NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Cinta Paksa / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berubah-ubah

Bab 13

Jarak yang semakin terkikis dengan deru nafas hangat yang makin terasa menerpa wajahnya, membuat Diana harus memalingkan wajah sambil memejamkan mata. Kedua tangannya masih betah ia sembunyikan dibalik punggung. Ia tak tahu apa yang akan dilakukan Ashlan terhadapnya. Tapi, dia juga terlalu takut untuk mencari tahu.

Bayangan kematian didepan mata masih menyisakan trauma. Terlebih lagi, lelaki tak berperasaan itu sama sekali tak pernah berperilaku baik terhadap Diana Emerald selama pernikahan mereka. Apakah tekad Diana Steel yang ingin merubah jalan cerita akan tetap berdiri tegak jika dihadapkan pada situasi semacam ini?

Ashlan. Ya, pria itu tak semudah yang Diana pikir untuk ditaklukkan.

"Kenapa kau sembunyikan kedua tanganmu?" tanya Ashlan sambil jemarinya menyusuri bahu, lengan hingga pergelangan tangan Diana yang masih tersembunyi dibalik punggung.

Sekali sentakan, Ashlan berhasil membuat kedua tangan Diana terlihat lalu mengangkatnya tinggi-tinggi diatas kepala gadis itu. Diana tersentak. Wajahnya mendongak menatap Ashlan dengan mata indah yang kini beradu dengan netra dingin milik sang Kaisar.

"Apa yang ingin Anda lakukan?" Suara Diana bergetar.

Ashlan memegang kedua pergelangan tangan Diana dengan satu tangan. Sementara, satu lagi ia gunakan untuk mencengkram erat dagu wanita yang tingginya hanya sebatas dadanya itu.

"Apa pantas seorang istri bertanya pertanyaan bodoh seperti itu kepada suaminya? Kita sudah sama-sama dewasa, Diana. Tentu kau tahu apa saja hak yang akan diminta oleh suami kepada istrinya dalam pernikahan," tutur Ashlan dengan nada rendah.

Diana sedikit meringis karena merasakan sakit pada dagu yang masih dicengkeram kuat oleh Ashlan. Gadis itu tersenyum miring. Netranya yang mulai berkaca tak gentar menghadapi bengisnya tatapan sang suami.

"Kau sembarang meminta hakmu setelah menghilang berhari-hari tanpa kabar? Kau sembarang meminta hakmu setelah selama ini membiarkan aku menjadi bahan hinaan? Jangan bercanda Kaisar Ashlan," Diana tertawa kecil. "Jangan pernah berbicara mengenai hak jika kewajibanmu saja tidak kau tunaikan!"

Rahang Ashlan terlihat mengerat setelah Diana menyampaikan kalimat panjang lebar tersebut. Sang Kaisar mendengkus kasar lalu melepaskan tubuh Diana dengan gerakan yang sama sekali tak mengandung kelembutan.

"Bukannya tadi aku sudah membelamu?"

"Sayangnya, hal itu sama sekali tidak akan membuat saya berterima kasih. Saya sudah terbiasa melindungi diri saya sendiri selama beberapa hari belakangan. Jadi pembelaan anda tadi sudah bukan apa-apa. Mubasir. Tidak berguna."

Ashlan menghela nafas panjang. "Tetap saja kau harus memberikan aku keturunan, Ratu!"

"Aku tidak mau," tolak Diana dengan tegas. Enak saja! Gerald saja belum pernah menyentuhnya. Masa' si Kaisar kejam ini yang harus menjadi orang pertama yang meneguk cawan madunya? Tidak. Jelas Diana tak mau.

Ashlan langsung mencekik leher Diana dengan erat ketika penolakan itu terdengar oleh rungunya. "Kalau kau menolak memberiku anak, lantas apa gunanya kau ku jadikan istri, hah?"

Diana tak bisa bernapas. Cengkraman Ashlan tak main-main. Tulang lehernya seakan remuk. Ingin rasanya ia menendang lelaki itu namun tenaga yang ia miliki seakan tersedot habis. Hanya kedua tangannya saja yang memukul-mukul lengan Ashlan. Berharap lelaki itu akan menghentikan aksi gilanya.

