NovelToon NovelToon
Love In Troble

Love In Troble

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: rantingpraba

menjadi seseorang yang di tuntut untuk kuat itu hal yang melelahkan,
aku hasil dari ke egoisan orang tua,
menjadikan manusia lain selalu salah di mata,
menuntut keadaan,merasa tidak adil akan takdir, berakhir selalau sendiri, gelap, dingin mencekam tak ada tempat bersandar,
sampai akhirnya seorang gadis merubah suasana dingin ku menghangat,
tempat gelapku bersinar,
menjadikan pundaknya sandaran ternyaman saat lelahku, meski tak semudah itu perjalanan nya, namun dengan senyum maninsnya ia selalu menampakan kekuatan yang membuat aku semakin bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rantingpraba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Hari-hari berlalu setelah jeno mengetahui berbagai fakta yang menghantam mentalnya, tak di sangka itu mengganggu kembali pikiranya, entah mengapa sejak hari itu, jeno tak bisa fokus dalam pekerjaanya, insecure,overthinking ,kembali bergelut dengan kepalanya, dirinya terus merasa tak berguna, tak ada yang mengetahui karena selama beberapa hari ini jeno berusaha untuk tetap baik-baik saja di depan semua orang termasuk meyza.

tapi tidak dengan 3hari belakangan, semua yang menghantam semakin berat untuk kepalanya, yang setiap hari berbisik tak ada henti, bahkan untuk tidur lelap pun kini ia kembali meminum obat tidurnya dan kembali menelan obat penenang.

"Sampai kapan gua kayak gini terus! dasar gak berguna!" tarikan pada rambutnya tak kunjung meredakan berisik kepalanya, mencoba menenangkan pikiranya namun gagal.

Meyza bergegas keluar dari resto dengan rasa tak tenang, kala ia mendapat pesan masuk kata putus dari Jeno.

Meyza bahkan melupakan pekerjaanya begitu saja.

jantung nya di forsir untuk bekerja lebih keras, bukan hanya rasa takut kehilangan , namun ia takut terjadi sesuatu pada pria pujaannya.

Sesampainya meyza di depan pintu unit 323 prima kenanga, ia mencoba menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum memutuskan menekan password unit, ia mencoba menetralkan emosinya, Meyza tak ingin sampai lepas kontrol saat berurusan dengan Jeno, karena ia tau betul saat Jeno emosi itu adalah hal yang paling meledakan pikiran dan hatinya.

"Jen! Jeno! gua di sini! turun lo!! gua tau lo ada di kamar! gua tunggu lo keluar! ayo bicara langsung sama gua!"teriak meyza dari bawah lantai 1, tetap dengan hening yang meyza dapatkan, Meyza putuskan untuk menghampiri kamar Jeno.

namun ia tak bisa membuka pintu kamar, sepertinya memang sengaja di kunci dari dalam.

"sayang!! kamu denger aku kan? buka dong pintunya! ayo kita bicara! Jen! Jeno!!" meyza terus menggedor pintu tersebut namun tak kunjung ada jawaban, rasa panik itu mulai menyelimuti.

"gimana ini gua harus apa!! kenapa gak ada suara dia! jenooo sayaang ini aku meyza sayang buka pintunya kamu kenapa? jen!! hiiikkss jenooo!!" suara isak tangis meyza menyelimuti hawa paniknya ia terus memukul pintu kamar jeno dengan sekuat tenaga mencoba mendobrak namun apalah daya tenaga nya tak sekuat itu, sampai tanganya mulai memar kemerahan.

Meyza kalang kabut mencari kunci cadangan dengan hati di penuhi rasa cemas yang berlebih ia pun naik turun tangga mencari keseluruh ruangan namun Meyza tak menemukan apapun disana, sampai ia menemukan pisau belati berukuran kecil di sebuah rak tv, ia mencoba membuka pintu itu menggunakan pisau tersebut namun bukanya pintu terbuka malah mengenai telapak tanganya darah pun mulai bercucuran namun rasa cemas lebih besar dari pada rasa sakit yang mengenai tanganya, Meyza bahkan tak peduli dengan darah yang terus keluar sampai pada akhirnya renan sampai...

