Memperbaiki Kehidupan Dengan System

"Tu---tuan. Ada apa?" tanya Ronald dengan gugup.

Takut Zora masih menaruh dendam padanya dan orang orang yang bersamanya saat ini.

"Tidak ada. Aku hanya sedikit kaget setelah mengingat bahwa aku tidak membawa kunci rumahku." jawab Zora sekenanya.

Namun siapa sangka jawaban nya itu benar benar jujur karena memang rumah yang ia tinggali saat ini memang tidak memerlukan kunci untuk membuka nya.

Melainkan hanya membutuhkan pemindai sidik jari juga suara nya.

Mendengar itu, Ronald dan ke lima bawahan nya hanya saling pandang tanpa berani bertanya lebih lanjut.

"Bagaimana dengan ke adaan mereka?"

tanya Zora membuka percakapan menanyakan ke adaan anggota organisasi Black Bee yang tersisa separuh nya saja saat ini setelah pembantai an yang ia lakukan sebelum nya.

"Mereka baik baik saja tuan." jawab Ronald berbohong takut Zora bertanya lebih lanjut pada nya.

Padahal mereka semua saat ini seperti orang linglung membuat nya hanya bisa menangis saat melihat pasukan yang dulu ia banggakan kini berubah menjadi sekumpulan orang bodoh seperti itu.

Namun mau marah pada siapa karena memang itu semua salah nya yang telah membawa iblis seperti Zora ke tempatnya.

Sementara untuk Zora yang melihat wajah tertekan Ronald saat menjawab perihal anak buahnya itu.

Membuat Zora sedikit merasa bersalah padanya, karena ia terlalu banyak membunuh anggota organisasi yang saat ini sudah berada di dalam naungan nya.

Andai saja dia tahu dari awal jika system memiliki misi seperti itu pada organisasi ini. Pastinya dirinya tidak akan se brutal itu sebelum nya.

Tak mau pusing dengan itu. Kemudian Zora pun berkomunikasi dengan system nya lagi guna melihat status terbarunya Setelah menyelesaikan misi rahasia sebelum nya.

"Status"

[Ting]

STATUS:

Nama: Zora Abraham

Ayah : Jhon Abraham

Ibu : Vina Abraham

Level:1

Pesona :100

(50 biasa saja , 60-70 lumayan, 80-90 tampan , 100 sempurna)

Kecerdasan:100

Kecepatan:100

Kekuatan :100

Kekayaan: $125.400.000 Nero

Poin System : 100

Fisik : Prajurit Super

Inventory: kartu Emas Global, Surat kepemilikan Villa 01 Distrik Bintang.

'System. Tolong jelaskan mengenai kegunaan point system yang aku miliki itu!'

ucap Zora dalam hati agar tidak di sangka orang gila oleh enam orang yang masih diam di depannya saat ini.

[Point System / Ps bisa tuan gunakan sebagai mata uang untuk di belanjakan di shop yang System miliki ]

[ Selain itu, Ps tersebut juga bisa tuan gunakan untuk menaikkan level system. Dengan begitu tuan bisa membeli keterampilan di level selanjutnya, karena di level saat ini hanya item yang cukup biasa yang bisa tuan beli seperti Pil penyembuh dan lainnya]

'lalu berapa PS yang aku butuhkan untuk menaikkan level mu System ?'

tanya Zora lagi.

[Untuk pertama kali tuan hanya akan di kenakan biaya sebesar 100 Ps, sementara untuk selanjutnya bisa 10x lipat dari harga saat ini ]

"Pffftt."

Mendengar harga tersebut, minuman yang sudah hampir masuk ke dalam tenggorakan nya pun langsung Zora sembur kan kembali hingga membasahi wajah Ronald yang memang tepat berada di hadapan nya.

Membuat ke lima anak buah Ronald yang melihat itu langsung memalingkan wajah mereka ke samping agar bisa menahan mulut mereka agar tidak tertawa.

