Satu Perempuan

Suara knalpot motor racing terdengar tajam seakan ingin memecahkan gendang telinga melintasi jalanan kota Jakarta.

Orang-orang menoleh menatap segerombolan geng motor dengan jaket hitam dengan lambang tengkorak kepala dengan api yang menyala. Tak lupa juga dengan nama geng yang tertera di sana.

Geng The Asphalt Monster, geng motor yang selalu menjadi pusat perhatian para pengguna jalan yang sangat ditakuti bahkan sebenarnya banyak yang merasa risih karena terkadang menganggu.

Sekitar tiga puluh motor melintas secara bersamaan dipimpin oleh satu motor yang paling depan. Pakaian pria itu serba hitam dengan helm full face yang hanya memperlihatkan matanya saja.

Sorot matanya tajam bagai elang membuat siapa saja takut namun saat perempuan yang mendapati tatapan itu akan dibuat terpana. Penuh dengan banyak pemikat.

Motor yang ditunggangi oleh pria itu berbelok masuk memasuki area sepi yang hanya di penuhi oleh kotak kotak besi. Tak tahu apa isinya.

Dari kejauhan mata elang itu bisa melihat puluhan pria brandal yang berdiri sambil masing-masing memegang sabit dan beberapa benda tajam lainnya.

Motor itu berhenti membuat semuanya mengikut. Pria bertubuh gagah dan berotot itu mematikan mesin motor lalu melangkah turun.

Ia membuka helm full face membuat wajah yang banyak terdapat bekas luka serta lebam itu terlihat. Yap, dia adalah Praga Putra si ketua geng motor yang sangat disegani.

Praga kecil yang sikap nakalnya keterusan hingga sekarang. Menyimpan banyak kasus nakal akibat balapan liar, tauran dan masih banyak lagi. Tapi dari sekian banyak kasus itu tidak membuat ia jerah dan selalu mengulanginya lagi dan lagi.

Tapi dari balik kenakalannya itu jangan berpikir bahwa Praga tidak peduli pada pendidikannya. Kini ia kuliah di universitas yang ada di Jakarta, universitas Garuda namanya. Mengambil jurusan komunikasi semester dua diumurnya yang kini sudah delapan belas tahun.

"Gue pikir lo nggak datang," ujar ketua geng yang ada di depan sana.

Geng Rockers, yah itulah nama geng motor yang menjadi musuh bebuyutan dari geng the asphalt monster. Dari sejak Praga SMA hingga sekarang dan diprediksi tidak akan pernah berdamai sampai kapanpun.

Geng Rockers di pimpin oleh Rey, pria tampan belasteran Indonesia dan Cina. Ketua geng motor dengan puluhan anggota.

"Pria sejati tidak akan melanggar janji apalagi kabur dari balapan," ujar Praga menyinggung kenangan di mana dulu Rey pernah kabur saat kalah balapan.

Para anggota geng the asphalt monster tertawa membuat Rey tersenyum sinis.

"Tapi setidaknya gue nggak jadi pecundang." ujar Rey membuat Praga mengernyit bingung.

"Pecundang?" tanya Praga sambil memutar-mutar rantai besi yang telah ia rakit sendiri.

"Yah. Gue nggak pernah jadi pecundang yang malah ngelapor ke polisi. kalau aja lo gak lapor polisi mungkin gue nggak bakal lari."

"Lapar polisi?"

Praga menarik nafas panjang lalu tertawa kecil.

"Sekali penakut tetap jadi penakut. Jadi gue harap lo nggak usah ngarang cerita biar lo kelihatan gentle di depan teman-teman lo."

"Gue dan anggota geng motor gue nggak pernah lapor polisi sedikitpun," jelasnya.

"Oh ya? Terus siapa yang ngelaporin kalau malam itu ada balapan?"

Praga tersenyum sinis.

"Lo nggak usah cari bahan topik dan sekarang kita mulai dengan topik yang baru. Bubarin anggota geng motor lo yang bikin rusuh di jalan dan ngotorin nama geng motor gue."

"Gue heran sama geng motor lo yang bisanya cuman ngerusak nama motor geng gue."

"Lo dan anggota geng motor lo sengaja hancurin pos satpam, statasiun dan ngecoret-coret dinding dengan nama geng motor gue."

