NovelToon NovelToon
MANAGER LOVE STORY

MANAGER LOVE STORY

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / BTS / Blackpink / Angst
Popularitas:324
Nilai: 5
Nama Author: timio

Dunia hiburan jadi tempatnya bermain, ia lah pekerja di belakang layar suksesnya penampilan para artisnya. Orang yang mengorganisir segala sesuatu agar tertata dengan indah dan rapi, orang yang di tuntut untuk sempurna agar menyempurnakan artisnya. Artisnya yang salah, ia yang bertanggung jawab.

Helena Cady, wanita ceria 28 tahun yang sejak awal usia 20an sudah bergabung dengan Huge Ent, sebuah agensi hiburan besar di Mithnite, dalam waktu lima tahun ia berhasil menjabat sebagai manager seorang artis besar yang dinaungi oleh Huge Ent.

Dan ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pemecah hubungan baik, antara member kakak dan adik di sebuah boy grup terkenal NEMESIS, yang terdiri dari 5 orang pria tampan. Helena terjebak cinta segitiga diantara dua member Nemesis dan semua kerumitan di dalamnya.

🍁🍁

Yuk, kepoin yeorobun 💜

Borahae 💜💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dating

Sudah empat jam Yogie diam didalam sana, Helena hanya duduk di meja yang biasa ia gunakan untuk mengerjakan sesuatu di laptopnya. Ia melirik sesekali lewat kaca transparan itu, Yogie masih anteng saja dengan pekerjaannya. Biasanya jika begitu Yogie akan merengek minta ditemani didalam, atau hal tidak penting lainnya, tapi sekarang ia diam, persis seperti awal-awal mereka bekerja sama dulu.

Pekerjaan Helena sudah selesai sejak dua jam yang lalu, hingga sore ini pun mereka berdua seperti sedang perang dingin saja.

"Ahh laper banget... ", keluh Helena sendirian dan tanpa kata apapun pada Yogie ia keluar begitu saja.

Jelas si pria yang sok cuek itu pun langsung berdiri dari kursi nyamannya, ia sejak tadi berharap di bujuk, berharap di tempeli, berharap di rengek - rengeki tapi Helena malah menanggapinya Yogie hanya ingin sendiri, ingin meredakan kesal nya sendirian. Wajahnya yang sudah kusut itu semakin kusut, melihat Helena mendiaminya balik. Padahal si puan hanya ingin ke cafe disebelah Huge untuk membeli sesuatu yang bisa mereka makan bersama.

...----------------...

"Beef burgernya dua, es latte satu, matchanya satu, yang dingin, no sugar. Umm... Donatnya juga sekalian, topping keju. Itu aja."

Helena menanti dengan tenang, cafe itu cukup ramai, dan langganan para rookie juga. Tidak heran banyak artisnya Huge makan disana, selain keamanan dan privasinya terjaga, dipastikan juga tidak akan ada fans gila yang masuk ke sana.

"Mba... Maaf, mba Helena Cady itu kan? Pacarnya Theo Nemesis?", tanya pegawai cafe itu dengan ragu.

"Ahhh... I-iya mba, saya Helena. Kenapa ya mba?".

"Waaahh... Boleh minta foto bareng ngga mba? Boleh minta tanda tangannya sekalian?", girangnya.

Helena membeku terlebih dahulu, ia tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini, ia sudah biasa melihat Theo, Yogie atau Nemesis yang lain di kerubungi fansnya untuk berfoto,tanda tangan, dan sebagainya. Tapi dirinya? Yang hanya manajer biasa yang lebih suka dibelakang layar ini, agak canggung diperlakukan seperti itu.

"M-maaf mba, saya bukan artis hehe... Jangan gitu mba, saya malu hehe. " Helena kelewat jujur.

"Aduhh... Mbaa, lucu amat sih, udah cakep, ngga sombong, boleh kan mba foto bareng? Kehormatan banget nih foto sama orang cantik begini, mana pacarnya Theo Nemesis, aduh saya beruntung banget. Boleh ya mba?", pegawai itu terus memaksa.

"Y-yaudah.. B-boleh... ".

Helena merasa ini sangat canggung, ia bukan artis, bukan penyanyi, bukan siapa-siapa, hanya manajer ngenes yang sekarang malah ganti profesi sebagai pacar settingan mantan pacarnya dulu, ribet ya. Ia hanya bisa tersenyum ala kadarnya berfoto selfie dengan pegawai cafe itu, dan menanda tangani secarik kertas yang di sediakan untuknya. Setelah ia mendapatkan pesanannya, ia segera undur diri dan buru-buru masuk ke gedung Huge.

