Wajib baca Novel Tawanan Dua Mafia.
Helena harus berjuang saat pria paling dicintainya dinyatakan tewas dalam pertempuran. Satu persatu orang yang disayangi Helena haeus tewas di depan matanya.
Helena harus tetap bertahan di saat situasi dan kondisi tidak lagi menguntungkan baginya.
Akankah Helena berhasil mengalahkan musuh yang tidak lain adalah sepupu suaminya sendiri?
"Strike, kau harus tetap hidup."
"Pergi, Nona. Pergi. Maafkan saya tidak bisa menjaga anda lagi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12
Helena berusaha tegar. Dia menambah laju sepeda motornya lagi. Tidak butuh waktu lama bagi Helena untuk berhasil menemukan kontainer yang ingin menghancurkan markas King Tiger. Helena menembak supir kontainer. Tapi ternyata kaca mobil itu anti peluru.
Helena memikirkan cara lain. Dia melempar bom dengan ledakan kecil untuk memecahkan salah satu ban mobil. Tetapi supir kontainer itu begitu ahli. Saat dia memberi gerakan sedikit saja sudah hampir membuat nyawa Helena tidak selamat kalau Helena tidak menghindar. Bom yang ditempel Helena terlepas begitu saja bahkan di saat Helena belum berhasil meledakkannya.
Helena menurunkan laju sepeda motornya. Kali ini dia akan meletakkan bom waktu di atas kontainer. Beresiko memang. Tapi jarak dengan markas sudah semakin dekat. Tidak akan berhasil jika hanya menggunakan trik kecil seperti ini.
Helena melompat ke truk dan meninggalkan sepeda motornya yang kini terguling di jalan. Wanita itu berdiri di atas kontainer. Dia berjalan dengan cepat dan pasti. Meletakkan bom waktu yang sudah dia atur waktunya.
Supir itu memiringkan mobilnya membuat Helena terhempas. Helena terduduk dan hampir saja terpental dari atas sana. Wanita itu berpegangan kuat. Dia mengeluarkan sebuah tali dan mengikatnya sebelum melompat ke jalan dengan penuh perhitungan.
Helena terguling di jalan. Wanita itu memandang ke depan. Posisinya terduduk. Bom yang berhasil diletakkan Helena meledak. Karena memang isi di dalam kontainer itu bahan peledak. Ledakannya menjadi sangat dahsyat.
Api menyala dengan terang dan meluap dengan lebar.
Helena melebarkan kedua matanya saat melihat kobaran api itu ingin melahapnya hidup-hidup. Wanita itu memalingkan wajahnya dan menutup matanya. Mau lari juga percuma karena ledakan itu sangat cepat.
Bersamaan dengan itu, tiga mobil menghadang api yang ingin menyentuh Helena. Suara dentuman yang begitu keras membuat areal yang dipenuhi pohon itu menjadi terang benderang. Sesaat setelahnya, api hanya fokus pada kontainer yang meledak. Melahap habis kontainer itu sampai menyisakan rangka besi saja.
Bisa dipastikan orang-orang yang ada di dalamnya juga ikut tewas karena serangan Helena mendadak dan sangat tidak terduga.
Jason, Strike dan Ben keluar dari mobil. Mobil yang mereka gunakan anti ledakan dan peluru.
Tiga pria itu bernapas lega melihat Helena baik-baik saja. Jantung mereka semua hampir copot tadi saat melihat wanita berbadan mungil itu duduk di tengah jalan. Sedangkan tidak jauh di depannya sana ada ledakan yang begitu dahsyat. Siap menyapu bersih apapun yang dia lewati.
Helena berdiri dan tersenyum puas melihat perjuangannya membuahkan hasil. Wanita itu melepas helm di kepalanya. Dia berjalan dengan tenang dan anggun.
