kar Genjreng
satu istri ga di urus.. pekerjaan nya ojeg online..supri mau beristri dua laki laki ga bershukur 😚😚😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!