Menceritakan tentang seorang gadis soleha bernama Aisyah yang mengajar di sebuah pondok pesantren yang jatuh hati dengan seorang pria yang merupakan anak angkat dari pemilik ponpes tersebut. Cintanya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan, karena sang pria idaman itu juga mencintainya, akan tetapi ia harus merasakan kekecewaan ketika harapannya untuk menikah dengan pria idamannya itu kandas karena sang pemilik ponpes justru menginginkan ia untuk menikah dengan putra kandungnya yang lumpuh. Akankah Aisyah menerima perjodohannya dengan lelaki yang divonis lumpuh itu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CA 13 # Maya Sakit
Siang itu Aisyah masih berkutat dengan pekerjaannya yang menumpuk di mejanya, Ia masih mengaudit laporan keuangan bulan ini yang harus ia laporkan kepada Kyai Hasan sebagai pengasuh pondok pesantren Darunnajah.
" Assalamualaikum, Aish..." sapa Bhumi dari bibir pintu
"Waalaikum salam, Mas...silahkan masuk" jawab Aisyah
"Istirahat saja dulu, jangan terlalu di porsir. Atau aku perlu panggilkan Syifa untuk membantumu?" tanya Bhumi yang memasuki ruangan kerjanya
"Tidak usah Mas, sebentar lagi juga selesai. Aku cuma nyelesain laporan keuangan saja kok, sisanya biar nanti Aish kerjakan di rumah saja," jawab Aisyah
"Gimana bulan madunya?, pasti seru banget ya?" tanya Bhumi lagi
"Alhamdulillah, semuanya berjalan sesuai rencana," jawabnya singkat
"Huft!, akhirnya selesai juga!" ucap Aisyah
"Kamu belum makan siang kan, kita makan bareng yuk di warung mang Asep?" ajak Bhumi
"Makasih Mas, tapi Aish mau makan dirumah saja sekalian ngecek keadaan Maya," jawab Aisyah menolak halus
"Assalamualaikum," kata Syifa yang berdiri di depan pintu
"Waalaikum salam," jawab Aisyah dan Bhumi bersamaan
"Masuk Syifa!" teriak Aisyah
"Ada apa kamu repot-repot datang kesini sampai bawa-bawa rantang segala?" tanya Aisyah
"Hmmm, saya sebenarnya sedang mencari Mas Bhumi, tadi saya keruangannya tidak ada, terus pas lewat kesini ternyata beliau ada disini makanya saya masuk mbak," jawab Syifa melirik kearah Bhumi
"Oh begitu, terus rantang itu buat siapa?" selidik Aisyah
"Saya sengaja membuatkan makan siang untuk Mas Bhumi," jawab Syifa tersipu malu
"Tuh Mas!, sudah ada Syifa yang nawain makan siang buat Mas, jadi tidak usah ke warung Mang Asep lagi, karena kalian sudah ketemu jadi silahkan dilanjut ngobrolnya, saya permisi pulang dulu ya, assalamualaikum..." ucap Aisyah yang kemudian meninggalkan mereka berdua
"Waalaikum salam,"
"Syukurlah kalau kamu tahu diri Aish, pergi yang jauh sana jangan menggangu aku dan Mas Bhumi, " batin Syifa
"Oh ya Mas, silakan dicobain makan siang buatan Syifa," gadis itu menyodorkan rantang pada Bhumi
"Terima kasih Syifa, lain kali tidak usah repot-repot membawa makanan untukku," jawab Bhumi
"Gak repot ko Mas, Syifa membuat itu sebagai ucapan terima kasih karena Mas sudah mengantar Syifa pulang kemarin," jawab gadis itu
"Yasudah kalau begitu Mas balik lagi keruang kerja mas ya, lagian tidak elok kalau dilihat santri lain, kita berduaan dalam satu ruangan tanpa seseorang yang mengawasi kita, " jawab Bhumi
"Iya Mas, Syifa juga pamit mau lanjut sholat dzuhur, assalamualaikum ..." ucap Syifa
"Waalaikum salam," jawab Bhumi
Keduanya kemudian keluar dari ruangan Aisyah dan kembali ke ruangannya masing-masing.
'Yes!!, akhirnya Mas Bhumi mau menerima makanan dariku juga. Semoga ini adalah awal yang bagus untuk kelanjutan hubungan kami,' batin Syifa
*************
Setibanya dirumah Aisyah segera menuju kamar Nyai Safi'ah.
"Assalamualaikum Maya," sapa Aisyah
"Waalaikum salam nduk," jawab Safi'ah lirih
"Subhanallah!, badan Maya panas sekali!, kita kedokter saja ya, Aish takut Maya kenapa-napa!" ucap Aisyah sembari mengusap lembut kening Maya
"Tidak usah nduk, nanti kalau sudah minum obat Maya juga sehat, maklum maya sudah sepuh jadi sakit-sakitan mulu," jawab Maya
"Tidak Maya, pokoknya Maya harus nurut sama Aisyah kali ini, Aish akan antar Maya ke klinik ya," kata Aisyah sedikit memaksa ibu mertuanya itu
"Iya , Maya tidak bisa menolak kalau kau sudah memaksaku," jawab Maya lesu
"Nah gitu donk, baru Maya kesayangan Aish," ucap Aisyah sembari memeluk wanita paruh baya didepannya
Aisyah dengan cekatan segera mengganti baju ibu mertuanya itu, dan langsung meminta pak Broto supir mereka untuk mengantarnya ke klinik.
