Kisah cinta gadis sederhana Malika Jennaira dengan seorang pria kaya raya Dewangga Mahendra.mereka terpaksa menikah secara diam-diam tanpa melibatkan keluarga Dewangga karena hubungan tersebut tidak mendapatkan restu dari pihak keluarga Dewangga.belum genap sehari setelah ijab kabul di ucap kan, rumah tangga yang baru menuai bahagia langsung di hadapkan pada sebuah ujian besar.cukup lama bagi Malika akhirnya mengetahui rahasia besar yang di simpan rapi oleh suami nya.hingga suatu ketika membuat dada nya terasa sesak sekali.akan kah cinta tulus mereka bertahan setelah di hadapkan pada cobaan yang teramat besar ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Boleh Kah Saya Memeluk Bapak?
Malika bersama rombongan baru saja sampai di tempat tujuan, akhirnya mereka sampai juga di Bali setelah menempuh perjalanan selama 4 hari di jalanan.
Malika menuntun Bu Ani turun dari mobil di susul Mbok Rum dari belakang.
" Kita di sini dulu ya Bu,Malika harus cari rumah dulu buat kita." ucap Malika karena memang belum mencari tempat tinggal yang pasti untuk mereka huni.
Maklum saja Malika memutuskan pergi secara mendadak jadi tidak sempat mencari tempat tinggal,di penginapan ini Malika akan mengistirahatkan tubuh lelah nya baru nanti mencari rumah sederhana yang cocok untuk di jadikan tempat tinggal.
Malika tersenyum menatap indahnya hamparan laut di depan mata nya,semoga saja mereka betah berada di sini dan tidak terendus oleh Dewangga maupun keluarga nya.
" Maaf permisi Pak." sapa Malika hati-hati.
Seorang pria paruh baya langsung membalikkan badannya menatap ke arah Malika.wajah pria paruh baya ini terlihat sangat berhati-hati.Malika langsung memperkenalkan diri nya kepada pria tersebut sebelum terjadi kesalahpahaman di antara mereka.
Tentang penginapan ini Malika tahu dari orang - orang yang berjualan di sekitar sana.penginapan ini cukup terkenal dan sewa nya juga ramah di kantong.
" Iya ,ada perlu apa Mbak?" tanya Bapak menghentikan kegiatan nya.
" Saya ingin menyewa Villa di sini untuk dua hari ke depan.apa benar Bapak pemilik Villa ini?" ujar Malika menjelaskan.
Setelah mengobrol cukup lama,Malika langsung membayar sejumlah uang kepada Pak Tejo sebagai pemilik villa ini,wajah yang tadi sangar kini berubah ramah.Pak Tejo juga menceritakan kalau dia mengelola villa ini bersama sang istri.Pak Tejo menyambut Malika dengan ramah dan baik.Bu Tejo yang baru selesai memasak juga ikut bergabung dengan mereka di teras rumah yang sudah di desain sedemikian rupa dan sangat enak di gunakan untuk nongkrong.
Malika tidak menjelaskan secara rinci alasan kepindahan nya ke Bali.yang jelas dia mengatakan ingin menenangkan diri dari orang - orang yang berniat jahat terhadap nya,Pak Tejo mengangguk paham dengan maksud ucapan Malika.Bali memang tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran.
Baru pertama kali bertemu tetapi Malika bersama Bu Ani sudah begitu akrab sekali dengan Pak Tejo beserta istri nya.
" Nak Malika masih lajang?" tanya Bu Tejo tidak memiliki maksud apa-apa.hanya ingin tahu dan naluri nya sebagai seorang ibu meronta-ronta ingin mengangkat Malika sebagai anak nya.sudah puluhan tahun menikah tetapi Bu Tejo dan Pak Tejo belum juga di karuniai buah hati.segala usaha sudah mereka coba tetapi takdir masih belum berpihak kepada mereka.
Melihat kecantikan dan sikap ramah yang Malika miliki. ada daya tarik tersendiri bagi Bu Tejo.sejak tadi Bu Tejo bahkan tidak berhenti mengelus rambut hitam sebahu milik Malika.
" Mmm... Sebenarnya saya sudah pernah menikah Bu Tejo, sekarang lagi proses perceraian." jawab Malika jujur.
