NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7 Malu Di Depannya

Malam-malam seperti ini Aira yang duduk di depan laptopnya di meja kerjanya di dalam kamar dengan kedua kaki yang diangkat di atas kursi.

"Astaga jadi benar!" Aira menutup mulutnya yang tampak terkejut yang ternyata sekarang sedang kepo dengan sosial media seseorang yang tak lain adalah atasannya sendiri.

Aira tidak menyadari Ceo perusahaan tempat dia magang adalah teman masa sekolahnya. Pria mungkin terlalu banyak berubah sampai dia tidak mengenali dan mungkin saja Aira memang memiliki masalah yang banyak sampai tidak berpikiran hal itu.

Terlebih lagi dia juga tidak pernah kepo dengan teman-teman masa SMA-nya dan bahkan tidak pernah ada komunikasi sama sekali dengan satu orang pun.

Aira juga tipe orang yang sangat mudah cepat melupakan seseorang.

"Benar dia ternyata Arfan. Astaga ternyata dia benar-benar sukses dan sementara aku," Aira menjadi minder sendiri dan merasa lebih baik untuk tidak pernah bekerja di sana atau bahkan pura-pura tidak mengenali.

Memang dia tidak mengenal dan justru Arfandi sendiri yang mengenalinya. Apa mau di kata itu adalah kejadian yang sebenarnya.

"Bagaimana tidak sukses, dia juga dulu merupakan anak orang kaya dan keluarganya memiliki latar belakang yang baik. Sementara aku sekolah juga dulu nasib-nasib-an. Heran aja masih bisa sampai selesai," ucapnya yang memperhatikan lama foto itu.

Hanya karena satu teman sekolah yang membuat Aira malah kepo dengan selebihnya, ternyata Arfandi masih menjalani hubungan yang baik dengan teman-teman satu sekolah yang lainnya yang terlihat dari postingan di akun sosial medianya yang sering ada kumpul-kumpul.

Aira mencoba mengingat-ingat teman-temannya itu dan ternyata sudah ada yang menikah, ada yang menitik karir dan lain-lain.

Aira merasa semakin jauh dari mereka, dirinya saat ini sedang mengalami kesulitan dan merasa tidak pernah bisa hidup tenang dan sementara yang lainnya menjalankan hidup dengan baik.

Helaan nafas Aira yang berat sudah menggambarkan bahwa dirinya seharusnya tidak pernah diposisikan berada diantara orang-orang itu yang sekarang pasti sudah sangat sukses terbukti dia bertemu dengan Arfandi yang menjadi atasannya.

Galau seperti ini yang menjadikan mental Aira benar-benar semakin jatuh, dia hanya mencoba untuk menjadi kuat, dia selalu melihat kebahagiaan orang-orang lain dan sementara dirinya tidak bisa.

Sebenarnya simple saja jika Aira mau. Dia juga memiliki orang tua yang berkecukupan dan memang ekonomi mereka meningkat berapa tahun terakhir ini dan seharusnya Aira bisa menggunakan kesempatan itu untuk meminta bantuan kepada orang tuanya seperti apa yang dilakukan saudara-saudaranya dan meski sudah memiliki keluarga.

Tetapi nyatanya Aira adalah anak yang hanya diam saja dan merasa bisa menghadapi semuanya. Jadi semua dipendam oleh Aira sendiri yang menguras seluruh pikiran dan tidak konsentrasi dalam menjalankan hidup.

****

Aira menutup pintu rumahnya, pagi seperti ini dia harus kembali ke Perusahaan untuk melaksanakan tugas magangnya. Hanya itu yang bisa dilakukan Aira untuk menghilangkan stres dan pemikiran yang buruk.

Langkahnya harus terhenti di anak tangga terakhir ketika melihat dua pria yang pernah datang ke rumahnya waktu itu. Aira menelan Salivanya melihat di sekitarnya yang tidak ada siapa-siapa.

"Mana hutang mu?" pria itu langsung bertanya.

"Saya belum memiliki uang," jawabnya.

"Kamu itu ingin kita bertindak lebih hah! Kamu ingin kita memberitahu semua keluarga kamu bahwa kamu melarikan uang Perusahaan agar kamu di permalukan hah!" ucap pria itu yang memberikan ancaman yang sekarang sudah membawa bawa keluarganya.

"Lakukanlah jika itu yang memang kalian inginkan," ucapnya menantang.

"Dasar malah nantangi. Jual diri aja sekalian biar Anda bisa bayar hutang!" pria itu semakin lancang menjatuhkan mental Aira.

