Suara Raja Bramasta terdengar tegas, namun ada nada putus asa di dalamnya
Raja Bramasta: "Sekar, apa yang kau lakukan di sini? Aku sudah bilang, jangan pernah menampakkan diri di hadapanku lagi!"
Suara Dayang Sekar terdengar lirih, penuh air mata
Dayang Sekar: "Yang Mulia, hamba mohon ampun. Hamba hanya ingin menjelaskan semuanya. Hamba tidak bermaksud menyakiti hati Yang Mulia."
Raja Bramasta: "Menjelaskan apa? Bahwa kau telah menghancurkan hidupku, menghancurkan keluargaku? Pergi! Jangan pernah kembali!"
Suara Ibu Suri terdengar dingin, penuh amarah
Ibu Suri: "Cukup, Bramasta! Cukup sandiwara ini! Aku sudah tahu semuanya. Aku tahu tentang hubunganmu dengan wanita ini!"
Bintang Senja terkejut mendengar suara ibunya. Ia tidak pernah melihat ibunya semarah ini sebelumnya.
Raja Bramasta: "Kandahar... dengarkan aku. Ini tidak seperti yang kau pikirkan."
Ibu Suri: "Tidak seperti yang kupikirkan? Jadi, apa? Kau ingin mengatakan bahwa kau tidak berselingkuh dengan dayangmu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainul hasmirati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bisikan Angin Malam di Balik Jendela
Malam semakin larut. Bintang berdiri di dekat jendela kamarnya, menatap langit malam yang bertaburan bintang. Angin malam berbisik lembut di telinganya, membawa aroma bunga-bunga dari taman istana. Hatinya masih dipenuhi dengan kebimbangan dan keraguan. Ia tidak tahu keputusan apa yang harus diambil.
"Apakah aku harus memilih Pangeran Kael, yang menawarkan kekuasaan dan kemakmuran bagi kerajaanku?" gumam Bintang pada dirinya sendiri. "Atau Pangeran Rockwell, yang menawarkan cinta dan kesetiaan yang tulus?"
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pelan di pintu kamarnya. Bintang terkejut dan segera menghapus air mata yang mulai membasahi pipinya.
"Siapa itu?" tanya Bintang dengan suara yang sedikit bergetar.
"Ini aku, Bintang," jawab sebuah suara dari balik pintu. "Pangeran Rockwell."
Bintang terdiam sejenak. Ia tidak menyangka bahwa Pangeran Rockwell akan datang menemuinya di tengah malam seperti ini.
"Apa yang kau lakukan di sini, Pangeran?" tanya Bintang dengan nada khawatir. "Jika ada yang melihatmu, akan terjadi masalah besar."
"Aku tidak peduli," jawab Pangeran Rockwell. "Aku hanya ingin melihatmu dan memastikan bahwa kau baik-baik saja."
Bintang menghela napas. Ia tahu bahwa Pangeran Rockwell sangat mengkhawatirkannya.
"Aku baik-baik saja, Pangeran," kata Bintang. "Kau tidak perlu khawatir."
"Aku tidak percaya," kata Pangeran Rockwell. "Aku tahu kau sedang bersedih dan bingung. Aku bisa merasakannya."
Bintang terdiam. Ia tidak bisa menyembunyikan perasaannya dari Pangeran Rockwell.
"Baiklah," kata Bintang. "Masuklah."
Pangeran Rockwell membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Bintang. Ia menatap Bintang dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang.
"Kau terlihat sangat cantik malam ini, Bintang," puji Pangeran Rockwell.
"Terima kasih, Pangeran," jawab Bintang dengan senyum tipis. "Kau juga terlihat tampan."
Pangeran Rockwell mendekati Bintang dan meraih tangannya. Ia menggenggam tangan Bintang dengan erat.
"Aku tahu kau sedang menghadapi keputusan yang sulit, Bintang," kata Pangeran Rockwell.
