Seorang pemuda yang bekerja sebagai petarung bayaran untuk menjadi jawara bagi kliennya dan seorang gadis yang bekerja sebagai pembunuh bayaran yang keduanya sama sama tidak memiliki ingatan sebelum sma, menemukan ingatan mereka yang hilang, namun ingatan mereka adalah ingatan sebagai monster raksasa (kaiju) yang terbunuh oleh manusia setelah menolong mereka. Selain itu, mereka bisa menggunakan kemampuan kaiju di mimpi mereka dan bisa mengubah diri mereka menjadi kaiju.
Keduanya berniat mencari jati diri mereka yang sebenarnya karena tidak percaya ingatan mereka. Petunjuk mereka hanyalah alunan sebuah tembang yang pernah mereka dengar di masa lalu. Selagi mereka mencari masa lalu mereka, keanehan demi keanehan yang mengerikan muncul ke permukaan. Benarkah mereka adalah reinkarnasi dari monster raksasa atau ada hal lain di balik ingatan mereka ?
Mohon kritik dan sarannya ya, maaf kalau masih banyak kekurangan, kalau sekiranya suka mohon di beri like, terima kasih sudah membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Setelah itu, keduanya berpisah berkeliling di dalam ruangan untuk mencari info mengenai proyek Titan Core yang mereka baca. Keduanya membuka file file kabinet yang berada di dalam ruangan untuk memeriksa isinya, Raido menemukan beberapa berkas profil anak anak lain yang berada di dalam kabinet dengan file bertuliskan rejected atau failed. Dia menyadari kalau bukan hanya kelima anak di meja, Suzune dan mereka berdua yang ada di dalam proyek Titan Core.
“Raido, sini...” ujar Reina.
“Bruk,” Raido menutup kabinetnya dan berlari kecil menghampiri Reina, di balik kabinet besar yang berada di depan Reina ternyata ada celah, Reina menunjukkan kepada Raido dengan menjululurkan tangannya ke arah celah, ada aliran udara yang berasal dari dalam.
“Coba kita dorong kabinet ini,” ujar Raido.
Keduanya langsung mendorong kabinet besar itu bersama sama, “greek...gregek,” kabinet besar itu bergeser dan sesuai dengan dugaan Reina, ada sebuah anak tangga turun di balik kabinet. Keduanya langsung berjalan masuk ke dalam menuruni tangga dengan perlahan, setelah sampai di bawah, mereka menemukan sebuah pintu kayu yang tertutup rapat dan di rantai. Raido menarik putus rantainya dan mendorong pintu kayu memaksanya supaya terbuka. Di dalam mereka melihat sebuah tabung berbentuk peluru yang terlihat sudah kuno dan pecah berada di atas mesin yang terlihat masih menggunakan teknologi lama yang berada di tengah ruangan.
Di sebelah tabung itu ada sebuah terminal yang masih memakai tombol tombol besar dan tuas, mirip seperti teknologi kuno jaman perang dunia. Keduanya berjalan maju mendekat mesin itu dan berdiri di depan tabung yang sudah pecah itu. Ada sebuah tulisan usang yang ada menempel kaca, di baca “Kiko.” Raido berjalan melewati tabung dan melihat ada sebuah pintu dari besi yang nampak seperti brankas model kuno di belakang mesin bertabung. Di atas daun pintu ada lampu merah yang di kurung oleh besi, Raido berjalan mendekatinya dan memegang handle pintu. “Cklek,” handle pintu bisa di buka, Raido mendorong pintunya,
“Reina sini,” Raido memanggil Reina.
Reina langsung berlari menghampiri Raido, kemudian Raido mendorong kembali pintunya sampai terbuka lebar, mereka melangkah masuk ke dalam, ternyata di dalam, terlihat ruangan yang sangat luas seperti hangar pesawat dengan banyak sekali tabung serupa tabung yang mereka temukan di ruangan sebelumnya dengan kondisi sudah pecah dan hancur, berderet di kanan kiri ruangan. Keduanya berjalan melalui tabung tabung itu. Ketika mereka sudah hampir di ujung ruangan, mereka melihat tujuh tabung yang masih utuh dan nampak lebih baru di banding yang lain, Raido melihat papan tulisan yang menempel di tabung.
“Huh....Re..Reina,” ujar Raido terbata bata.
Reina menghampiri Raido berdiri di sebelah kemudian melihat tabung yang berada di depan Raido, wajah Reina langsung terkejut dan menutup mulut menggunakan kedua tangannya, alasannya nama yang tertulis di papan tulisan itu adalah “Reina – Reidan.”