"Meyza!! kamu kenapa? hey tangan kamu! ayo kita obati" tatapan khawatir renan pada keadaan meyza dengan tangan yg sudah di penuhi darah.

"gak perlu kak ini nanti aja ayo buka dulu puntunya! cepet!" suara meyza semakin bergetar ditemani airmata yang semakin menderas.

"gak mey kamu harus di obati dulu itu tangan kamu luka!!"

"kak renan!! cepat bukain pintunya!! gua gak peduli sama tangan gua!! cepat bukain!!" meyza kehilangan kendali akan dirinya ia berteriak amat keras tepat di depan renan dan itu hal pertama yang renan temui dari diri meyza.

"secinta itu kah kamu sama jeno mey, bahkan rasa sakit pada telapak tangan kamu saja tak bisa mengalahkan rasa khawatir kamu" batin renan

renan pun mengeluarkan alat pembuka kunci yang sengaja ia bawa.

setelah beberapa saat pintu pun terbuka

Saat pintu berhasil terbuka disana terlihat jeno yang tergeletak tak berdaya di lantai, seketika rasa panik, cemas,takut, menghantam meyza...

"Jenoooo!! hey sayang kamu kenapa! Jen bangsat lo!! lo bilang mau hidup selama sama gua kenapa lo!! hiiikkss.... hiikkss... jenoo!!" Meyza yang langsung memeluk jeno menangis sejadi jadinya. Menempelkan pipinya tepat di pipi jeno, dengan tangan terus memeluk.

"udah mey ayo kita bawa jeno ke rumah sakit sebelum terlambat" tegas renan lalu mencoba menggendong Jeno dan membawanya ke rumah sakit.

———\*\*\*———

"kak aku takut, hiikkss aku takut jeno.." suara luruh Meyza pada dekapan renan itu terjeda tak sanggup meyza melanjutkan kalimatnya.

"ssuutt kamu tuh harus percaya kalo jeno tuh bakal baik-baik aja, jangan mikir yang gak baik yah" Renan mencoba terus menenangkan Meyza dalam pelukanya, mengusap lembut surai hitam yang teracak, mulai bisa meredakan tangisan meyza.

"mey kita obati dulu tangan kamu ya?"suara rena melembut.

"gak kak aku mau nungguin jeno"

"kamu mau bikin jeno semakin merasa bersalah, dengan membiarkan kamu luka seperti ini! nanti kalo dia siuman kamu mau jawab apa?"

"iya kak maaf mey gak mikirin sampai situ" dengan muka lesu Meyza menundukan kepalanya.

"ya udah ayo obati dulu tangan kamu" Renan pun merangkul bahu Meyza membawanya ke ruang rawat.

Tak berselang lama Aruna dan Malik sampai di Rumah Sakit, tepat setelah dokter membuka ruang IGD, yang akan memindahkan jeno ke kamar inap.

"Bagaimana keadaan anak kami dok?" tanya aruna.

"Lebih baik kita bicarakan ini di ruang saya mari" dokter mempersilahkan aruna dan malik mengikutinya dari belakang.

Rasa cemas terus mengerubungi Aruna, hatinya semakin patah saat mendengar satu per satu penuturan dokter, tak bisakah yang di rasakan anaknya timpalkan pada dirinya saja, Aruna merasa bersalah sangat merasa bersalah dengan semua hal yang jeno rasakan, ia adalah orang terbesar yang berpengaruh memperburuk mental anaknya, ingin meminta maaf pun percuma semua sudah terjadi.

semakin tersayat saat mendengar kalau jeno....

" maaf sekali lagi sepertinya anak anda memang mencoba mengakhiri hidupnya dengan menelan obat penenang yang kadar dosisnya sangat tinggi dan berlebihan" suara sang dokter membuat sayatan berlebih pada hati aruna yang semakin menggerungkan suara tangisnya, sakit sakit sekali, kemana saja dirinya ia selalu menganggap anaknya sudah baik-baik saja, selalu melihat senyum paginya yang ternyata palsu, melihat semangatnya setiap bekerja, namun ternyata di dalam dirinya tak sepenuhnya anaknya telah menerima semua tampungan rasa sakit yang ia rasakan bertahun-tahun, yang ia anggap sudah selesai namun ternyata belum mampu anaknya selesaikan.