Jason memegang lengan Helena. Pria itu menatapnya dan ingin marah. Tetapi Helena hanya diam memandang ke depan dengan tatapan kosong. Jason memalingkan wajahnya. Dia menahan kesedihan di dalam hatinya. Melepaskan Helena begitu saja.
"Strike, bisakah kau menjaga Helena dengan baik?" protes Jason.
Strike juga hanya diam saja. Dia membukakan pintu mobil dan meminta Helena masuk ke dalam. Pria itu juga tidak tahu akan mendapat kejutan seperti ini dari Helena.
Strike ingin segera membawa Helena pulang. Sedangkan Ben dan Jason masih berdiri di sana sambil memandang kontainer yang berhasil dijinakkan oleh Helena.
"Aku tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi, Strike!" Jason bicara dengan nada rendah namun mengancam. Bersamaan dengan itu Strike masuk ke dalam mobil. Melajukan mobilnya meninggalkan Jason dan Ben yang masih berdiri di sana.
"Kau lihat sendiri Ben. Seperti apa gilanya Helena sekarang."
Ben menghela napas kasar. Entah seperti apa nasip wanita itu jika mereka terlambat untuk melindunginya. "Tapi itu bukan kekuatan, Tuan. Apa yang dilakukan Nona Helena adalah bentuk kekecewaan."
Jason segera masuk ke dalam mobil. Dia harus memikirkan strategi yang pas untuk menjaga Helena. Dia tidak mau jika kejadian seperti ini terulang kembali.
Di dalam mobil, Strike hanya diam sambil melajukan mobilnya. Pria itu tidak lagi bisa berkata-kata. Aberzio akan ngamuk jika melihat aksi Helena tadi. Pria itu tidak akan setuju.
"Strike, setelah ini aku akan pergi ke Meksiko. Aku akan menghabisi nyawa Clara."
Strike mengernyitkan dahi mendengarnya. "Clara, Nona?" Strike bertanya-tanya kenapa harus Clara?
"Dia yang sudah menembakku. Dia pembunuh. Aku akan menghabisinya dengan tanganku sendiri."
Strike kaget bukan main. Dia tidak menyangka jika Clara sejahat itu. Selama ini Aberzio sudah menjaganya dengan baik. Kenapa dia sampai tega melakukan semua ini.
"Clara, Nona? Ingatan anda sudah kembali dan Clara adalah wanita yang selama ini kita cari?"
Helena memalingkan wajahnya. "Ya."
"Wanita tidak tahu diri," umpat Strike.
Strike mengirim pesan singkat ke Dokter James. Kini dia butuh bantuan Dokter itu untuk membuat Helena tenang. Dia tidak akan membiarkan Helena pergi menemui Clara tanpa persiapan yang matang.
"Sialan. Pantas saja rencananya begitu mulus. Hampir separuh anggota King Tiger yang sekarang adalah pilihan Clara," umpat Strike di dalam hati.
***
Helena turun dan berjalan gusar masuk ke dalam mansion. Strike berdiri di samping mobil. Masih terbayang jelas dibenaknya seperti apa aksi Helena tadi. Kali ini dia tidak akan pergi lagi. Menjaga Helena dan mengamati langkah wanita itu setiap detiknya.
Terdengar suara pecahan kaca dari dalam. Strike segera berlari masuk ke dalam. Wajah pria itu terlihat khawatir dan juga panik.
"Tidak! Ini tidak adil! Apa salahku?" Helena mendorong meja kaca di depannya hingga membuat semua barang di sana terpental. "Kau pasti masih hidup. Tadi aku sudah hampir mati dan kau tidak juga muncul."
Helena menangis. Dia berlari mendekati guci di dekat tangga. Dengan mudahnya Helena menendang guci itu hingga terjatuh dan pecah. "Kau masih hidup, Aberzio. Cepat kembali."
