Ketika Liora terjebak dalam malam penuh kesialan, ia tak pernah menyangka hidupnya akan berubah selamanya setelah bertemu Felix Dawson, Sang CEO yang dingin sekaligus memikat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourhendr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bibirmu sangat Manis
Felix terbangun dari tidurnya seraya memijat pelipisnya yang sedikit pusing. Perlahan mata Felix melihat ke sekitar—menyadari bahwa dirinya berada di kamar yang bukan miliknya.
Pertama kali saat pria itu sudah membuka mata, dia tahu bahwa ini memang bukan kamarnya. Aroma pengharum ruangan bercampur dengan parfum di kamar itu—sudah menjadi jawaban bahwa dia berada di kamar seorang wanita.
Ya, ingatan Felix perlahan mulai terkumpul satu demi satu. Pria itu ingat dirinya mendatangi apartemen Liora setelah dari klub malam. Felix ingat dirinya mencium bibir Liora. Namun, karena rasa kantuk tak tertahan, membuat Felix akhirnya terlelap di ranjang wanita itu.
Felix tersenyum samar mengingat tadi malam. Sebenarnya, dia ingin pulang, tapi karena merasakan jenuh luar biasa membuat Felix memutuskan ke apartemen Liora. Lagi pula, hari ini dirinya tak terlalu memiliki banyak pekerjaan. Jadi dia bisa sedikit lebih bersantai.
Felix menoleh ke samping melihat di samping ranjangnya sudah kosong. Tak ada siapa pun di sana. Pria itu memutuskan turun dari ranjang—melangkah menuju ke kamar mandi. Dia membasuh wajahnya dengan air bersih. Menggosok gigi menggunakan sikat gigi yang ada di sana.
Kini, Felix melangkah keluar kamar… aroma masakan menyambutnya ketika dia baru saja keluar kamar. Aroma yang sepertinya sangat lezat. Detik berikutnya, Felix melangkahkan kaki menuju ke sumber aroma masakan lezat yaitu dapur.
Setibanya di dapur, Felix melihat Liora memakai apron berwarna biru terang sedang memasak—tampak menggemaskan di matanya. Senyuman di wajah Felix kembali terlukis. Liora belum menyadari kehadirannya.
“Rupanya kau bisa memasak.” Felix duduk tak jauh dari Liora.
Liora melirik Felix sekilas. Hatinya tetap masih kesal tetang kejadian tadi malam. Akan tetapi, Liora berusaha bersikap tak acuh, dan dingin. Liora tak ingin Felix menyadari dirinya kesal akan kejadian tadi malam.
“Lain kali kalau kau mabuk, dan kau mendatangi rumahku lagi, aku akan memanggil sekuriti untuk mengusir mu,” ucap Liora ketus seraya menuangkan pasta carbonara ke piringnya.
Liora memasakkannya. Sebenarnya, dia tak ingin memasak apa pun. Biar saja Felix segera pergi dari apartemennya, tapi entah kenapa sesuatu hal mendorongnya, seakan memaksanya untuk masak. Itu hal yang membuat wanita itu di pagi hari sudah terdampar di dapur, berkutat dengan masakan.
Felix mengambil orange juice yang ada di atas meja, dan meminum perlahan. “Kau tidak akan mungkin meminta sekuriti untuk mengusirku pergi dari sini.”
Liora menatap jengkel Felix yang begitu percaya diri. Dia ingin sekali mengomeli pria itu, tapi Liora berusaha untuk mengendalikan perasaannya. “Makanlah. Setelah makan, lebih baik kau pulang. Aku harus berangkat bekerja.” Dia memberikan piring berisikan pasta carbonara pada Felix.
“Pagimu pasti sangat membosankan. Patah hati tidak mudah untuk dilalui.” Felix mengambil garpu dan sendok, lalu dia memakan perlahan pasta carbonara yang baru saja dibuat oleh Liora itu. Nadanya santai, tapi tersirat memberikan ledekan.
Liora duduk di hadapan Felix, memberikan tatapan dingin pada pria itu. Umpatan dan makian lolos di dalam hatinya ketika Felix meledeknya. Jika saja
Felix bukan CEO dari perusahaannya, maka pasti Liora akan melempar piring ke wajah pria menyebalkan itu.
Oh, Tuhan! Liora merasa dirinya mendapatkan kesialan yang tak berkesudahan.
