[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
NOVEL INI ADALAH VERSI REMAKE DARI NOVEL KEMBALINYA SANG PENGUASA.
Chu Yuan, seorang CEO sukses dari dunia modern, tiba-tiba dibawa oleh sebuah sistem misterius ke dalam dunia kultivator. Ia menemukan dirinya berada di dalam tubuh seorang pemuda yang lemah dan tidak memiliki kultivasi.
Dengan bantuan dari sistem yang berada di tubuhnya, Chu Yuan mulai mempelajari kultivasi dan meningkatkan kekuatannya.
Namun, Chu Yuan masih belum mengetahui bahwa sistem yang berada di tubuhnya memiliki hubungan yang sangat erat dengan sejarah keluarganya. Ia hanya tahu bahwa sistem itu membantunya menjadi lebih kuat dan berkuasa.
Seiring waktu, Chu Yuan menjadi semakin kuat dan mulai mengungkap rahasia tentang sistem yang berada di tubuhnya. Namun, Chu Yuan juga harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh yang ingin menghancurkannya. Ia harus menggunakan kekuatannya dan bantuan dari sistem untuk melindungi dirinya dan orang-orang yang ia cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB - 12: Seekor Tikus.
BAB - 12: Seekor Tikus.
Tiga hari telah berlalu sejak pertarungan epik antara Chu Yuan dan Bai Mei mengguncang arena Klan Chu. Namun riaknya belum juga mereda.
Desas-desus kemenangan Chu Yuan menyebar seperti api yang membakar hutan kering. Dari pusat kota hingga ke desa-desa kecil, semua membicarakan satu nama yang selama bertahun-tahun dihina, diremehkan, dan bahkan dilupakan.
"Katanya hanya dengan satu pukulan loh, dia mengalahkan Bai Mei!"
"Mustahil! Bai Mei itu jenius darah murni Klan Bai!"
"Kau tak percaya? Anak dari sepupuku menyaksikannya langsung di arena! Katanya pukulan itu seperti ledakan seekor naga!"
Berita itu bahkan menyebar sampai ke klan-klan kecil yang berhubungan dengan klan Chu. Para pemuda mulai menaruh rasa hormat. Para tetua mulai menaruh rasa curiga. Dan bagi para pengkhianat di Klan Chu, rasa takut mulai menyusup perlahan.
Di ruang rahasia bawah tanah sebuah aula tua yang jarang digunakan, lima orang lelaki tua berkumpul. Mereka adalah para tetua cabang, orang-orang yang dulunya menjilat saat Chu Feng berkuasa, lalu menjadi pengkhianat saat kekuasaan beralih.
"Tak bisa dibiarkan lebih lama…" desis seorang lelaki tua berjubah abu-abu bernama Tetua Qing. "Anak itu sudah menjadi ancaman"
"Sudah saatnya kita memikirkan langkah pasti" sambung Tetua Meng dengan wajah masam. "Jika dibiarkan, bisa jadi dialah yang akan menggantikan Chu Feng di masa depan"
"Dia bahkan mulai mendapat simpati rakyat! Dan kekuatannya.. terlalu mengerikan untuk pemuda seusianya" ujar Tetua Yu dengan wajah pucat.
"Apa kita bunuh saja dia diam-diam?" usul Tetua Han, wajahnya dingin.
Namun segera dibantah oleh Tetua Xian, lelaki paling tua di antara mereka. "Jangan bodoh! Jika kita membunuhnya sekarang, Chu Feng akan memburu kita sampai ke ujung dunia"
Ruangan kembali hening.
Tetua Yu menunduk sejenak, lalu bersuara "Dua minggu lagi ada kompetisi tahunan pemuda di Klan Chu. Lomba untuk memilih calon pewaris klan"
Mata semua orang langsung tertuju padanya.
"Kompetisi itu… bukan hanya ajang kebolehan. Kerap juga terjadi cedera serius, bahkan kematian"
"Ahh… aku mengerti maksudmu sekarang" ujar Tetua Qing sambil tersenyum licik. "Kita buat dia lenyap… di arena!"