"Gue nggak tahu maksud geng motor lo dari itu semua tapi gue ngerasa kalau lo mau ngejelekin nama geng motor gue," sambungnya lagi.

Rey tertawa terbahak-bahak. Ia puas mendengar hal itu.

Praga merma*s jemari tangannya menghasilkan bunyi. Kali ini ia benar-benar sangat marah dan muak. Sudah cukup dengan hal ini. Geng motor yang ada di hadapannya ini harus ia hancurkan.

Sorot matanya tajam dengan rahangnya yang bergetar menahan amarah yang memuncak tak terkendali.

"Are you ready Monster?!!" teriak Praga.

"Ready!!!" sorak anggota geng the asphalt monster sambil mengangkat senjata yang sudah mereka siapkan saat di basecamp.

"Siap-siap guys!!!" teriak Rey memberi arahan pada anggotanya membuat mereka ikut bersorak.

"Habiskan!!!" teriak Praga lalu berlari bersama dengan puluhan anggotanya.

Kini dua geng itu berlari mendekat. Warna pasukan hitam dan warnah pasukan merah kini berbaur. Kini perkelahian antara geng motor itu terjadi.

Suara pukulan, teriakan dan hantaman benda tajam terdengar bercampur menjadi satu membuat suasana pagi itu menjadi sangat menegangkan.

Praga melayangkan pukulannya tepat di wajah Rey yang kakinya melangkah mundur. Rey menyentuh pipinya yang terasa begitu sakit. Beberapa kali ia mengerjapkan mata ketika penglihatannya terasa gelap untuk sesaat.

Ray mengaku jika tenaga Praga memang luar biasa tapi ia tak mungkin mengakuinya. Tapi ini bukan berarti ia menyerah. Ia memberi kode pada dua sahabatnya membuat dua anggotanya itu langsung menarik tubuh Praga dan menahannya.

Praga menoleh kiri dan kanan lalu ia tersenyum sinis. Seperti ini yang namanya pecundang, bisanya main keroyokan.

"Aaaaa!!!" teriak Rey yang melayangkan senjata tajam ke arah Praga namun dengan cepat ia menggerakkan kakinya, menendang tubuh Rey dengan keras.

Suara sirine terdengar membuat perkelahian terhenti. semuanya begitu panik lalu menoleh mencari ke segala arah hingga akhirnya beberapa mobil polisi terlihat.

"Sial, semuanya cepat lari!!!" teriak Praga memberi arahan pada anggotanya.

Jika salah satu di antara mereka ada yang tertangkap polisi maka itu bisa membahayakan mereka semua.

"Ini belum selesai," ujar Praga sembari menatap tajam pada sosok Rey yang juga ikut syok sebelum mereka semua berlari ke arah motor masing-masing.

Beberapa polisi melangkah turun dari mobil sambil mengarahkan beberapa senjata ke arah anggota geng motor yang kini kocar-kacir ke segala arah untuk menyelamatkan diri masing-masing.

"Cepat kejar! Itu ketua gengnya!!!" teriak salah satu dari mereka sembari menunjuk ke Praga yang sudah menancapkan gas meninggalkan area perkelahian tadi.

Asap hitam membumbung tinggi meninggalkan jejak kepergian Praga yang melintasi jalan beraspal. Mobil polisi itu mengejar Praga yang membelah kemacetan kota. Kali ini mereka tak ingin kehilangan jejak lagi.

Praga sesekali menoleh ke belakang berusaha memastikan bahwa polisi itu sudah tidak mengejarnya tetapi apalah daya dua mobil polisi itu tetap mengejar bahkan sesekali suara tembakan peringatan terdengar namun tak membuat Praga menghentikan motornya.

Orang-orang yang ada di pinggir jalan menoleh menyaksikan aksi kejar-kejaran yang menegangkan itu. Kini Praga bagi sosok perampok yang dikejar oleh polisi mirip seperti film action hollywood.

Sial, mereka ada banyak tapi kenapa hanya Praga yang dikejar. Hal itu yang menghantui pikiran Praga.

Pasti desas-desus tentang keresahan geng motornya tersebar luas padahal segala sesuatu tindak kejahatan yang dilakukan itu bukan dari geng motor milik Praga tetapi ini semua ulah geng motor Rey.

Dasar pecundang! lihat saja setelah ini Praga tidak akan melepaskan Rey begitu saja.