"Aku tidak akan memaksamu untuk memilihku. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu, apa pun yang terjadi."
Bintang terharu mendengar ucapan Pangeran Rockwell. Ia merasa beruntung memiliki Pangeran Rockwell di sisinya.
"Terima kasih, Pangeran," kata Bintang. "Kau adalah teman yang baik."
"Aku ingin menjadi lebih dari sekadar teman bagimu, Bintang," kata Pangeran Rockwell.
"Aku ingin menjadi kekasihmu, suamimu, dan pendamping hidupmu."
Bintang terdiam. Ia tidak tahu bagaimana harus menanggapi ucapan Pangeran Rockwell. Ia masih belum yakin dengan perasaannya sendiri.
"Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan, Pangeran," kata Bintang.
"Aku masih bingung dengan perasaanku. Aku tidak ingin memberikanmu harapan palsu."
"Aku mengerti," kata Pangeran Rockwell. "Aku akan menunggu selama yang kau butuhkan. Aku akan bersabar dan terus berusaha untuk mendapatkan hatimu."
Pangeran Rockwell mendekatkan wajahnya ke wajah Bintang. Ia menatap mata Bintang dengan tatapan penuh cinta.
"Bolehkah aku menciummu, Bintang?" tanya Pangeran Rockwell dengan suara lirih.
Bintang terdiam sejenak. Ia merasa gugup dan berdebar-debar. Ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.
"Aku..." Bintang mencoba untuk menjawab, tapi Pangeran Rockwell sudah menciumnya terlebih dahulu.
Ciuman Pangeran Rockwell lembut dan penuh kasih sayang. Bintang merasa seperti tersihir oleh ciuman itu. Ia memejamkan matanya dan menikmati setiap sentuhan dari bibir Pangeran Rockwell.
Setelah beberapa saat, Pangeran Rockwell melepaskan ciumannya. Ia menatap Bintang dengan tatapan penuh harap.
"Bagaimana perasaanmu, Bintang?" tanya Pangeran Rockwell.
Bintang terdiam. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan. Ia merasa bingung dan malu.
"Aku..." Bintang mencoba untuk menjawab, tapi ia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat.
"Kau tidak perlu mengatakan apa pun," kata Pangeran Rockwell.
"Aku bisa melihatnya di matamu. Kau juga merasakan sesuatu yang istimewa saat bersamaku."
Bintang terdiam. Ia tidak bisa menyangkal ucapan Pangeran Rockwell. Ia memang merasakan sesuatu yang istimewa saat bersama Pangeran Rockwell.
"Aku..." Bintang mencoba untuk berbicara, tapi Pangeran Rockwell kembali menciumnya.
Ciuman kali ini lebih dalam dan lebih bergairah. Bintang merasa seperti terbawa arus oleh ciuman itu. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.
Pangeran Rockwell mengangkat Bintang dan membawanya ke tempat tidur. Ia merebahkan Bintang di atas tempat tidur dan mulai menciumi leher dan bahunya.
Bintang mengerang pelan. Ia merasa seperti kehilangan akal sehatnya. Ia tidak tahu apa yang sedang dilakukannya.
"Pangeran..." Bintang mencoba untuk menghentikan Pangeran Rockwell, tapi ia tidak bisa. Ia terlalu lemah untuk melawan.
Pangeran Rockwell terus menciumi dan membelai tubuh Bintang. Ia membuka gaun Bintang dan membuangnya ke lantai.
Bintang merasa malu dan takut. Ia tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan keras di pintu kamarnya. Bintang dan Pangeran Rockwell terkejut dan segera menghentikan aktivitas mereka.
"Bintang! Buka pintunya!" teriak sebuah suara dari balik pintu. "Ini aku, Ibu Suri!"
Bintang merasa panik. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia tidak ingin Ibu Suri melihatnya dalam keadaan seperti ini.
