Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Mama pulang..." Teriak Maria memasuki rumah.
"Mama..." Teriak kedua anak Maria dari dalam sambil berlari memeluk Maria.
"Gimana tadi ? Sudah dapat kerja ?." Ucap Pak Roberth bapak mertua Maria.
"Belum pak." Jawab Maria dengan senyum tipis.
"Ah kalau kamu tidak kerja,suamimu juga tidak kerja terus anak-anakmu mau di kasih makan apa ?."
"Sabar dulu pak,mungkin saya besok dapat pekerjaan."
"Sabar,sabar saja jawabanmu. Mending kalian pisah saja kalau kayak gini."
"Kan mas Yuyun yang harusnya kerja pak,dia kepala rumah tangga. Harusnya dia dong yang bertanggung jawab."
"Hash.. Kamu itu selalu jawab kalau orang tua ngomong. Pantas saja almarhumah ibumu tidak setuju kalau Yuyun menikah denganmu. Tapi apalah Yuyun kekeh dengan keputusan nya."
Maria hanya terdiam mendengar perkataan bapak mertuanya tersebut. Didalam batin nya terasa tersayat dan sakit. Dia hanya bisa diam saja saat di hina dan tidak di anggap di keluarga suaminya. Sebenarnya ia ingin untuk bercerai dengan suaminya,akan tetapi dia bingung memikirkan bagaimana nasibnya dan anak-anaknya kelak. Karena Maria jauh dari sanak saudara maupun orang tuanya. Orang tua Maria sendiri bekerja dan menetap di kota terbesar di Jawa Timur. Sedangkan saat itu adik Maria juga masih menduduki bangku SMA. Maria mencoba untuk mempertahankan rumah tangga nya meski sakit.
Yuyun suami Maria adalah anak terakhir. Dia selalu di manja dan pada akhirnya dia menjadi lelaki yang tidak bisa mandiri dan bertanggung jawab. Dia juga selalu mengikuti semua kata orang tua nya.
Setelah beragumen dengan bapak mertuanya,Maria masuk kedalam kamar nya dan merebahkan diri. Dia teringat akan nomor yang di catatnya tadi. Dengan segera dia mengambil ponselnya lalu mencatat nomor tersebut. Akan tetapi nomor yang dia catat salah. Maria gundah memikirkan hal tersebut.
"Haaaiiissshhh.. salah catat lah aku. Coba besok pagi aku datang lagi ke angkringan tadi. Siapa tau mas nya tadi beneran nunggu di sana. Semoga saja aku bisa cepat dapat kerjaan." Gumam Maria sambil mengacak-acak rambutnya.
Keesokan harinya,Maria telah selesai bersiap. Dia berpenampilan rapi dan wangi meskipun tanpa riasan,wajah Maria tetap terlihat cantik. Karena memang pada dasarnya Maria sendiri keturunan Indo Belanda.
"Pak,mas saya pamit cari kerja dulu ya. Doakan semoga hari ini saya dapat kerjaan. Saya nitip Xavier sama Mikha ya. Sayang,anak-anak mama. Mama berangkat cari kerja dulu ya. Baik-baik sama mbah dan ayah." Ucap Maria sambil mencium kedua anaknya
"Ya ma."
Maria berangkat menuju angkringan tempat dia bertemu Yanu. Disana Yanu sudah menunggu Maria dengan penampilan rapi dan wangi.
"Pagi mas,sudah nungguin lama kah ?."
"Nggak kok mbak,saya baru datang juga. Semalam kenapa tidak wa ?."
"Maaf mas,nomor yang saya catat salah. Nih mas catat sendiri saja." Ucap Maria sambil menyodorkan ponselnya kepada Yanu.
"Walah pantes,saya tunggu-tunggu kok gak wa."
"Hehehe... Maaf ya mas. Gimana jadi antarkan saya ke pabrik yang dibilang sama mas ?."
"Jadi dong,nanti setelah melamar kerja ikut saya ya."
"Kemana mas ?."
"Dah ikut aja."
"Gah ah,nanti saya di apa-apain sama masnya."
"Ish... Buruk sangka duluan. Gak aku apa-apain kok tenang aja. Aku cuma mau ajak kamu jalan-jalan aja biar gak jenuh. Kelihatan nya mukamu juga muram banget."
"Mas tau saja."
"Yasudah ayo berangkat."
Yanu dan Maria berangkat menuju pabrik yang dituju dengan mengendarai motor Yanu. Sedangkan motor Maria di titipkan ke angkringan tempat Maria dan Yanu bertemu. Setelah menitipkan lamaran ke teman Yanu,Yanu mengajak Maria pergi ke suatu tempat.
"Kok diem aja ?."
"Bingung mas mau ngomong apa."
"Dah gak usah bingung mikirin kerjaan yang gak dapat-dapat. Tenangin pikiranmu. Kalaupun nanti kamu tidak di terima di pabrik itu,nanti kamu bisa kerja ikut aku. Tapi kamu mau kerja kotor-kotoran nggak ? Maksudku di tempat yang kotor."
"Apa saja mas,yang penting saya bisa kerja."
"Yasudah besok ada muatan datang,kamu aku tunggu di angkringan tadi ya. Kamu kerja ikut aku saja. Nanti aku gaji kamu dua ratus ribu per hari. Gimana ?."
"Beneran mas ?."
"Iya beneran."
"Terimakasih mas."
"Kamu kenapa kok kayaknya berat banget pikiran nya ?."
"Saya punya suami gak mau kerja mas,sedangkan saya di tuntut sama mertua saya untuk kerja."
"Oh kamu sudah nikah ?."
"Sudah mas,mas nya sendiri ?."
"Saya duda,saya sudah bercerai dengan istri 8 tahun yang lalu."
"Kok gak nikah lagi mas ?."
"Yang diajak nikah malah mempermainkan saya. Apa kamu mau nikah sama saya ?." Ledek Yanu.
"Mana mungkin mas,saya sudah bersuami. Ingin sekali saya cerai darinya tapi saya bingung gimana nanti nasib saya dan anak-anak."
"Kenapa bingung ? Kan kamu sudah ada pekerjaan sekarang."
"Iya sih."
"Coba kamu renungkan dulu. Jangan sampai kamu salah ambil keputusan."
"Iya mas."
Sesampainya di rumah,Maria menyampaikan kabar baik. Tapi kabar tersebut malah di pandang sebelah mata oleh mertua dan suaminya. Tapi Maria tak berputus asa. Dia tetap kekeh untuk bekerja di tempat usaha Yanu.
Setelah mandi,Maria melihat ponselnya. Ada pesan dari Yanu.
"Istirahat,makan,tidur agar besok stamina nya full buat bekerja. Semangat,jangan sedih lagi ya. Ada aku."
Tanpa membalas,Maria hanya tersenyum lalu menghapus pesan dari Yanu.
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