NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 12 LELAKI MISTERIUS VS PASUKAN SILUMAN TOPENG MERAH Part. 1

Kembali di kediaman Jenderal Himawan Subadhi. Pasukan Siluman Topeng Merah masih berada di halaman belakang kediaman itu bersama sang pemimpin yang ternyata bernama Denta.

Masih berhadapan dengan sosok lelaki serba hitam yang berdiri tenang tidak terlalu jauh darinya.

"Apa kau heran kenapa aku bisa menembus Tudung Ghaib Merah, Denta?" kata sosok serba hitam itu seakan bisa membaca pikiran sang pemimpin.

Lagi-lagi Denta terkejut untuk yang kesekian kalinya mendengar lelaki itu yang bisa menebak isi kepalanya. Meski benaknya sudah mereka-reka tentang kehebatan sosok serba hitam itu, tapi dia masih juga tercengang akan kehebatan sosok itu.

Seolah baru dia sadari kalau keberadaan lelaki misterius itu merupakan ancaman baginya. Dia yang tadinya ingin menghabisi secepatnya lelaki misterius itu, jadi harus menguras pikiran untuk melakukan hal itu.

Dia sama sekali tidak mengetahui perihal lelaki yang dia duga juga memakai topeng seperti siluman itu. Sedangkan lelaki itu mengetahui dirinya, bahkan menyebutnya sebagai pengkhianat.

Siapa sebenarnya sosok yang penampilannya bagai siluman itu? Dari mana dia tahu tentang mantra penyegel Tudung Ghaib Merah?

Kenapa dia menyebutnya sebagai pengkhianat?Apakah dia pasukan khusus Gusti Prabu yang ditugaskan untuk memata-matai dirinya?

Tapi... dia merasa tidak pernah mengkhianati Gusti Prabu.

Berbagai macam pertanyaan dan pikiran bergelayut di benak Denta, membuatnya masih terpaku diam.

Ditambah lagi mengetahui kehebatan lelaki itu yang dapat menembus Tudung Ghaib Merah tanpa harus memunahkan matranya sudah membuat pikirannya terkuras, karena tidak sembarangan orang dapat melakukan hal itu.

Apalagi berpikir mau menghabisinya. Apakah bisa?

Tapi tidak mungkin dia melarikan diri sebagai seorang pengecut bukan?

"Tidak usah kau terlaku memikirkan tentang hal yang tidak penting, Denta! Itu akan menguras pikiranmu," tegur lelaki misterius itu dengan suara khasnya meski bernada santai, "kepalamu bisa pusing nantinya, sehingga kau tidak sanggup lagi melawanku."

Ucapan yang bernada ejekan itu seketika menyadarkan Denta dari lamunan panjangnya. Maka pada detik itu juga dia langsung menunjukkan amarahnya seolah hendak menindih rasa gentarnya. Lalu berkata penuh peremehan sekaligus menggertak.

"Jangan kau mengira bisa menembus Tudung Ghaib Merah lantas kau langsung jumawa di hadapanku seolah kau orang hebat! Asal kau tahu kehebatanmu itu tidak ada apa-apanya bagiku, Keparat!"

"Kalau begitu kau tunggu apa lagi, Pengkhianat Busuk? Kenapa tidak langsung menyerangku?"

Kemarahan Denta yang melebihi rasa gentarnya sudah tidak bisa dibendung lagi, sudah membludak di atas kepalanya.

Setelah dia melontarkan makian penghinaan dan bentakan kemarahan, dia langsung mengibaskan tangan kanannya ke depan sambil memerintah dengan garang.

"Bunuh keparat busuk itu...!"

Enam Pasukan Siluman sabuk coklat, tanpa menunggu perintah sang pemimpin dua kali, langsung melesat ke depan dengan amat cepat.

Saking cepatnya lesatan sosok tubuh mereka seolah tubuh mereka laksana hilang. Dan tahu-tahu muncul di dekat lelaki serba hitam itu dengan posisi mengepung dari enam arah.

"Aku akan membuatmu mati tanpa bertarung, Denta," kata lelaki misterius itu bernada dingin. Tapi dia cuma berbicara dalam hati.

★☆★☆

Pedang enam Pasukan Siluman yang sudah terhunus tampak bergerak dengan cepat menyerang pada enam sasaran di tubuh lelaki serba hitam itu.

Akan tetapi sosok lelaki misterius itu masih tetap tenang di tempat berdirinya. Diam bagai patung seraya terus menatap sang pemimpin tanpa berkedip.

