Dinda,Arin,Dimas,Dani dan Wiira berencana mengisi liburan setelah ujian akhir sekolah,mereka berencana pergi ke naik ke gunung ciremai.
Fadilah dan Farhan teman teman Dani yang mendengarnya ikut bergabung,mereka adalah seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi dikota Jakarta sedang liburan ditempatnya Dani.
Mereka tak menyangka liburan mereka jadi bencada dan mengakibatkan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencarian Dinda dan Dimas mendapat halangan
Pencarian pun kembali dilakukan,seperti biasa mereka dibagi dalam 3 tim,seperti biasa kakeknya ikut timnya pak Yitno ketua dari tim SAR.
Kali ini mereka menyisir bantaran sungai,mereka melakukan penelusuran terbalik,kali ini mereka menuju hulu sungai,kalau kemarin ke hilir,sekarang menuju kehulu.
"Pak Santoso,apa Bapak tidak capek,menurut saya lebih baik Bapak menunggu kami ditenda saja,"ujar pak Yitno sambil berjalan.
"Tidak pak,saya tidak akan bisa tenang kalau hanya berdiam diri saja,"jawab kakeknya Dinda.
"Pak kami menemukan ini,"ujar salah seorang anggota tim sambil berlari membawa sebuah sweater tebal.
"Ini punya cucuku Dinda,"ujar pak Santoso sambil mengambil sweater dari tangan anggota tim.
"Berarti mereka pernah kesini,kita terus bergerak,kita coba menelusuri sampai kehulu sungai,"sahut pak Yitno.
Mereka terus bergerak sambil memanggil-manggil nama Dinda dan Dimas,ketika mereka mendekati air terjun,suasana tiba-tiba berubah,cuaca menjadi begitu dingin,kabut tebal tiba-tiba menyelimuti tempat itu.
"Pak Santoso,kok cuacanya berubah mendadak seperti ini ya,kabutnya tiba-tiba muncul?"Ujar pak Yitno.
"Hati-hati pak,jangan sampai berjauhan ini bukan kabut biasa,kita berada dihutan larangan apapun bisa terjadi,"sahut kakeknya Dinda.
"Semua orang saling berpegangan tangan,jangan jauh dari kelompok!!"perintah pak Yitno,ia lalu mengeluarkan senter dari sakunya dan melihat kesana kemari.
Terlihat semua orang panik,tapi mereka berusaha tenang,semua orang berdoa dalam hati memohon keselamatan.
Sekilas pak Yitno melihat dari balik kabut muncul sosok-sosok melihat kearah mereka,semua sosok itu berbentuk manusia,tapi tatapan mereka seperti kosong dan sedih.
"Pak Santoso bagaimana ini,apa kita terus berjalan atau kita berhenti dulu?"tanya pak Yitno.
"Kita berhenti dulu,kita berdoa biar diberikan keselamatan,"jawab kakeknya Dinda,sambil terus berzikir.
"Tapi pak banyak sekali sosok-sosok yang muncul,apa mereka tidak akan mencelakai kita,"tanya Pak Yitno lagi.
"Mereka adalah arwah-arwah yang terjebak didalam hutan ini,mereka tidak bisa kemana-mana,ada sosok-sosok yang menjaga hutan ini yang membuat arwah mereka tidak bisa pergi kemana-mana,"ujar kakeknya Dinda.
"Oh begitu pak,jadi kita lanjutkan atau kembali saja,"ujar pak Yitno.
"Kita biarkan saja dulu kabut ini sampai menghilang,kalau kita memaksa bergerak kabut ini akan menyesatkan kita,"sahut kakeknya Dinda.
Setelah beberapa saat kabut itu mulai menghilang,bersamaan dengan itu sosok-sosok tadi juga menghilang,tapi anehnya suasan hutan sudah mulai gelap.
Semua orang panik,begitu juga pak Yitno.
"Pak,bagaimana ini masa udah sore,apa ini benar sudah sore atau mata kita yang sedang ditipu,"ujar salah seorang anggota tim.
"Iya nih pak,bagaimana apa kita lanjutkan atau pulang lagi kita teruskan besok,"ujar yang lain.
"Iya nih,hutannya aneh,dari pertama kita masuk,ada aja hal-hal diluar nalar yang terjadi."
"He eh bener tuh,jadi bagaimana pak?"
Anggota tim panik,mereka membicarakan keanehan-keanehan sejak masuk hutan ini.
"Iya,iya sabar sebentar saya tanya pak Santoso dulu,"sahut pak Yitno berusaha menenangkan anggota timnya,walaupun hatinya sendiri sudah was-was,tapi sebagai ketua tim ia tidak boleh menunjukannya.
"Kita lanjutkan saja pak,fokus tidak boleh melamun,jangan ada yang kosong pikirannya,mereka berusaha menyesatkan kita,"ujar kakeknya Dinda.
Merekapun kembali melanjutkan pencarian walaupun hati mereka mulai diliputi rasa was-was,lampu senter,obor mulai dinyalakan,mereka sengaja membawa obor,karena lampu senter yang mereka bawa kadang tidak berfungsi.
Mereka terus berjalan,sementara keadaan hutan sudah benar-benar gelap,mereka melihat jam,tapi jam tangan dan HP mereka seperti tidak berfungsi ditempat itu.
Mereka mengelilingi sendang dan air terjun sambil memanggil nama Dinda dan Dimas.
"Wuzzzz...."
Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang,suara-suara aneh bermunculan.
