NovelToon NovelToon
IRREGULAR

IRREGULAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Anime
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Echo Gardener

Ketika penggemar webtoon <Tower of God>, Arkan, tidak sengaja bertransmigrasi ke tubuh Neon Argarither dan menjadi bagian dari karakter webtoon <Tower of God> itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echo Gardener, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Dan di tempat yang berbeda.

Dua manusia sedang menatap seekor buaya yang memakai pakaian manusia di hadapan keduanya.

"K-Khun... a-apa itu buaya?" tanya pemuda bermata kuning berambut pirang yang duduk di sebelah pemuda yang disebut Khun

Khun mulai memegang kepalanya dengan tangan kanannya dan berkata dengan suara pelan," Diamlah, kepalaku jadi sakit."

"Siapa yang kau sebut buaya, huh?! Dasar kura-kura kare!"

"K-Kura-kura katanya..." gumam pemuda bermata kuning dan berambut pirang itu dengan kaget.

"Sial, berisik sekali kalau ada dia." gumam Khun.

Buaya itu mendengus kesal dan menatap tajam pemuda pirang yang sedang duduk di sebelah Khun.

"Hmph! Aku ini Rak Wraithraiser!" katanya.

...****************...

Khun menatap tajam Rak dan bertanya, "Buaya, kenapa kau bisa ada di sini?"

Rak menatap balik dan menjawabnya dengan tenang, "Si kura-kura merah memberitahuku tentang ini sebelum insiden tangan Arlene terjadi."

Khun menaikkan satu alisnya. "Kura-kura merah?" tanyanya.

"Ya. Perempuan itu menyuruhku untuk menemuimu dan menolongmu." jawab Rak.

Apakah itu Hwa Ryun? Kenapa dia menyuruhku merahasiakannya, tapi dia mengatakannya ke Rak? Aku tak mengerti jalan pikirnya, pikir Khun melihat ke lantai.

Pemuda di sebelah Khun mulai melihatnya dan bertanya padanya.

"Apa kau mengenalnya, Khun?"

"Ya... maaf, tapi bisakah kau keluar sebentar?" katanya sambil melihat ke pemuda di sebelahnya, "Aku ingin berbicara empat mata dengannya." lanjutnya.

"Oh, ok." balas pemuda itu yang akhirnya mulai berdiri dan berjalan keluar ruangan.

Khun menatap lurus mata Rak. "Kau... seberapa banyak yang kau ketahui?" tanyanya dengan serius.

Begitu juga dengan Rak yang balik menatap lurus mata Khun. "Semua yang kau ketahui. Bahwa si kura-kura kuning itu mengkhianati kita dan juga... kura-kura hitam masih hidup." jawabnya.

...****************...

Dan di tempat yang berbeda, dua pria tampan dan seekor binatang imut menatap pria (sok) tampan berkacamata di hadapan mereka.

Setiap aku melihatnya... tanganku terasa gatal dan ingin sekali meninju wajahnya, pikir Phantaminum kesal melihat wajah Po Bidau Gustang di hadapannya.

"Jadi, untuk alasan apa seorang tertinggi seperti Anda—atau mungkin sesosok Dewa seperti Anda datang menemui manusia lemah seperti saya?" tanya Gustang sambil menyeruput teh dicangkir mahalnya.

Cih, manusia lemah katanya, pikir Phantaminum.

Neon menghela napas. "Seperti yang ku katakan sebelumnya. Aku ingin kau mengawasinya dari Lantai ini sampai mungkin kau merasa cukup untuk mengawasinya."

"Kalau boleh tahu, kenapa Dewa Shinsu seperti Anda ini tertarik dengan anak yang jelas-jelas akan mengancam posisi 10 Kepala Keluarga di Menara ini? Kalau saya orang yang berpikir pendek, pasti saya akan menolak permintaan Anda dan menghabisi nyawa anak itu sekarang juga, sekalipun Anda adalah idola saya sendiri." kata Gustang.

