Vito Bramana seorang lelaki tampan berusia 28 tahun,seorang abdi negara. Vito telah lama mengabdi pada negara dan itu adalah cita cita nya. Nindy Nugraha Seorang gadis cantik bertubuh mungil,dengan mata sipit,hidung mancung,dan bibir mungil. Nindy adalah seorang relawan,butuh perjuangan untuk bisa menjadi seorang relawan. Hingga pada akhirnya tugas mempertemukan Vito dan Nindy dan perjalanan mereka dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semangat
Pagi ini dihalaman depan gedung tempat pengungsian para warga sedang ramai. Ramai karena mereka semua saat ini sedang bebaris rapi untuk melakukan senam.
Nindy menyarankan kepada para dokter untuk melakukan senam agar para warga bisa mengeluarkan keringat dalam tubuhnya. Dan itu semua langsung disetujui oleh mereka semua.
Dan disinilah saat ini mereka semua sedang berbaris rapi. Para anak-anak juga berbaris dibarisan paling depan. Nindy yang akan memimpin senam pagi ini.
"Oke yang semangat yaa" teriak nindy
"Siap" jawab mereka dengan semangat
Nindy langsung memulai senam nya semua orang mengikuti gerakan Nindy. Panas pagi tidak melunturkan semangat mereka. Penampilan Nindy pagi ini juga terlihat sangat cantik. Dengan pakaian olahraga berwarna hitam dipadukan dengan sepatu Jordan tidak lupa juga topi yang berwarna hijau yang Nindy pakai membuat ia terlihat sangat cantik.
Rambut yang diikat buntut kuda,keringat yang bercucuran menambah kesan kecantikan pada Nindy. Vito tidak henti-hentinya menatap ke arah Nindy.
"Astaga! Kenapa dia cantik sekali" ucap Vito dalam hati
Setelah hampir 1 jam melakukan senam akhirnya senam pun selesai. Nindy menatap para warga dengan senyum lembutnya.
"Horee! Akhirnya pagi ini selesai juga. Jangan lupa ya untuk selalu berolahraga agar tubuh kita sehat selalu" ucap Nindy riang
"Kak habis ini kita ngapain"? Tanya Dito
"Ngapain ya?" Kekeh Nindy
"Setelah ini kalian semua mandi ya selanjutnya kita akan memeriksakan kondisi kalian lagi,sambil menunggu obat yang dikirim dari rumah sakit kita disini akan mencegah penyebaran virus menggunakan obat yang ada disini! Berdoalah semoga obat yang saat ini sedang dilakukan penelitian bisa menyembuhkan kalian semua" ucap Rafael
Mereka semua tersenyum sambil terus berdoa. Semoga Allah mengangkat penyakit mereka. Mereka ingin segera sembuh agar bisa pulang dan tidur dengan nyaman dirumah.
Setelah beberapa menit Rafael memberikan semangat kepada mereka semua kini mereka masuk kembali ke dalam gedung untuk mandi.
Nindy dan vero memilih duduk dibawah pohon. Nindy memijat kakinya yang terasa kram. Wajahnya pun memerah karena terkena panasnya sinar Matahari.
"Besok tes terakhir nin, gue jadi deg-degan" ucap Vero membuka obrolan
"Huh! Iya gue jadi takut! Gimana kalo gue ga lulus? Terus gue mau kemana coba?" Ucap Nindy sendu
"Ck! Harusnya lo itu berdoa. Bukannya ngomong gitu ege!"sahut Vero kesal
Nindy hanya cengengesan menanggapi ucapan Vero. Ia memang memikirkan itu sejak kemarin. Jika ia tidak lulus ia harus kemana? Tidak mungkin jika ia harus kembali ke Indonesia.
"Gue mau buka usaha aja kayak nya" ucap Nindy sambil menatap langit
"Usaha apa?" Tanya Vero yang kini sedang berbaring beralaskan paha Nindy
"Menurut Lo bagus nya apa?" Tanya Nindy pada Vero
"Ya kalo menurut gue kalo mau buka usaha ada baiknya itu sesuai dengan kemampuan Lo" jawab Vero
"Gue pengen buka usaha butik,toko kue sama restoran" ucap Nindy
"Maaf ya nin! Emang lu punya modal nya? Sebaiknya ni lu buka salah satu dulu ntar kalo ada kemajuan baru lo buka bisnis lainnya" saran Vero
"Gue punya tabungan ver,dulu kan gue sering ikut lomba. Uang hasil lomba selalu gue tabung. Belum lagi uang bulanan dari papa juga kadang gue tabung"jawab Nindy
"Dan untuk bisnis gue juga buka nya satu dulu ga langsung sekalian gitu. Iya kalo bisnis gue lancar kalo engga kan nanti gue jadi misquein" ucap Nindy sambil terkekeh
"Ck! Iya kalo Lo miskin Lo ngamen di lampu merah" sahut Vero tertawa ngakak
Nindy mendengus kesal mendengar ucapan sahabat nya itu. Ck! Untung sahabat jika bukan sudah ia lempar si Vero itu ke sungai Amazon.