“Be....berarti aku dulu di dalam tabung ini ?” tanya Reina terbata bata.
“Aku tidak tahu,” jawab Raido.
Raido mencoba melihat papan papan yang menempel di beberapa tabung lainnya, namun papan papan itu sudah terbelah dua atau tulisannya sudah menghilang. Tapi Raido melihat sebuah papan yang tinggal separuh bertuliskan “Do – Raigan.”
“Ini sudah jelas namaku, berarti aku juga dulu di dalam tabung ini,” pikir Raido sambil melihat tabungnya.
Dia menoleh melihat Reina yang berada di sebrangnya, Reina sedang terduduk lemas di depan tabung yang bertuliskan namanya. Raido langsung menghampiri Reina dan jongkok di belakang Reina kemudian memegang kedua pundaknya,
“Ayo Reina, kita harus teruskan, aku juga sudah menemukan tabungku,” ujar Raido.
“Berarti benar....aku monster....” balas Reina menunduk.
“Bukan hanya kamu, aku juga, mau tidak mau kita harus menerima ini, tapi kita belum tahu apa itu proyek Titan Core, ayo Reina kita ke ruangan selanjutnya,” ujar Raido memeluk Reina dan berbisik di telinganya dari belakang.
Setelah Reina kembali tenang, mereka berjalan menuju sebuah pintu di ujung ruangan. Raido membuka pintu itu, di dalam mereka melihat sebuah ruang pertemuan dengan sebuah papan tulis di ujung ruangan, di papan itu banyak sekali tempelan kertas dan tulisan yang masih belum di hapus. Keduanya menghampiri papan karena memang tidak ada apa apa lagi di dalam ruangan selain sebuah meja oval yang besar, beberapa kursi yang masih utuh dan papan tulis itu. Keduanya berdiri di depan papan, tempelan itu kertas di papan adalah foto foto hitam putih yang menampilkan siluet monster monster besar termasuk Raigan dan Reidan.
Di sebelahnya ada sebuah kertas berisi tulisan seperti makalah yang di ketik menggunakan mesin tik. Judul makalah itu adalah “Titan Core Project.” Raido mencabut kertasnya dan membawanya ke meja, kemudian mereka membacanya bersama sama. Titan Core adalah proyek penggabungan dna monster yang muncul ketika sebuah kota di jatuhi bom atom 78 tahun lalu dengan dna manusia, caranya adalah menyuntikkan dna monster ke rahim tentara wanita tawanan perang dengan tujuan mereka melahirkan titan separuh manusia yang bisa mereka kendalikan. Tujuannya adalah membalas serangan bom atom dengan menggunakan monster raksasa untuk menyerang negara negara sekutu.
Tapi proyek tersebut gagal total, semua tentara wanita yang di suntikkan dna dan di paksa mengandung akhirnya meninggal dengan perut meledak. Karena kegagalan itu, proyek di tutup oleh pemerintah. Raido berjalan kembali ke papan dan mengambil sebuah kertas yang lebih baru dari kertas sebelumnya dan di print menggunakan komputer. Dia membawanya ke meja dan kembali membacanya kepada Reina. Kop surat di kertas itu adalah kop surat sebuah organisasi internasional yang bersifat independen bernama EDO ( Earth Defense Organization ). Berkas itu berisi laporan Organisasi EDO yang berhasil meneruskan kembali proyek titan core setelah 53 tahun di hentikan.
Mereka berhasil melahirkan seorang gadis menggunakan sistem pembuahan buatan di dalam tabung yang di beri nama Kiko. Laporannya berhenti sampai di situ, Raido dan Reina saling melihat satu sama lain,
“Berarti gadis bernama Kurokami Suzune di lahirkan di dalam tabung 25 tahun yang lalu,” ujar Reina.
“Ya, tapi setelah itu apa yang terjadi ?” tanya Raido.
“Yang terjadi adalah aku mengamuk dan membuka celah dimensi. Kalian berdua dan beberapa monster keluar dari sisi lain ke sini untuk menghentikanku dan kalian berhasil membunuh ku, tapi sayang, kalian di bunuh oleh manusia yang kalian bela mati matian hehehe,” ujar suara seorang gadis di belakang mereka.
Raido dan Reina langsung berbalik, mereka melihat gadis kecil yang bernama Suzune atau Kiko berada di belakang mereka dengan mulut tersenyum lebar. Raido dan Reina bersiap menghadapi Kiko yang berdiri di belakang mereka.
