Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 11 : Menyamar
Shao Mingrui menepuk pundak Zhou Fan. "Kau memang dapat diandalkan."
Zhou Fan mengangguk, dia kemudian meninggalkan aula karena ingin memulihkan kondisi tubuhnya.
Kristal beast sudah berada di tangannya, ini jelas merupakan keberuntungan. Dia hanya perlu mencari kesembilan kristal beast lagi, meski tahu bahwa itu tidak akan mudah.
Zhou Fan kembali ke kediaman Shao Mingrui, dia diberikan sebuah ruangan di tepat di samping ruangan pangeran ketiga tersebut.
Masuk ke dalam, dia melihat Zhou Jim yang dengan tenang memakan makanannya, serigala itu tidak terusik saat Zhou Fan memasuki ruangan.
"Karena dia asik dengan makanannya, sebaiknya aku memulihkan diriku terlebih dahulu." Zhou Fan berniat memberikan kristal beast tingkat kedelapan yang merupakan pemberian Shao Mingrui.
Namun mengurungkan karena melihat serigala itu sibuk dengan urusannya sendiri.
Zhou Fan duduk bersila di samping tempat tidur, dia kemudian mengeluarkan beberapa pill pemulihan dan langsung menelannya.
Untuk beberapa waktu Zhou Fan terus memejamkan mata. Setelah merasakan sebuah energi telah mengalir dengan lancar, pemuda itu membuka mata perlahan.
Eh...
Ketika melihat ke tempat Zhou Jim berada sebelumnya, dia tidak menemukan keberadaannya.
"Kemana serigala itu?" Zhou Fan berdiri dan mencari keberadaan Zhou Jim di sekitarnya.
Melihat jendela terbuka sebagian, sontak memancing kecurigaan Zhou Fan. Dengan cepat pemuda itu berjalan mendekat.
Namun tidak juga menemukan keberadaan Zhou Jim. Zhou Fan pun membalikkan tubuhnya, hendak keluar mencari keberadaan beast berkaki empat tersebut.
Baru saja dia berbalik, dari belakang terdengar suara berisik. Tanpa menunggu waktu pemuda itu pun sekali lagi memutar tubuhnya.
Kerutan di wajahnya terlihat semakin jelas kala melihat sosok di hadapannya. Seekor serigala duduk manis dengan sepotong daging di antara giginya.
"Dari mana kau?"
Zhou Fan langsung merampas daging di moncong serigala itu.
Grg...
Zhou Jim meringkuk dengan wajah melas, membuat Zhou Fan menghela nafas panjang.
Plek...
Zhou Fan melempar daging ke lantai, dan dengan cepat disambar oleh serigala itu.
Tanpa sengaja mata Zhou Fan melirik sebuah gulungan di antara leher Zhou Jim.
Zhou Fan mengambilnya dan langsung membaca apa yang ada di dalam.
Saat membaca, ekspresi Zhou Fan kerap kali berubah. Kadang tenang kadang serius, seolah di tangannya adalah sebuah surat yang sangat penting.
***
"Pangeran, saya sudah memastikan bahwa ini memang berasal dari kediaman pangeran ke delapan." Zhou agan mengangkat gulungan di tangannya.
Shao Mingrui memangku dagunya, berpikir sambil meraih gulungan di tangan Zhou Fan.
"Jika demikian, ini adalah masalah yang serius. Apa yang harus kita lakukan, kita tidak bisa memberitahu Yang Mulia Kaisar, karena gulungan ini tidak cukup untuk membuktikan kebersalahan pangeran kedelapan."
Shao Mingrui meminta Zhou Fan untuk mengungkapkan apa pendapatnya, sedang pemuda itu sendiri masih diam tak bersuara.
Hem...
Zhou Fan menghembuskan nafas dengan kasar. "Yang pangeran katakan memang benar. Jika memberi tahu kaisar, malah akan membuat pangeran kedelapan lebih berhati hati."
"Lebih baik mengamati lebih dalam, dan berusaha mencari celah dari pangeran kedelapan."
Shao Mingrui mengangguk paham, dia juga setuju atas pemikiran Zhou Fan. Melakukan pengamatan merupakan cara yang paling tepat untuk sekarang.
"Apakah aku perlu mencari orang untuk melakukannya?"
Zhou Fan menggeleng dengan cepat. "Tidak perlu. Bukankah setiap malam kediaman setiap pangeran akan kedatangan tamu harian?"
Shao Mingrui mengerutkan kening, tamu harian? Dia tidak pernah mendengar bahwasanya ada tamu yang setiap hari datang ke kediaman para pangeran.