" Aduh maaf ya Nak,Ibu hanya ingin tahu bukan bermaksud kepo .semoga nak Malika selalu bahagia dan tetap membuka hati untuk jodoh masa depan nya. Jangan pernah trauma untuk menikah lagi ya nak,Kamu masih muda dan masa depan mu Mash sangat panjang." Bu Tejo merasa bersalah kepada Malika, tetapi Bu Ani dengan begitu tenang nya mengelus punggung tangan Bu Tejo.
" Tidak apa-apa Bu Tejo!Ini lah alasan nya kenapa Kami semua pindah ke sini,Malika akan memulia hidup baru nya di sini." tutur Bu Ani lagi.
Mereka semua mengobrol sambil menikmati pisang goreng hangat buatan Bu Tejo lengkap dengan teh hangat nya.lelah yang tadi menggerogoti tubuh Malika seakan sirna berganti senyuman manis.
" Semoga saja Aku bisa bertahan di sini." batin Malika yang tidak ingin lagi membuat Ibu nya kecewa atau pun bersedih.sekuat tenaga Malika akan berusaha mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua.
Malika di antar oleh Pak Tejo berkeliling di sekitar Villa yang akan di tempati oleh Malika sekeluarga .suasana di sini sangat indah sekali,banyak pepohonan hijau yang membuat udara terasa segar.Malika kembali mengingat -ingat selama menjadi istri dari Dewangga,dia tidak pernah di ajak ke sini. sementara Elsa sudah berulang kali liburan ke sini itu terlihat dari bukti foto yang di kirim oleh elsa tempo hari.di setiap foto yang di kirim oleh Elsa sengaja di tulis tanggal dan bulan nya.entah wanita itu sedang berbohong atau tidak,Malika tidak akan menyelidiki nya lagi.
" Aku pasti bisa membahagiakan diri ku sendiri,kelak Aku akan mengelilingi dunia dengan hasil jerih payah ku sendiri."ucap Malika dalam benak nya.
" Bagaimana Nak? Apa Kamu suka dengan Villa nya?" tanya Pak Tejo memecahkan kesunyian yang terjadi karena Malika yang terus menatap kosong ke arah depan.
" Suka banget Pak,sayang nya hanya dua hari kami bisa menginap di sini,rencana nya setelah itu Aku akan mencari rumah di sekitar daerah sini." Malika tidak rela pindah dari Villa ini,belum menginap saja rasa nya sangat nyaman sekali di sini,tetapi dia juga tidak boleh membuang banyak uang untuk hal yang tidak perlu.Malika harus segera mencari rumah untuk menghemat pengeluaran.
Meskipun memiliki tabungan yang lumayan banyak, tetapi Malika tidak ingin boros ,belum tentu usaha nya mencari pekerjaan nanti akan berjalan mulus, terlebih lagi Malika belum memiliki pengalaman sebagai wanita karir.
" Kamu boleh tinggal di sini sesuka hati mu,Bapak senang jika Villa ini ramai dengan kehadiran kalian." ucap Tejo sambil mengelus kepala Malika.
Sambil menutup mata Malika menikmati apa yang di lakukan oleh Pak Tejo kepada nya,besar tanpa kasih sayang dari seorang Ayah membuat Malika nyaman sekali dengan perlakuan Pak Tejo.ternyata begini rasa nya di perhatikan dan di sayang oleh seorang ayah.
" Terimakasih banyak Pak,boleh Malika memeluk Bapak?" tanya Malika meminta izin.
Malika tidak ingin di anggap lancang, mereka belum lama saling mengenal.tapi Malika ingin sekali merasakan hangatnya pelukan seorang Ayah.meskipun itu dari Pak Tejo tetapi Malika sama sekali tidak mempermasalahkan nya.dulu dia pernah membayangkan akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari ayah mertua nya,akan tetapi kenyataannya malah mengecewakan.
" Tentu saja boleh Nak,anggap saja Bapak adalah orang tua mu." sama hal nya dengan Malika,Pak Tejo juga merindukan kehadiran seorang anak dalam keluarga kecil nya.kemunculan Malika yang tanpa di duga justru membuat hati Pak Tejo bahagia.
