NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:31k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

_________

Malam itu.

Di sebuah kamar tampak Matthew dan Shea berada di ranjang yang sama.

“Love.” Panggil Matthew.

“Hmm?” Balas Shea.

Posisi Shea kini tiduran membelakangi Matthew, ya sekarang mereka memang sudah tidur di ranjang yang sama. Mau bagaimanapun mereka berdua adalah Suami-istri walau untuk hubungan ranjang belum pernah mereka lakukan sama sekali selama pernikahan.

Tangan Matthew menyentuh bahu Shea.

“Saat tadi kita makan malam bersama, aku terusik oleh raut wajahmu. Ada apa Love?” Tanya Matthew.

Shea segera memutar tubuhnya hingga tatapan mereka jadi bertemu.

“Apa ada masalah? Aku tak keberatan jika kau mau cerita.” lanjut Matthew.

Shea menatap wajah Matthew, setelahnya hembusan nafasnya terdengar.

“Matt, aku dapat pesan dari panti asuhan tempat aku dibesar.” Ucap Shea.

“Memangnya apa isi pesannya?” Tanya Matthew.

“Pihak disana memintaku untuk datang ke panti, katanya ada yang mencariku. Kemungkinan ini mengenai orang tuaku.” Ucap Shea.

Matthew merapikan rambut Shea.

“Jadi apa kau mau ke panti itu?” Tanya Matthew.

“Entahlah, aku ragu. Lagi pula semuanya telah berlalu cukup lama. Membicarakan tentang orang tua, aku saja besar tanpa mereka walau tak bohong kalau aku memang penasaran kenapa aku bisa dititipkan oleh mereka di panti asuhan. Atau mungkin aku dibuang.” Ucap Shea.

Matthew masih menatap wajah Shea.

“Jika memang kau mau kesana maka aku bersedia menemanimu.” Ucap Matthew.

“Lalu bagaimana dengan Sean? Aku tak mungkin meninggalkannya, selama ini dia selalu bersamaku.” Ucap Shea.

“Apa mungkin kau mau membawanya juga? Bukankah Los Angeles…”

“Tidak Matt! Aku tak akan pernah membawa Sean ke Los Angeles. Sampai kapanpun Houston akan jadi kota Sean besar. Aku tak akan pernah mengijinkan siapapun melihat Sean, terutama pria itu!” Tegas Shea.

Dadanya bergemuruh hebat tanda ia emosi. Rasanya kalau mengungkit tentang Aslan maka hanya rasa benci yang ada di hati Shea untuk Aslan.

“Sampai mati juga aku akan membenci pria itu! Aku benar-benar tak ingin melihat wajahnya lagi Matt, aku sungguh membencinya!” Ucap Shea.

Matthew mengukir senyum untuk Shea.

“Aku memang tak mengerti seburuk dan sehebat apa masa lalumu dengan pria itu, namun Love jangan pernah merasa dunia ini hanya tentang orang-orang yang menyakitimu. Percayalah denganku bahwa ada banyak orang lain yang bisa mencintaimu, termasuk aku.” Ucap Matthew.

Tangan Matthew menyentuh lembut rahang Shea, ia menatap dalam mata Shea membuat Shea semakin sadar bahwa Matthew berbeda dengan Aslan.

“Kenapa kau sebaik ini padaku Matt? Bukankah selama ini aku terus bersikap dingin padamu hm? Sebuah kenyataan bahwa aku hanya perempuan yang tak sempurna, aku tak lagi memiliki rahim. Mencintaiku hanya kesalahan untukmu, aku tak akan bisa memberikan keturunan milikmu, Matt.” Ucap Shea.

Matthew mendekat lalu memberikan kecupan lembut di dagu Shea.

“Jika cinta diukur dengan alasan, lantas untuk apa cinta ada hm? Orang yang tulus tak akan meminta sesuatu dari dasar pernikahan.” Ucap Matthew.

Matthew membuktikan arti cinta, memang nyatanya benar. Kalau cinta diukur dengan sebuah alasan, untuk apa kata cinta harus terukir?

Selama ini Matthew tak menuntut hubungan ranjang pada Shea padahal mereka memiliki status yang jelas dalam pernikahan.

Detik itu juga Shea masuk dalam pelukan Matthew.

“Terima kasih Matthew, terima kasih.” Ucap Shea.

Matthew balas pelukan dari Shea, tangannya bahkan mengusap kepala Shea dengan lembut.

“Jika memang kau mau ke Los Angeles maka aku akan menemamimu Love, aku akan minta Jane buat kemari. Dia akan jaga Sean sementara kita pergi ke Los Angeles.” Ucap Matthew membuat Shea memilih diam.

Matthew pun akhirnya ikut diam, pelukan Shea benar-benar terasa nyaman olehnya.

Mereka pun tertidur.

***

Pagi itu.

Shea kembali mendapatkan pesan di ponselnya.

Ia yang sudah bangun tampak segera mengecek isi pesan itu.

[Shea, bisakah kau membalas pesan ini? Bagaimanapun secepatnya tolong datang kalau kau memang bisa karena kau mungkin akan tahu siapa orang tuamu nanti.] Isi pesan itu membuat Shea berjalan menuju balkon kamarnya.

Los Angeles terlalu membuat Shea merasa muak, mengingat hinaan Yumna dan juga ucapan yang pernah keluar dari mulut Aslan.

Rasanya sudah cukup buat Shea kembali pada cerita lama karena tujuan Shea sekarang bukan lagi tentang cinta melainkan kehidupan yang lebih baik bersama Putra kecilnya.

