“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 2.
“Ooo baik Pak, Bu. Saya antar ke tempat Pak Kadus, mobil bisa masuk ke halaman rumah Pak Kadus kok.” Ucap Pak Sopir sambil terus melajukan mobilnya.
Mobil bisa berhenti di dekat teras rumah Pak Kadus.
Pak Kadus atau Pak Kepala Dusun atau Pak Dukuh adalah orang yang memimpin wilayah di satu pedukuhan atau dusun. Satu Desa biasanya terdiri dari beberapa dusun atau dukuh.
Halaman rumah itu lumayan luas, dan banyak pohon besar di sekitar rumah Pak Kadus.
Respati dan Yayuk turun dari mobil. Mereka berdua segera melangkah menuju ke teras rumah. Sedangkan pak Sopir dengan memakai payung mengambilkan koper koper penumpangnya.
“Terima kasih ya Pak.” Ucap Pak Respati dan Bu Yayuk.
“Sama sama. Pikirkan lagi baik baik ya Bu, lebih baik bayar denda kontrak kerja dari pada sampeyan jadi korban. “ ucap Pak Sopir dan segera masuk ke dalam mobil.
“Bu, piye?” tanya Respati.
Respati kembali ragu ragu dan takut jika istri, dirinya atau keluarga menjadi korban proyek mangkrak seperti yang baru saja dikatakan oleh Pak Sopir.
“Kita berdoa Pak, semoga lancar dan selamat. Harus membayar denda yang lumayan banyak Pak kalau membatalkan.” Ucap Yayuk sambil menggeser koper nya.
Mobil pun berlalu meninggalkan halaman rumah Pak Kadus. Dan hujan masih turun dengan derasnya..
“Bu, mungkin Pak Kadus sudah tidur. Sudah malam hujan hujan begini. Mungkin Pak Kadus sedang kelonan dengan i...” ucap Respati belum selesai..
Dan tiba tiba...
Wwwwuuuuussssss
Angin bertiup dengan sangat kuat, hingga Respati dan Yayuk terkena tempias air hujan.
Bulu kuduk Respati kembali meremang. Entah karena embusan angin atau karena yang lain.
Respati dan Yayuk melangkah mendekati pintu rumah Pak Dukuh, akan tetapi keduanya dikagetkan oleh suara dari atas..
KRRRRRAAAAAAKKKK
“Apa Bu itu!” teriak Respati.
Respati mendekatkan tubuhnya pada tubuh Sang istri bahkan dia memeluk tubuh Sang istri dari samping. Telinga mereka berdua masih mendengar suara dari halaman rumah bagian atas.
KRAAATAKKK
KRAAAATTTAAAK
BRRRUUUKKK
Sebuah benda jatuh di atas tanah.
“Walah Bu, ada dahan pohon tumbang, kaget aku.” Ucap Respati sedikit lega hatinya.. Meskipun bulu kuduknya masih berdiri.
Di saat Yayuk akan menekan bel di dekat pintu. Tiba tiba pintu sudah terbuka. Respati dan Yayuk pun kembali dikagetkan.
Respati mengelus dadanya, karena jantungnya sangat berdebar debar, belum habis kagetnya oleh suara dahan tumbang. Kini dikagetkan oleh pintu yang tiba tiba terbuka dan...
Dari pintu rumah yang sudah terbuka itu muncul sosok perempuan setengah baya yang masih cantik, tetapi wajahnya tampak tidak ramah. Sorot matanya menatap tajam ke arah Yayuk.
“Cari siapa malam malam begini?” tanya perempuan setengah baya itu dengan nada datar dan tanpa senyuman di bibirnya. Benar benar memasang wajah kaku bagai kanvas.
“Mau mencari Pak Kadus Bu..” ucap Respati dengan sangat santun.
“Ada perlu apa?” tanya perempuan setengah baya itu lagi.
“Saya Rahayu Tejo, teman Pak Duta pemilik proyek Puri Argo Nirmala. Saya sudah mengabari Pak Kadus lewat email tentang kedatangan saya ini Bu. Maaf kami jam segini baru sampai, pesawat kami tadi ditunda penerbangannya karena cuaca.” Ucap Yayuk sambil tersenyum ramah.
Yayuk mengulurkan tangan kanannya. Perempuan setengah baya itu hanya menempelkan ujung tangannya sebentar saja.
“Saya juga sudah mengabari tentang penundaan jadwal pesawat lewat chat, tapi Cuma centang satu Bu.” Ucap Yayuk lagi dan perempuan setengah baya itu hanya melengos.
“Kalau sampeyan siapa?” tanya perempuan setengah baya itu sambil menatap Respati.
“Saya suaminya Bu.” Ucap Respati sambil tersenyum ramah.
“Mari masuk, silahkan duduk.” Ucap Perempuan setengah baya itu masih saja nada dan ekspresi wajahnya datar datar saja.