Malika tanpa sungkan lagi menceritakan bagaimana asal usul nya kepada Pak Tejo termasuk siapa Bu Ani dan juga Mbok Rum.Pak Tejo hanya mendengar cerita yang keluar dari mulut Malika,pantas saja mereka begitu klop ternyata kisah hidup mereka hampir sama.
" Sudah jangan bersedih lagi,jangan sungkan lagi kepada Bapak dan Ibu.kami akan membantu semampu kami." Malika mengangguk dalam pelukan Pak Tejo.
" Suatu hari nanti jika Bapak bertemu dengan pria yang sudah menyakiti Kamu,akan bapak hajar dia sampai tidak bisa bangun lagi." sambung Pak Tejo yang tidak habis pikir kenapa pria itu tega sekali menyakiti hati wanita seperti Malika.
Malika terharu mendengar ucapan Pak Tejo,ternyata masih ada orang yang mau menerima kehadiran nya dengan tulus di dunia ini tanpa memandang harta selain Bu Ani.Malika seperti memiliki keluarga baru yang begitu hangat dan membuat nya tambah bersemangat untuk maju.
Karena sudah sore,Bu Ani langsung membersihkan tubuh agar supaya lebih segar lagi.Mbok Rum juga melakukan hal yang sama.untuk saat ini mereka belum berniat merapikan barang-barang yang mereka bawa, di sini mereka hanya sementara saja nanti setelah pindah baru lah barang-barang ini di susun rapi.untuk alat memasak juga belum ada satu pun.seperti nya dua hari ke depan mereka akan membeli makanan yang sudah siap untuk di santap.
" Nak,memang nya Kamu punya uang untuk membeli rumah?" tanya Bu Ani kepada Malika.
" Punya Bu! Jangan takut Bu,Malika ada simpanan kok,hasil penjualan rumah Ibu juga sudah masuk ke rekening Malika,tetapi kita simpan saja dulu uang nya,mana tahu nanti Ibu membutuhkan uang itu." jelas Malika sambil berdiri di dekat jendela.
" Ibu tidak butuh uang itu,Kamu pakai saja untuk keperluan kita,sisa nya Kamu simpan saja .Ibu kan hanya di rumah saja jadi tidak perlu pegang uang." dalam benak nya Bu Ani mulai berpikir untuk mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang meskipun dengan tetap berada di dalam rumah.beliau tidak tega melihat Malika berjuang sendirian memenuhi kebutuhan hidup mereka di tempat baru ini.
"Baik lah terserah ibu saja,kalau ibu pengen beli sesuatu katakan saja kepada Malika, uang tabungan Malika masih cukup untuk membiayai kehidupan kita 5 tahun ke depan." Bu Ani sedikit syok mendengar fakta itu, setelah nya mereka sama-sama tertawa mengikuti suasana.
Sebagian hasil dari penjualan tas dan jam mewah milik Malika sudah di sumbangkan ke panti asuhan yang sering di datangi,Malika tidak sempat berpamitan kepada pemilik panti dan adik-adik Panti karena takut ketahuan oleh Dewangga,uang itu langsung Malika transfer ke rekening Ibu Panti dan setelah nya mereka tidak pernah berkomunikasi lagi.sebenar nya Malika merasa sedih harus berpisah dari adik-adik panti kesayangan nya,bukan keinginan Malika tetapi keadaan lah yang memaksa mereka harus seperti ini.
"Kakak janji suatu hari nanti akan datang lagi menemui kalian.semoga kalian semua sehat dan bisa sukses." batin Malika tersenyum lebar menatap foto anak-anak panti yang tersimpan di galeri ponsel nya.
Di saat Malika dan Bu Ani tengah duduk bersama di dekat jendela.ponsel milik Malika bergetar pertanda ada pesan yang masuk ke ponsel nya.
" Dari Pak Zidan." kata Malika memberitahu Sang Ibu.
Bu Ani yang ingin bertanya mendadak bungkam membiarkan Malika fokus dengan ponsel Android nya.
Bu Ani tersenyum bahagia membaca pesan yang ada di ponsel Malika.mulut wanita paruh baya ini tidak berhenti mengucapkan rasa syukur nya.Malika ternyata bisa menghadapi Dewangga yang punya segala nya.
" Alhamdulillah ya Nak,kalau kita tidak bersalah pasti ada keajaiban yang datang membantu." ujar Bu Ani dengan mata yang sudah basah.
