NovelToon NovelToon
Our Secret Marriage

Our Secret Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Giriri

Berasal dari keluarga 'berada' tidak selamanya bahagia. Hal inilah yang dirasakan oleh Putri Bungsu keluarga Maharani yaitu Aila Maharani. Terlahir dari keluarga yang terkenal karena bakat bermusik mereka membuatnya terbebani.
Kebebasannya terhalang karena takut mencoreng nama baik keluarga dan juga sering dibandingi oleh publik dengan saudara nya Airis.
Suatu hari, kediaman keluarga Maharani didatangi seorang Tuan Muda dari keluarga Davidson yaitu Egi Davidson, dikenal suka bermain wanita, tapi nyatanya dia hanyalah pria dewasa yang masih polos.
Kedatangannya ditemani seorang sekretaris dengan tujuan melamar salah satu putri dari keluarga Maharani.

Secara mengejutkan Si Tuan Muda itu memilih Aila sebagai pasangannya..
Semua orang terkejut dengan hal ini, termasuk Aila...

Apa yang terjadi? Kenapa semua orang terkejut? Apa Aila akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih kebebasan??

Penasaran cerita nya??
Mari ikuti kisah mereka di Our Secret Marriage

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giriri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Mertua

Ini adalah malam pertama Aila dirumah mertua nya, dan juga ini pertama kali dia melihat melihat pasangan Davidson semenjak dia masih kanak-kanak.

Egi melingkarkan tangan di pinggangnya sambil melihat Aila di sampingnya.

"Hm?". Aila sengaja terlihat bingung karena dia tidak mungkin langsung saja menaruh tangannya disitu.

Nanti kalau maksudnya bukan untuk tanganku kan jadi nya ya memalukan. Aila

"Tanganmu." Suguh Egi sambil menyodorkan lingkaran tangannya.

Aila kemudian menurut, akhirnya dia menaruh pergelangan tangannya pada Egi. Momen ini baru bagi Aila mengakibatkan detak jantung berdebar tidak seperti biasanya.

Setelah merasa siap, Egi dan Aila pun memasuki rumah besar tersebut. Mereka disambut langsung oleh Ayah dan Ibu Egi. Tampak dari wajah yang sudah mulai berkeriput itu senyum hangat dan senang karena kedatangan dua anak muda tersebut yang juga anak dan menantu mereka.

"Selamat datang." Serentak Ayah dan Ibu Egi menyambut mereka.

"Bagaimana perjalanan kalian kesini ?. Apa ada kesulitan ?." Tanya Ayah Egi.

"Tidak ada. lancar-lancar saja." Jawab Egi.

"Bagaimana dengan mu, nak. Egi tidak berbuat aneh-aneh kan saat kamu tinggal dengannya ?." Tanya Ibu Egi membuat Egi tersentak.

"Ibuu." Panggil Egi.

"Haha. Tenang saja, ibu. Dia tidak pernah berbuat aneh-aneh selama saya disana." Kata Aila dengan senyum canggung.

"Hahaha, baguslah kalau begitu. Nah karena kita malam ini berkumpul untuk makan malam jadi ayo. Kalian juga pasti sudah lapar kan." Kata Ibu sambil memeluk Aila dari samping dan menggosok-gosok bahu Aila.

Aila mengangguk senang, dia merasa perlakuan Ibu Egi padanya mirip Ibunya.

Setelah cukup dalam menyambut kedatangan anak dan menantu mereka, akhirnya Ibu dan Ayah Egi membawa mereka ke ruang makan. Di meja itu sudah terdapat beberapa hidangan yang menggugah selera. Apalagi Aila yang sebenarnya tukang makan banyak.

Di meja makan itu mereka mengobrol banyak, entah itu bertanya mengenai kabar orang tua Aila, bagaimana sifat Egi saat kecil hingga sekarang yang masih ada dan hal-hal ringan lainnya. Selama itu juga Egi tidak jarang melihat bagaimana Aila berinteraksi dengan ibunya. Dilihat dari ekspresi Aila sendiri sepertinya dia nyaman dan merasa sudah dekat dengan ibunya mertuanya itu.

Egi melihat terlalu lekat pada Aila hingga tidak menyadari bahwa dia juga sedang dilihat oleh orang yang tidak lain adalah ayahnya sendiri. Berhubung mereka duduk berdampingan, Ayah menyikut lengan Egi.

Egi dengan ekspresi seperti mengatakan "Ada apa ?" pada ayahnya.

"Kalau makan lihat makanannya bukan ke istrimu." Bisik Ayah yang langsung direspon Egi dengan kembali fokus dengan makanannya.

Melihat situasi ini, Ayah terkekeh dan kembali menghabiskan makanannya.

.

"Aila, Egi, kalian bermalam disini ya. Besok saja pulangnya, Ibu masih ingin bersama kalian." Pinta Ibu dengan wajah memelas.

Egi membungkuk sedikit untuk membisikkan sesuatu pada Aila.

"Aku sudah bilang, kan." Bisik Egi.

"Hm Ibu, saya tidak membawa pakaian ganti selain ini." Ucap Aila sambil menunjuk baju yang dipakainya sekarang.

"Ohoho kalau cuma itu masalahnya Ibu akan selesaikan. Sini ikut, Ibu. Dan Egi kamu rapikan kamar mu sana." Ucap Ibu sambil membawa Aila bersamanya.