Lalu sisanya mungkin Shea bisa menghabiskan usianya bersama Matthew.

Tatapan Shea jatuh pada Sean yang duduk di taman seorang diri dengan buku yang ada di tangannya. Anak itu sudah bangun pagi bahkan pakaiannya sudah memakai seragam sekolah.

“Putraku benar-benar tampan.” Puji Shea.

Tiba-tiba pelukan datang dari arah belakang, dekapan itu cukup erat.

“Putra kita Love, Sean Putranya kita.” Ucap Matthew meralat ucapan Shea.

Matthew meletakkan dagunya di bahu Shea.

Senyum Shea terukir, ia memutar tubuhnya membuat Matthew melonggarkan pelukan itu.

“Hmm, Sean Putra kita.” Balas Shea menatap wajah Matthew.

Senyum tampan Matthew terlihat, dengan lembut Matthew berikan kecupan di kening Shea membuat mata Shea terpejam.

“Apa ada pesan lagi di pagi ini hm?” Tanya Matthew.

“Iya, aku dapat pesan yang sama. Kalau aku minta pendapat padamu, apa menurutmu aku harus ke Los Angeles hanya untuk ke panti itu?” Tanya Shea.

“Terserah padamu Love, yang pasti aku akan menemanimu. Aku tak akan meninggalkanmu.” Ucap Matthew.

Shea berjinjit, ia mengecup lembut rahang Matthew.

“Matt, apa pagi ini kau akan berangkat ke kantor?” Tanya Shea mengubah topik pembicaraan.

“Memangnya kenapa Love?” Tanya Matthew.

“Apa boleh antarkan aku dan Sean ke sekolah?” Tanya Shea.

“Ya jelas boleh, tapi apa kau akan menunggu Sean sampai pulang sekolah?” Tanya Matthew.

“Hm, aku akan menunggu Sean sampai pulang sekolah.” Ucap Shea.

Matthew menunduk menatap wajah Shea.

“Bagaimana kalau aku temani kau…”

“Matthew, tak masalah. Aku memang sering menunggu Sean, ya walau dia selalu kesal karena aku menganggapnya seperti Anak kecil.” Ucap Shea.

Shea menoleh ke bawah melihat Sean masih duduk di taman Mansion itu.

“Bagiku sekalipun Sean bisa berpikir dewasa, dia tetap saja kecil dimataku.” Ucap Shea.

Matthew mengusap kepala Shea membuat Shea kembali menatap Matthew.

“Baiklah, sekarang ayo bersiap. Kita sarapan lebih dulu baru mengantar Sean sekolah.” Ucap Matthew.

“Ya, baiklah.” Balas Shea.

***

~Los Angeles.

Aslan masuk ke sebuah panti asuhan bersama Aron. Ada banyak paper bag berisi makanan untuk anak-anak panti disana.

Ini adalah kali pertama buat Aslan menginjakkan kakinya di sana.

Seorang wanita yang sudah berumur tampak memperhatikan Aslan.

Aron yang angkat bicara.

“Ini Tuan saya, kedatangan kami kemari ingin memberikan bingkisan dan juga ingin mencari tahu tentang seseorang yang pernah dibesarkan di panti asuhan ini.” Ucap Aron.

Wanita itu menatap bingung membuat Aslan mengulurkan tangannya.

“Namaku Aslan Maverick.” Ucap Aslan.

Tak ada yang tak mengenal keluarga Maverick bahkan produk dari Perusahaan keluarga Maverick sudah terkenal di kalangan masyarakat.

“Saya Ketua panti sekarang, nama saya Molly. Anda bisa memanggil saya Molly.” Ucap Wanita itu.

Aslan mengangguk.

“Jadi apa yang anda ingin tahu Tuan Aslan?” Tanya Molly.

“Aku ingin tahu tentang Shea Marlove.” ucap Aslan langsung.

Wanita dengan nama Molly cukup heran.

“Shea Marlove? Bahkan kemarin seseorang juga ingin tahu tentangnya, apa anda adalah orang sama yang meminta pria itu datang?” Tanya Molly.

Aslan diam sejenak, tak lama setelahnya Aslan mengangguk.

“Hmm, jadi apa boleh aku meminta nomor pribadi Shea yang mungkin ia tinggalkan di panti ini?” Tanya Aslan lagi.

Molly langsung mengangguk.

“Benar, nomor pribadi Shea memang tersimpan di panti ini. Ya kalau saya tak pernah tahu siapa Shea karena ketua yang lama sudah meninggal.” Ucap Molly.

“Kalau begitu tolong berikan aku nomor pribadi milik Shea.” Ucap Aslan lagi.

Molly langsung menuliskan sesuatu di sebuah kertas membuat Aslan menoleh pada Aron.

Aron paham maksud Aslan, ia mengeluarkan sebuah amplop berisi uang lalu memberikannya pada Molly.

“Bisakah kau mengatakan padaku jika Shea datang ke panti ini?” Tanya Aslan.

Molly langsung mengangguk.

“Sangat bisa Tuan.” Ucap Molly.

Usai mengatakan itu Aslan langsung pergi membawa kertas berisi nomor ponsel Shea.

Sampai di mobil tampak Aslan langsung memasukan nomor itu ke ponselnya, hatinya benar-benar berdebar bukan main.

Aslan bukan mengirim pesan tapi Aslan malah langsung menelpon Shea.

Bersambung…

1
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!