Pak Zidan melalui pesan singkatnya mengabarkan kepada Malika bahwa beberapa hari lagi keputusan cerai akan segera keluar,Malika menghela nafas lega akhirnya yang di tunggu-tunggu akan terjadi juga.pada saat yang sama dia juga membayangkan reaksi Dewangga saat tahu mereka sudah resmi bercerai.akankah pria itu marah besar atau malah senang dengan apa yang Malika lakukan? Malika tidak bisa lagi melihat ekspresi wajah pria itu karena sudah terlebih dahulu meninggal kan rumah beserta semua yang bersangkutan dengan Dewangga.
Rumah itu dulu di rancang sesuai dengan keinginan Malika,bahkan di dalam kamar itu sudah di sediakan kamar untuk calon anak mereka nanti,dulu mereka pernah berjanji untuk selalu bersama sampai maut memisahkan, tetapi sekarang mereka harus berpisah di tengah jalan,satu pun Malika tidak membawa kenangan apapun yang pernah Dewangga berikan kepada nya.Malika pergi dengan membawa luka yang begitu dalam sengaja Dewangga torehkan dalam hidup nya.
Tujuan Malika datang ke sini adalah untuk menjauh dari Cinta nya,dia ingin memulai usaha nya sendiri , tetapi dia takut suatu saat nanti akan bertemu keluarga Mahendra yang punya banyak bisnis di mana-mana.setelah bercerai dari Dewangga Malika bukan lah orang yang harus di pertimbangkan,jika harus memilih pasti para pebisnis lebih condong ke Keluarga Mahendra ketimbang dirinya yang masih tahap belajar.
Malika berjanji akan mencari pengalaman sebanyak mungkin demi masa depan nya.
" Tunggu saja! Bukan kalian yang mencampakkan Aku, tetapi Aku yang mencampakkan anak kalian." kata Malika sinis.
Karena belum memiliki perlengkapan dapur,Bu Tejo memaksa Malika dan yang lain nya untuk makan malam di rumah beliau,Bu Tejo sengaja memasak dalam porsi besar untuk menyambut kedatangan Malika beserta yang lain nya.Mbok Rum yang terbiasa bekerja pun ikut masuk ke dapur setelah mendapat persetujuan dari Bu Tejo.
Makan malam ini terasa begitu nikmat,di selingi dengan canda tawa yang tidak ada habis nya.Pak Tejo terus menceritakan bagaimana suasana Bali lepas Malika.
" Maaf sudah merepotkan Ibu dan Bapak, terimakasih banyak atas jamuan makan malam nya Pak ,Bu." ucap Malika masih saja merasa sungkan kepada Bu Tejo dan juga Pak Tejo.
" Sama sekali tidak merepotkan Nak,Ibu malah senang jika kalian ada di sini,tuh Mbok Rum malah cuci piring lagi.aduh Mbok..." mereka semua kembali tertawa,ada saja yang mengundang tawa itu pecah.Malika perlahan melupakan permasalahan nya di ibu kota.
Setelah makan malam di rumah Pak Tejo,dua jam kemudian Malika mengajak Bu Ani dan Mbok Rum pamit dari sana,Malika sudah merindukan kasur yang empuk untuk merebahkan tubuh nya.
Begitu sampai di dalam kamar yang dia tempati bersama Ibu nya,dalam hitungan detik Malika sudah tertidur pulas.Bu Ani sampai tertawa kecil melihat kelakuan putri nya.
" Ya ampun ...Malika." putri kesayangan nya ini sampai lupa berganti pakaian sangking tidak sabar nya pengen tidur.
Setelah mematikan lampu utama dan menyelimuti tubuh Malika menggunakan selimut tebal,Bu Ani pun menyusul Malika naik ke atas tempat tidur.tidak bisa di pungkiri tubuh renta nya juga terasa pegal-pegal akibat terlalu lama duduk di dalam mobil, tetapi Bu Ani sengaja memendam semua itu karena tidak ingin membuat Malika kepikiran.
" Kamu..."
Bersambung
Ayo dong jangan lupa rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ nya guys,biar author tambah semangat menulis nya.like dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys.
thanks kk author....🙏
ditunggu kelanjutannya Thor
lanjut Thor