"Kita punya lima pemuda pilihan. Lima monster muda dari cabang kita. Kita minta mereka… Untuk menyingkirkan Chu Yuan"
"Tapi bagaimana kalau dia berhasil mengalahkan kelima pemuda itu?" tanya Tetua Xian.
Senyum kecil muncul di sudut bibir Tetua Meng. "Kita siapkan jalan keluar. Kita suruh yang terkuat menyerangnya duluan. Diam-diam. Sebelum kompetisi dimulai"
"Apa yang kau maksud… Chu Lin Mo?" tanya Tetua Leng.
Tetua Meng mengangguk. "Dia satu-satunya yang tak akan ragu menodai tangannya"
***
Malam harinya.
Angin berhembus lembut melewati pepohonan tinggi di luar kediaman Chu Yuan. Suasana tenang, damai.
Namun di dalam kamarnya, Chu Yuan duduk bersila dengan mata terpejam. Di depannya, cahaya biru samar dari sistem berdenyut pelan.
[Misi Utama: Eliminasi Para Pengkhianat — 30 Hari Tersisa]
"Lima orang tetua…" gumam Chu Yuan.
Ia membuka matanya perlahan. Pandangannya tajam menembus gelapnya malam.
"Sistem, siapa saja mereka?"
[Sementara ini sistem baru dapat mengonfirmasi identitas dua dari mereka: Tetua Meng dan Tetua Yu]
"Baik. Aku akan mulai dari mereka"
Namun sebelum ia sempat berdiri pesan sistem tiba-tiba saja mengejutkannya.
[Ding! Misi Sampingan Terdeteksi!]
[Judul: Pembunuh Dalam Kegelapan]
[Deskripsi: Telah terdeteksi niat membunuh tingkat tinggi dari seorang pemuda klan. Identitas: Chu Lin Mo. Tujuan: Membunuh Tuan malam ini.]
[Pilihan: Hadapi pembunuh secara langsung. Hadiah: Teknik Pergerakan Bayangan Naga]
Mata Chu Yuan menyipit, lalu perlahan senyuman muncul di wajahnya.
"Lin Mo ya? Jadi mereka tak sabar untuk menyingkirkanku"
Ia berdiri, kemudian mengenakan jubah hitam dan menuliskan secarik surat di atas meja. Surat itu ditinggalkannya di samping lentera, lalu ia melesat keluar jendela tanpa suara.
Beberapa saat kemudian, Chu Feng membuka pintu kamar Chu Yuan.
"Yuan'er…?"
Ia menemukan ruangan kosong tidak ada siapa pun di sana, matanya langsung tertuju pada secarik kertas yang ada di meja.
"Ayah, jangan khawatir. Aku hanya ingin membereskan seekor tikus yang berkeliaran. Chu Yuan"
Chu Feng terdiam. Ia tak mengucap sepatah kata pun. Tapi matanya memancarkan keyakinan. Dalam hatinya ia berkata lirih, "Berhati-hatilah, Yuan’er. Tikus itu bisa saja seekor ular"
Di kedalaman hutan utara Klan Chu, di dekat sungai jernih yang mengalir di bawah cahaya bulan, Chu Yuan duduk tenang di samping api kecil. Di tangannya, seekor ikan sedang dipanggang perlahan.
Asap mengepul tipis, udara malam berembus lembut menerpa jubah Chu Yuan. Tapi mata Chu Yuan tetap tajam. Tubuhnya rileks, tapi sepenuhnya siaga.
Suara dedaunan bergerak pelan di kejauhan.
Lalu…
Swushh!
Sebuah bayangan hitam melesat dari atas pohon, langsung menerjang ke arah Chu Yuan dengan belati mengarah ke lehernya. Namun serangan itu hanya mengenai udara kosong.
Chu Yuan telah lenyap dari tempat duduknya. Dalam sepersekian detik, dia muncul di sisi kiri sosok itu dan..
Dhuarr!!
Sebuah tendangan menghantam perut sosok itu, membuatnya terpental dan menabrak pohon besar hingga tumbang.
