NovelToon NovelToon
Ujug-ujug Punya Tiga Suami

Ujug-ujug Punya Tiga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Satu wanita banyak pria / Harem / Mengubah Takdir
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Mega Biru

Duit tinggal ceban, aku ditawarin kerja di Guangzhou, China. Dengan tololnya, aku menyetujuinya.

Kupikir kerjaan itu bisa bikin aku keluar dari keruwetan, bahkan bisa bikin aku glow up cuma kena anginnya doang. Tapi ternyata aku gak dibawa ke Guangzhou. Aku malah dibawa ke Tibet untuk dinikahkan dengan 3 laki-laki sekaligus sesuai tradisi di sana.

Iya.
3 cowok itu satu keluarga. Mereka kakak-adik. Dan yang paling ngeselin, mereka ganteng semua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mega Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Debu aspal menggantung di udara, bercampur bau bensin dan karet ban. Di kejauhan, aku memperhatikan mobil silver yang lebih dulu berhenti, diikuti mobil merah, dan mobil hitam yang akhirnya melewati garis finish.

“Tenzin?”

Pandanganku terpaku saat seseorang keluar dari mobil silver. Benar, aku gak salah lihat, memang Tenzin pemilik mobilnya.

“Winner!” teriak race marshal.

Race marshal itu berlari kecil mendekati Tenzin, meraih pergelangan tangannya, lalu mengangkat tangan Tenzin ke udara.

“Winner!” seru race marshal itu lagi, di depan Sonam dan Norbu yang baru keluar dari mobil.

“Terima kasih, tugasmu sudah selesai,” sahut Tenzin pada Race marshal itu.

“Sama-sama.” Race Marshal itu pun pergi meninggalkan ke tiga suamiku, diikuti aku yang menghampiri mereka semua.

“Ch, bisa-bisanya aku kalah,” gerutu Norbu.

“Jadi maksudnya, aku tidak bisa jadi yang pertama melakukan malam pertama?” Wajah Sonam tampak kesal.

“Ya, Tenzin pemenangnya. Kamu yang ke tiga sampai garis finish, Kak So. Jadi aku lah yang dapat antrian nomor dua, sedangkan kamu yang terakhir,” sahut Norbu.

Sonam mengepalkan tangan. “Ini tidak adil.”

“Adil,” jawab Tenzin. “Lebih adil karena kita sudah bertanding.”

“Tapi aku maunya duluan!”

“Jangan curang, ikuti kesepakatan awal,” sahutku.

Akhirnya Sonam menghembuskan napas panjang. “Oke.”

“Jadi ini sudah deal?” tanya Norbu.

“Deal,” sahut Tenzin.

“Yes,” batinku senang, reflek melirik wajah Tenzin yang memandangku sambil menahan senyum.

**

**

Air hangat mengalir di kulitku, membawa pergi sisa lelah dan gemuruh perasaan yang sejak tadi menumpuk di dada. Uap tipis memenuhi kamar mandi hotel, membuat kaca buram dan pikiranku ikut kabur ke mana-mana.

Entah sudah jam berapa. Di luar jendela, cahaya kota Beijing hanya tampak sebagai kilau redup yang menembus celah tirai. Aku menatap pantulan wajahku di cermin yang masih berembun—Tersenyum sendiri.

Untuk pertama kalinya sejak semua aku pergi ke negeri orang, kali ini aku merasa bahagia— Bukan lagi takut, apalagi terpaksa.

“Duh.”

Bayangan Tenzin yang berdiri di lintasan balap tadi, dengan napas memburu dan senyum yang seolah hanya ditujukan padaku, kembali terputar di kepalaku.

Serius aku bakal iclik?

Sama Tenzin?

Rasanya benar-benar belum percaya. Tapi aku gak pernah merasa seingin ini untuk memberikannya.

Kuambil botol parfum dengan senyuman. Kuendus aroma floralnya, lantas kusemprotkan ke setiap lekukan tubuh. Aku benar-benar ingin tampil sempurna untuk Tenzin. Namun saat aku keluar dari kamar mandi, senyum bahagiaku mendadak kaku.

“K-kalian?”

Aku terkejut saat melihat Norbu dan Sonam yang ada di kamar. Tak lama kemudian, Tenzin yang entah dari mana itu pun masuk ke dalam kamar.

“Sudah selesai mandinya, sweety?” tanya Tenzin.

“Sudah.” Aku jadi gugup karena Sonam dan Norbu tiba-tiba meneguk ludah saat memandangku yang hanya memakai handuk.

“Waw, aku jadi tidak sabar.” Norbu nyengir nakal.

“Kamu sangat cantik. Bisa buka handuknya sekarang?” Permintaan Sonam membuatku tercengang.

“Buka handuk?” Jantungku berdebar. “Mau apa? Ini kan malamnya Tenzin. kalian keluar dulu.”

“Buka saja sebentar, kami hanya ingin lihat.” Sonam terus memandangku dari atas sampai bawah sambil menjilat bibirnya.

“Iya, buka saja, baby. Kami cuma ingin lihat sebentar,” tambah Norbu.

“Nanti saja,” sahut Tenzin. “Kalian keluar dulu. ini malam pertamaku.”

“Cuma lihat sebentar,” jawab Sonam.

“Kamu akan lihat saat gilirannya tiba. Tolong hargai pemenangnya.”

“Oke, kami keluar.” Sonam bangkit dari duduk.

“Tunggu giliranku, Baby.” Norbu mengerling.

“Iya-iya, nanti kalian dapet giliran semua. Sekarang keluar dulu,” ketusku.

“Oke.” Norbu mengacungkan ibu jari, lantas keluar dari kamar—Diikuti Sonam.

Hening.

Kamar ini menjadi sunyi, tapi detak jantung terdengar berisik saat tersisa Tenzin seorang diri.

“Kamu senang aku yang menang?” Tenzin tersenyum senang, kujawab dengan anggukan.

Tenzin melangkah mendekati pintu, lantas menguncinya. Ia pun tiba-tiba mematikan lampu, hingga tersisa cahaya temaram lampu meja.

“Sudah siap?” Tenzin berdiri di hadapanku.

“Tergantung kamu.” Napasku memburu —Mau gimana pun ini kali pertamanya untukku.

“Boleh kubuka?” Tenzin menyentuh handukku.

“B-boleh,” jawabku gugup.

“Malam ini, kamu akan bahagia di tanganku.” Tenzin akhirnya menarik handuk yang menutup seluruh kulitku.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!