Airmata mulai mengalir deras. Hasrat diri ingin menghindari kematian, malah kematian itu sendiri ternyata datang jauh lebih cepat. Kini, Diana memilih pasrah. Jika dia mati hari ini, ditempat ini, dia berharap jiwanya akan terbangun di kehidupan dia yang sesungguhnya. Kehidupan yang hanya akan ada Gerald dan Vanya si pasangan peselingkuh yang menyebalkan. Bukan kehidupan dimana Kaisar kejam ini juga hidup.

Ya, lebih baik menghadapi 1000 Gerald dibanding menghadapi satu Ashlan.

BRUKK!!

Diana terbatuk dengan tubuh yang luruh ke lantai saat Ashlan tiba-tiba melepaskan cekikannya. Lelaki itu mundur beberapa langkah. Mengamati wajah Diana yang memucat dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

"Ratu, kau baik-baik saja?" tanya Ashlan cemas.

Hah! Cemas? Apa iya?

"Kenapa tidak bunuh aku sekalian, hah?" Diana merangkak menghampiri Ashlan lalu menarik tangan lelaki itu agar ia ikut menekuk lututnya. "Ayo! Bunuh saja aku! Lagipula, untuk apa aku bersusah payah untuk berjuang hidup? Didunia ini saja aku tak punya siapa-siapa. Tak akan ada yang merasa kehilangan andai aku benar-benar mati. Jadi, ayo lakukan! Bunuh aku!" teriak Diana histeris.

"Maaf, Ratu!"

"Maaf kau bilang? Kau pikir, nyawa manusia itu mainan? Memangnya, kau siapa yang berhak mempermainkan kematian seseorang?" Tangis Diana semakin keras. Kedua tangannya juga tak ikut diam. Ia meninju dada bidang lelaki dihadapannya berulangkali sambil melepaskan beban yang selama ini ia pendam.

"Pelankan suaramu, Ratu! Orang-orang bisa mendengar," peringat Ashlan seraya menahan tangan Diana.

"Biarkan saja! Biar mereka tahu kalau Raja mereka adalah lelaki yang tidak .....,"

Cup!

Ashlan membungkam mulut Diana dengan satu kecupan singkat. Dan, hal itu cukup ampuh membuat wanita itu benar-benar diam bahkan mendadak menjadi patung.

"Ayo tidur!" kata Ashlan seraya berdiri dan mendahului Diana naik ke tempat tidur. Tak ada sesi ganti baju apalagi membuka topeng. Lelaki itu langsung saja merebahkan badan dengan posisi membelakangi Diana.

'Apa-apaan itu tadi? Apa dia pengidap bipolar? Berkepribadian ganda? Alter ego?' gumam Diana yang tak mengerti akan perubahan mood Ashlan yang tiba-tiba.

Sedikit tertatih, Diana ikut merangkak naik ke tempat tidur dengan gerakan hati-hati. Ia takut jika gerakannya akan kembali menaikkan darah tinggi lelaki kejam itu. Namun, begitu ia tiba diatas kasur, suara dengkuran halus terdengar jelas dari sosok pria yang sedang berbaring memunggunginya itu. Tampaknya, Aslan tipe orang yang gampang terlelap.

*

Esok harinya, Diana terbangun tanpa menemui sosok sang suami disebelahnya. Entah kemana perginya lelaki itu. Namun, dalam hati Diana bersyukur tak menjumpainya di waktu sepagi ini. Selesai mandi, Diana sedikit memicingkan mata saat tak dijumpainya bekas memar akibat cekikan Ashlan semalam disekitar lehernya. Padahal, Diana sangat yakin bahwa mustahil cekikan sekeras itu tak meninggalkan bekas. Namun, nyatanya memang bekas itu tak ada disana.

"Selamat pagi, Yang Mulia!" sapa Mulanie yang baru saja datang.

"Pagi, Lanie!" balas Diana tersenyum.

"Mata anda kenapa sembap?"

"Ah, ini tidak apa-apa. Hanya kurang tidur," kilahnya yang mustahil membeberkan kejadian semalam kepada Mulanie.