“Hmmm ... ini sangat lezat.” Felix mengangguk-anggukkan kepalanya, memuji masakan Liora yang ternyata memang sangat lezat. Cita rasa di pasta carbonara Liora, sangat cocok dengan lidahnya.
Liora tak menghiraukan pujian Felix. Dia lebih memilih untuk menyantap pasta carbonara-nya.
“Aku tidak mengira kalau kau suka memasak di pagi hari sebelum kau bekerja. Padahal kau bisa saja membuat roti panggang yang mudah,” ucap Felix seraya melihat wajah Liora. Senyuman tipis di wajah pria itu terlukis melihat Liora kesal sangat menggemaskan di matanya.
“Aku sedang ingin makan pasta.”
“Really?”
“Ya.”
“Ah, I see. Aku pikir karena aku ada di sini, jadi kau ingin memasak pasta.”
“Kau terlalu percaya diri, Tuan Dawson.”
“Percaya diri adalah suatu hal yang wajib, Nona Jolie.”
Liora berdecak. Pagi hari harus berdebat dengan pria yang merupakan CEO di perusahaannya sangatlah menjengkelkan. Felix Dawson telah merusak ketenangan paginya yang biasanya indah.
“Terserah, aku ingin mandi. Kalau kau mau pulang silahkan kau pulang. Aku yakin kau tahu letak pintu keluar.” Liora menyudahi sarapannya, dia bangkit berdiri, dan hendak meninggalkan Felix, tapi tiba-tiba tangan Liora di tarik oleh tangan kokoh Felix—membuatnya kini duduk di pangkuan pria menyebalkan itu.
“Felix, apa yang kau lakukan?!” seru Liora seraya menatap dingin Felix. Berkali-kali dia berontak, agar Felix melepaskannya, tapi alih-alih terlepas malah Felix semakin melingkarkan tangannya ke pinggang Liora.
“Felix, lepaskan aku!” Liora memukuli dada bidang Felix, berusaha lepas dari jerat pria itu. Sialnya, tubuhnya terlalu mungil jika disandingkan dengan pria itu. Sekeras apa pun Liora berontak, pasti tetap tidak akan mudah lepas dari jerat Felix Dawson.
“Jika kau tidak tenang, maka aku akan semakin memelukmu, Liora,” ucap Felix santai tanpa merasa berdosa sama sekali. Menjerat tubuh Liora dalam pelukannya, bukanlah hal yang sulit. Malah sangat amat mudah baginya.
Liora berdecak pelan dan mengumpat dalam hati mendengar ucapan Felix. Dengan penuh terpaksa, akhirnya Liora memilih diam dan tak lagi berontak seperti tadi. Sungguh, kesabaran Liora sudah benar-benar sangat tipis, dan Felix kerap menguji kesabarannya.
Felix tersenyum melihat Liora sudah tenang dan tak lagi berontak. Pria itu menarik dagu Liora, menatap dalam manik mata indah wanita itu. “Tadi malam aku akui banyak minum alkohol, tapi bukan berarti aku tidak ingat apa pun. Aku ingat kau marah saat aku memperbandingkan bibir manismu dengan bibir wanita yang tadi malam aku cium.” Nada Felix pelan, serak, dan tersirat menggoda.
Wajah Liora memerah menahan malu. Liora pikir Felix tak akan ingat apa pun, tapi ternyata dia mengingatnya. Itu menandakan bahwa Felix tidak lemah alkohol. Sial! Liora terus meloloskan umpatan dalam hatinya.
“Jangan salah paham. Aku marah, karena tersinggung, bukan karena peduli denganmu. Kau boleh mencium wanita mana pun yang kau inginkan. Aku sama sekali—”
Seketika perkataan Liora terhenti ketika Felix melumat bibir wanita itu. Mata Liora terbelalak terkejut akan tindakan Felix. Liora sempat berontak tapi Felix semakin memeluknya begitu erat. Membuat Liora kesulitan bergerak.
Liora lelah. Dia lelah terus menerus berontak. Energinya seakan tersedot habis, hingga tak bisa lagi melakukan perlawanan. Akhirnya, Liora hanya diam dan pasrah ketika Felix mencium bibirnya.
“Kau tahu? Apa yang aku katakan tadi malam itu benar. Bibirmu sangat manis. Itu yang membuatku menyukai bibirmu,” bisik Felix di depan bibir Liora—dan sukses membuat Liora sedikit tersipu.
mampir karna nama PM sama kayak nama di cs aku Felix & Leora (Saudara kandung)/Sob//Sob/
lah disini malah nikah