"Ugh!" Lin Mo mengerang. Ia bangkit dengan wajah marah. "Ternyata kau tidak seburuk yang dikatakan…"
Chu Yuan tidak menjawab. Ia hanya menatapnya seperti sedang menilai seonggok daging basi.
Dengan gerakan cepat, Lin Mo menarik kedua lengannya ke depan. Puluhan, bahkan ratusan belati kecil keluar dari lengan bajunya.
"Matilahh!!"
Belati-belati itu melesat secepat cahaya ke arah Chu Yuan dari segala penjuru.
Namun Chu Yuan tidak gentar. Ia hanya menekuk jari-jarinya, membentuk segel aneh.
"Formasi Pelindung Delapan Arah"
Cahaya Qi biru membentuk perisai berbentuk segi delapan di sekeliling tubuhnya. Semua belati berhenti di udara, tertahan, lalu jatuh ke tanah tanpa suara.
Mata Lin Mo melebar. "Apa…?!"
Sebelum ia bisa melanjutkan pikiran itu, Chu Yuan sudah menghilang dari pandangannya.
"Di belakangmu" bisik suara tenang di telinganya.
Bukk!!
Tendangan keras menghantam punggungnya. Lin Mo terjatuh ke tanah, menggeliat kesakitan.
Chu Yuan berdiri di atasnya, matanya memancarkan kilatan dingin.
"Apa tujuanmu? Siapa yang menyuruhmu?"
Namun Lin Mo hanya tertawa, meski tubuhnya berdarah. "Hahaha… Kau akan segera mengetahuinya. Dan kau ingat ini baru permulaan"
Boomm!
Tubuhnya diselimuti asap hitam, lalu menghilang, menyatu dengan gelapnya malam.
Chu Yuan berdiri diam. Angin malam kembali berembus, api unggun masih menyala kecil, dan ikan yang tadi dipanggang kini gosong.
Chu Yuan mendengus pelan. "Menarik… jadi kalian ingin bermain dalam kegelapan?"
Ia menatap ke arah Klan Chu dari kejauhan. Cahaya lentera tampak bagaikan bintang di kaki langit.
"Baiklah. Kalau itu pilihan kalian"
Mata birunya menyala. "Aku akan bermain lebih dalam"
***
Langkah kaki Chu Yuan pelan menyusuri jalan setapak hutan, jubah hitamnya melambai tertiup angin. Raut wajahnya tak menunjukkan amarah, hanya ketenangan namun dalam ketenangan itu tersembunyi bara yang mulai menyala.
Sesampainya di kediamannya, langit sudah mulai terang. Fajar menyingsing. Ia melangkah masuk ke kamarnya, dan menemukan sosok ayahnya sudah duduk di kursi dekat jendela.
"Ayah" sapa Chu Yuan dengan nada tenang.
Chu Feng tidak menoleh. Ia hanya mengangkat secarik surat yang ditinggalkan Chu Yuan malam tadi. "Tikus, ya?" gumamnya.
Chu Yuan hanya tersenyum samar.
Chu Feng akhirnya berdiri dan menatap anaknya dengan mata tajam. "Mulai sekarang, jangan bertindak tanpa memberi tahu aku"
"Ayah tidak percaya padaku?"
"Aku percaya. Tapi dunia ini terlalu kejam bagi mereka yang terlalu percaya pada kekuatannya sendiri"
Sejenak, Chu Yuan terdiam.
Lalu ia menunduk kecil. "Aku mengerti ayah"
Chu Feng mendekat, lalu menepuk bahu anaknya. "Kau sudah kuat, Yuan’er. Tapi belum cukup untuk menghadapi semua yang ada di balik layar. Tetaplah waspada"
Chu Yuan mengangguk.
Setelah ayahnya pergi, ia duduk di depan meja, memandangi peta Klan Chu dan sekitarnya yang tergantung di dinding.
Sistem kembali muncul dalam cahaya biru pucat.
[Ding! Misi 'Pembunuh Dalam Kegelapan' berhasil diselesaikan!]
