Seorang gadis yang berusia 18 tahun harus menjalani betapa pahit nya kehidupan yang harus ia jalani
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vnltwins, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Kedua pria tersebut maju dan langsung saja bergerak menyerang Steven, hingga akhir nya mereka terlibat perkelahian antara mereka bertiga Steven menghadapi mereka dengan santai tanpa rasa takut sedikit pun Steven begitu kuat melayangkan pukulan nya terhadap kedua pria tersebut.
Dan kedua pria tersebut sudah melemah Steven berhasil melumpuhkan mereka berdua namun salah satu pria tersebut masih saja tidak lengah dia berusaha bangkit dan segera mengeluarkan pisau.
"Awas tuan!!!!!" Teriak Nadine.
Nadine segera berlari ke arah Steven dan melindungi di saat itu juga Nadine terkena tusukan pisau ia seketika langsung ambruk dan tidak sadarkan diri.
Steven begitu terkejut melihat Nadine sudah tidak sadarkan diri hingga membuat nya semakin murka.
Rahang Steven mengeras dengan cepat ia mengeluarkan pistol nya.
Brengs*k...
Dor...
Dor...
Dor...
Steven mengambil ponsel nya dan langsung saja menghubungi anak buah nya untuk membereskan kekacauan di lokasi yang sudah di kirim nya kepada anak buah nya.
Steven mendekat ke arah Nadine dengan cepat ia menggedong nya ala bridal Steven begitu panik melihat gadis nya terluka karena melindungi nya.
Steven langsung menancap gas mobil menuju rumah sakit milik sepupu nya.
Dia terus menoleh ke arah belakang untuk memastikan kondisi gadis nya itu.
"Bertahan lah sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit" Ucap Steven.
Setiba nya di rumah sakit Steven langsung memanggil dokter.
"Steven ada apa ini dia siapa?" Tanya seorang wanita yang berprofesi sebagai dokter iyalah sepupu Steven sekaligus pemilik rumah sakit.
Steven tidak menjawab ucapan sepupu nya, tim medis segera membawa Nadine masuk ke dalam ruangan.
Suara langkah kaki terdengar jelas di telinga Steven ia sudah pastikan kedua orang tua nya sudah mengetahui kejadian ini mereka mengira bahwa putra semata wayang nya telah terluka.
"Lho Stev kamu tidak apa-apa kan?" Tanya sang mommy.
"Tidak mom aku tidak apa-apa" Jawab Steven.
"Jadi mengapa kau bisa sampai ke sini?" Tanya daddy Steven.
Steven menjelaskan semua nya secara detail kepada orang tua nya, dan tiba-tiba saja dokter keluar dari dalam ruangan.
"Monic bagaimana kondisi gadis itu?" Tanya Steven.
"Tidak ada yang perlu di takutkan untung tusukan nya tidak terlalu dalam dan segera langsung di bawa ke sini, tidak ada yang perlu di khawatirkan Stev besok gadis itu sudah akan sadar" Jelas monic kepada Steven.
"Baiklah" Ucap Steven singkat.
"Kalau begitu saya permisi dulu tante, om, Steven" Kata monic pergi meninggalkan keluarga Steven.
"Steven apa kau menyukai gadis itu?" Tanya sang daddy.
"Iya dad aku menyukai nya" Jawab Steven.
"Baiklah aku akan membatalkan pertunangan mu dengan sindi" Kata daddy Steven lagi.
"Bagaimana mom apa kau menyetujui nya?" Tanya hans kepada sang istri.
"Aku setuju dad aku tidak ingin memaksakan Steven menikah dengan orang yang tidak di cintai nya" Ucap mommy Steven.
"Dad, mom kalian pulang lah ini sudah larut malam biar aku yang menjaga gadis ku" Ucap Steven.
Baiklah....
Steven mendekati ranjang Nadine dia mengusap pipi gadis kecil nya itu.
Ceklek...
Pintu ruangan kamar Nadine terbuka.
Bos...
"Apa kau sudah membereskan nya" Tanya Steven kepada Jerry dan Reza.
"Sudah bos" jawab mereka bersama.
Esok hari nya di rumah sakit...
Nadine membuka kedua mata nya perlahan-lahan dan yang pertama ia melihat ruangan yang serba putih dan aroma obat-obatan.
Nadine berusaha bangun dari tidur nya dan duduk di ranjang tempat nya saat ini dia mulai menatap sekeliling ruangan terlihat sangat sepi.
Nadine berusaha menarik paksa selang infus nya dan turun dari ranjang baru saja ingin menginjakan kaki nya Nadine terjatuh sebab kondisi nya masih sangat melemah.