"Ck! Amit-amit deh. Tapi gue bingung mau buka usaha apa dulu ya"ucap Nindy sambil berpikir
"Kan lu bisa masak nih! Nah lu buka restoran aja. Lo mau netap dikorea kan? Kalo lulus tes beasiswa? Nah baiknya lo bukan restoran Indonesia aja disana" ujar Vero memberi saran
"Tumben otak lo pintar" kekeh Nindy yang membuat Vero kesal
"Hai" sapa seseorang
Nindy mendongakkan kepalanya untu melihat orang tersebut. Ia tersenyum sangat manis kepada pria didepan nya ini.
"Astaga! Jantung gue murahan banget" ucap Vito dalam hati
"Boleh saya duduk disini"? Tanya Vito
"Boleh kok komandan" jawab Vero sambil duduk kembali
"Maaf ya saya tadi tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian. Apa benar nin kamu mau menetap dikorea?" Tanya Vito
"Iya komandan kalo saya lulus beasiswa saya akan menatap disana" jawab Nindy
"Semoga kamu lulus ya! Oh iya maaf apa orang tua kamu boleh tinggal dikorea? Atau orang tua kamu juga menetap disana"? Tanya Vito
Nindy yang mendengar ucapan Vito pun terdiam. Jangankan untuk tinggal bersama dianggap anak saja sudah tidak. Miris sekali nasib kamu nin!
"Em maaf ya bukan maksud saya bertanya seperti itu mungkin dikorea kamu akan tinggal bersama suami kamu kali ya" ucap Vito tak enak hati
Nindy dan membulatkan matanya saat Vito menyebutkan kata suami. Suami apaan? Pacar saja tidak punya!.
Vero sudah tertawa ngakak mendengar ucapan Vito. Hais! Sahabat nya ini memang cantik tapi sangat pemilih soal pasangan. Banyak pria yang mendekati nya namun tidak ada yang cocok dengan dirinya.
"Suami apa sih komandan,dia aja ga punya pacar ini mau punya suami" kekeh Vero
"Lah! Bukannya kamu udah punya suami nin? Waktu kami bicara dengan Dito dan anak-anak yang lain" ucap Vito bingung
Nindy terdiam sedang berpikir kemudian ia terkekeh. Oh jadi Kim taehyung itu yang dimaksud oleh Vito.
"Astagaaa! Jangan-jangan Lo bilang sama bocah disini suami Lo Kim taehyung"? Tanya Vero dengan pandangan menyelidik
Nindy hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia hanya cengengesan menanggapi pertanyaan Vero. Vero yang melihat itu hanya mendengus kesal. Sahabatnya itu sangat menyukai boy band Korea yang bernama BTS.
"Itu bukan suami nya komandan dia tu lagi halu" ucap Vero kepada Vito
"Maksud nya?" Tanya Vito memperjelas
"Ck! Itu artis Korea BTS tau kan? Nah dia itu salah fans garis besar BTS. Ga liat apa wallpaper handphone nya foto taehyung semua" jawab Vero
"Oh saya pikir kamu sudah nikah nin" ucap Vito sambil tersenyum
Entah mengapa perasaan Vito jadi senang. Ia senyum-senyum sendiri saat tahu jika Nindy belum menikah. Vero memicing kan mata melihat gelagat aneh dari Vito.
"Jangan bilang dia menyukai nindy! Tapi tidak apa-apa sih kelihatan nya dia pria yang baik. Pasti bisa membuat Nindy bahagia"ucap Vero dalam hati
\~
"Ma,pa 2 hari lagi kan ulang tahun aku kita kepuncak ya kita bikin acara disana" ucap Heni pada orang tua nya
"Boleh sayang kapan kita mau kesana" ucap Nugraha
"Em besok aja pa aku ngundang temen aku boleh kan" tanya Heni
"Boleh dong sayang! Kamu ajak aja teman kamu" sahut Diana
Keluarga Nugraha sudah kembali seperti biasa. Tidak ada lagi raut kesedihan diwajah mereka. Mereka benar-benar melupakan Nindy.
Heni juga terus-menerus mengompori orang tua nya agar membenci Nindy. Entah apa salah nya Nindy sehingga ia tega berbuat seperti itu pada Nindy. Tidak cukupkah selama ini dia membuat nindy malu? Dia membuat banyak dihina orang-orang.
Sikap Heni seperti tidak mencerminkan saudara kandung. Tidak ada saudara yang tega berbuat seperti itu kepada saudaranya sendiri. Berbahagialah untuk saat ini! Akan ada waktunya mereka merasakan apa yang dirasakan oleh Nindy!