"Pelayanan ...." Zhou Fan menepuk dahi pelan. Entah mengapa dia merasa pangeran ini tidak begitu dapat diandalkan.
"Jangan berpikir untuk menyuap mereka, karena mereka adalah orang orang pilihan ayah kaisar."
Shao Mingrui menolak keras usulan ini, dia tidak mungkin akan menyuap orang orang ini, bisa bisa dia malah terjerumus ke dalam badai masalah.
"Kenapa harus menyuap, itu tidak perlu." Perkataan Zhou Fan membuat kening Shao Mingrui berkedut.
"Buat dia pingsan, biar aku gantikan melakukan tugasnya."
***
Malam datang tanpa diundang. Ketika seorang pria tua berpakaian laksana kasim berjalan hendak memasuki sebuah kediaman, dia merasakan seseorang mendekat.
Spontan dia memutar kepala, mencari siapakah yang datang. Namun tidak ada siapapun di sana, hanya beberapa lentera yang bersinar redup.
Huft...
Pria tua itu menghela nafas rendah, dia kemudian kembali memegang gagang pintu. Namun pandangannya tiba tiba gelap dan hidungnya terasa ada yang menyumbat.
Dia pun tak sadarkan diri dan jatuh ke bawah, tapi belum sempat tubuhnya ambruk sudah ada yang menampungnya.
"Pak tua, biarkan aku yang melakukan tugasmu." Zhou Fan yang sudah berpakaian laksana kasim lengkap dengan topi yang biasa dikenakan seorang kasim menarik tubuh pria tua itu pergi.
Tak lama Zhou Fan kembali dan bersikap seolah tidak terjadi apa apa. Dia mengetuk pintu kediaman pangeran ke delapan.
Seorang pria paruh baya membuka pintu dengan wajah garang. Zhou Fan mengenal siapa pria paruh baya itu, dia adalah orang sama yang telah kalah di tangannya. Bong Heteng.
"Mau pemeriksaan?" Bong Heteng membuka pintu kediaman lebar lebar, mempersilakan masuk sosok di depannya.
Aneh!
Bong Heteng menyipitkan mata, dia merasa tak asing dengan kasim yang baru saja masuk ke dalam kediaman pangeran kedelapan. Dia tidak akan menyangka jika itu adalah Zhou Fan, pemuda yang telah mengalahkannya dalam pertarungan.
"Di mana pangeran?" Zhou Fan bertanya dengan acuh tak acuh, dia memerankan sikap seorang kasim, harus sedikit menjiwai karakternya.
"Pangeran sekarang berada di kediaman permaisuri, mungkin tidak akan kembali malam ini." Bong Heteng terus mengikuti kemana pun Zhou Fan melangkah, pria paruh baya itu seolah menjadi bayangan.
Zhou Fan terus melangkah dan memeriksa keadaan kediaman pangeran kedelapan, saat dia ingin memasuki sebuah ruangan, tangan kokoh menahan tangannya.
"Beberapa ruangan tidak boleh dimasuki."
Zhou Fan mengikuti tangan yang menghalanginya, pemuda itu menarik sedikit sudut bibirnya. "Ini adalah pemeriksaan, jangan bilang kediaman pangeran kedelapan tidak ingin bekerja sama?"
"Atau di dalam ruangan terdapat suatu yang mengancam keselamatan kaisar?"
Bong Heteng terdiam, tapi dia terus menyangkal pikiran kasim di depannya. "Periksa ya periksa saja."
Pria paruh baya itu membuka pintu ruangan, dalam benaknya dia berkata. "Lagi pula kau tidak akan menemukan sesuatu dari sana. Bahkan aku tidak tahu dimana pangeran kedelapan menyimpan barang barangnya."
Sementara itu, Zhou Fan tersenyum puas, dia masuk ke dalam ruangan dan mulai memeriksa. Bong Heteng tak membiarkan Zhou Fan sendiri, dia terus mengikuti satu langkah di belakang.
Hal ini membuat Zhou Fan tak bisa bergerak bebas, bahkan setiap akan menyentuh barang, pria paruh baya itu berkata. 'Jangan menyentuh apapun'.
Setelah beberapa saat berputar dalam ruangan, Zhou Fan tidak menemukan suatu yang mencurigakan, dia hendak keluar, tapi matanya tanpa sengaja melihat sebuah pita menggantung dari bawah meja.
Senyum samar terlukis di wajahnya. "Bangkai akan tetap tercium, meski kau sembunyikan."