“Tunjukkan KTP dan KK pada Pak Kadus nanti.” Ucap perempuan setengah baya itu lagi
“Baik Bu, terima kasih.” Ucap Respati dan Yayuk secara bersamaan.
Mereka berdua melangkah masuk ke dalam rumah sambil menarik tas koper. Sedang perempuan setengah baya itu menutup pintu sambil bergumam,“Banyak yang mengaku suami istri tetapi tidak benar.”
“Maaf Bu, jika kami merepotkan.” Ucap Yayuk sambil melangkah menuju ke kursi ruang tamu.
Perasaan hati Yayuk tidak enak melihat sikap perempuan setengah baya itu. Respati dan Yayuk duduk di kursi rotan dengan model jaman dulu. Ruang tamu itu luas, ada tiga kursi rotan yang panjang dan tunggal di atur saling menghadap tiga meja yang dijejer.
Tidak lama kemudian muncul seorang laki laki setengah baya, memakai celana panjang kain dan baju kemeja lengan pendek. Dialah Pak Kadus Warman.
“Selamat datang Bu Yayuk..” ucap Pak Kadus sambil melangkah dari dalam dan tersenyum lebar menatap wajah cantik Yayuk.
Susunan gigi geligi bagian atas Pak Kadus yang agak maju ke depan semakin tampak bibirnya tersenyum merekah lebar.
“Terima kasih Pak, maaf sekali jika kami merepotkan. Kami akan mengambil kunci kunci dan juga inventaris Pak Duta yang dititip di sini.” Ucap Yayuk sambil menoleh menatap sosok Pak Kadus.
“Iya Bu Yayuk, santai saja.. lebih baik malam ini menginap di sini saja. Sudah larut malam apalagi hujan deras.” Ucap Pak Kadus masih menatap wajah cantik Yayuk.
Senyuman manis Pak Kadus pun diberikannya lagi pada Yayuk. Pak Kadus mengulurkan tangannya pada Yayuk dan Respati lalu duduk di kursi.
“Saya sudah menyuruh orang membersihkan satu kapling yang untuk kantor proyek. Tapi hujan deras begini Bu..” ucap Pak Kadus sambil terus menatap wajah cantik Yayuk.
Yayuk yang merasa risi menoleh menatap wajah suaminya..
“Iya Bu, menginap di sini saja.” Ucap Respati sambil mengeluarkan kartu kartu identitas dirinya dan istrinya.
Respati yang penakut sangat setuju menginap di rumah Pak Kadus. Karena begitu takutnya sampai tidak peka jika Pak Kadus berkali kali menatap wajah cantik Yayuk penuh kekaguman.
“Tapi Pak, kita merepotkan Pak Kadus dan keluarganya.” ucap lirih Yayuk pada Respati.
Yayuk benar benar tidak nyaman dengan tatapan mata Pak Kadus dan juga penerimaan perempuan setengah baya yang tidak ramah.
“Santai saja Bu..” ucap Pak Kadus yang mendengar bisik lirih Yayuk pada suaminya.
Pak Kadus membaca kartu kartu identitas tamunya, lalu menoleh ke arah belakang.
“Bu, buatkan minum anget anget buat tamu dan siapkan kamar.” Teriak Pak Kadus
Beberapa menit kemudian, muncul seorang perempuan setengah baya tadi sambil membawa nampan berisi minuman. Pak Kadus memperkenalkan jika perempuan setengah baya yang masih cantik itu istrinya.
“Kalau sudah tahu pesawat turun malam dan hujan kan mending cari hotel di dekat bandara.” Ucap Bu Kadus setelah menaruh gelas gelas minuman di atas meja.
“Untung di sini ada kamar, anak anak KKN sudah selesai. Benar benar sampeyan itu mau uji nyali ya?” ucap Bu Kadus lagi dengan nada ketus.
“Bu.. jangan bicara seperti itu.” Ucap lirih Pak Kadus yang merasa tidak enak dengan tamu tamunya.
“Lha memang benar, proyek mangkrak itu angker buat apa kalau tidak untuk uji nyali.” Ucap Bu Kadus sambil melangkah pergi.
“Biar mati berdiri, berani beraninya mau melanjutkan proyek itu. Orang perempuan lagi. Kewanen (terlalu berani)!” Bu Kadus masih saja menggerutu sambil terus melangkah untuk menyiapkan kamar buat tamu tamunya.
“Mari diminum Bu, Pak. Jangan didengar suara istri saya itu..” ucap Pak Kadus sambil tersenyum dan terutama menatap cantik Yayuk.
Yayuk mengambil gelas air minum yang berisi teh hangat..
“Meskipun dia dan pak sopir, sama sama memperingati agar aku tidak melanjutkan proyek, tapi kok beda ya...” gumam Yayuk di dalam hati.
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