Sementara untuk Zora yang melihat wajah dan rambut Ronald yang basah kuyup akibat ulahnya itu pun langsung minta maaf dan mengatakan jika itu tidak sengaja kemudian ia langsung kembali ke kegiatan sebelum nya.

Tanpa mendengar jawaban atas permintaan maafnya itu dari Ronald.

'Baiklah system tolong tingkatkan level mu sekarang !'

Meski hati Zora terasa sakit saat melihat PS yang ia baru saja miliki langsung habis begitu saja.

Tapi Zora memilih untuk tetap menaikkan level System nya itu , karena tertarik dengan keterampilan yang bisa ia beli di shop di level tersebut.

[Perintah terkonfirmasi]

[Peningkatan level System Dimulai ]

[Ps di kurangi 100]

[Sisa Ps saat ini 0]

[Waktu 1 jam ]

...

Melihat waktu yang tertera di layar hologram di depan nya itu, Zora pun langsung menolehkan kepalanya lagi kepada ke enam orang yang masih berada di hadapan nya saat ini.

"Ronald, apakah kamu tahu dimana tempat yang cocok bagiku untuk menemukan petarung yang handal untuk di jadikan pengawal pribadi?"

tanya Zora pada Ronald.

Membuat Ronald yang mendengar itupun di buat bingung. Sebab untuk apa seorang Zora yang di matanya seperti iblis itu masih membutuhkan seseorang untuk menjaga nya,

Namun meski begitu, Ronald pun langsung menjawab nya tanpa mempertanyakan apa yang ada dipikiran nya itu.

"Jika tuan muda ingin mencari sosok yang pas untuk bisa di jadikan sebagai pengawal mungkin tuan muda bisa mencarinya langsung di tempat pertarungan bawah tanah terbesar di negara nero ini

Di sana tuan bisa bebas mencari petarung sepeti apa yang cocok dengan apa yang tuan muda butuhkan."

jawab Ronald menjelaskan apa yang ia ketahui mengenai tempat yang di inginkan oleh Zora sebelum nya.

Karena di sana bukan hanya petarung biasa yang unjuk gigi di arena melainkan ada juga pensiunan tentara bahkan ada juga tentara bayaran dari luar negeri yang juga ikut berpartisipasi.

"Apakah tempat itu jauh dari ibu kota?" tanya Zora penasaran.

Karena setahu nya tempat seperti itu tidak pernah ia ketahui selama dirinya berada di sini.

"Benar tuan muda. Tempat itu memang jauh dari tempat ini, tepatnya berada di pulau terpencil yang cukup tersembunyi keberadaan dari dunia luar." jawab Ronald lagi.

Mendengar informasi itu Zora pun semakin tertarik dengan tempat itu apalagi ia masih belum tahu skuat apa fisiknya saat ini, jadi di tempat itulah merupakan waktu yang pas untuk mencoba kemampuan tempur nya.

"Baiklah. Jika begitu besok kita akan langsung ke tempat itu, sekalian aku ingin mencoba kemampuan ku di sana. Apakah aku mampu bersaing dengan mereka atau tidak? "

"Tunggu aku di sini besok!. Semarang aku pulang dulu."

"Puk"

cap Zora kemudian menepuk punggung Ronald setelah itu ia berlalu begitu saja keluar dari ruangan itu.

Meninggal kan Ronald yang hanya melongo di tempatnya, kemudian Ronald pun menoleh ke bawahannya yang berada di sampingnya untuk memastikan apa yang di dengar nya tadi.

"Apakah tadi tuan muda mengatakan apakah dirinya layak berada di Sana atau tidak?, yang benar saja. Bahkan aku yang sudah beberapa kali ke tempat itupun belum pernah melihat iblis seperti nya." ucap Ronald sambil mengusap wajahnya beberapa kali.

Dan ucapannya itu tentu saja di angguki oleh mereka anak buah nya karena di mata mereka juga sama

jika sosok Zora merupakan keberadaan yang belum pernah mereka saksikan sebelum nya, baik itu dari kekuatan ataupun kekejaman nya dalam membantai para musuh nya.