NovelToon NovelToon
Surat Cinta Untuk Alana

Surat Cinta Untuk Alana

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: bulan.bintang

Alana, gadis SMA yang 'ditakuti' karena sikapnya yang galak, judes dan keras kepala. "Jangan deket-deket Alana, dia itu singa betina di kelas kita," ucap seorang siswa pada teman barunya.

Namun, di sisi lain, Alana juga menyimpan luka yang masih terkunci rapat dari siapa pun. Dia juga harus berjuang untuk dirinya sendiri juga satu orang yang sangat dia sayang.

Mampukah Alana menapaki lika-liku hidupnya hingga akhir?
Salahkah ketika dia menginginkan 'kasih sayang' yang lebih dari orang-orang di sekitarnya?


Yuk, ikuti kisah Alana di sini.

Selamat membaca. ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bulan.bintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 | Barang bukti

Pagi hari, Sisi dan Vio sudah duduk manis menunggu kedatangan Alana. Mereka tak henti memandang ke arah pintu berharap sahabatnya lekas datang.

"Alana kenapa sih? Masa berangkat pagi cuma sekali doang." Sisi mengamati jam tangannya dengan cemas.

Tak lama, bel masuk berdering nyaring, membuat siswa-siswi SMA Dirgantara berlarian masuk kelas.

Sedangkan dalam perjalanan, Alana terus mengumpat dan memaki. Dia berangkat naik taxi, karena pak Joko tengah diberi tugas oleh Bastian untuk suatu kepentingan.

"Kamu berangkat sendiri dulu ya, Nak. Atau mau bawa mobil sendiri juga nggak papa, Papa minta tolong Pak Joko buat jemput relasi di bandara."

Kata-kata papanya membuat Alana marah bukan main, sedangkan posisi dia sudah berada di dalam mobil, siap berangkat. Namun, ponselnya tiba-tiba berdering dan suara sang ayah terdengar santai di seberang sana.

"KENAPA NGGAK DARI TADI SIH? JAM UDAH MEPET GINI BARU NGABARIN!"

Alana terus marah-marah setelah ponselnya kembali di simpan. Sedang pak Joko merasa kasihan, tapi dia juga takut melihat wajah gadis itu merah padam.

"Maafin saya, Non. Apa saya anterin dulu? Nanti dari sekolah, saya langsung ke bandara." Pak Joko menoleh dan menghela napas saat Alana memintanya segera berangkat memenuhi perintah Bastian.

Hampir 10 menit Alana berdiri menunggu taxi online yang dipesannya. Jam menunjuk angka 06.50 wib, membuat perasaannya semakin tak karuan.

Setelah berada dalam taxi, dia kembali diuji kesabaran oleh kemacetan yang panjang. Mau tak mau, mulutnya kembali mengumpat. Tiba-tiba Alana tertegun melihat sopir tengah menatapnya dengan wajah pucat.

"Oh, maaf, Pak. Maaf. Saya bukan lagi marahin Bapak, saya lagi kesel aja sama Papa saya. Maaf." Dengan rasa bersalah, Alana membenahi posisi duduknya dan mengunci mulut, berusaha tenang meski pikirannya ribut bukan main.

"Pak, Pak. Tunggu... bentar ih, jangan tutup dulu... " Alana berteriak saat keluar taxi, dia melihat gerbang sudah hampir ditutup seluruhnya oleh satpam.

Meski suaranya sampai serak, namun satpam tetap menjalankan tugas tanpa peduli dengan mereka yang berteriak di luar.

Alana menghela napas kasar, dia menendang kaleng minuman yang tergeletak di tepi jalan.

"AWW... Sakit, gilaa!!"

Dia terkejut mendengar teriakan itu, cepat-cepat matanya mengamati sekitar dan melihat seorang siswa tengah menunduk dengan tangan mengusap kepala. Alana langsung mengenali sosok itu meski hanya menatap punggungnya. Dengan cepat, Alana berlari menjauh, berharap cowok itu tak melihatnya.

Tak berselang lama, gadis itu sudah berada di dalam taxi yang akan membawanya ke suatu tempat.

