SEASON 1
Menceritakan seorang gadis Jovanka Aretha Nathania yang dipaksa menikah karena perjodohan, akankah pernikahannya berlangsung lama?
COVER FROM PINTEREST
SEASON 2
Orin Quenby Winata putri dari pasangan Arga dan Retha kini sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Selain cantik dirinya juga digadang-gadang sebagai primadona sekolahnya.
Namun apalah daya tidak semua wajah cantik yang menyerupai bidadari itu membuat hidupnya berjalan lurus, justru dia harus menikmati kerumitan tentang cinta yang dia alami. Mau tahu kelanjutannya? Jangan lupa buat tap favorit like dan juga vote ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Trisnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
"Ternyata dia kalau dilihat-lihat cantik juga, maaf aku belum bisa menerima kehadiranmu" ucap Arga sambil mengelus rambut Retha.
Akhir-akhir ini entah kenapa Arga sering mengusap rambut maupun pipi Retha. Baginya itu mempunyai kenyamanan tersendiri saat menyentuh tubuh Retha. Tapi disaat sama-sama sadar Arga tidak pernah menyentuh Retha bahkan jarang bicara dengannya.
Retha mengerjapkan kala sinar matahari mulai menembuskan ke mata dan membangunkannya dari alam mimpi. Retha merasa tubuhnya remuk karena pekerjaan berat yang dilakukan kemarin dari pagi hingga malam.
Dilihatnya Arga masih tertidur pulas, walaupun tidur itu tidak mengurangi ketampanan yang dimiliki oleh wajah Arga.
"Hari ini hari Minggu dia pasti olahraga dulu dan tidak sarapan nasi, lebih baik aku bersih-bersih dapur saja" Gumam Retha.
Retha pun membersihkan diri dan segera menuju ke dapur. Dapur belum seratus persen bersih karena kemarin dia sudah sangat lelah jadi meneruskan pekerjaannya besok pagi saja.
Saat tangan-tangan Retha sibuk membersihkan dapur tiba-tiba Arga datang. Dia hanya memakai baju santai, yaitu kaos rumahan biasa dan celana pendek tapi itu tidak mengurangi tingkat ketampanannya.
"Buatkan aku sarapan" ucap Arga sambil menuang air putih kedalam gelas.
Sontak Retha terkejut dengan kedatangan Arga yang tiba-tiba dan berbicara padanya. Retha masih mematung menatap Arga lebih intens lagi.
"Buatkan aku sarapan kalau kau hanya memandangiku itu tidak akan kenyang". Retha terkejut karena Arga tahu dia sedang memandangnya.
"Mau sarapan apa tuan?" tanya Retha.
"Buatkan aku nasi goreng tapi tidak pedas"
"Baiklah tuan"
Dengan kecekatan tangan yang dimiliki Retha nasi goreng yang diminta Arga pun sudah selesai dibuat.
Arga pun mencicipi makanan pertama kali yang dibuat oleh istrinya.
"Ini enak, ck kenapa selama ini aku bodoh membiarkan makanan seenak ini terbuang sia-sia, tapi aku harus jaga image didepan Retha, malu dong aku kalau ketahuan menyukai masakannya" Batin Arga.
Disaat Retha membersihkan sisa-sisa nasi goreng tiba-tiba teleponnya berbunyi.
Tringg...Tringg
"Bu Ririn? ada apa ya?" tanya Retha dalam hati.
"Hallo ada apa Bu?" tanya Retha pada Bu Ririn
"Noel sakit re, kamu bisa bantuin ibu jaga Noel nggak soalnya hari ini ibu ada pertemuan dengan donatur panti?"
"Sakit apa Bu? baiklah Retha akan segera kesana Bu"
Arga kebingungan dengan Retha yang tiba-tiba panik setelah mendapatkan telepon dari seseorang.
"Ada apa?" tanya Arga.
"Noel sakit aku harus kesana, aku mau siap-siap dulu"
"Siapa Noel? tunggu sebentar aku antar tapi aku ganti baju dulu"
"Kau mau mengantarku?" tanya Retha tidak percaya.
"Iya sana cepat ganti bajumu"
Retha pun bergegas masuk kedalam kamar untuk mengganti pakaian. Begitu juga dengan Arga dia mengganti pakaian dikamar tamu.
Retha keluar dari kamar dan turun ketangga untuk mencari Arga, dia sangat khawatir dengan keadaan Noel.
Hari ini Retha memakai dres selutut dengan warna nude yang cocok dengan warna kulitnya. Karena tubuh Retha mungil dia akan terlihat lebih muda saat memakai pakaian apapun.
Arga pun turun, dia terkejut dengan dandanan Retha saat ini. Retha terlihat lebih cantik dari biasanya karena saat dirumah Retha hanya memakai kaos biasa dan celana panjang.
Arga pun menghampiri Retha yang sudah berada dibawah.
"Kau cantik.." gumam Arga namun masih dapat didengar oleh Retha meskipun tidak jelas.
"Ada apa tuan?"
"Tidak tidak lupakan aku tidak mengatakan apapun" ucap Arga gugup.