Helena tergopoh-gopoh masuk ke gedung dengan banyak makanan yang ditentengnya, sesekali ia menoleh ke belakang, seolah dikejar sesuatu yang berbahaya. Ia tidak sempat lagi menoleh kiri kanan, ia hanya ingin segera masuk ke studio Yogie dan bersembunyi disana, atau bergelayutan di lengan Yogie sekalian.

"Helena... ".

"Anj.... ", umpatan yang hampir saja ia sempurnakan saking terkejutnya.

Itu Yogie, bersama Theo dan Juna.

"Lu kenapa?", tanya Juna.

Sap sap sap... Helena memberikan sebagian barang bawaannya ke tangan Yogie.

"Gua dikerubungin, dikelilingin, dimintain foto, dimintain tanda tangan, merinding gua ah. Ayo kak sembunyi." Ia langsung menyeret Yogie dari sana.

"Astaga... Hahahahhaha... Helena Helena... Kadang pinter kadang bego, kadang lawak... Ya ampun.... ", tawa Juna meledak. Karena baru kali ini ia melihat seseorang yang tiba-tiba terkenal tapi tidak memanfaatkan ketenarannya, ia malah takut, baru kali ini, dan itu Helena.

"Lu tahu kan sekarang kenapa gua sesuka itu sama dia, karena dia beda dari yang lain." seru Theo, membuat Juna spontan menghentikan tawanya. "Gua masih ada harapan kan mas sama dia? Ngeliat dia semudah itu nyentuh Yogie, se terbiasa itu sama Yogie, gua takut mas." Keluhnya.

Juna hanya diam dan menatapnya iba, mau dikata bagaimana juga nasi sudah jadi bubur kan? Meski diyakinkan seperti apa juga, Helena sudah pernah ia kecewakan, dengan masalah yang tidak main-main. Pasti sulit sekali mengembalikan semuanya seperti semula, apalagi ada Yogie sekarang dan Juna menyadari pengaruh Yogie jauh lebih besar ketimbang Theo sekarang.

.

.

"Jadi kamu tadi ke cafe sebelah?", tanya Yogie sesaat setelah mereka masuk ke studio Yogie.

"Iya, aku laper, dari pagi aku belum makan."

"Aku kira kamu balik ke rumah Theo."

"Buat apa aku balik ke sana? Dia udah baikan kok tadi pagi, lagian ada mas Juna juga bakal dateng kesana kan. Ayo kak makan, aku udah laper, kamu juga belum makan kan? Kamu lanjut diem-diem nya ntar lagi aja, makan dulu. Ngambek juga butuh tenaga kan?". seru Helena membuka mulutnya lebar-lebar untuk menggigit burgernya.

Yogie mengulum senyumnya, betapa jujurnya makhluk cantik di hadapannya ini, tidak jaim, lapar ya lapar, makan ya makan, cocok untuk dirinya yang tidak suka di kode-kode. Tanpa ia sadari bahwa ia sudah melanggar tadi, ia diam dan berharap di bujuk, itu sudah bukan Yogie yang murni kan?

Memang jatuh cinta merubah segalanya.

"Jadi semalam kamu pulang jam berapa?", tanya Helena sambil memakan burgernya.

"Ngga pulang."

"Hah?".

"Iya ayang, aku ngga pulang. Ngapain? Ngga ada kamu, sepi ngga ada yang mau diisengin."

"Bukannya kita lagi mode hening ya?", ejek Helena.

"Yaang.... ", rengek Yogie.

Wajah prengat-prengut itu kembali menjadi wajah pria clingy yang menggemaskan. Yogie lalu pindah tempat duduk, pada awalnya ia berada di hadapan Helena kini ia pindah ke samping, ia lalu merangkul pinggang ramping itu.

"Mau apa kamu? Setelah seharian kamu cuekin aku tiba-tiba sok akrab begini, ngga adil, sana kamu, selesaiin lagu kamu dulu."

"Yaang... ".

"Dih... Sok imut." balas Helena dengan wajah julidnya. Tidak menyerah Yogie tetap menempel padanya.

"Kamu ngapain aja semaleman sama Theo?".