Entah saat ini dia tengah tersenyum sinis atau bagaimana, wajah hitamnya tampak datar saja, tanpa ekspresi apapun.

Sementara kejadian yang amat mengerikan itu tidak lepas dari pengawasan orang-orang yang ada di serambi. Dan betapa terkejut herannya mereka saat melihat enam buah pedang sebentar lagi akan mencapai sasaran.

Sedangkan lelaki misterius itu belum melakukan apa-apa. Seolah diamnya itu bagai pasrah saja menerima serangan-serangan mematikan itu. Seakan dia tidak bisa menghindari kematiannya.

"Ada apa dengan orang itu?" gumam Pak Menteri Pertahanan dan Keamanan Negara heran bercampur rasa ngeri. "Kenapa dia tidak menghindari serangan?"

Tidak ada yang berkomentar atau menanggapi ucapan Jenderal Himawan barusan. Seolah pikiran dan pandangan semua orang yang ada di serambi tersita dengan adegan membagongkan sekaligus mengerikan yang terjadi di depan mereka.

Tidak lama apa yang mereka takutkan terjadilah sudah. Enam pedang lurus bermata satu itu telah tiba di enam sasaran tubuh yang mematikan lelaki misterius serba hitam itu.

Membuat Aurellia melengos ke arah lain, Clarissa langsung menutup matanya dengan kedua telapak tangannya sambil sedikit menunduk.

Sedangkan Arabella dan Michella tetap menatap adegan itu tanpa berkedip sama sekali. Jadi jelas mereka dapat melihat enam buah pedang telah menusuk si lelaki misterius di enam bagian yang mematikan di tubuhnya.

Dari depan sebuah pedang menusuk dada kirinya, Dari belakang sebuah pedang menusuk belakang kepalanya, dari samping kiri kanan belakang menusuk rusuk kiri dan punggung kanan belakangnya, dan dari samping kiri kanan agak ke depan menusuk rusuk kiri dan lambung kanan.

Namun yang membuat semua terkejut heran, enam serangan itu jelas bersarang tetap pada sasarannya. Akan tetapi lelaki misterius yang dirajang itu seperti tidak merasakan sakitnya, bahkan tidak terdengar dia menjerit.

Yang menjerit keras malah....

"Aaa....!"

Seketika terdengar Denta menjerit pada saat itu juga. Mulutnya terbuka cukup lebar memuntahkan jeritannya yang cukup keras. Menyusul kemudian memuntahkan darah segar cukup banyak.

Sementara pada enam tempat di tubuhnya berlubang bagai tusukan pedang agak besar dan mengalirkan darah yang cukup banyak.

Maka semua orang yang berada di serambi seakan berebut, dengan cepat memandang ke arah Denta, di mana sumber jeritan itu dengar.

Dan serta merta mereka semua, tak terkecuali Pak Hendra dan Pak Burhan, langsung terperangah heran melihat apa yang dialami oleh Dentam

Sungguh fenomena semacam ini amat mengherankan dan membingungkan bagi merah. Enam sasaran serangan jelas-jelas bersarang pada tubuh lelaki serba hitam itu, tapi mengapa yang terkena dampaknya adalah lelaki muda yang bernama Denta itu.

Sungguh mereka semua tidak habis pikir. Lebih-lebih empat gadis cantik personil geng Red-Blue Girls 8.

★☆★☆

Sementara 6 personil Pasukan Siluman yang menyerang juga tidak kalah terperangah heran menyaksikan kejadian aneh yang berlangsung di depan mata mereka.

Sedangkan kelalaian mereka yang larut dalam keterkejutan itu amat tidak disia-siakan oleh sang lelaki misterius. Dengan gerakan yang amat cepat dia bergeser ke samping kiri agak ke depan.

Hampir bersamaan waktunya, tangan kanannya menangkap pergelangan tangan kanan salah satu Pasukan Siluman yang ada di dekatnya.

Nyaris bersamaan tangan yang satunya terangkat naik, lalu dengan kuat mencengkeram pundak kanan makhluk itu dari belakang. Lalu....

Kraaak...! Kraaak...!

Terdengar bunyi remukan pergelangan tangan menyusul pundak makhluk itu yang cukup mengerikan. Dan kejap berikut sudah terdengar jeritannya yang amat keras dan amat mengerikan bagai lolongan hantu.

Sedangkan pedang si hantu..., eh makhluk mengerikan itu langsung jatuh begitu saja tanpa dapat dicegah.