"Semua orang berkumpul,jangan ada yang jauh,kita tancapkan obor-obor sekeliling kita sambil berdoa,cepat!!"pak Santoso memerintahkan semua orang menancapkan obor-obor disekeliling mereka.
Semua orang menancapkan obor-obor mengelilingi mereka,dan mereka berdiam diri ditengahnya sambil berdoa dan menatap kesekeliling.
"Ukh ukh ukh ukh,kik kik kik....."
Suara monyet dari berbagai pohon terdengar,dahan-dahan bergoyang setelah angin berhenti,monyet-monyet itu bertengger menatap mereka semua,matanya merah siap menyerang.
"Pak,bagaimana ini,kami takut,"ujar salah seorang anggota tim.
"Iya pak,bagaimana kalau mereka menyerang kita,"sahut yang lain.
"Pak mereka mendekat,"sahut yang lainnya lagi.
"Tenang-tenang,mereka tidak berani mendekat,ayo semua berdoa,yakinlah bahwa Allah selalu bersama kita,"ujar pak Santoso kakeknya Dinda.
Sementara pak Yitno sendiri hanya tertegun memandang sekeliling,terlihat gambaran kengerian diwajahnya.
"Pak! Pak Yitno,sadar pak,"Pak Santoso menepuk pungungnya,menyadarkannya.
"Eh iya,pak Santoso apa mereka tidak akan mengejar dan menyerang kita?'tanya pak Yitno ketakutan.
"Mereka tidak akan berani mendekati obor-obor ini,mereka takut pada api,"sahut kakeknya Dinda.
"Bugh bugh bugh...."
Terdengar langkah kaki berjalan,seperti ada gempa,tanah yang diduduki bergetar,tak berapa lama muncullah sosok tinggi besar setinggi pohon,matanya merah menyala,suara-suara monyet-monyet itu seketika terhenti,berganti dengan suara tawa yang menggema seluruh hutan.
"Hahahaha......"
"Mau apa kalian kesini?Kenapa kalian menggangu ketenangan kami disini?"Sosok itu tertawa mengema,tapi sorot mata dan suaranya menyiratkan kemarahan.
Kakeknya Dinda berdiri,ia menatap sosok diseberang sendang.
"Kami tidak bermaksud menggangu kalian,kami hanya mencari anak-anak kami yang sedang camping disini,kalau mereka berbuat salah maafkan,lepaskan mereka,setelah itu kami akan pergi dari hutan ini."
"Hahahaha....."
Suara mahluk itu mengema,mengalahkan suara gemerisik air terjun yang jatuh kesendang.
"Siapapun yang sudah masuk hutan ini adalah milik kami,mereka akan jadi penghuni hutan ini,pergilah!! Aku tidak suka tempatku diacak-acak manusia,"ujar mahluk itu sambil menjejakan kakinya ditanah.
"Brughhhhhh...."
Suaranya seperti dentuman,dan tanah disekitarnya bergetar.
Terdengar bisikan ditelinga kakeknya Dinda,"baca al'fatiha,al'iklas dan ayat kursi,cepat,"perintah suara ditelinganya.
"Pak Yitno,suruh semua orang membaca surat,al'fatiha,al'iklas dan ayat kursi,"pak Santoso kakeknya Dinda berbisik pada pak Yitno.
Semua orang disuruh membaca surat yang disuruh kakeknya Dinda,lantunan mulai terdengar mengema,semua orang mulai membaca surat al'fatiha,disusul surat yang lainnya dipimpin oleh pak Yitno.
"Kurang ajar kalian menantangku,"sosok hitam,tinggi besar melesat seperti bayangan,ia mengantam orang-orang yang berada dalam lingkaran api,cahaya merah menyambar,tapi ketika cahaya itu mendekati lingkaran,ada bayangan putih yang menghalangi,bukan cuma satu tapi banyak,bayangan itu mengelilingi lingkaran.
Sosok hitam itu mengeram terhempas kebelakang.
"Guerrrrr......"
"Groukkk groukkkkk..."
Sosok hitam itu semakin marah,ia terlihat kesakitan,tapi kemudian ia menyerang kembali.
Semua orang didalam lingkaran ketakutan,mereka menutup mata sambil terus melafadzkan surat-surat al'quran.
Sosok hitam yang menyerang kembali terpental mengepulkan asap,dan kini suara lebih keras,lalu sosok itu menghilang,bersamaan dengan itu,monyet-monyet yang bergelantungan juga menghilang.
Sementara dipesantren kyai Safi'i,pak kyai terlihat pingsan,dari mulutnya keluar darah segar,para santri yang tadi ikut berdoa bersamanya panik,mereka mengangkat dan memanggil-manggil nama kyai Safi'i.
kembali jadi ke aslinya kakek peot
dr awal aku juga udah curiga sama Dimas...
tengah malam puncak ritual
Dinda di buat telanjang
di depan pemuja setan ?
kabur ketangkep mulu
banyak jiwa Gentayangan
biarpun minim bekal nya
kakek dan Dinda butuh pertolongan secepatnya.
good luck Dani
mudah-mudahan dukunnya hebat aja ini ya ... kekuatan hitam dilawan kekuatan hitam juga... takutnya Dani nih malah meninggoy gimana....
perempuan itu
pemuja setann , sulit sekali di lawan
hutan mnjd angker karna banyak penganut iblis yang bebas melakukan ritual disana
bersekutu dgn ibliss
gaya nya sombong pula ,
tapi ngga tegas ,
pulang saja ,
ibu sama kakeknya juga blm kasih ijin ,