Helena menghapus air matanya. Dia menjambak rambutnya sebelum berteriak sekencang-kencangnya. "Aaahhggh." Suaranya begitu keras. Dia lampiaskan emosinya. Helena keluarkan kesedihannya. Semua penghuni mansion bisa mendengarnya dengan jelas. Bahkan yang dikejahuan sekalipun.
"Pulang, Aberzio. Pulang. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Pulang, Sayang. Pulang."
Strike memejamkan matanya melihat keadaan Helena.
"Kau sudah berjanji padaku akan kembali."
Strike segera berlari saat Helena mendekati pecahan kaca yang berserak di lantai. Jangan sampai dia terlambat. Helena tidak boleh sampai melukai dirinya sendiri.
"Nona, tenanglah."
"Aberzio. Dia akan marah kalau aku seperti ini. Aku yakin sebentar lagi dia akan pulang. Sebentar lagi. Ya, sebentar lagi." Saat Helena hampir meraih pecahan kaca, Strike lebih dulu memegang tangan Helena. Dia terpaksa menekan titik saraf Helena dan membuatnya tidak sadarkan diri.
Helena terjatuh di dalam pelukan Strike. Wajahnya basah karena air mata. Strike memejamkan mata dan melepaskan kesedihannya. Pria itu berlutut dengan posisi Helena di dalam pelukannya. Dia tidak mau menahan diri lagi. Pria itu menangis sesenggukan.
Strike juga manusia biasa. Memiliki hati dan perasaan. Selama ini dia hanya berpura-pura kuat. Sebenarnya dia begitu rapuh bahkan tidak sanggup untuk menerima kenyataan kalau Aberzio sudah tidak ada lagi di dunia ini. Pria itu menghapus air matanya yang kembali menetes deras tanpa henti.
"Bos, kembalilah. Saya tidak bisa menjaga Nona Helena. Hanya anda yang bisa."
Pengawal dan pelayan yang bekerja di mansion menunduk dan ikut menangis. Ruangan luas itu kini dipenuhi dengan isak tangis Strike. Bahkan tangis pria itu jauh lebih menyakitkan untuk didengar dibandingkan Helena.
Tidak ada lagi Strike berwajah seram yang begitu menakutkan. Pria itu hanya ingin melampiaskan kesedihannya. Rasa kehilangannya. Begitu berartinya seorang Aberzio Guineno di dalam kehidupan Strike.
"Sudah entah berapa kali anda hampir tewas, bos. Tapi anda bisa bertahan. Kali ini aku mohon bertahanlah."
Dari kejauhan seorang pengawal mengirim pesan ke Clara. Dia juga mengambil video dari apa yang terjadi di sana. Wajahnya terlihat tidak suka.
"Bos, Helena masih hidup. Apa rencana kita selanjutnya? Kita harus bertindak cepat."
Tidak beberapa lama kembali masuk pesan yang baru. "Pergi. Aku tidak mau mereka curiga. Strike pasti akan menyelidiki mobil Helena setelah ini. Setidaknya Helena belum ingat siapa yang menembaknya."
Pria itu mengernyitkan dahinya. Tetapi dia juga tidak mau membantah perintah Clara. Tanpa mereka semua sadari, Strike sudah tahu yang sebenarnya terjadi. Bahkan detik ini pria itu sudah bergerak untuk menyingkirkan penghianat yang masih bertahan di dalam King Tiger.
kenapa harus dirahasiakan dr helena
klo jason tdk seposesif robert
🫂🫂🫂helena km pasti bisa jgn menyerah dulu...tunggulah aberzio kembali
jangan dulu jatuh ke pria lain mending jadi single mom aja sembari ngumpulin kekuatan n strategi baru king tiger yg udah bercerai berai ulah si clara..
emang selalu ada kejutan distiap novel²nya kak sis😲😯
klo aberzio beneran mati nasib helena y jadi tahanan berstts istri robert😭
jgn sampe jjson juga dilenyapkan si robert
jeson ben kalian dimana😭