Aira hanya diam saja menatap tajam, rasanya memang ingin sekali menampar mulut laki-laki itu. Tetapi mungkin itu konsekuensi yang harus dia lakukan.

"Kamu benar-benar menantang kita hah!" pria itu yang tampak emosi dan bahkan ingin melukai Aira dengan mengangkat tangannya yang sudah membuat Aira memejamkan mata yang tampak takut.

Tapi tangan pria itu tidak jadi melukai Aira ketika di tangkis seseorang yang membuat Aira membuka matanya yang ternyata Arfandi sudah berdiri di depannya.

Arfandi langsung menjatuhkan kasar tangan itu.

"Jangan menjadi pengecut yang melukai wanita," ucapnya dengan tegas.

"Siapa kau dan jangan ikut campur urusan kami. Wanita ini berhutang kepada kami dan Apa kau ingin membayar hutangnya hah!" tegas pria itu dengan memperlihatkan wajah sangarnya.

"Hutangnya juga tidak sebanding dengan perbuatan Anda. Saya lebih baik menggunakan uang saya untuk melaporkan tindakan Anda daripada harus membayar hutang-hutang itu!" ucap Arfandi memberikan ancaman balik.

Pria itu saling melihat dan terlihat kepanikan di wajah mereka.

"Saya memiliki bukti atas perbuatan kalian. Saya tidak tahu sudah berapa korban yang kalian perlakukan seperti ini, dengan kata-kata yang kurang ajar yang tidak punya moral dan tindakan di luar batas!" tegas Arfandi.

2 orang berbadan tegap itu sampai tidak bisa berbicara lagi karena mereka harus bisa melihat dari penampilan Arfandi bukanlah orang sembarangan yang pasti tidak masalah mengeluarkan uang banyak asalkan dua orang itu bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Kami di sini hanya memenuhi tanggungjawab kami. Kami hanya bekerja," ucapnya yang sekarang sudah melembutkan kata-katanya.

"Bekerjalah dengan baik dan seharusnya tahu aturan dalam penagihan dan tidak dengan cara seperti ini," ucap Arfandi.

"Kami berikan waktu sampai minggu depan!" pria itu yang akhirnya kalah dan sudah tidak tahu apa yang dibicarakan dan mereka berdua langsung pergi.

Arfandi menghela nafas dan membalikkan tubuhnya melihat Aira, Aira sepertinya sangat malu dengan kejadian ini yang terlihat dari wajahnya dan berlalu dari hadapan Arfandi.

"Aira!" Arfandi menghentikan langkah itu dengan memegang lengannya.

Aira menoleh ke arah Arfandi

"Maaf aku tidak bermaksud," ucap Arfandi melepaskan tangannya.

"Bapak seharusnya tidak ikut campur dengan urusan saya," ucap Aira.

"Aira ini bukan di kantor dan jangan formal seperti itu bicara padaku," ucap Arfandi.

"Maaf aku harus pergi," ucap Aira yang berlalu dari hadapan Arfandi.

Arfandi tidak mencegah kepergian itu yang hanya melihat Aira berjalan keluar dari area perumahannya.

"Kenapa juga dia ada di sini dan lihatlah apa yang akhirnya dia ketahui, hidupku memang benar-benar sangat menyedihkan, bahkan aku telah diperlihatkan dengan dua perbandingan,"

"Di mana sejak dulu aku tetap berada di tempat yang sama dan sementara orang-orang di sekitarku terus maju. Aku hanya mempermalukan diri sendiri atas semua kebodohan ku," ucapnya dengan memejamkan mata,"

Aira seakan tidak punya wajah di depan teman lamanya itu, permasalahan hutang yang menurutnya adalah aib terbesar. Mungkin jika tadi Arfandi bukanlah teman lamanya atau hanya sekedar atasannya maka Aira masih bisa mengatasinya dengan meminta maaf atau menjelaskan yang sebenarnya.

Aira sekarang justru menjadi sungkan dan seolah tidak memiliki wajah di depan Arfandi dan padahal Arfandi tidak memikirkan apapun sama sekali.

Aira yang masih terus berjalan di pinggiran kota menuju Perusahaan yang pasti sangat jauh. Arfandi yang berada di dalam mobil terus mengintai wanita itu mengendarai mobilnya dengan sangat pelan yang melihat bagaimana Aira berjalan begitu sangat buru-buru.

Demi menghemat biaya yang membuat Aira melakukan hal itu dan padahal jika dia tinggal di rumah orang tuanya yang justru jauh lebih dekat dari tempat dia magang.

Bersambung.......

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!