NovelToon NovelToon
Wanita Milik Bos Mafia

Wanita Milik Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Mafia / Nikah Kontrak / Persaingan Mafia / Dark Romance
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Muhamad Julianto

Rika, mahasiswi sederhana, terpaksa menikahi Rayga, pewaris mafia, untuk menyelamatkan keluarganya dari utang dan biaya operasi kakeknya. Pernikahan kontrak mereka memiliki syarat: jika Rika bisa bertahan 30 hari tanpa jatuh cinta, kontrak akan batal dan keluarganya bebas. Rayga yang dingin dan misterius memberlakukan aturan ketat, tetapi kedekatan mereka memicu kejadian tak terduga. Perlahan, Rika mempertanyakan apakah cinta bisa dihindari—atau justru berkembang diam-diam di antara batas aturan mereka. Konflik batin dan ketegangan romantis pun tak terelakkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhamad Julianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Yang sebenarnya terjadi didapur

Siapa itu? Jantungku berdetak jauh lebih cepat saat aku menunggu. Apa itu Rayga?Seketika aku menyesal telah keluar dari kamar.

"Ah! Rika, kamu selalu saja mencari masalah," aku memarahi diri sendiri.

Aku mendengarkan lebih saksama dan tidak mendengar hentakan sepatu yang berat. Sekarang berbagai pertanyaan mulai muncul di kepalaku. Siapa sebenarnya yang datang?.

Aku mendekati suara itu berasal dan mengintip di balik dinding penghubung dapur dan lorong ruang keluarga yang juga terhubung lorong lain yang mengarah ke kamar kamar.

“Gila, bestie… dia ganteng banget kan?” terdengar suara perempuan yang menjerit kecil.

Apa? Apa yang dilakukan perempuan itu disini dan kenapa mereka bisa masuk ke gedung utama mansion?'pikirku sambil terus mengintip.

“Jujur ya, bestie, aku juga terpukau sekali dengan foto-foto nya yang terpajang di lorong penghubung mansion dan gila... Ganteng banget ,” sahut suara perempuan lain.

"Tidak heran, banyak sekali fans yang menginginkan Tuan Rayga termasuk aku ini, aku beruntung papaku punya ikatan bisnis dengan keluarga D'Amato jadi aku bisa mengikuti pestanya tapi sayang Tuan Rayga hanya bisa menghadiri pesat itu sebentar. " Ucap perempuan yang sama yang pertaman berteriak itu. "Btw penampilan ku udah menawan belum? " Ucap nya lagi.

"Kau sudah cantik dan seksi bestie, tapi emang nya Tuan Rayga sedang ada di gedung utama ya? Kata teman perempuan yang paling pendek.

"Ya tidak tau juga sih, tapi feeling ku tuan Rayga seharusnya ada digedung ini. Mungkin mengurus urusan bisnis nya. Apalagi Pak Ryandra mengizinkan para collega dan pengunjung pesta memasuki mansion. Jadi ini kesempatan emas bukan". Ucapnya girang.

Aku menghela napas panjang, mengeluarkan napas yang ternyata ku tahan sejak tadi.

Sebagian diriku lega karena ternyata itu bukan Rayga, tapi aku juga merasa aneh dengan perempuan-perempuan itu, untuk apa mereka masuk ke area mansion utama. Mau mencari Rayga kah?.

Saat aku menoleh, ku dapati mereka sedang berjalan mendekat ke arah dapur yang luas ini. Ternyata ada tiga orang. Kaki mereka sepanjang tangan dan kakiku digabung. Hidung mereka menjulang tinggi, pakaian mereka seperti kekurangan bahan, aku sedikit risih melihat nya.

Karena aku mendengar ucapan mereka sepertinya aku tidak perlu menanyakan siapa diri mereka. Yang pasti mereka pengunjung yang datang untuk pesta malam ini.

Aku segera berpindah mendekati rak gelas yang tertata rapi di peralatan dapur. Aku mengambil air panas yang terdapat di teko lalu ku campur kan dengan susu yang ku ambil dari kulkas tadi.