Nggak mungkin gue balik. Yang ada, Mama bakal nanya macem-macem.

Alana terdiam mengamati layar ponselnya. Di sana ada seorang gadis cilik dengan rambut diikat dua, bersama kedua orang tuanya yang tersenyum bahagia ke arah kamera.

Hangat menjalari seluruh tubuh, namun pedih dan perih terasa di ulu hati. Alana menahan isak tangis dengan memandang ke luar jendela, hingga tak terasa mobil berhenti di pelataran parkir sebuah kafe.

Dari dalam, Lidia si pemilik Rits caffe merasa heran melihat keponakannya datang dengan seragam lengkap di jam sekolah seperti ini. Buru-buru dia membukakan pintu, menyambut Alana yang terlihat kusut.

Tak mau membuat masalah, Lidia tetap sabar menanti gadis itu membuka cerita. Hingga akhirnya...

"Tant, aku mau tidur di sini. Nanti sore bangunin ya, jam 3." Alana melangkah ke ruang belakang meninggalkan Lidia yang menatapnya heran.

Sementara di dekat sekolah, seorang siswa masih saja duduk dengan tangan menggenggam kaleng minuman.

Matanya nyalang mencari sosok yang telah membuat kepalanya terasa pusing karena benda di tangan.

"Sial, pasti kabur!"

Dia meraih bunga rumput dan mengamitnya di bibir.

"Ihh, Kakak kaya sapi, hahaha... " tawa lepas terdengar dari sekumpulan bocah SD yang lewat di sampingnya.

Siswa itu adalah Gala. Dia melotot lalu mengacungkan tangan ke arah anak-anak itu, membuat satu, dua dari mereka menangis ketakutan.

Gala segera berlari saat seorang guru berjalan dan memeluk anak itu sembari menatap tajam ke arahnya.

Gila, sial banget hari ini. Udah telat, ditimpuk kaleng, diledek bocah ingusan. Aaahh!!!

Gala mengambil motornya di depan warung kopi, lalu pergi tanpa tujuan. Dia terus menelusuri jalanan kota yang mulai terik, membuatnya lelah dan berhenti di sebuah kafe.

Sambil menikmati minumannya, Gala mengamati interior kafe yang baru pertama kali dia kunjungi.

"Lho, kamu bolos ya?" Seorang waiters dengan apron hitam mendekat, keningnya berkerut, matanya menatap seragam yang melekat di tubuh Gala.

Gala menjawab asal, dia kembali merutuki diri yang kelupaan membawa jaket.

Ponsel Gala bergetar, sebuah panggilan masuk meminta segera diangkat.

"Halo, Ma. Ada apa?"

Detik berikutnya, Gala sudah membelah lalu lintas Ibu Kota yang padat.

Baru saja Gala pergi, Alana muncul dari belakang dengan wajah kusut. Dia meminta air putih lalu duduk di sudut ruang. Lidia mendekat, dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan gadis itu.

"Na, boleh Tante nanya?" Lidia menatap Alana penuh selidik.

Gadis itu menyipitkan mata, lalu mengangguk.

"Tadi, baru aja dia balik. Ada cowok pake seragam Dirgantara juga, nongkrong di sini, sendirian. Apa dia ngejar kamu, Na? Jadi, kalian janjian bolos?"

Mendengar itu, Alana melotot. Kemudian, Alana menjelaskan apa yang terjadi, namun momen kaleng minuman sengaja dia skip.

"Aku heran sama Papa, kan dia ada sopir juga di kantor. Kenapa harus Pak Joko coba? Ngomongnya relasi, tapi tadi aku chat Pak Joko, dia bilang yang dijemput itu seorang wanita dan plot twist-nya ... Papa di sana! Bayangin, Tant. Dia yang bilang nggak bisa jemput, makanya minta sopir ke bandara. Eh ternyata apa? Emang kudu dilabrak mereka itu, nggak pake nanti-nanti." Alana mendengus kesal, membuat Lidia menghela napas.

Selepas jam makan siang, Alana pamit. Saat hendak melangkah, tangannya dicekal Lidia.

