Menjadi seorang single mother bukanlah impian seorang Calista. Impiannya cita citanya & harapan orang tua Calista harus hancur karena kesalahan masa muda yang dilakukan Calista.
Bagaimana Calista hidup setelah menjadi seorang single mom, dan bagaimana Calista harus menjalani hidupnya saat dipertemukan dengan seorang pria yang tidak bisa dihiraukan begitu saja ?
Apa yang harus dilakukan Calista saat dia sudah berjanji untuk tidak menikah dan fokus pada anaknya, ketika diperhadapkan dengan ketulusan seorang pria yang datang menjanjikan kebahagiaan untuknya dan putranya ??
Bagaimana jikalau seseorang dari masa lalunya kembali??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chece_wullan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Sore harinya mereka bertiga melaju dengan sepeda motor david untuk pulang kerumah calista. Waktu menunjukan jam 5 sore saat mereka tiba. Vale langsung berlari ke arah rafael dan bapak yang sedang mencuci motor dihalaman depan.
"Selamat sore pak, sore raf"
"Sore bang david."
"Selamat sore nak david. Kakak kok bareng nak david dan vale?"
"Tadi kakak nyusul abang sama vale pak ketaman hiburan."
"Duduk dulu nak david." bapak mengarahkan david untuk duduk diteras.
"Iya pak."
"Bang, adek mandiin vale dulu ya."
"Iya sayang. Abang tunggu disini ya. Ada yang mau abang omongin."
"Iya bentar ya bang."
David duduk diteras sambil mengobrol ringan dengan bapak. Adinda datang membawa minuman untuk bapak dan david. David berterima kasih pada adinda. David senang keluarga calista menerima dirinya dengan baik.
...----------------...
Calista selesai membersihkan diri, keluar menemui david kembali. Dia tersenyum melihat bapak dan david yang mengobrol dengan santai.
"Bapak mandi dulu kalau begitu ya nak. Kak, kamu temani nak david ya."
"Baik pak."
Bapak masuk kedalam rumah.
"Cie cie cie cantiknya pacar abang."
"Iss abang. Siapa sih yang pacar abang. Emang aku mau ya jadi pacar abang."
"Oh jadi gak mau ya jadi pacar abang hmm. Terus tadi siapa sih yang langsung meluk abang kenceng banget itu." david tertawa melihat calista malu dan menggenggam tangan calista.
"Pokoknya abang gak mau tau. Abang udah jadi pacar kamu, titik gak pake koma ya."
"hahahaha iya abang gemes." calista tersenyum manis pada david.
David langsung membuang mukanya. Dia takut jika teru menerus melihat manisnya calista. Dia takut tidak dapat menahan diri untuk mencium bibir merah calista yang sangat menggodanya.
"Abang kok gitu. Marah ya sama aku. Kan aku cuman becanda bang."
"Gak kok sayang. Abang gak marah. Abang cuman lagi menahan diri aja buat gak nyium kamu."
Blush
Pipi calista langsung memerah.
David langsung mengalihkan pembicaraan.
"Dek, abang pengen ngomong serius."
"Iya bang. Ada apa?"
"Adek tau kan abang dapat mutasi ke Kota S."
Calista tercekat, saking bahagianya dia melupakan hal itu.
"Abang akan berangkat kesana 3 hari lagi sayang. Kamu gak apa apa kan abang tinggal?"
Calista tidak tahu harus menjawab apa. Dia ingin david tetap bersamanya, tapi david butuh mutasi ini untuk mengembangkan karirnya. Toh itu juga nantinya untuk calista juga kalau mereka menikah nanti.
"Bang, apapun keputusan abang. Adek pasti nurut selagi itu baik."
"Makasih ya sayang. Abang sayang banget sama kamu. Abang akan usahakan untuk sering balik ke kota ini. Kalau abang sibuk dan gak bisa pulang, kamu yang gantian nanti nyamperin abang kesana."
"Iya bang. Berarti abang berangkat hari selasa besok ya?"
"Iya sunshine. Flight abang hari selasa jam 11 siang, jadi kebandara jam 8 pagi."
"Adek boleh nganterin abang?"
"Boleh dong sayang. Kenapa gak boleh coba. Itu yang aku pengen yank. Aku pengen kamu dan vale anterin aku kebandara. Rencananya papa sama mama juga mau ikut nganterin."
"Aku malu bang kalau ada papa sama mamanya abang."