"Oh shitt jantung kenapa sekarang kau berdetak cepat sekali aku tidak sedang lari maraton" Umpat Arga dalam hati.
Mereka pun masuk kedalam mobil Arga dan menuju panti asuhan. Disaat ditengah perjalanan Retha merasa panas karena tadi tergesa-gesa ia pun menggulung rambutnya keatas memperlihatkan tengkuknya yang putih dan lehernya yang jenjang.
"Oh Tuhan jika seperti ini aku ingin mencium lehernya saja, itu sangat menggodaku" Batin Arga.
Arga melepaskan ikatan rambut Retha, Retha pun terkejut.
"Jangan mengikat rambutmu keatas jika tidak sedang dirumah" Ucap Arga tapi tetap fokus menyetir mobil.
Retha kebingungan dengan sikap Arga tapi daya Retha yang tidak berani banyak bicara jika sedang bersama Arga.
"Baik Tuan"
"Siapa Noel?" tanya Arga tiba-tiba
"Oh Noel salah satu anak panti asuhan yang biasa saya kunjungi tuan, mungkin usianya baru beberapa bulan" ucap Retha.
"Oh ternyata Noel adalah seorang anak kecil, syukurlah... Hei kenapa dengan aku, kenapa aku merasa senang mengetahui kalau Noel itu hanya anak kecil" Batin Arga.
Setelah menempuh perjalanan cukup lama akhirnya mereka sampai karena hari ini hari Minggu jadi sedikit ada drama kemacetan di ibukota.
Retha pun langsung bergegas masuk kedalam rumah panti, Arga mengekor dibelakang Retha.
"Bu.."
"Retha kamu sudah datang, ini Noel dari tadi menangis badannya demam, ibu mau tinggal jadi tidak tega"
"Sini Bu Noel biar sama Retha, ibu berangkat saja"
Bu Ririn memberikan Noel pada Retha untuk menggantikan menggendong Noel. Daritadi Bu Ririn memperhatikan Arga pasalnya setiap datang ke panti Retha selalu sendiri.
"Siapa re?" tanya Bu Ririn penasaran
"Emmmm" Retha bingung harus menjawab apa, jika dia bilang suaminya takut nanti kalau Arga marah.
Tiba-tiba tangan Arga sudah menjabat tangan Bu Ririn.
"Arga suami Retha" kata Arga.
Bu Ririn terkejut pasalnya selama ini Retha tidak pernah bercerita kalau dia sudah menikah. Tidak hanya Bu Ririn yang terkejut Retha pun terkejut karena Arga mengatakan jika dia suaminya.
"Oh maaf ibu tidak tahu, ya sudah ibu titip anak-anak panti ya re?"
"Iya Bu"
Retha merasa tidak enak dengan Arga jika harus menunggunya disana.
"Ehmm Tuan anda bisa pulang terlebih dahulu aku mungkin pulang agak sore" kata Retha
"Jadi kau mengusirku?" tanya Arga mengernyitkan keningnya.
"Ti..tidak bukan begitu tuan, aku takut jika tuan sedang ada urusan penting tuan bisa pulang terlebih dahulu"
"Tidak aku akan menunggumu sampai pulang"
Retha pun meninggalkan Arga di ruang tamu untuk menidurkan Noel dikamarnya. Tiba-tiba ada seorang anak kecil laki-laki berusia kurang lebih tujuh tahun menghampiri Arga dan duduk disampingnya. Anak itu menyenderkan badannya kesofa lalu menyilangkan kakinya.
"Hai Tuan kau siapa, kenapa datang kesini dengan kekasihku?"
Arga mengernyitkan keningnya, kekasih? siapa kekasih yang dimaksud, pikir Arga.
"Iya kak Retha adalah kekasihku jika besar nanti aku akan menikahinya" ucap anak itu lagi.
Tiba-tiba saja Arga tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan anak itu. Bagaimana tidak anak usia tujuh tahun sudah memikirkan pernikahan.
"Siapa namamu?" tanya Arga pada Reza anak kecil itu.
"Aku Reza" Ucap Reza menjabat tangan Arga.
"Wah berani juga anak ini" pikir Arga.
"Kenapa kau ingin menikah dengan Retha, bukan jika nanti kau sudah besar Retha sudah tua bukan?"
"Iya aku tahu itu, aku hanya ingin melindunginya saja selama ini kak Retha sudah baik padaku, jadi sebagai balas budinya aku akan menikahinya"
Arga pun tertawa sekencang-kencangnya, sungguh anak zaman sekarang kenapa pikirannya sudah jauh didepan sana.
"Kau tanyakan saja pada Retha siapa aku" Ucap Arga santai.
Reza menatap Arga tajam, Arga pun juga menatap Reza dengan tatapan mengintimidasi. Tapi bukannya takut tapi Reza malah melotot pada Arga.
Retha pun keluar dari kamar Noel, karena Noel sudah tertidur pulas. Dia melihat dua orang laki-laki yang beda usia tapi terlihat sedang bersitegang, Retha pun menghampirinya.
"Ada apa?"
Reza dan Arga pun sontak menengok kearah pemilik suara.
Jerry aja rayuan nya selangit apa lagi papa Arga nya hmm
lanjut donk