Awkhhhh.....ringis Nadine.
"Nona" Jerry segera berlari dan membantu Nadine kembali ke ranjang nya.
"Lho tuan, apa tuan yang membawa ku kesini?" Tanya Nadine.
"Tidak nona, bos saya yang membawa nona ke sini" Jawab Jerry.
Klekk....
"Apa kau sudah sadar" Ucap seorang pria yang sudah berada di pintu.
Bos...
Steven memberi kode kepada Jerry agar meninggalkan mereka berdua Jerry yang langsung paham apa yang di maksud sang bos segera meninggalkan ruangan Nadine.
"Tuan terima kasih banyak sudah menyelamatkan ku" Ucap Nadine.
"Tidak perlu berterima kasih, seharus nya aku yang berterima kasih karena kau sudah melindungi ku" Jawab Steven.
"Kalau saya boleh tahu mengapa kau bisa berkeliaran di tengah malam seperti tadi malam" Tanya Steven.
Nadine menundukkan kepala nya dengan wajah sendu seketika ia merasakan sesak di dada nya menceritakan semua nya kepada Steven.
Steven merasa tidak tega terhadap Nadine secara tiba-tiba ia menggenggam tangan Nadine membuat Nadine terkejut Steven langsung menghapus air mata Nadine.
"Sudah tidak apa jika kau ingin menangis jika itu yang membuat merasa lega menangis lah" Ucap Steven.
Nadine tak dapat membendung nya tangis nya begitu pecah mengingat perlakukan bibi nya kepada Nadine.
Steven langsung memeluk Nadine sembari mengusap lembut rambut Nadine, Steven tidak terima gadis nya di perlakukan seperti itu.
Tanpa mereka sadari orang tua Steven dan Jerry memperhatikan mendengarkan semua ucapan mereka hingga mommy Steven merasa iba dengan Nadine.
"Dad sungguh malang sekali nasib gadis itu" Ucap mommy Steven.
"Iya mom kau betul sekali, baru ini saya melihat anak gadis yang begitu tegar melewati hidup nya" Jawab daddy Steven.
Di saat mommy Steven mengetahui tentang Nadine iya segera mengatakan nya kepada suami nya dengan cepat suami nya menyuruh ajudan nya mencari semua informasi tentang Nadine.
Ekhem...
Orang tua Steven dan Jerry masuk ke dalam ruangan Nadine.
"Hai boy" Sapa Hans kepada putra nya.
"Daddy" Sapa Steven kembali.
"Bagaimana keadaan gadis ini" Tanya sang mommy.
"Keadaan nya baik-baik saja mom besok sudah bisa pulang" Jawab Steven.
"Syukur lah"
Di tempat lain seorang gadis terlihat mondar mandir di dalam kelas.
"Duh Nad kamu kemana sih di telephone juga ngga bisa bikin khawatir saja" Gumam Mikala sahabat Nadine.
"Ah sudahlah sebaik nya nanti aku kerumah nya saja" Batin Nadine.
Kembali lagi ke tempat Nadine, Nadine terlihat sangat canggung dengan keberadaan mommy Steven yang saat ini sedang menjaga nya.
"Apa kau butuh sesuatu nak?" Tanya mommy Steven...
"Ti-tidak aunty" Jawab Nadine.
"Aunty boleh tau nama kamu siapa nak?" Tanya mommy Steven lagi.
"Na-nama saya Nadine aunty" Jawab Nadine lagi.
"Nama yang cantik seperti orang nya" Ucap mommy Steven.
Nadine langsung tersenyum dan mulai tidak merasa canggung lagi dengan mommy Steven.
Tiba hari nya Nadine sudah bisa pulang dia bingung harus pulang kemana sebab saat ini dia tidak memiliki tempat lagi.
"Huh tuhan bagaimana ini uang aku juga pas-pas an aku harus ke mana, sudah lah aku cari tempat yang murah saja" Gumam Nadine.
Saat hendak ingin pergi Steven dan Jerry datang menghampiri nya.
"Kau sudah siap?" Tanya Steven.
"Sudah tuan terima kasih banyak tuan sudah menolong ku biaya rumah sakit nya aku bakal ganti setelah aku gajian tuan" Jawab Nadine.
"Tidak perlu" Ucap Steven.
Tapi tuan...
"Sudah lah ayo kita kembali aku tidak punya banyak waktu" Ucap Steven lagi.
"Tidak usah tuan aku bisa sendiri tuan kembali lah aku sudah banyak merepotkan tuan" Balas Nadine.