Mereka langsung berhenti berbicara saat sampai di dapur. Seperti nya mereka melihat ke arah ku dari belakang. Aku hanya pura pura seolah aku tidak melihat nya.

Saat aku berbalik, aku hanya berekspresi pura pura kaget seolah tiba-tiba ada mahluk aneh didepan ku. Aku tersenyum tipis kepada mereka, lalu aku berjalan pelan ke arah pintu dapur.

Tapi mereka menatapku seperti aku adalah buku yang salah taruh di rak.

Mungkin karena aku tidak berpakaian terbuka seperti mereka. Aku juga menatap mereka seakan mereka tersesat di pasar. Habisnya untuk apa mereka ke dapur? Kelaparan kah.

Jika mereka meremehkan ku ,Aku tidak akan membiarkan siapa pun melakukan itu. itu pelajaran yang selalu diajarkan kakekku.

"Guys ada pelayan tuh, kalian mau apa nih?ujar yang rambutnya pirang, dan kedua temannya langsung cekikikan.

Aku tersentak saat disebut pelayan oleh para perempuan itu. Sebenarnya aku tidak terlalu tersinggung dengan perkataan nya tapi mereka punya adab gak sih.

“Hei kamu! Ambilin sebotol wine ya dan tolong buatkan dessert khas keluarga D'Amato. Aku ingin mencobanya. Ouh iya jangan terlalu lambat ya, nanti saya laporkan loh ke Tuan Ryandra agar kau dipecat".ucapnya dengan nada perintah dan sangat angkuh. Kaki ku berhenti bergerak dan tanganku kaku sambil memegang segelas susu.. Aku membeku. Apa maksud ini? Aku menoleh hendak membalas ucapannya, tapi terdengar suara berat yang mulai sangat kukenal.

“Jangan Mau !” suara Rayga terdengar pelan tapi penuh ancaman, sampai salah satu dari perempuan itu terlihat tersentak. Saat Rayga perlahan muncul dari pintu dapur.

Ia mengenakan kaus hitam dan celana bahan hitam. Aku mulai berpikir warna favoritnya memang hitam, karena itu satu-satunya warna yang pernah kulihat ia pakai.

Ia terlihat sangat memikat. Rambutnya basah dan berdiri spiky, seolah baru selesai mandi. Aku pun mulai bertanya-tanya, sudah berapa lama dia berdiri di sana? Apakah dia melihat semuanya?

“Kalian siapa yang seenak nya memerintah, punya nyawa berapa kalian, Bedebah?!... jaga cara bicaramu pada Calon Istriku,” katanya sambil menatapku, sambil diiringi senyuman tipis.

Aku gelisah dan langsung memalingkan pandanganku. Apa yang baru saja terjadi? Aku terus bertanya dalam hati. Aku tak percaya dengan apa yang kudengar. Rayga barusan menyebutku calon istri? Sejak kapan kami benar-benar jadi pasangan? Bukankah pernikahan ditunda sampai Pak Ryandra selesai menjalankan bisnis nya?

Meskipun pernyataan itu masih berputar di kepalaku, ada bagian dalam diriku yang bahagia karena dia membelaku.

Tapi aku hanya menatap datar muka menyebalkan itu, lalu memberikan senyuman singkat kepada Rayga dan keluar dari dapur.

Dalam perjalanan kembali ke kamar, aku mendengar suara Rayga lagi. Seperti nya terjadi perdebatan panjang disana.

“PENJAGA!!! keluarkan para wanita wanita penghibur ini! Masukan mereka ke dalam rumah bordir yang memiliki hubungan kerja dengan pihak klan D'Amato. Lumayan kan ada penghasilan dari tubuh kalian yang sudah berbekas itu” katanya, dan aku mendengar tiga suara panik yang sudah kukenal.

Termasuk aku yang menutup mulutku sangking terkejut nya bahkan hampir menjatuhkan gelas yang ku pegang.