"bersyukurlah dia bisa di selamatkan tepat waktu jika mungkin telat sedikit lagi mungkin dia tak selamat" final dokter.

"gak mas kenapa jeno.. hiiikkss.. mas ini salah aku mas kenapa jeno sampai sejauh ini!! aku yang salah hiikkss" aruna terus menerus menyalahkan dirinya.

"semua sudah terjadi mah yang terpenting sekarang kita do'akan yang terbaik untuk Jeno, kamu jangan terus-terusan nyalahin diri kamu".

"dan satu lagi pak bu, mungkin ini akan jadi pertimbangan kalian, kami berencana memindahkan Jeno ke Rumah sakit Daya Bhakti, untuk sementara, karena tidak memungkinkan kalau dia terus-terusan sendiri dalam keadaan seperti itu tanpa perawatan yang serius untuk mentalnya, bisa saja kejadian ini terulang lagi, tapi ini semua kembali lagi ke ibu dan bapak jika setuju silahkan tanda tangan di sini" dokter itu pun menyerahkan sebuah map berisi surat pemindahan Jeno.

"bentar dok maksud dokter Rumah sakit Daya Bhakti? itu rumah sakit jiwa kan dok?"

tanya malik benuh kekhawatiran pada raut mukanya.

yang hanya di balas anggukan oleh sang dokter.

tubuh Aruna semakin meluruh lemas tak berdaya mendengar penuturan dokter.

"gak dok anak saya gak gila!! mas Jeno gak gila mas! jangan kirim dia kesan!!"

"iy iya Jeno baik-baik saja mah kamu tenang yah!" rasa cemas pada diri malik semakin menjadi setelah melihat keadaan istrinya yang terus menggerung tak terima.

"mah tapi kita gak punya pilihan lain, dokter harus menangani Jeno, kamu mau jeno cepat sembuh kan?

"tapi Jeno gak gila mas!!"

"tapi jeno butuh perawatan mah, ayo mah ini untuk kebaikan jeno yah"suara tegas malik memberi kepercayaan lebih pada aruna

"baik lah hhhiiikkss..." final aruna sembari meraih pen lalu menandatangani map di yang depanya.

"gak papa ini untuk kebaikan Jeno mah" mika meraih tubuh aruna menenggelamkan pada dada bidangnya.

———\*\*\*———

Kini di ruang rawat Meyza yang masih setia menunggu Jeno siuman, dengan tangan berbalut perban menggenggam tangan pria yang sangat ia cintai, menyalurkan kasih nya, mencium punggung tanganya sembari memejamkan mata.

"kalau ada kesempatan untuk hidup kembali aku gak akan pernah menyesali takdir pertemuan kita Jen! Jeno aranggara, pria yang berhasil membuat hidup ku kembali berwarna, harus dengan cara apa aku berterimakasih, Sayang tolong hidup lebih lama lagi, beri aku kesempatan untuk membalas semua hal indah yang kamu berikan, tolong kasih aku kesempatan lebih lama lagi untuk bahagia sama kamu, Jen aku gak mau yang lain aku mau kamu hiikkss..." Meyza kembali mencium punggung tangan jeno ditemani airmata mengalir menetes membasahi tangan Jeno,tiba-tiba pergerakan satu...dua... jari Jeno menyadarkan Meyza.

"sayang kamu udah sadar!" raut keterkejutan Meyza tampakan.

satu dua mata jeno perlahan membuka, pening pada kepalanya menghantam kembali, namun ia tahan dengan senyum yang ia berikan di sertai mata bulan sabitnya.

TO BE CONTINUE......

1
Selfi Selfi
Lanjutkan Thor... semangat 🔥


~saling suport yuk
Aja
Gelut Mulu heran
Aja
jangan di gantungin kelamaan Jen, ayo jadian
Aja
ajisa😭
Aja
lanjut
Aja
ceritanya keren bikin penasaran setiap part ayo cepat up lagi kak
Aja
aduh di bikin penasaran sama jeno dan mika sebenarnya ada apa😭
Aja
baper🥴
Aja
sedih banget deh
Má lúm
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Min meow
Terima kasih sudah menulis cerita yang sangat menghibur dan memikat hati kita semua!
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Terharu banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!