NovelToon NovelToon
Getaran Cinta

Getaran Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: KENZIE 7 store PONOROGO

Raline dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya demi baktinya pada orang tua. Konflik muncul setelah Raline bisa menerima dan mulai mencintai suaminya. Perselisihan dengan mertua dan ipar serta mantan Raline pun hadir.

Akankah pernikahan mereka yang diawali dengan perjodohan dapat berjalan dan berakhir bahagia?

.....

Season 2...
Ini menceritakan kisah Halin, putra dari Raline dan Devan. Diselingkuhi saat ingin merayakan anniversary. Mana yang lebih sakit lagi?

Halin pun dikirim untuk melanjutkan sekolah bisnis ke negara Belanda. Lima tahun kemudian dia pulang ke tanah air dan menjadi sosok yang semakin dewasa juga berkharisma.

Setelah sukses, apakah sang mantan akan menyesal? Dapatkah Halin menemukan kebahagiaannya?

.....

Hai kak, ini karya pertama saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam hangat

Salam dari Ponorogo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KENZIE 7 store PONOROGO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Bu Ambar

Pagi ini Raline bangun lebih dulu dari Devan. Dia langsung teringat kejadian semalam. Membuat wajahnya langsung memerah malu.

"Bisa-bisanya aku bersikap memalukan seperti itu." Gumamnya pelan.

Dilihatnya lagi Devan yang masih tertidur. Dipandangi lagi wajah tampan sang suami. Tangannya terulur untuk membelai wajah nan tampan itu. Dia tidak melewatkan setiap bagian dari wajah Devan.

Hap!

Devan mencekal tangan Raline yang bermain-main di wajahnya. "Apa yang semalam belum puas eoh?" Ucap Devan karena merasa tidurnya terganggu.

Ucapan Devan membuat wajah Raline kembali memerah. "Bu-bukan begitu Dev. Lepaskan dulu."

Bukannya melepaskan seperti permintaan Raline, lelaki itu justru menarik Raline kedalam dekapannya.

Cup!

Devan memberikan morning kiss tepat dibibir Raline.

Cup!

Cup!

Kali ini dia memberikan ciuman pada kedua pipi Raline.

"Hentikan Dev. Ini sudah siang. Bukankah kamu juga harus pergi bekerja." Omel Raline yang membuatnya justru tampak menggemaskan bagi Devan.

"Siapa yang tadi lebih dulu menggodaku eoh? Kalau begini lebih baik aku tidak berangkat bekerja saja."

"Kalau kamu tidak bekerja, lalu siapa yang akan menafkahi nanti?"

"Baiklah baiklah. Satu lagi boleh ya!"

Belum juga Raline menjawab, Devan sudah mengukung Raline. Pada akhirnya terjadi lagi yang sudah seharusnya terjadi.

☘️☘️☘️

Di meja makan sudah menunggu Ibu dan kedua adik Devan. "Mereka lagi ngapain sih. Bukannya buruan ini malah kaya sengaja tidak keluar kamar!" Gerutu Delia.

"Paling juga masih tidur." Sahut Rizal asal.

"Nanti jadi kan Ibu ngajak tuh perempuan pergi." Bisik Delia pada Bu Ambar. Mereka takut jika Rizal mendengar, akan mengacaukan rencana yang sudah mereka susun.

"Hahh~ Terpaksa. Sisanya kamu urus. Jangan sampai gagal. Mengerti." Balas Bu Ambar dengan berbisik pula.

"Bisikin apa sih Bu? Kenapa Rizal tidak diberitahu juga." Protes Rizal.

"Sudah kamu diam dan ikuti saja alurnya." Ucap Bu Ambar dengan senyum smirk.

Rizal hanya mengedikkan bahu tanda tidak tahu apapun.

Tak berselang lama, Devan dan Raline pun akhirnya keluar dari kamar. Mereka langsung mendudukkan diri pada kursinya.

"Tumben banget kamu Dev, jam segini baru keluar." Sindir Bu Ambar. "Perut Ibu sudah lapar dari tadi nih." Lanjutnya.

"Ah iya maafkan Devan Bu. Tadi Devan ketiduran. Padahal sudah dibangunkan Raline. Maaf ya semua." Ucap Devan merasa bersalah.

Raline tersenyum simpul mendengar penuturan Devan. Dia mampu menjaga nama baik Raline di depan keluarganya.

"Ibu minta uang buat belanja nanti Dev." Ucap Bu Ambar kemudian.

"Baiklah nanti Devan transfer ya Bu." Jawab Devan. "Jadi kan mengajak Raline?" Tanya Devan.

"Ya jadi dong. Kita berangkat jam sembilan ya!" Ucap Bu Ambar.

Raline hanya mengangguk kepalanya. Dia tidak berani bersuara, takut membuat Ibu mertuanya semakin tidak suka padanya.

"Aku selesai sarapannya. Bu, Devan pamit bekerja ya. Nanti dijalan Devan transfer uangnya. Semoga kalian berdua bisa semakin akrab." Harap Devan. "Aku pergi kerja dulu ya Sayang. Jaga diri dan hati-hati." Pamit Devan pada Raline.

Dikecupnya kening Raline saat mereka sudah di depan rumah. Raline mengantar Devan berangkat kerja.

Disaat Devan dan Raline tidak ada, Bu Ambar dan Delia saling melempar senyum licik.

Raline sudah masuk kedalam rumah setelah mobil Devan menghilang. Dia ingin ke kamar, namun langkahnya terhenti oleh panggilan Bu Ambar.