“Tuan Rayga, Tuan tidak bisa begini sama kita! Kita udah menunggu lama untuk datang ke pesta anda tuan, kami sangat ingin bertemu anda tuan dan kami sangat mengagumi Tuan, termasuk saya!” ucap nya dengan nada memohon tapi anehnya mereka masih ingin mendapatkan cinta Rayga atau perhatian Rayga. Padahal posisi mereka sedang diujung tanduk.

"Cihhh dasar murahan kalian!! Penjaga segera seret mereka dari rumah ini!!" Ucap Rayga lagi.

Sebenarnya penjaga sudah datang tapi si para wanita malah berlutut sampai memegang kedua kaki Rayga

“Baiklah kami akan pergi tapi tolong jangan bawa kami ke rumah bordil Tuan! Kami tidak tau bahwa dia adalah calon istri mu". Ucap perempuan yang berambut pirang.

“Iya, Tuan Rayga tolong maafkan kami!”

Suara mereka terdengar jelas meskipun musik masih menggelegar. Mereka memohon seperti nyawa mereka dipertaruhkan.

Tapi sayang sekali, Seperti nya tuan Rayga tidak akan membatalkan keputusan nya. Bahkan ku dengar, dia mengucapkan "masih beruntung aku tidak membatalkan kerja sama dengan orang tua kalian! Dasar anak sampah!".

Aku mendengar itu juga hanya menghela nafas saja , dan setelah ucapan itu, beberapa saat kemudian semuanya menjadi sunyi.

“Udah selesai?” tanya suara berat Rayga.

“Sudah, Bos,” dan musik pesta kembali terdengar. Aku segera mempercepat langkahku ke dalam kamar, pikiranku mulai kacau.

Sulit dipercaya Rayga bisa mengusir para perempuan itu karena aku. Aku juga tidak tahu harus bagaimana dengan kenyataan bahwa dia memanggilku calon istrinya. Aku tidak tahu kalau aku telah menjadi miliknya—dan itu cukup mendebarkan untuk ku.

Tapi harus kuakui, ada bagian kecil dalam diriku yang bergetar saat dia mengatakan itu. Aku terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu sambil meminum segelas susu dalam sekali teguk dan meletakkan gelasnya di nakas.

Aku tiba-tiba menguap setelah meminumnya. “Cukup untuk hari ini,” gumamku. Entah apa yang akan terjadi besok. Tapi saat aku mulai terlelap, terdengar ketukan dari arah pintu.

“Tok tok,” suara pintu yang terdengar.

Suaranya sedikit samar tapi aku berushaa mengabaikan nya.

Tapi ketukan nya semakin kuat, sepertinya orang yang mengetuk itu memiliki tenaga yang besar, aku terbangun karena hal itu. 'Kira kira siapa sih yang datang' gumam ku.

Masa iya Rayga yang datang ke kamarku? Untuk apa coba?

Tapi tidak mungkin juga Pak Ryandra, karena dia pasti disibukkan dengan organisasinya apalagi dia sebagai pihak utama penyelenggara pesta, pasti sangat sibuk. Atau Bibi Ranti? Tapi tidak mungkin juga, pasti bibi Ranti membantu mempersiapkan makanan di area pesta.

“Rika, buka pintunya,” kata suara itu lagi. Kali ini aku yakin—itu suara Rayga.

Dari semua orang yang kuduga akan datang, Rayga ada di urutan terakhir di pikiranku.

Mataku membesar dan melotot, saat kulihat dia berdiri di depan pintuku. Dia tidak memakai baju, memperlihatkan otot bisepnya yang terbentuk sempurna tepat di depan ku, dan nafasku langsung tercekat.

Pandangannya menjelajahi tubuhku tanpa usaha untuk menyembunyikan niatnya. Malahan ia menyeringai seolah menemukan apa yang dia cari.

Di bawah tatapannya aku merasa akan terjadi kejadian tadi pagi. Jujur aku benar benar tidak siap dengan apa yang terjadi selanjutnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!