Karena ulah wanita yang ia cintai kabur saat usai akad nikah, Letnan Harley R. A Navec tidak sengaja tidur dengan wanita yang berbeda, gadis yang sebenarnya sudah menjadi pilihan orang tuanya namun ia merahasiakan hal besar ini. Harley Navec hanya menganggap Pranagita Kairatu Inggil Timur sebagai adik, apalagi gadis itu adalah adik dari sahabatnya sendiri. Disisi lain, jiwa petarung dan jiwa bebas Harley masih melekat dalam dirinya.
Sakit hati yang mendalam ia lampiaskan di setiap harinya pada Gita hingga gadis lugu itu hamil. Sebenarnya perlahan sudah terbersit rasa sayang apalagi setelah tau Gita hamil namun kakunya Letnan Harley membuatnya kabur hingga bertemu kembali dengan seorang pria yang dulu pernah berkenalan dengannya tanpa sengaja, Letnan Herlian Harrajaon Sinulingga.
Pernikahan Letnan Harra dan Gita pun terjadi, rintangan silih berganti menghampiri hingga hadir istri titipan karena.....
SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Keadaan berantakan.
"Oohh.. Jadi selama ini kamu dekat dengan Harra??" Gumam Bang Harley. Ia pun meraup wajahnya kemudian meletakan ponselnya di atas meja.
'Tapi bagaimana dengan kejadian malam itu?'
Mendadak perasaan Bang Harley menjadi resah, terbayang wajah Gita di dalam benaknya. "Aduuh.. Kepalaku pusing, masa iya selama ini Gita pacaran sama Harra?"
\=\=\=
Hari ini Papa Decky memantau laporan harian 'ajudannya'. Semua terpantau tertib tanpa trouble. Susah payah Papa Decky mencari dan bernegosiasi agar tempat tinggal mereka saling berhadapan dahanya dari rumah kost yang saat ini di pakai Gita.
Sudah satu bulan lebih tidak melihat putrinya sungguh membuatnya hatinya begitu rindu. Papa Decky meminta Bang Harra untuk membawa putrinya pulang ke rumah. Tapi hingga siang ini, belum nampak tanda Bang Harra membawa putrinya.
//
Siang itu setibanya dari bandara, Bang Harley datang menemui Gita karena suatu hal yang penting dan membuatnya gelisah.
"Kita harus ke dokter kandungan, Gitaa..!! Kita harus pastikan apakah telat haidmu itu faktor stress atau.... Hamil." Kata Bang Harley.
"Tapi Gita takut, Bang." Jawab Gita sambil berkali-kali mematikan panggilan telepon dari Bang Harra kemudian mengeluarkan sesuatu dari sakunya lalu menunjukkan di hadapan Bang Harley. "Ini.. Ini jelas garis dua, kan??"
Lagi-lagi ponsel Gita berdering membuat Bang Harley jengah. Ubun-ubunnya panas meradang.
"Matikan ponselmu.. Saya tidak mau ada laki-laki lain yang menyela pembicaraan kita." Bentak Bang Harley. "Katakan dengan jelas, anak itu, anak saya atau anaknya Harra??? Bukankah setiap hari kamu bersama Harra."
Ucapan Bang Harley jelas menyakiti hati Gita tapi ia mencoba menahannya karena tidak punya pilihan. Ia kembali memasukan benda kecil pipih tersebut ke dalam tasnya.
"Ini anak Abang, Gita nggak pernah melakukannya sama Om Black."
"Maaf, Gita. Saya terlalu emosional. Saya hanya kaget mendengarnya. Tapi, kalau kamu memang hamil anak saya, saya akan tetap menerima anak itu, saya bertanggung jawab sepenuhnya. Saya hanya minta kamu untuk memberi saya waktu sebentar, untuk membatalkan pernikahan dengan Ciara. Setelah semua beres, saya akan melamarmu, langsung di hadapan kedua orang tuamu." Janji Bang Harley secara sadar.
"Tapi sampai kapan?? Gita takut perut ini akan semakin besar."
Bang Harley semakin pusing mendengarnya, pasalnya ia pun syok dan masih menerka situasi yang terjadi.
"Saya butuh sedikit waktu untuk berpikir jernih, sekarang temui Harra. Dia bukan laki-laki sembarangan, kamu sembunyi di lubang semut pun pasti akan ketahuan."
//
"Salah makan atau bagaimana?? Mual mu ini parah sekali, tapi masa iya salah makan?? Apa kamu makan makanan lain tanpa sepengetahuan saya????" Terpaksa Bang Harra turun tangan memijat tengkuk Gita.
"Nggak, Om."
"Lantas apa??? Komandan sudah menunggu di rumah, saya harus jujur atau memberi alasan??" Tanya Bang Harra.
"Jangan bilang Papa. Sebenarnya Gita ingin bicara sesuatu, tapi Om bantu cari solusinya ya..!!"
Bang Harra berusaha tenang, ia membawa Gita kembali duduk di bangku kantin kampus, bagian sudut yang tidak terlalu ramai jangkauan orang.
"Cepat bilang, ada apa??"
"Nggak jadi, Om. Sekarang kita pulang saja ke rumah Papa." Ajak Gita.
...
Sepanjang perjalanan, Gita nampak murung. Perasaannya menjadi lebih peka dengan apa yang terjadi.
"Kalau memang ada yang ingin kamu sampaikan, katakan saja..!! Saya akan dengarkan."
"Gita takut pulang, Gita hamil."
Seketika itu juga Bang Harra menginjak rem dengan kuat hingga mobil berhenti mendadak, untung saja mereka berada di jalan yang sepi.
"Kamu hamil??? Sama siapa???? Bukankah selama ini saya selalu memantau kamu." Tanya Bang Harra begitu syok mendengarnya. Ia pun menepikan mobilnya agar bisa mendengarkan penjelasan dari Gita.
"Samaa..... Sama lettingnya Bang Eijaz."
"Siapa namanya?? Lettingnya Eijaz juga letting saya." Kepala Bang Harra rasanya berdenyut.
"Bang Harley."
"Ya Tuhanku, gila kau ya. Kenapa kau bisa tidur sama dia??? Harley itu suami orang." Suara Bang Harra meninggi membuat Gita ketakutan.
Gita pun menangis sesenggukan, tak ada sanggahan, tak ada jawaban. Disana Bang Harra bersandar lemas berusaha tenang mengingat dan mencerna seluruh perkataan Gita.
"Malam kau 'mabuk', itu adalah malam sehari setelah Harley menikah dengan Ciara. Istrinya pergi dan tanpa sadar menyambarmu."
"Om, tau??????"
"Jadi benar???" Tanya Bang Harra memastikan. "Apa kau tadi bertemu dengan Harley tanpa sepengetahuan saya??"
Gita mengangguk, rasanya tidak ada yang bisa di tutupi lagi dari Bang Harra.
Bang Harra menepak kemudi mobilnya dengan gemas. Sejenak ia berpikir lalu menghubungi seseorang di seberang sana.
"Saya mau bicara, di cafe palm..!!"
:
Sejak tadi tatapan Bang Harley begitu tajam saat tadi sahabatnya datang berdua dengan Gita. Perasaannya campur aduk tak karuan. Isi kepalanya memikirkan banyak hal.
"Kau masuk dalam masalah saya dan Gita. Apa jangan-jangan selama ini kau ada main dengan Gita dan ingin menjebak saya. Bukankah kau menjadi kawal Gita atas permintaan komandan." Ujar Bang Harley.
"Eehh b*****t, bicaramu jangan nyambar kemana-mana. Ini sudah jadi anak, bagaimana tanggung jawabmu??" Kata Bang Harra terpancing emosi.
"Kejadian itu tidak sepenuhnya salahku, kau juga pasti menyadari bagaimana lemotnya pikiran Gita. Kalau memang itu anak saya, saya pasti tanggung jawab, tapi bagaimana kalau kau juga patungan, anakmu atau anak ku??"
Bang Harra menarik krah pakaian Bang Harley, tak menyangka sahabatnya itu bisa berucap sedemikian menyakitkan.
"Kau tega bicara seperti itu padahal kau juga lahir dari seorang perempuan. Software mu berantakan????" Bentak Bang Harra.
"Sudah, Om.. Sudaah.. Ini masalah Gita. Ini hukuman buat Gita. Gita sadar, Gita yang salah." Gita menarik lengan Bang Harra agar menjauh dari Bang Harley, mungkin jika saat itu Gita tidak menarik lengan Bang Harra, sudah terjadi baku hantam disana.
~
Setelah kejadian itu, Gita mendadak terus saja mual, bahkan lebih parah dari yang tadi.
"Mualmu parah sekali, apa mau pulang dalam keadaan seperti ini??" Tanya Bang Harra.
"Gita mau pulang, Papa pasti menunggu." Jawab Gita.
"Ya sudah, ayo saya antar."
.
.
.
.
konfliknya makin komplek, mantapp💪💪