"Beneran pulang atau mau ke mana? Inget, Na. Jangan gegabah. Masalah nggak akan beres kalau otak sama hati masih ngebul. Inget itu. Jangan sampai kamu yang kecewa karena langkahmu sendiri." Alana mengangguk lalu keluar menghampiri taxi yang sudah menunggu.

Sepanjang jalan, kata-kata Lidia terus bergema di telinganya. Namun, bagaimana pun, Alana tetap pada kata hatinya yang meminta dia datang ke kantor sang ayah.

Maaf, Tant. Bukan aku nggak nurut. Tapi ini semua kudu diberesin sekarang sebelum makin gila.

Alana meminta sopir berhenti tepat di depan pos satpam, setelahnya dia diberi jalan untuk langsung ke ruang Bastian.

"Maaf Mbak Alana, Pak Bastiannya lagi pergi. Ada meeting di luar bersama klien."

Seorang wanita muda mendekati Alana dan tersenyum manis. Dalam name tag-nya tertulis sebuah nama, Silvi.

"Biar saya tunggu di ruang Papa," belum sempat wanita itu melarang, Alana sudah lebih dulu masuk ke ruang kerja di mana tumpukan map dan berbagai kertas tersusun di atas meja. Dia duduk di kursi hitam dan mengamati sekitar dengan mata elangnya.

Gue yakin, pasti ada sesuatu yang Papa sembunyiin di sini. Pasti wanita itu salah satu rekan Papa, nggak mungkin kalau orang luar.

Tangan Alana membuka satu demi satu map yang ada, lalu beralih ke laci juga tempat yang lain.

Sementara di luar ruang Bastian, tepat di depan pintu. Silvi masih berdiri dengan perasaan cemas. Dia berulang kali mencoba menghubungi atasannya, namun nihil. Dia juga berusaha membuka pintu, tapi Alana lebih dulu menguncinya dari dalam.

Tak lama, ponsel Alana berdering. Menampilkan nama sang ibu di sana. Dengan cepat, Alana menekan tombol dan menjawab setiap pertanyaan ibunya.

"Iya, Ma. Bentar lagi Alana pulang."

Dia kembali menyimpan ponsel dalam tas, lalu ekor matanya melihat sesuatu di laci paling bawah yang tak sepenuhnya tertutup.

"Apa nih?"

Tangannya terulur dan membuka pintu laci itu. Seketika matanya terbelalak melihat sebuah benda yang tak asing baginya. Buru-buru Alana mengambil dengan sarung tangan, lalu memasukkan ke dalam kantong kertas dan menyimpannya dalam tas.

Hehe, Bapak Bastian yang terhormat. Ternyata main Anda kurang syantiikk.

Alana tersenyum simpul lalu duduk dengan tenang, menunggu kedatangan Papanya.

*

1
Nadin Alina
Halo kak, salam kenal kak🤗
Bulanbintang: Halo, Kak Nadin. Salam. 🤗
total 1 replies
The first child
semangat terus nulisnya thor
Bulanbintang: Terima kasih, ikuti terus kisahnya ya, 😊
total 1 replies
Anisa Febriana272
..
Anisa Febriana272
.
Anisa Febriana272
Novel bagian ini agak seru
Anisa Febriana272: Oh iya kak saya mau coba buat novel nanti kalo selesai kakak mau gk kasih tau apa aja kekurangan nya
Anisa Febriana272: Oh ya kak kakak buat novel apa aja ya saya mau baca
total 14 replies
sakura
..
Nurhani ❤️
aku mampir tour/Drool/jngan lupa mampir balik🤗nanti aku baca lgi
Bulanbintang: Ok. Terima kasih.
total 1 replies
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
lanjut terus Thor /Determined/
Bulanbintang: Bab 15 udah di-up ya, masih direview dulu. Tetap sabar nunggu ya, 🤗
total 1 replies
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir Thor /Smile/
Niki Fujoshi
Keren abis, pengen baca lagi!
Hao Asakura
Bikin terharu sampai mewek.
Wesal Mohmad
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!