NovelToon NovelToon
Diantara Cinta Dan Dosa

Diantara Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Jesslyn Kim

Masih saling sayang, masih saling cinta, namun terpaksa harus berpisah karena ego dan desakan dari orang tua. Ternyata, kata cinta yang sering terucap menjadi sia-sia, tak mampu menahan badai perceraian yang menghantam keras.

‎Apalagi kehadiran Elana, buah hati mereka seolah menjadi pengikat hati yang kuat, membuat mereka tidak bisa saling melepaskan.

‎Dan di tengah badai itu, Elvano harus menghadapi perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, ancaman bagi cinta mereka yang masih membara.

‎Akankah cinta Lavanya dan Elvano bersatu kembali? Ataukah ego dan desakan orang tua akan memisahkan mereka dan merelakan perasaan cinta mereka terkubur selamanya?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesslyn Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menghalalkan segala cara

Setelah beberapa hari mengambil cuti, hari ini Vanya sudah kembali masuk kantor. Walaupun sebenarnya dirinya masih khawatir meninggalkan Elana, meskipun bersama sus Tari yang menjaganya. Yang jadi kekhawatirannya, takut Vano akan mengambil Elana dan memisahkan mereka. Entahlah begitu kacau pikiran Vanya saat ini.

"Sayang, mami kerja dulu ya. Elana yang rajin belajarnya." Vanya memeluk erat Elana, mengantarkannya sampai depan gerbang sekolah. Meski sibuk, Vanya selalu menyempatkan diri untuk mengantar Elana sekolah.

"Iya mami," Elana mencium tangan Vanya.

Dengan gemas Vanya menciumi pipi Elana, gadis kecil itu pun mencium kedua pipi ibunya.

"Papi gak di cium?" tanya Vano yang tiba-tiba berada di belakang Vanya.

"Papi!" Elana langsung menghambur ke pelukan Vano. Merekapun mengobrol singkat kemudian berpamitan.

Elana melambaikan tangan sambil masuk ke dalam gerbang. Di sana Elana telah di sambut oleh Miss yang akan mengajarnya.

"Vanya, kamu bahkan tidak memberi tahuku tempat Elana sekolah." Vano berdecak kesal.

"Sudahlah, aku tidak mau berdebat. Lagi pula kamu sudah tahu kan sekarang?" Vanya mengacuhkan Vano dan segera berjalan menuju mobilnya.

Tak menyerah Vano pun mengejar Vanya sampai di depan mobil. "Ya, itu karena Elana yang bilang sendiri."

Vanya berbalik sambil melayangkan tatapan tajamnya. "Ya sudah, apa lagi yang harus di permasalahkan?"

Vano menilik pakaian yang di kenakan Vanya dari atas sampai bawah. Kemeja putih lengan panjang yang cukup ketat menonjolkan lekukan tubuhnya, di padukan dengan rok span selulut dengan belahan di belakang, meskipun belahan itu tidak terlalu tinggi dan masih terlihat sopan.

"Seperti ini penampilanmu sekarang? Mau menggoda bos mu itu? Jangan mentang-mentang janda ya Vanya, jangan jadi wanita murahan," ujar Vano dengan hati yang panas, otaknya terasa mendidih melihat penampilan Vanya pagi ini. tak rela jika kemolekan tubuh Vanya di lihat oleh orang lain.

"Vano, jaga bicaramu!" Vanya tersulut emosi mendengar ucapan Vano yang begitu menusuk hatinya.

"Apalagi kalau bukan menggoda Vanya?" sekali lagi Vano terlihat meremehkan mantan istrinya itu.

"Terserah jika kamu berpikir seperti itu," Vanya segera masuk ke dalam mobil dan mengendarai nya dengan kecepatan tinggi.

Khawatir terjadi apa-apa terhadap Vanya, Vano pun segera mengikutinya dari belakang. Memastikan Vanya sampai ke kantor dengan selamat.

Vanya terisak, air matanya bercucuran, dadanya terasa sesak. Bisa-bisanya Vano berpikir seperti itu tentang dirinya. Padahal cara berpakaiannya pun masih terlihat sopan, di banding dengan rekan kerjanya yang lain.