Sesampainya di klinik Aisyah segera menuntun Maya menuju ke ruang pemeriksaan.
"Apa penyakit ibu saya dok?" tanya Aisyah
"Asam Lambung akut dan komplikasi mbak, dan sepertinya melihat kondisi ibu anda yang sangat lemah, ia harus segera dirawat intensif di rumah sakit agar kondisi bisa cepat pulih," jawab dokter
"Tidak mau, aku tidak mau dirawat, Maya takut Aish. Aku takut disuntik," cicit Maya yang merajuk seperti anak kecil
"Maya tenang ya, dirawat itu tidak harus disuntik Maya?. Buktinya Maya tadi tidak disuntik kan sama pak dokter," Aisyah mencoba menenangkan ibu mertuanya itu
"Iya benar ibu, dokter juga tidak akan sembarangan memberikan suntikan apabila tidak dibutuhkan," tambah dokter Ridho
"Tuh dengerin apa kata pak dokter Maya, jadi sekarang Maya tidak usah takut ya, karena Aish akan menemani Maya selama di rumah sakit nanti," ucap Aisyah dengan senyum manisnya
"Iya nduk, kalau ada kamu disamping Maya, aku jadi tidak takut lagi," jawab Maya
"Nah gitu dong, baru Maya kesayangan Aisyah," Aisyah mencium kening ibunya
"Ibu harusnya bersyukur karena memiliki anak perempuan yang begituan peduli pada ibu, jadi ibu harus semangat untuk sembuh agar tidak mengecewakan putri ibu, semangat ya bu!!" ucap dokter Ridho
"Semangat dok!!" jawab Safi'ah
Dokter kemudian membuat rujukan untuk perawatan Safi'ah dirumah sakit.
Aisyah segera mengambil ponselnya dan mengabari Bhumi kalau ia tidak bisa kembali ke pondok karena menemani Maya di rumah sakit.
"Jadi tolong ya Mas, nitip santri putri hari ini saja," ucap Aisyah
"Iya, kamu tenang saja aku yang akan menghandle semuanya, nanti malam Mas juga akan menjenguk Maya bersama Abah, yaudah kamu jangan terlalu capek ya, jaga kesehatan kamu juga," jawab Bhumi
"Inggih Mas, assalamualaikum," Aisyah kemudian menutup telponnya
Selain Bhumi gadis itu juga menghubungi ayah mertuanya Kyai Hasan, untuk memberitahukan bahwa Maya masuk rumah sakit. Tak lupa Aish juga menelpon suaminya, selain mengabarkan keadaan Maya juga karena ia mulai merindukan suaminya itu.
"Kenapa mendadak aku kangen Mas Banyu yah, " ucap Aisyah sembari tersenyum
Belum sempat ia memencet nomor Mas Banyu, tiba-tiba suaminya lebih dulu menghubunginya.
"Alhamdulillah, memang kalau jodoh gak akan kemana, ternyata kita memang sehati Mas," batin Aisyah
"Assalamualaikum Mas," sapa Aisyah
"Waalaikum salam Aish, kamu sudah makan belum sayang?" tanya Banyu
"Alhamdulillah belum Mas, Aish masih ngurusin Maya di rumah sakit, Mas sendiri sudah makan belum," tanya Aisyah
"Sudah sayang, btw Maya sakit apa kok sampai di rawat di rumah sakit?" tanya Banyu
"Asam lambungnya sudah akut Mas, jadi Aish berinisiatif untuk membawa Maya ke dokter, eh malam disuruh dirawat inap, katanya kondisi Maya udah parah, jadi ya Aish ikutin saran dokter," jawab Aisyah
"Iya emang harus gitu sayang, makasih ya udah jagain Maya, jangan lupa kamu makan dulu sayang biar kamu tetap sehat. Apa oerlu Mas kirim makanan kesana supaya kamu mau makan?" tanya Banyu
"Boleh Mas, kebetulan Aish lagi males keluar nih, abis masih bolak-balik ngurusin administrasi Maya," jawab Aisyah
"Yaudah tunggu ya, nanti mungkin sepuluh menit lagi makanannya sampai di sana, sudah sholat belum kesayangan Mas Banyu?" tanya Banyu lagi
"Kalau sholat udah dong, kalau Mas gimana?" Aisyah balik bertanya
"Alhamdulillah aku baru selesai sholat, Mas makin sayang sama kamu Aish, I love you my wife," ucap Banyu
"Love you to honey, Assalamualaikum..." jawab Aisyah
"Waalaikum salam sayang," sahut Banyu