"Heh, jangan lupa jam sembilan kita berangkat." Ucap Bu Ambar jutek.

"Baik Bu." Jawab Raline singkat.

"Ibu kenapa bicaranya begitu?" Tanya Rizal protes.

"Nggak apa-apa. Lagi pengen saja. Udah, jangan banyak protes kamu. Ikuti saja kata Ibu." Titah Bu Ambar memberi ultimatum pada Rizal.

"Baiklah."

Di dalam kamar Raline duduk termenung. Dia memikirkan kenapa Ibu mertuanya itu ngotot mengajaknya pergi belanja, sedangkan selama lebih dari satu Minggu ini sikapnya seperti tidak suka dengan kehadiran Raline.

"Berfikir positif saja Al. Mungkin Ibu memang ingin lebih dekat denganku. Ya seperti itu." Sugesti Raline. "Lebih baik aku bersiap-siap daripada Ibu menunggu lama." Ucapnya lagi.

Kemudian dia pergi ke kamar mandi. Setengah jam kemudian Raline selesai mandi. Dia sedikit merias wajahnya agar tampak segar.

"Semangat Al kamu perempuan yang luar biasa." Ucap Raline pada bayangannya di cermin.

Setelah mematut diri, Raline mengambil tas nya. Dia segera keluar dan menemui Ibu mertuanya.

"Bu, Raline sudah siap. Kita berangkat sekarang atau nanti." Tanya Raline sopan. Namun malah dijawab dengan jutek oleh Bu Ambar. "Tahun depan. Ya sekarang lah pake nanya."

Raline merutuki kesalahannya. Dia berinsiatif meminta maaf pada Bu Ambar. "Maafkan Raline Bu." Ucap Raline penuh sesal.

"Buruan."

Raline mengekor Bu Ambar dengan patuh. Dia tidak berani membantah atau bertanya lagi.

Mereka berdua naik mobil. "Ke swalayan Pak!" Perintah Bu Ambar pada sopirnya. "Baik Nyah."

Sepanjang perjalanan Raline hanya diam. Bahkan untuk bergerak pun dia tidak berani.

"Turun." Titah Bu Ambar. Dengan patuh Raline mengikuti langkah Bu Ambar.

Sementara di rumah, Delia memanfaatkan keadaan. Dia harus bergerak cepat sebelum ada yang memergokinya.

Delia berjalan mengendap dengan hati-hati. Dia masuk ke kamar Raline. Mencari tempat yang pas untuk melancarkan tugasnya.

Namun, tidak sengaja Mbok Sum melihat aksi Delia karena pintunya tidak tertutup. Kebetulan Mbok Sum baru dari belakang. Dia ingin ke ruang kerja Devan untuk bersih-bersih, namun malah memergoki Delia yang menyelinap ke kamar Devan.

"Apa yang Non Delia lakukan di kamar Tuan Devan?" Tanya Mbok Sum.

"Aku mencari Kak Raline." Alibinya.

"Bukankah Non Raline ikut Nyonya belanja." Ucap Mbok Sum.

"Heh, mending Mbok diem deh. Mbok itu hanya babu di sini. Paham. Kalau sampai Mbok buka mulut, aku bilangin Ibu." Ancam Delia karena merasa tersedak.

"Ba-baik Non." Ucap Mbok Sum tergagap takut.

Setelah mengancam Mbok Sum, Delia pun berlalu pergi dari kamar Devan. Beruntung Mbok Sum tidak melihat apa yang dia lakukan tadi.

"Hampir saja ketahuan. Untung sudah beres." Gumam Delia.

🌻🌻🌻

Ting...

Bu Ambar menerima pesan dari Delia pun tersenyum lebar karena rencana mereka berjalan mulus.

"Seperti ini sudah cukup. Kita pulang." Titah Bu Ambar.

Raline mengikuti setiap langkah Bu Ambar dengan diam.

"Kita pulang Pak!" Perintah Bu Ambar setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil.

Setengah jam kemudian mobil yang membawa Bu Ambar dan Raline pun tiba di kediaman Devan. "Bawa tuh barang." Perintah Bu Ambar pada Raline.

Dengan patuh Raline menuruti perintah Bu Ambar. Dia pun mengekor Bu Ambar masuk ke dalam rumah.

Sedang Bu Ambar tampak tersenyum semringah. Karena sebentar lagi Raline akan diusir Devan keluar dari rumah ini.

'Tidak ada lagi yang bisa mengendalikan Devan kecuali aku hahaha'. Bu Ambar tertawa dalam hati. Dia sangat menantikan saat Devan mengusir perempuan sialan itu.

❄️❄️❄️❄️❄️

Mohon maaf ya reader semua baru bisa update. Benar-benar minta maaf karena author tidak konsisten #Bow

Mohon maaf juga kalau bab ini tidak sesuai harapan pembaca sekalian.

Jangan lupa like dan komennya ya sayang-sayangku. Karena 1 like dan komen sangat berarti buat author ini.

Terima kasih yang sudah mendukung karya author ini. Semoga suka.

Salam kenal #Deep Bow#

1
jumrotun chasanah
Lanjut lagi kak.. Critaanyaa ng ambang gitu. 😔
🍾⃝ Nͩɪᷞᴋͧᴇᷡɴͣ🤎
Sedihh banget si Raline
tefa(♡u♡)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
AKB: terima kasih kak /Kiss/
total 1 replies
NotLiam
❤️ Hanya bisa bilang satu kata: cinta! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!