Sesampainya di parkiran, Vanya terdiam sejenak. Ia harus menstabilkan emosi dan memperbaiki suasana hatinya terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan. Bahkan riasannya pun terlihat berantakan karena air mata. Walaupun malas, Vanya harus memperbaiki riasannya.

Sesampainya di kantor seperti biasa Vanya menyiapkan pekerjaan apa saja yang akan ia kerjakan hari ini. Apalagi posisinya bisa di bilang cukup penting yaitu sebagai sekertaris direktur.

Vanya tetap menyapa dan tersenyum ramah para rekan kerjanya, seolah dirinya baik-baik saja. Bagaimanapun juga ia harus bersikap professional bukan?

-

-

Setelah memastikan Vanya sampai kantor dengan selamat. Vano pun melanjutkan mobilnya menuju kantor. Setumpuk pekerjaan telah menunggu di sana.

Vano masuk ke dalam ruangan dengan perasaan yang kacau. Bahkan terlihat uring-uringan karena hal sepele yang di lakukan staffnya.

"Maaf pak, ini jadwal bapak hari ini," Seorang gadis muda datang membawa sebuah Pad memperlihatkan jadwal Vano hari ini.

Vano menghela nafas berat, pikirannya benar-benar tidak fokus pada pekerjaan. "Oke, langsung saja siapkan ruangan untuk meeting. Jangan lupa minta Andre untuk pimpin meeting pagi ini. Saya ada urusan mendadak,"

"Baik pak." Walaupun dengan ragu Lidya tetap mengikutinya apa yang Vano perintahkan.

Vano mengisyaratkan agar Lidya segera keluar dari ruangannya.

Tak lama Andre datang untuk protes pada Vano. "Kenapa kau malas bekerja akhir-akhir ini Vano?" Andre adalah asisten sekaligus sepupu Vano. Mereka juga sudah bersahabat lama dan sangat akrab.

"Entahlah," Vano bahkan terlihat seperti orang yang putus asa dan kehilangan arah.

Andre melipat tangan dan mulai menginterogasi Vano. "Kau masih memikirkan Vanya?"

"Tentu saja."

"Kau memang keras kepala. Sudah ku bilang ikuti saja kata hatimu, lihat saudara mu yang lain mereka hidup bebas sesuai keinginan mereka," Kesal Andre melihat Vano seperti orang yang tidak punya pendirian.

"Lalu aku harus bagaimana?" tanya Vano benar-benar putus asa.

"Sudah terlambat, kau bahkan sudah menambah masalah baru dengan menikahi Bella."

Vano mengusap wajah dengan kasar.

"Jalani saja apa yang sudah kau pilih," Bukan tidak simpati terhadap masalah yang di hadapi Vano. Tapi jauh sebelum ini terjadi, bahkan Andre sudah memperingatkan Vano berkali-kali.

"Ya sudah aku meeting dulu, lebih baik kau tenangkan pikiran." Tak mau ikut pusing, lebih baik Andre keluar dari ruangan Vano secepatnya.

"Obat penenang ku hanyalah Vanya." jawabannya frustasi.

"Sepertinya kau harus pergi ke psikiater," Ledek Andre sebelum akhirnya pergi dari ruangan Vano.

"Sialan!" umpat Vano kesal.

-

-

Bella tengah membujuk mama Erika agar mau mengajarinya memasak. Walaupun sejujurnya, mama Erika tidak terlalu suka berada di dapur. Ia akan memasak ketika ada momen-momen spesial saja. Tapi kali ini demi menantu kesayangannya, ia pun rela turun langsung ke depan kompor untuk mengajari Bella memasak.

"Bella, biar mbok Jum yang potong bawang. nanti mata kamu perih," selain takut mata Bella perih, mama Erika juga takut jika tangan Bella terluka.

"Enggak ma, Bella mau melakukan semuanya sendiri," tolak Bella dengan halus.

"Ya sudah, kalau gak kuat minta tolong mbak Jum saja ya,"

Setelah beberapa jam berkutat di dapur akhirnya masakan pun selesai. Rencananya, siang ini Bella akan ke kantor Vano untuk makan siang bersama.