Neon terdiam sebentar, kemudian berpaling melihat ke luar jendela kapal. "Mungkin dia adalah anak yang bisa membuatku tidak membenci kalian." balas Neon sedikit tersenyum di wajah dinginnya.

Benarkah itu? Kenapa rasanya aku curiga dengan perkataannya, pikir Esentia menatap Neon curiga.

Sedangkan yang ditatap masih bersikap tenang, walau sebenarnya Neon tidak begitu tenang karena tatapan curiga Esentia yang begitu menusuk.

Ketika mendengarkan perkataan dari Neon, untuk pertama kalinya Gustang menganggap serius perkataan dari orang lain. Kemudian dia pura-pura membenarkan kacamatanya sambil mengamati ekspresi wajah Neon yang tenang dan berkata, "Saya menduga kalau Anda menganggap anak itu sebagai anak kandung Anda sendiri, tapi bukankah anak itu adalah Anak dari kedua orang itu, kan? Saya tidak akan menyebutkan nama mereka, tapi yang saya tidak paham di sini kenapa saya yang harus mengawasinya? Bukan saya bermaksud lancang pada Anda, tapi seharusnya diri Anda sendirilah yang harus melakukannya, kan? Bukankah itu tugas," Gustang batuk kecil, "Anda sebagai orang tua." lanjutnya.

Neon kembali melihat Gustang tanpa mengatakan apa pun. Tapi dipikirannya, dia terus memaki Gustang. Dan ada Phantaminum yang masih dalam wujud binatangnya merasa kesal dengan kelancangan Gustang.

Dasar kacamata sialan! Berani-beraninya dia balik menyuruh Neon! Sudah jelas Neon sendiri yang duluan menyuruhnya, pikir Phantaminum kesal.

Ada apa dengan mereka berdua? Dan yang paling penting, ada apa dengan Phantaminum? Dari awal dia melihat kapal milik Kepala Keluarga Po Bidau... dia jadi tampak aneh, pikir Esentia melirik Phantaminum.

Neon mengabaikan aura kekesalan yang dipancarkan Phantaminum. "Aku juga mau mengawasinya. Tapi sayangnya itu akan sangat sulit untuk ku lakukan." katanya dengan nada putus asa.

Hm... aku jadi semakin curiga, pikir Esentia melihat Neon.

"Kenapa?" tanya Gustang.

Karena jika bertemu dengan Bam, aku tidak bisa menahan untuk memeluknya di depan semua orang! Rasanya saat melihatnya itu membuatku ingin memeluknya erat-erat! Tapi nantinya, image yang ku bangun dari awal sebagai karakter misterius ini akan hancur seketika saat aku melihat Bam, pikir Neon masih dengan keadaan tenang tampak dari luar. Kemudian Neon menggenggam cangkir mahal itu dengan erat. "Aku tidak mau kalau ada yang mengetahui keberadaanku di sini. Apa lagi jika keberadaanku diketahui oleh Urek Mazino. Kau tahu sendiri kan karakter Urek Mazino itu seperti apa?"

Gustang terdiam membayangkan sosok Urek Mazino dan berkata, "Padahal saya hanya membayangkannya saja, tapi itu sudah sangat menjengkelkan."

Neon, Phantaminum dan juga Esentia mengangguk setuju dengan perkataannya.

"Baiklah, saya akan memenuhi permintaan Anda yang satu ini. Tapi sebagai imbalannya, saya ingin mempelajari shinsu Anda dan kalau boleh... saya juga ingin melihat Lantai 135." kata Gustang dengan yakin.

Hmph! Betapa serakahnya manusia yang satu ini. Benar-benar ingin meninju wajahnya, pikir Phantaminum menggoyangkan ekornya ke kanan dan kiri secara terus menerus sambil membayangkan meninju wajah Gustang berkali-kali.

Apa semua Kepala Keluarga berpikiran sama? Kalau ya, aku tidak mau menjadi seperti mereka, pikir Esentia menyeruput teh lemonnya dengan ekspresi datar.

Ketika Neon menjawab, suaranya menjadi dingin tanpa nada biasa sebelumnya. "Hei, Nak, kau pikir aku orang baik-baik?"