"Apa kenapa ak.."

"Sstt." Perkataan Egi dipotong Ayahnya.

"Ayo ikut Ayah." Ajak Ayah Egi dengan berjalan ke halaman belakang.

"Tapi Ibu tadi.."

"Haha Ibu tidak tau, tadi Ayah sudah minta pembantu untuk membersihkan kamarmu. Ayah tau kalau dia akan minta kalian bermalam disini." Tawa Ayah membuat Egi tertawa kecil.

Ayah dan anak tersebut berjalan ke halaman belakang dimana terdapat kebun kecil, pondok kecil tempat segala perkakas perkebunan, taman, dan hal lain yang menyejukkan mata.

Mereka berdua diam sesaat dan merasakan angin terbuka. Karena sudah mulai larut jadi angin sepoi-sepoi pun terasa terlalu dingin untuk kulit.

"Egi". Panggil Ayah.

"Ya."

"Apa kamu masih menjalin hubungan dengan perempuan yang 'itu'." Tanya Ayah sambil melihat kebunnya.

"...ya, masih." Egi terdengar lama berpikir sebelum menjawab pertanyaan Ayahnya itu.

"Hmmm. Menurut mu bagaimana Aila itu. Jawab Ayah dengan jujur dan pakai hatimu."

"Dia masih gadis, ayah. Usia nya pun lebih muda dariku. Walaupun belum mengenalnya terlalu lama, tapi aku sadar kalau dia gadis yang teguh dengan pendiriannya, dia tidak peduli dengan perkataan orang lain, mudah bergaul dengan orang baru, ramah bahkan kepada pembantu dirumah sana. Apa ayah tau kalau dia berteman dengan salah satu pembantu muda disan..a.. apa ? kenapa ?." Tanya Egi saat melihat tawa di wajah tua Ayahnya itu.

"Cukup banyak kesannya padamu ya, walaupun belum mengenal lama, hahahha." Gelak Ayah dan disadari Egi kalau dia banyak bicara kalau mengenai Aila.

"Dengar Egi, pertama-tama Ayah meminta maaf padamu karena harus menjodohkan kalian. Ayah juga harus minta maaf pada Aila dan keluarganya. Ayah juga berbohong mengenai alasan mengapa kamu harus menikah dengan keluarga Maharani, Ayah berbohong tapi saat ini belum saatnya kalian tau. Lalu mengenai hubungan kalian, Ayah tidak tau kehidupan kalian dirumah, tapi Ayah mohon jangan permainkan anak itu. Jika kamu memang tidak menyukainya dalam arti cinta sebagai pasangan maka jangan memberi harapan ataupun bersikap melampaui batas. Anggap dia sebagai teman masa kecil karena memang kalian pernah bertemu dulu, lindungi dia dan jaga dia. Ayah juga ingin kamu bersikap layaknya lelaki sejati jika nanti dihadapkan dengan masalah. Dan juga kalau bisa jauhkan Aila dari pacarmu itu, kamu tau kan Ayah tidak suka sikap dan penampilan pacarmu itu. Kamu sudah dewasa Egi jadi Ayah mau kamu bisa berpikir dewasa juga. Pasangan mahal itu susah dicari, nak. Begitu juga ibu mu, dia..."

"Dia apaa." Tanya Ibu Egi tiba-tiba, membuat kedua orang yang sedang bicara serius tersebut terkejut.

"Ohh bukan apa-apa, hahaha." Gelak Ayah.

"Ibu sudah mengantar Aila ke kamarmu, kamu juga sana istirahat." Ibu menghampiri dua orang itu dan meminta Egi pergi ke kamarnya.

"Yaa, Ibu. Selamat malam Ayah, Ibu." Ucap Egi dan berjalan ke dalam.

Setelah tidak melihat bayangan Egi lagi, Ibu pun bertanya.

"Kalian membicarakan apa." Tanya Ibu.

Oh, sepertinya dia hanya mendengar bagian terakhir ya, hehe. Ayah

"Hmm~~bukan apa-apa hanya pembicaraan Ayah dan Putranya saja. Ayo kita juga harus istirahat." Ucap Ayah sambil merangkul Ibu.

"Waah..ujung jarimu membeku ya, dingin sekali."

"Oh ya~."

...

...

Egi sampai didepan kamarnya dan dia masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Ayahnya tadi.

"Pasangan mahal ya. Yaah itu memang benar sihh."

Egi membuka pintu dan dia melihat Aila sudah meringkuk di ranjangnya. Dia sudah tertidur pulas, tapiii...

"Apa-apaan baju itu." Egi menyipitkan sedikit matanya karena melihat Aila memakai baju sedikit menerawang.

"Ibu sengaja atau bagaimana. Disini tidak ada sofa dan kalau tidur di lantai punggungku bisa sakit besok." Keluh Egi.

"Astaga, Ibuuuu."

Di kamar lainnya..

"Hachhiiim."

"Kedinginan ?." Tanya Ayah pada Ibu.

"Tidak juga."

------------------------------------------------------------------------

...Jangan lupa Subscribe, Komen dan Like nya gaiss 😉...

...Support kalian buat author buat rajin update ...

...😁...

...Happy reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!