"Pertanyaan macam apa lagi itu? Kayaknya kamu kalo ngga di detail ngga bakal stop ya, kamu inget ngga waktu konser Seleste Ville yang pertama dulu, yang mas Juna masuk rumah sakit, aku yang dampingin kamu, selesai konser kamu drop, dateng ngetuk-ngetuk kamar aku udah kayak orang mabok, lemes, ngomong aja ngga jelas, apakah menurut kamu dalam keadaan kayak gitu aku dan dia masih sempet ngapa-ngapain, aku deh, aku aja, apa menurut kamu dalam keadaan kayak gitu aku masih tega ngapa-ngapain beliau... Yogie Nemesis?! ". Mata Helena melotot.

"Hihihih... Iya ayang, maaf."

🌵

Hubungan status yang diakui Huge itu pun berlangsung lancar-lancar saja. Skandal itu sangat membantu Helena, ia benar-benar dilindungi sekarang. Selain dilindungi Huge, ia juga wanita pertama yang di restui Villain di seluruh Timio Universe. Selama 9 tahun debut Theo juga sering di gosip kan dengan banyak artis papan atas, tapi tetap saja pihak wanita yang digosipkan sering mendapat kecaman, mendapat bullian online dan sebagainya.

Helena Cady agak beda, selain parasnya yang cantik, ia juga manajer yang di akui Huge, jadi sedikit banyak dia adalah keluarga bagi Villain, karena ia dan Theo sama-sama berasal dari Huge. Terlebih lagi Helena tidak pernah mau kelihatan di publik jika bukan karena terpaksa, ia malah takut terkenal, jadi kesannya Helena tidak ada niatan sedikit pun memanfaatkan keadaan.

Kasus pemantik pistol itu dialihkan menjadi percobaan penculikan, karena memang benar pistol yang dibawa Theo hanyalah mainan, korek api biasa, hanya saja bentuknya yang anti mainstream, wanita yang mengaku bibinya Helena itu tidak ditanggapi lagi aduannya. Berulang kali ia tantrum dan berkata ia tidak menculik keponakannya.

Dalam hal ini, seluruh pengacara Huge kompak membantah bahwa Helenda Cady adalah keponakan wanita yang mengaku-ngaku itu. Ditambah rekaman kamera dash board Theo, bagaimana wanita itu menjambak dan menampar Helena yang terekam meski dari kejauhan, juga yang paling jelas bagaimana pria paruh baya itu mendorong Helena ke hadapan Theo. Masalah itu selesai, baik bibi dan pria itu mendekam di penjara pada akhirnya.

Sejauh ini tidak ada yang masalah, tapi beberapa minggu terakhir Helena mulai dikejutkan dengan pesan yang masuk ke ponselnya, berisi ancaman, kecaman, dan lain sebagainya. Helena cukup terkejut karena ini kali pertamanya mendapat seperti itu.

.

.

.

.

Lebih dari itu makian yang diterima Helena, tapi ia tetap diam, tidak mengatakan itu pada Theo, Yogie atau staf Huge lainnya. Saat ini Huge sedang baik-baiknya, tidak penting sekali ia membahas hal itu yang tidak memiliki pengaruh apa-apa pada perusahaan.

Theo sangat menikmati ketika mereka berdua memberi makan media dengan acara pacaran mereka yang go public tipis-tipis itu. Padahal itu hanya settingan perusahaan yang disetujui kedua belah pihak. Setiap mereka keluar pasti beberapa jam kemudian atau besok harinya foto mereka yang lengkap atribut penyamaran sudah tersebar ke mana-mana.

"Apa kita akan begini-begini saja sayang?".

"Kenapa kamu nanya gitu?".

"Udah lima bulan terlewati gitu aja, bahkan kita komunikasi cuma karena jadwal dating yang udah ditetapin Huge. Apa kamu ngga ada niatan ngulang semuanya dari awal?".

"Theo, baru lima bulan, belum setahun. Masih ada 7 bulan lagi."

"Setelah itu kamu mau bener-bener kembali ke aku?". tanya Theo tidak sabaran.

"Bisa iya, bisa engga, bisa-bisa aku yang kabur, hahahah... "

"Kamu udah bener-bener yakin ya sama Yogie?".

"Ngga juga, terlepas dari kamu atau ka Yogie, aku yang ngga yakin sama diriku sendiri. "

.

.

.

TBC... 🌵

Disini otor jadi bingung pilih Theo atau Yogie gess 💚🥺

1
Timio
Ok Amy 💜 ditunggu ya, borahae 💜💜
rey na' daniansyah
saya tunggu ampe tamat ya thor, awas jja klo ngegantung ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!