"Kenapa malu hm? Bukannya waktu itu kamu sama vale udah kenalan ya sama papa mama. Bahkan mama sama papa nyuruh vale manggil mereka opa oma."
"Iya sih bang. Tapi kan waktu itu belum ada hubungan apa apa. Beda sama sekarang."
"hahahaha udah kamu tenang aja. Mereka gak bakal gigit ko yank."
"Abang mah kebiasaan deh."
"Udah mulai gelap yank. Abang pamit pulang ya. Udah gerah pengen mandi."
"Iya bang. Kasian udah lengket ya."
"Iya lengket kayak kena lem cinta kamu. Hahaha"
Calista menggelengkan kepalanya. David lalu masuk ke dalam rumah untuk berpamitan dengan keluarga calista. David ditawarkan untuk makan malam dulu, tapi david menolak. Vale memeluk david sangat erat, dia seperti tidak ingin berpisah dengan david.
David mencium kepala vale dan berjanji akan kembali besok hari. Vale mengangguk dan membiarkan david pulang.
...----------------...
Sesuai janjinya david kembali datang kerumah calista. David melintas di depan kumpulan ibu ibu yang ramai di depan warung disamping rumah calista. Salah satu dari mereka adalah Ibunya Darma, laki laki yang pernah kerja bersama calista ditoko Ci iren. Ibu Darma sangat tidak suka dengan calista karena anaknya darma menaruh perasaan pada calista, dia tidak ingin punya menantu yang punya anak di luar nikah. Ibu ibu yang melihat david masuk ke halaman rumah calista itu penasaran, siapa pria itu.
Seorang dari mereka berkata sempat melihat pria itu mengantar calista pulang. Mereka semua langsung memperhatikan ketika david turun dari motor dan membuka helmnya.
Ada yang memuji ketampanan david, ada yang diam saja dan ada yang malah mencibir david karena mau sama calista.
Sementara dirumah calista, David mengetuk pintu yang dibukakan oleh rafael.
"Eh bang david. Masuk bang."
"Iya dek. Bapak sama Ibu ada?"
"Ada bang, lagi di halaman belakang sama yang lain."
"Ya udah abang ke belakang ya."
David menuju halaman belakang rumah calista. Tempat itu sangat sejuk karena ditumbuhi 2 pohon mangga, ada juga bunga dan tanaman apotik hidup yang dipelihara ibu.
"Pak bu, selamat siang."
"Siang nak david"
"Papaaa" Vale berlari memeluk david.
"Hallo jagoan papa" david mengangkat vale kedalam gendongannya.
Calista hanya tersenyum menyapa david. Bapak dan Ibu sudah tidak kaget mendengar vale memanggil david dengan sebutan papa. Calista sudah menceritakan semuanya pada bapak dan ibu. Mereka juga tau kalau anak sulung mereka sudah menjalin hubungan dengan david.
"Darimana nak?"
"Dari rumah pak. Pengen main sama vale. Sekalian mau ngajak calista dan vale untuk makan malam dirumah, diundang sama papa."
Calista terkejut mendengarnya. Calista bingung akan bersikap seperti apa terhadap orang tua david. Ibu yang tau kegusaran anaknya langsung menenangkan calista kalau mereka pasti menerima calista dengan baik, jadi calista cukup menjadi dirinya sendiri.
David dan vale asyik bermain mobil mobilan di atas rumput hias. Rafael juga datang bergabung dengan mereka berdua. Rafael dan adinda tidak terlihat canggung lagi pada david. Mereka senang dengan keberadaan david, kakak mereka mulai ceria kembali.
...----------------...
David ikut makan siang bersama keluarga calista. Mereka makan bersama dengan hangat. Mereka kadang saling menggoda dan tertawa bersama. Keadaan rumah itu sangat hangat dan penghuninya saling menyayangi satu dengan yang lain.
Calista yang sejak kehamilannya mulai menutup diri. Sekarang mulai membuka diri kembali. Bapak dan ibu senang dengan perubahan calista.
Setelah makan siang, calista mengajak vale untuk tidur siang.
"Vale ayo bobo siang dulu. Biar gak ngantuk di rumah oma nanti."
"Ale mau tidul baleng papa. Papa temani ale ya."
"Papa mau ngobrol sama bapak val. Kamu tidur sama mama aja ya."
"Ale mau sama papa, gak mau cama mama."