Mulanie mengangguk dan tak bertanya lebih lanjut lagi. Ia melakukan tugasnya seperti biasa untuk membantu sang ratu bersiap dan memulai hari.

"Kau tahu dimana sang Kaisar sekarang, Lanie?"

"Saya dengar, beliau sedang keluar istana. Sepertinya ada urusan mendadak."

"Apa dia sendiri?"

"Tidak. Ksatria Bennett ikut bersama yang Mulia Kaisar."

Selesai bersiap, dapur adalah tujuan utama Diana saat ini. Gadis itu berniat memasak sarapan untuk Ashlan demi mengambil hati lelaki itu lagi. Berdasarkan kejadian semalam, Diana menarik kesimpulan bahwa Ashlan sebenarnya masih punya sisi baik yang pasti bisa ia manfaatkan.

"Apa Anda tidak lelah jika mengerjakan semuanya sendirian?"

"Demi bertahan hidup, ini semua bukan apa-apa, Lanie." Diana tersenyum. Terus melanjutkan acara memasaknya dengan gerakan rapi ,tertata juga sangat cekatan.

Pukul 10 pagi, orang yang dinanti akhirnya kembali. Diana antusias menyambut dengan senyuman termanis. Namun, belum sempat berucap apa-apa, Ashlan sudah lebih dulu menghampiri meja makan dan memporak-porandakan isinya.

PRANG!!

Semua makanan itu berhamburan dilantai. Suara pecahan piring yang beradu dengan keramik terdengar memekakkan telinga. Para pelayan yang berada disana menjerit ketakutan. Sementara, Diana hanya memandangi Ashlan dengan tatapan nanar.

"Sudah aku bilang! Aku benci sarapan! Lantas, siapa yang dengan beraninya menyiapkan sarapan untukku, hah?" teriak Ashlan.

Berusaha menahan emosi yang menggelegak, Diana menjawab pertanyaan Ashlan. "Aku Aku yang menyiapkannya."

Senyum miring menghias wajah tertutup topeng itu. Ia mendekati Diana lalu berkata,"Jangan terlalu berupaya keras menjadi istri yang baik. Sampai kapan pun, posisimu tak lebih dari seorang tawanan di Kerajaan ini. Ya, walaupun aku ragu, apakah dengan menjadikanmu sandera akan berguna atau tidak. Karena, yang aku tahu, putri tak berguna sepertimu tak pernah dianggap bahkan oleh Ayahmu sendiri."

1
£rvina
Luar biasa
£rvina
gimana mang wajahnya... pinisirin ih... /Facepalm/
£rvina
mereka mang gak tahu diri.. mang pantas di hajjaaarrr.. asu dahlah.... /Hammer/
Qpas Agustiyan
aq ko keinget Niah n Saga y, awl2 nikah... gagal move on aq nya... wkwkwkwk
Dede Mila
geregetan banget dah ma Diana.... katanya sabuk hitam....🫣🫣🫣🫣
dafa ramadhan
kereeen
Hikam Sairi
laper apa doyan.../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Hikam Sairi
/Chuckle/
Nurul Pky
Luar biasa
Chauli Maulidiah
genre novelnya wanita kuat..

tp ceritanya bikin kecewa. kuat apanya..?
Anonymous
ok
Sri Tati
Luar biasa
mom rafka
bagus dan seru ceritanya
Rizky Anindiya
nenek aneth.terserah kamu lah sakarep mu..orang udah bahagia malah mau di campuri LG .kasian kaisar Ashlan .kalo sampe Ratu Di kembali ke dunia nya😔
Rizky Anindiya
Luar biasa
Rizky Anindiya
Lumayan
Rizky Anindiya
Diana kamu yg terlalu menjaga jarak .padahal seharus nya buka hati mu...dgn kamu menjaga jarak kamu memberikan kesempatan sama si Verona..
Rafalia Azen
blm nikah udh enak enak dulu ,,,,
Rafalia Azen
nikah dulu baru bikin bayi
Thr!b!
Terimakasih Othor, sudah membuat karya yang sampai end. Tidak ngegantung para pembaca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!