[Hadiah: Teknik Pergerakan Bayangan Naga telah diklaim]
[Skill telah diintegrasikan ke dalam jalur kultivasi Tuan]
"Bagus," gumam Chu Yuan. "Sekarang tinggal mengungkap para pengkhianat itu satu per satu"
Tiba-tiba…
[Notifikasi Baru: Misi Kompetisi Pemuda Klan Chu tersedia]
[Judul: Panggung Para Pewaris]
[Deskripsi: Dalam dua minggu, Klan Chu akan mengadakan kompetisi untuk memilih calon ketua klan masa depan. Sebagian besar peserta memiliki niat membunuh terhadap Tuan.]
[Tujuan: Bertahan hingga akhir dan menang.]
[Hadiah: Hak Istimewa Pewaris, 5000 Exp, dan Teknik Rahasia Klan Chu]
[Catatan Tambahan: Mengalahkan lima pemuda unggulan cabang utama akan memberikan hadiah tambahan]
Senyum Chu Yuan semakin melebar.
"Jadi mereka benar-benar mengandalkan lima pemuda itu, ya?"
Ia berdiri, menatap keluar jendela ke arah arena utama di pusat klan yang perlahan mulai disiapkan.
"Baiklah. Kalau ini permainan yang kalian pilih… maka aku akan bermain sampai panggung terakhir runtuh!"
**
Di tempat lain, di sebuah aula pribadi milik para tetua cabang
"Gagal?" suara Tetua Meng naik satu oktaf. "Lin Mo gagal membunuhnya?!"
"Dia hanya kembali dalam keadaan luka. Bahkan tak sempat meninggalkan jejak luka sedikitpun di tubuh Chu Yuan" ujar Tetua Yu dengan suara pelan.
Mereka semua terdiam.
Tetua Xian, yang dari awal enggan memakai cara kotor, hanya menghela napas. "Sudah kukatakan, anak itu bukan lagi seperti dulu."
"Cihh sialan! Sekarang tak ada jalan lain" desis Tetua Qing. "Kita harus pastikan bahwa saat kompetisi tiba, Chu Yuan tidak punya ruang untuk menang"
"Kita buat dia terpojok, kelelahan, dipermalukan. Lalu disingkirkan atas nama kompetisi"
"Dan Lin Mo?"
"Dia akan menjadi senjata terakhir kita. Kita siapkan teknik terlarang padanya. Bahkan jika dia harus binasa, asal Chu Yuan ikut jatuh bersama..."
"Jangan meremehkan dia lagi" potong Tetua Yu lirih. "Anak itu telah menjadi bayangan yang bahkan cahaya pun tak bisa menembusnya!"
Malam hari kembali berlalu.
Di sisi lain, Chu Yuan duduk di puncak batu besar di atas air terjun kecil di belakang kediamannya. Ia menutup matanya, tubuhnya tenang, napasnya teratur.
Teknik Pergerakan Bayangan Naga mulai ia latih malam itu juga. Energi Qi-nya mengalir laksana aliran air, namun sesekali berubah seperti hembusan angin yang menghilang.
Sistem muncul kembali, suaranya terdengar seperti bisikan langsung ke jiwa.
[Tuan, berdasarkan perhitungan probabilitas, jika Tuan menghadapi lima pemuda itu dalam kondisi normal peluang menang hanya sebesar 36%]
"Berapa kalau aku gunakan teknik yang baru?"
[61%. Jika digunakan bersamaan dengan kekuatan Formasi Delapan Arah, peluang naik menjadi 78%. Namun masih ada variabel tak terduga]
Chu Yuan membuka matanya perlahan, menatap langit yang mulai dipenuhi bintang.
"Aku tak butuh peluang 100%. Karena aku bukan orang yang mengandalkan angka"
Ia tersenyum. "Aku adalah probabilitas yang tak bisa diprediksi!"
Dua minggu menjelang, dan sejarah Klan Chu akan berubah. Karena sang "sampah" yang dulu diremehkan kini telah bangkit.
Bukan sebagai anak dari ketua klan, bukan sebagai pewaris darah murni. Tapi sebagai bayangan yang akan menelan semua pengkhianat.. satu per satu.
Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
mungkin novel ini tentang Isekai tapi versi China. Asli penulis novel sangat2 pintar menulis cerita
coba penulis Novel alasannya knp ?