"Ya Tuhan" Calista pusing membujuk vale.
"Val, kenapa kok gak mau tidur sama mama?" David mengambil alih untuk membujuk vale.
"Ale mau tidur cama papa aja."
"Ya udah hari ini bobo siang bareng papa ya. tapi ingat besok besok harus mau tidur sama mama ya sayang."
"Iya papa. Ale cayang papa."
David mencium gemas pipi vale. David lalu ijin untuk menidurkan vale pada bapak dan ibu.
Calista duduk bersama ibu dan bapak di halaman belakang. Dia mengomel karena vale sudah mulai tidak mendengarkan dirinya semenjak dekat dengan david. Bapak tersenyum saja. Ibu menjelaskan kalau wajar vale jadi manja begitu pada david. Itu artinya vale dan david saling menyayangi, apa lagi vale juga akhirnya mendapatkan sosok ayah dalam diri david.
...----------------...
Calista masuk ke kamar untuk melihat keadaan vale dan david. Ternyata kedua laki laki tampan beda usia itu sudah tertidur pulas dengan saling memeluk. Calista mendekati tempat tidur dan duduk disamping david.
Calista mengelus kening anaknya. Lalu tangannya pindah ke pipi david. Ditatapnya wajah laki laki yang dicintainya itu. Wajah mulus dengan beberapa bekas jerawat yang sudah mulai pudar itu sangat menarik perhatian calista. Dia mengambil ponselnya, lalu mengambil gambar mereka berdua yang sedang tertidur dan menjadikannya wallpaper di ponselnya.
David merubah posisi tidurnya dan merasakan ada sesuatu di belakangnya. David membuka matanya perlahan, dia melihat calista sedang tersenyum sambil menatap ponselnya.
David memikirkan hal yang tidak tidak. Dia mengira calista sedang berchating dengan laki laki lain.
"Sayang" David menegur calista dan mengambil ponsel calista.
"eehhh abang. Kok di ambil ponsel aku."
"Kamu liat apa sih, sampai aku bangun aja dicuekin."
Calista tidak menjawab, dia hanya tersenyum melihat david yang terlihat cemburu. David bangun dan duduk disamping calista. David menekan tombol home di ponsel calista dan melihat wallpaper yang baru diganti calista. David ingin tertawa menyadari wallpaper ponsel calista adalah fotonya dan vale yang sedang tertidur pulas.
David mencubit pipi calista dengan gemas. Dia menangkupkan kedua pipi calista.
"I love you my sunshine."
Calista menggenggam tangan david di pipinya. Dia mengecup telapak tangan david.
"I love you abang."
David menarik tubuh calista mendekat padanya. Dengan perlahan david mendekatkan wajahnya. Calista menutup matanya, begitu merasakan bibirnya disentuh oleh bibir david. Mereka berdua hanyut dalam ciuman yang manis dan lembut. Calista mengalungkan tangannya di leher david, membuat david leluasa mendekatkan tubuh mereka. Mereka berciuman cukup lama, membagi perasaan yang mereka rasakan.
Ciuman mereka terhenti karena ponsel david yang bergetar karena ada panggilan masuk dari febi. David mengeram tidak suka. Calista hanya tersenyum dan mengisyaratkan david untuk mengangkat panggilan itu.
David menerima panggilan itu sambil tangannya mengelap bibir calista yang basah karena ciuman mereka. David langsung mengecup singkat bibir calista yang membuat calista memukul pelan dada david.
"Hallo dek."
"Abang lagi dimana? Mama nyuruh aku ingetin abang buat jemput kak calista dan vale buat kerumah."
"Iya abang tau kok. Bawel banget sih adek abang." David berbicara dengan febi, tapi tangannya tetap mengelus pipi calista.
"Ya udah bye. Abang mau lanjut pacaran dulu."
"Abang...." Febi belum selesai berbicara tapi david sudah memutus panggilan mereka. David tidak mengambil pusing omelan febi yang akan didengarnya nanti dirumah. Dia ingin fokus pada wanita cantik didepannya saat ini.
.
.
.
Bersambung...
Mohon dukungan untuk karyaku yaa.
Jangan lupa like, vote dan komentarnya.
Makasih ❤❤
Tetap dukung karya author ya.
💙💙💙
thor.. keren banget ih penggambaran sosok David.
malah kan bisa jdi fitnah kalo kelamaan. apalagi status perempuan ada anak.