Gustang menurunkan penglihatannya melihat ke cangkirnya, menelan ludahnya dan tidak berani menjawab, karena di sekelilingnya saat ini, shinsu menjadi tidak terkendali. Dan ini membuatnya merasakan ketakutan dari Neon Argarither, sosok terkuat sebenarnya di Menara.

Memangnya aku peduli dengan 10... atau apalah itu. Aku baik hanya pada orang tertentu saja, apa lagi jika itu adalah Bam. Hah... aku sangat ingin menemuinya, pikir Neon sedih.

Neon pun menghela napas dan seketika keadaan kembali seperti semula, Neon mulai berbicara lagi dengan suara yang terdengar biasa. "Imbalanmu itu... tidak jadi masalah. Kau bisa mempelajari shinsuku dan kau boleh melihatnya, tapi aku akan memasangkan segel padamu seperti yang lainnya." jelas Neon.

Gustang memberanikan diri melihat Neon dan tersenyum ramah, setelahnya dia mengucapkan terima kasih pada Neon. Kemudian dia melirik Esentia yang sedari awal tidak berbicara. "Aku dapat info kalau di kediaman Keluarga Khun ada seorang penyusup yang datang secara tidak diundang dan dia mengincar Eduan, Ayahmu." katanya.

Esentia melihat Gustang dengan tampang tidak peduli. "Aku tidak tahu orang bodoh mana yang ingin mengincarnya dan aku tidak begitu peduli dengannya, kalau dia mati hanya karena penyusup bodoh, itu artinya dia sudah menjadi orang yang sangat lemah." balasnya dengan datar.

Gustang yang medengarnya sedikit terkejut dan merasa tertarik dengan Esentia, anak yang paling diakui oleh Eduan, yang bahkan anaknya sendiri sepertinya tidak begitu mempedulikan hidup atau matinya.

Ini menarik. Biasanya para anaknya lah yang ingin diakui oleh orang tua mereka, tapi Esentia ini adalah kebalikannya, pikir Gustang.

Gustang tersenyum padanya, "Katanya penyusup itu membuat area di sekelilingnya menjadi berwarna merah. Dan yang ku tahu tentang ini... hanya ada satu orang yang bisa membuat keadaan menjadi seperti itu." kata Gustang mengingat bayangan si peringkat kedua Menara atau mungkin peringkat ketiga Menara.

Enryu! Bocah itu ternyata benar-benar ke sana untuk menghajarnya. Ini sulit dipercaya, tapi aku sangat mendukungnya untuk menghajar wajah Eduan, pikir Phantaminum menunjukkan kekaguman pada Enryu.

Aku tidak menyangka ternyata orang itu benar-benar punya masalah dengan keluarga kami, pikir Esentia terkejut mengingat kembali kejadian di mana Enryu tidak begitu menyukainya di Lantai 135.

Aku sudah tidak kaget lagi dengan ini semua, pikir Neon menyeruput tehnya dengan tenang.

1
Noah Archard
Anak kesayangan Eduan nih
Nora
Rak itu keturunan terakhir dari legenda Wraithraiser kan?
Royality Emperor
Lanjut kak
Toaru Kagaku
Tapi dia beneran tampan kok
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
banhh, gw lagi ga mood baca 🗿 nitip dulu yak 🗿
Michelle
Lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut
iqiww
done ya kak, jangan lupa like sama komen balik ya kak
Ymir
Woah, Urek kamu banyak sekali hatersnya
Jeanette
Lanjut!!!!
Royality Emperor
Next
Ymir
Pikaaaachu!!!!
Nanika
Lanjut~~~~
Toaru Kagaku
Next!
Aceela
PD banget nih kakek satu
Aceela
Parah ngatain orang tuanya si Baam
Royality Emperor
Jir bintang 1🗿
Michelle
Lanjut!!! dan lucu banget itu si Neon
Ymir
well, kalo diposisi dia juga bakal begini kali🗿
Ariana
Hahahahahaha/Facepalm/
Diablo
Kata-katanya bos🫵
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!