"Mbak, aku mau tanya sesuatu. Apa mbak mengenal Vanya?" tanya Bella penasaran.

"Oh, tentu saja non," Meski ragu mbak Jum menjawab dengan jujur.

"Vanya orangnya seperti apa?"

"Maaf non, mbak tidak tahu. Non Vanya jarang sekali datang ke sini." Lebih baik mbak Jum menutup mulut, tidak ingin ikut campur urusan majikannya. Vanya memang beberapa kali datang dan menurut mbak Jum Vanya orang yang baik dan ramah.

"Oh begitu ya mbak," Bella merasa tidak puas dengan jawaban mbak Jum.

"Nggeh non."

Bella bahkan tidak bisa mengorek informasi apapun tentang Vanya. Termasuk dari Kirana sahabatnya, Kirana selalu mengalihkan pembicaraan saat dirinya bertanya mengenai Vanya.

"Mereka seperti menyembunyikan sesuatu," batin Bella semakin di buat penasaran.

Begitu sulitkah menaklukkan hati Vano? Apa usahanya ini juga akan sia-sia? Tapi Bella tak akan menyerahkan begitu saja. Sudah cukup lima tahun ini ia mengalah, ia yakin cepat atau lambat ia akan meluluhkan hatinya Vano.

"Jika tidak bisa memakai cara yang lembut, maka terpaksa aku akan memakai cara yang kotor," ucapnya dengan hati yang bergejolak.

***

Jangan lupa like dan komen ya...

1
𝐋aQ⃟ui𝐧🦋
Firasat seorang ibu ga pernah salah. Licik memang mantan mertua dan si bella itu
dyah EkaPratiwi
jahat sekali mama vano
💜Bening🍆
bisa gaplok emaknya vano gk sih itu mulut apa comberan kotor banget🙄
lari vanya.. lari.... larilah yg jauh dr vano n org2 di sekitaran vano pd gila semua mereka
💜Bening🍆
udahlah paling bener kalian hidup masing2.. apa lg vano udah berkeluarga...
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
ceritakan saja sama mami mu kalau Oma Erika tuh mengancam mu kalau kau tidak ikut sama papi mu
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
jangan mau elana lebih baik km ttp sama mami mu jangan pernah tinggalkan dia
Dewi Ajah
gubluugg kok bisa2 nya malah lari ke alkohol.. lemaaHh😒
dyah EkaPratiwi
kenapa Vanya tergodah😭
Author abal-abal: khilaf kak🤭
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
Vano egois bang jahat banget
𝐋aQ⃟ui𝐧🦋
Ya kan, rasa bersalah menghantui vano. Padahal kalau jujur pasti lebih baik sekalipun itu sakit. Kalau begini, makin besar kepala si bella
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
tumben banget si Vano acuh begitu biasanya kan dia kalau udh lama gak bertemu langsung maen nyosor aja
Author abal-abal: Vano sudah ternoda katanya 🙈
total 1 replies
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
papi mu bukan sibuk kerja elana tapi kmrn sedang liburan sama Bella 🤭
suzy baek
Type emak2 rempong.. masa anak baru aja cere dah di suruh nikah lagi. Vano makanya kaya gitu dia hidup di keluarga toxic
suzy baek
baru baca Bab awal tapi dah gedeg aja sama si Vano. Jadi laki kok gak tegas sih, kasihan tuh anak istrimu jadi korban.
TiraMissU
wah bercak merah jangan-jangan Bella pms itu 🤣🤣
TiraMissU
Jadi mereka melakukannya atau tidak? kok di skip sih thoorrr...
TiraMissU
Makin sebel sama Bella, di awal ku kira dia itu bakalan baik
TiraMissU
Si Bella sakit jiwa deh kayanya 🙈
TiraMissU
Mending jangan dah Vanya. suami orang tuh...
TiraMissU
uhuk lampu hijau... mending sama Ryuji aja sih bujangan anak tunggal kaya raya😂 emak bapaknya baik pula
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!