Akan tetapi, begitu pedang korbannya telah jatuh, lelaki serba hitam itu langsung menangkap dengan cepat.

Kemudian pedang itu diayunkan ke bawah dengan cepat, menebas kedua kaki makhluk itu hingga putus. Setelah itu menendang dadanya hingga sang makhluk mengerikan terlempar cukup jauh.

Maka kembali makhluk menyeramkan itu menjerit dengan amat keras.

Setelah itu, tanpa menghiraukan nasib sosok makhluk yang terlempar tadi, lelaki misterius kembali bergerak dengan amat cepat sambil menebaskan pedang rampasannya beberapa kali.

Tak perlu menunggu lama melihat hasil dari aksi memukau namun mengerikan tebasan pedang itu. Seketika kembali terdengar jeritan-jeritan kematian yang keras saling susul menyusul.

Tak berselang lama lima sosok makhluk menyeramkan Pasukan Siluman Topeng Merah lawan langsung terkapar tumbang tanpa nyawa.

Hampir bersamaan waktunya tubuh Denta sang pemimpin yang sudah tak bernyawa ikut tumbang ke atas lantai paving.

Aksi yang memukau sekaligus mengerikan itu sungguh berlangsung begitu. Empat personil geng Red-Blue Girls 8 tidak bisa menyaksikan secara keseluruhan kejadiannya.

Juga tidak sempat melihat secara seksama wajah sosok lelaki serba hitam itu. Mereka hanya bisa mendengar jeritan kematian yang amat mengerikan.

Kejap berikut mereka melihat enam Pasukan Siluman Topeng Merah jatuh terkapar dengan mengalami luka yang amat parah. Kembali mereka melihat darah membasahi bumi.

Sungguh pemandangan yang menghororkan!

Kini sepasang mata mereka yang masih membelalak kaget menatap tak berkedip lelaki serba hitam yang berdiri masih membelakangi. Namun sekarang dia menggenggam pedang yang berlumuran darah.

Sementara itu, 15 personil Pasukan Siluman Topeng Merah yang tersisa masih terperangah di tempat masing-masing. Semua kejadian mengerikan yang berlangsung di depan mata itu, membuat mereka tidak menyangka kalau hal itu bakal tejadi.

Akan tetapi, begitu menyadari kalau pimpinan mereka sudah mati dengan tidak elit, mereka langsung bangun dari keterperangahan.

Setelah itu, tanpa ada yang komando lagi, 5 Pasukan Siluman Topeng Merah bersabuk coklat dan 5 yang bersabuk hitam langsung melesat ke depan, menyerang lelaki misterius dengan cepat dan ganas.

Sehingga tidak butuh waktu lama, 10 anggota Pasukan Siluman Topeng Merah sudah mengeroyok lelaki misterius serba hitam.

Namun, meski hanya bermodalkan pedang rampasan, lelaki serba hitam mampu mengatasi semua serangan bertubi-tubi yang mengarah padanya.

Meski dikeroyok oleh 10 makhluk yang memiliki kehebatan yang tidak bisa diremehkan, lelaki serba hitam masih mampu mengirimkan serangan, bahkan serangan yang mematikan.

Sehingga akibatnya belum lama pertarungan berlangsung, pedang rampasan di tangan lelaki itu kembali memakan 4 korban hampir bersamaan. Empat sosok makhluk bersabuk coklat itu langsung terkapar tumbang dengan mengalami luka yang parah.

Selang beberapa menit kemudian, kembali terdengar jeritan kematian yang begitu menyeramkan. Ditingkahi dengan tumbangnya satu makhluk serba merah sabuk coklat dan 2 Pasukan Siluman sabuk hitam dengan darah muncrat merembes dari tubuh mereka.

Tidak berselang lama juga 3 Pasukan Siluman yang terakhir menyusul juga kawan-kawannya yang sudah mati duluan. Mereka juga ikut tumbang dengan kematian yang tidak kalah mengerikan.

Ada yang lehernya putus, dadanya robek besar dan panjang, ada yang badannya terpisah dua. Ada yang perutnya robek besar hingga isi perutnya terburai. Ada yang....

Betul-betul kematian mereka merupakan kematian yang amat tragis, sehingga menampilkan pemandangan yang amat menyeramkan. Sehingga membuat suasana di tempat itu semakin mencekam.

Sementara orang-orang yang ada di serambi, tidak bisa tidak mereka seolah dipaksa menyaksikan pemandangan horor yang semacam itu.

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!