"Sembunyilah, Pangeran," bisik Bintang kepada Pangeran Rockwell. "Cepat!"
Pangeran Rockwell segera mengenakan pakaiannya dan bersembunyi di balik tirai jendela. Bintang juga mengenakan kembali gaunnya dan merapikan rambutnya.
Setelah itu, Bintang membuka pintu kamarnya. Ia melihat Ibu Suri berdiri di depan pintu dengan wajah yang marah.
"Apa yang sedang kau lakukan, Bintang?" tanya Ibu Suri dengan nada tinggi. "Aku mendengar suara-suara aneh dari kamarmu."
Bintang merasa gugup dan takut. Ia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan situasinya kepada Ibu Suri.
"Aku... aku sedang membaca buku, Ibu Suri," jawab Bintang dengan suara yang bergetar. "Aku tidak bisa tidur."
Ibu Suri menatap Bintang dengan tatapan curiga. Ia tidak percaya dengan ucapan Bintang.
"Benarkah?" tanya Ibu Suri. "Kalau begitu, kenapa kau terlihat begitu berantakan?"
Bintang terdiam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Ibu Suri.
"Aku tidak percaya padamu, Bintang," kata Ibu Suri. "Aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku."
Ibu Suri masuk ke dalam kamar Bintang dan mulai mencari-cari sesuatu. Ia membuka lemari pakaian dan melihat ke bawah tempat tidur.
"Apa yang sedang kau lakukan, Ibu Suri?" tanya Bintang dengan nada panik.
"Aku sedang mencari tahu apa yang sedang kau sembunyikan dariku," jawab Ibu Suri.
Tiba-tiba, Ibu Suri melihat tirai jendela bergerak-gerak. Ia mendekati jendela dan membuka tirai itu.
"Pangeran Rockwell!" teriak Ibu Suri dengan nada terkejut.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Pangeran Rockwell keluar dari balik tirai dengan wajah yang pucat. Ia tidak bisa berkata apa-apa.
"Aku..." Pangeran Rockwell mencoba untuk menjelaskan, tapi Ibu Suri memotong ucapannya.
"Aku tidak ingin mendengar apa pun darimu," kata Ibu Suri dengan nada marah.
"Kau telah mencoreng nama baik kerajaan ini. Kau akan mendapatkan hukuman yang setimpal."
Ibu Suri menatap Bintang dengan tatapan kecewa.
"Aku sangat kecewa padamu, Bintang," kata Ibu Suri. "Aku tidak menyangka kau akan melakukan hal seperti ini. Kau telah menghancurkan masa depanmu sendiri."
Setelah itu, Ibu Suri meninggalkan kamar Bintang dengan perasaan marah dan kecewa. Bintang dan Pangeran Rockwell terdiam. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Pangeran Kael saat bertemu Bintang di taman. "Bintang, aku mendengar desas-desus tentang hubunganmu dengan Pangeran Rockwell. Aku harap itu tidak benar. Aku tidak ingin kau menyia-nyiakan dirimu untuk pria yang tidak pantas untukmu."
"Pangeran Kael, aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Aku dan Pangeran Rockwell hanya berteman."
"Aku harap kau berkata yang sebenarnya, Bintang. Aku tidak ingin kau menyesal di kemudian hari."
Setelah berkata demikian pangeran Kael pergi meninggalkannya sendirian di taman.Dan tak lama kemudian Dayang Sumbi datang.
Dayang Sumbi setelah Ibu Suri mengetahui hubungan Bintang dan Pangeran Rockwell.
"Bintang, aku sudah memperingatkan mu tentang Pangeran Rockwell. Kau tidak mendengarkan ku. Sekarang lihat apa yang terjadi. Kau telah membuat masalah besar bagi dirimu sendiri dan kerajaan ini."
"Aku tahu, Dayang. Aku menyesal telah melakukan ini. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang."
"Kau harus menghadapi konsekuensi dari perbuatanmu, Bintang. Kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan."