NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dibonceng

**

" Dek, dimana? "

" Haaa? "

" Dimanaaaaaa "

" Di jalan "

" Jalan mana? "

" Haaaa? "

" Jalan manaaaaa "

" Jalan pulang. "

" Oh oke "

Sambungan Telfon langsung mati begitu saja, membuat diva menatap layar ponselnya. Akhirnya dengan segala paksaan Gus Zindan, diva jadi gagal untuk melakukan balapan ronde kedua.

Kini ia pulang bersama Gus Zindan menggunakan motornya. Tadinya Gus Zindan menawari untuk pulang naik mobilnya saja, sementara motornya di bawa oleh Gus Alip, namun diva menolak dengan tegas. Ia tidak ingin ada orang lain yang naik motornya Tampa ada dirinya.

" Siapa? " Tanya Gus Zindan, pria itu sedikit berteriak ketika bertanya karena tau bahwa diva pasti tidak akan mendengar suaranya andai ia berbicara dengan nada yang pelan.

" Calon suami "

" Siapa? "

" Calon suami loh ah budeg kali pun " kesal diva.

" Iya, maksud saya siapa namanya? "

" Rahasia, cuman Allah yang boleh tau. "

" Malaikat Raqib dan Atid juga tau. "

" Nah iya, maksud nya tuh manusia lain ga boleh tau. "

" Oh "

" Y "

" Sok cool "

" Nyenyenye "

" Sangat sangat wanita "

" Yakan diva ga punya manuk, gimana ceritanya jadi lanangan. "

" Mulutnya agak di filter ya "

" Pake filter apa? Tiktok, Instagram, tiktok douyin, atau apa? "

" Suka kamu aja, yang penting kamu bahagia. "

" Lebih bahagia lagi kalo tadi bisa menangin satu ronde lagi. Mayan loh sejuta. "

Gus Zindan diam, tidak menyahuti. Ia sengaja tidak menyahuti, karena tidak ingin membahas mengenai balapan lebih jauh lagi, ia tau bahwa diva pasti akan terus menerus mencari argumen nantinya.

Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai di rumah diva, gadis itu langsung mengulurkan tangannya, membuat Gus Zindan penuh tanda tanya.

" Kunci motor diva siniin, enak aja. " Diva langsung merampas kunci motornya dari tangan Gus Zindan dengan kasar, ia pun melenggang pergi meninggalkan Gus Zindan yang masih berdiam diri di garasi rumahnya.

Tak lama kemudian Azka juga memasukan mobilnya dan melihat keberadaan Gus Zindan dan Gus Alip yang baru saja hendak pergi.

" Mau kemana? "

" Mau ke hotel, udah malam juga. "

" Nginap di sini aja udah, udah jam satu gini. " Azka menatap jam di pergelangan tangannya sebentar, kemudian menatap Gus Zindan.

Gus Zindan menatap sang adik, sedangkan sang adik malah bergidik kecil, apapun keputusan Zindan, ia pasti akan ikut juga.

" Udah ga usah banyak mikir, mama pasti seneng kalo kalian nginep disini, secara kan kalian udah nganterin preman itu pulang. "

Mendengar perkataan Azka, Gus Zindan kembali menoleh menatap Gus Alip.

" Preman? " Tanya Gus Alip

Tampa ragu Azka menganggukkan kepalanya. " Iya, diva itu kan sejenis preman. Lihat aja tadi setelannya kek mana. Gara gara dia kabur, gw Sampek di jewer sama mama. " Katanya dengan polosnya.

Gus Alip menahan tawanya, mendapat pernyataan tersebut. Bisa bisanya Azka yang sudah besar begitu masih di jewer hanya karena sang adik kabur.

" Yaudah kalau gitu kami numpang nginep disini malam ini, maaf merepotkan. "

" Santai aja, palingan besok pagi diva kaget karna pas bangun ngeliat ada kalian. Kalian juga pasti kaget, pagi pagi udah di suguhi singa lepas kandang. "

" Singa lepas kandang? "

Azka menganggukkan kepalanya. " Iya, besok kalian bakalan tau. " Jawabnya.

Azka pun menuntun jalan, sementara Gus Zindan dan Gus Alip berada di belakangnya mengikuti.

**

" Maaaaaaa "

Pagi pagi buta diva sudah membuat kehebohan, ia yang baru bangun tidur sudah berteriak mencari sang mama.

" Mamaaaaaa " teriaknya lagi.

Nadira menepuk jidatnya sendiri, ia jadi malu dengan kebiasaan diva yang suka berteriak setiap pagi mencari dirinya jika diva berada di rumah.

Gus Zindan dan Gus Alip bahkan sampai terkejut mendengar suara teriakan diva. Sementara itu, Azka tampak biasa saja, ia sudah cukup terbiasa mendengar teriakan diva setiap pagi hari jika diva berada di rumah.

Keterkejutan Gus Zindan dan Gus Alip tidak hanya sampai di situ saja, mereka lebih terkejut lagi melihat diva yang baru saja menuruni tangga. Rambutnya seperti.....

" Singa lepas kandang " gumam Gus Zindan, ia mengusap wajahnya dengan kasar.

Gus Alip langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, merasa tidak pantas untuk melihat sosok diva yang tidak memakai jilbab, apalagi ia hanya memakai baju tidur.

Sama seperti Gus Alip, Gus Zindan pun berlaku demikian. Pria itu mengurut hidung nya yang sedikit nyeri entah karena apa.

" Ma, kok ada anomali di rumah kita? " Tanya diva dengan polosnya.

Diva bahkan berjongkok di lantai, membuat Nadira berjalan mendekatinya dan menyuruh diva untuk berdiri.

" Kamu tuh yang anomali " sahut Azka dari jarak yang cukup jauh dari keberadaan diva.

" Div, mandi gih, pake jilbabnya. Malu, ada Gus Zindan disini. " Titah Nadira.

Diva menghela nafasnya kasar, ia mengangguk singkat dan kembali berjalan ke kamarnya.

" Maaf ya nak Zindan, nak Alip. Diva emang udah kebiasaan kayak gitu kalo di rumah setiap pagi. "

Gus Zindan mengangguk canggung, begitupun dengan Gus Alip yang masih tampak syok. Ternyata tingkah laku bar bar diva di pondok pesantren belum ada apa apanya di bandingkan dengan tingkah lakunya saat berada di rumah yang sangat di luar nalar.

**

Tiga puluh menit kemudian barulah diva keluar dari kamar, ia sudah rapih dan cantik. Bahkan sudah kelihatan begitu segar.

Diva memutar bola matanya dengan malas, saat sempat bersitatap dengan Gus Zindan.

" Bang, mau strawberry dong " diva langsung duduk di kursi meja makan, yang posisinya bersebelahan dengan Azka.

Dengan sigap Azka mengambilkan buah yang di minta oleh diva.

" Apel mau ga? " Tawar Azka lagi.

Diva menggelengkan kepalanya, ia kurang suka dengan apel. Suka sih suka, tapi sedikit saja. Berhubung semalam sudah makan buah apel, maka sekarang ia tidak ingin memakan buah itu.

" Anggur mau? "

Kali ini diva menganggukkan kepalanya, membuat Azka dengan sigap mengambil beberapa buah anggur dan mengupas kulitnya terlebih dahulu sebelum di berikan pada diva, yang memang tidak suka makan anggur jika ada kulitnya.

" Makan aja sepuasnya, jangan malu malu. Anggap aja rumah sendiri. " Kata Nadira, melihat Gus Zindan yang sedari tadi memperhatikan sikap Azka pada diva, sedangkan Gus Alip fokus pada makanannya.

Begitu Mendengar perkataan Nadira, Gus Zindan pun langsung menatapnya dan mengangguk singkat dengan sopan.

" Bentar, Abang ambilkan susunya. " Azka bangkit dari duduknya, dan berjalan ke arah dapur begitu saja, meninggalkan diva yang masih melahap buah anggur yang kulitnya telah di kupas oleh Azka.

" Apa lihat lihat! " Ketus diva, saat menyadari Gus Zindan terus menatapnya sedari tadi.

Gus Zindan langsung menundukkan pandangannya, sedangkan Gus Alip kembali menahan tawanya.

" Diva or syla?! " Bisik Gus Alip, membuat Gus Zindan terdiam membeku dengan pertanyaan itu.

Gus Zindan menatap Gus Alip cukup lama, sementara Gus Alip mengangkat sebelah alisnya mengerjai Gus zindan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!