Istri Kesayangan Si Tuan Lumpuh

"Abang kenapa kau membuat masalah dengan ibu mertuaku?" tanya Bulan pada Abangnya.

"Dia itu nenek sihir bukan ibu mertua." Sanny sangat kesal pada Lala.

"Abang akan berusaha keras membawa kau keluar dari neraka ini." tegas Sanny.

Tapi Bulan tidak mau, karena Bulan sudah berjanji dengan James untuk belajar dengan sungguh-sungguh untuk bisa menyembuhkan kakinya.

Dan belajar di perguruan tinggi adalah cita-citanya selama ini, bagaimana mungkin Bulan akan melewatkannya.

"Kalau kakak punya uang dan bisa kuliahin kamu, kamu mau kan meninggalkan tempat ini?, kau bisa menyembuhkan James juga nantinya." ujar Sanny.

Mendengar ucapan abangnya Bulan malah tertawa terpingkal - pingkal, Bulan mengira abangnya itu sedang bercanda.

"Tertawa, emang lucu?" Sanny juga mengerti adiknya itu tidak akan percaya dengan mudah soal perubahannya, tapi juga tidak masalah, karena memang belum terbukti juga. Tapi Sanny tetap akan membuktikannya.

Sanny pun membantu adiknya berkebun sampai selesai, setelah selesai mereka duduk santai di rerumputan untuk beristirahat.

Tiba-tiba Betran melemparkan kontak mobil pada Sanny.

"Kata Tuan, sekarang kau bekerja mengantar Nyonya kemana saja, jangan sampai lecet mobilnya." ujar Betran.

Betran pun segera pergi meninggalkan mereka berdua.

"Dia kenapa terlihat kesal?" Sanny bingung dengan temperamen orang - orang di kediamannya Yomana.

"Abang, kau diberi pekerjaan oleh Tuan, aku harus memasakkan sesuatu untuk berterima kasih padanya." Bulan segera berdiri dan berlari masuk ke dapur.

Di perusahaan Yomana.

"Nyonya anda tidak boleh masuk!" sekertaris Rio menghalangi Lala masuk.

Tapi Lala tetap menerobos masuk ke dalam kantor putranya, ternyata putranya sedang bercinta dengan perempuan ******.

" Ibu?" Rio segera memakai pakaiannya, melihat wanita itu Lala langsung memukuli wanita itu dengan tasnya dan mengusirnya dari kantor anaknnya.

Wanita itu pun pergi dengan baju yang masih berantakan.

"Ibu, bisakah kau tidak ikut campur dengan urusanku?" Rio terlihat kesal pada ibunya, yang terlalu banyak mengatur.

"Kau jangan sampai terjebak oleh wanita jalan seperti itu, kau masih sangat muda, kau harus menunjukan pada ayahmu jika kau bisa diandalkan, dan semuanya segera jatuh padamu!" Tegas Lala.

"Hahahahah, bukankah itu cara Ibu untuk mendapatkan Ayah?, dan kau melahirkanku untuk memenuhi ambisimu, bukankah aku sudah menduduki posisi yang kau inginkan?, aku sudah duduk menjadi pemimpin di perusahaan ini." Rio benar - benar muak pada ibunya yang selalu mendorongnya untuk melakukan semua yang tidak ingin dia lakukan.

"Kau!" Lala tak habis pikir dengan putranya, semua dia lakukan untuknya, bagaimana dia mengatakan hal yang begitu menyakiti hatinya.

"Ibu ke sini untuk mendesakku menikah?, aku tidak mau menikah, berhentilah menyuruhku menikah karena aku tidak mau menikah dengan wanita pilihan Ibu!" Rio menegaskan hal itu pada ibunya.

Rio sudah tidak ingin lagi perlakukan seperti robot yang harus memenuhi ambisi ibunya.

"Ibu tidak mau tahu, satu minggu lagi adalah hari pertunanganmu dengan Yasmin, dia dari keluarga terbaik di kota kita, dia anak yang baik, kau bisa melangkahi mayat Ibu, jika kau ingin menolaknya!" Lala segera pergi meninggalkan perusahaan.

Lala merasa yang paling tahu dan terbaik untuk putranya.

Rio sangat marah dengan ibunya yang selalu seenaknya sendiri mengatur hidupnya, bahkan menikah pun juga harus dengan wanita pilihan ibunya.

"Agh ... " Rio berteriak dan melemparkan semua barang-barang di meja, sangat lelah rasanya menjadi dirinya yang tidak bisa menentukan pilihan hidupnya sendiri.

Sebenarnya Rio ini anak yang baik, dia sangat menyukai James, sejak kecil Rio selalu mengikuti James kemana saja. James tidak membenci Rio karena Ibu James memberitahu jika Rio adalah adiknya meskipun berbeda ibu, James pun menyayangi Rio dengan baik, Namun setelah kecelakaan itu, tiba-tiba Rio menggantikan posisi James dan James mulai menjauhi Rio dan hubungan keduanya mulai tidak baik.

Semua adalah pengaturan Lala, agar anaknya menjadi pemimpin di keluarga Yomana.

Tapi lama kelamaan Rio juga tidak tahan, Rio berpikir tidak masalah menjadi pemimpin di perusahaan, biarkan yang memimpin kediaman Yomana adalah James, namun Ibunya terlalu serahkan, Ibunya ingin anaknya menguasai semuanya.

James pun sudah tidak bersemangat lagi untuk bekerja dia pun kembali pulang.

Saat kembali dia melihat Bulan sedang memanjat pohon jambu di depan gerbang.

"Apa dia itu monyet?" Rio segera turun dari mobil dan menghampiri Bulan yang sedang memanjat pohon jambu, dan menikmatinya di atas pohon.

" Kakak ipar apa kau monyet?"

Rio mendongak ke atas pohon, namun dia malah terlihat dalaman Bulan berwarna merah muda.

"Agggh ..." Bulan terkejut karena Rio tiba-tiba di bawah pohon, Bulan berusaha menutup roknya, dan melepaskan pegangannya.

Bulan pun tergelincir jatuh, Rio segera menangkap Bulan yang jatuh dari atas pohon.

"Wah, kakak ipar apa sengaja menggodaku?" Goda Rio.

Bulan langsung melompat dan mendorong Rio.

"Siapa yang menggodamu?" tegas Bulan kesal.

"Rupanya warna favorit kakak ipar merah muda, aku akan mengingatnya." Rio sangat senang menggoda Bulan.

Wajah Bulan langsung memerah, dia menginjak kaki Rio dan masuk sambil mengomel tidak jelas.

Rasanya sangat menggemaskan melihat Bulan ngedumel, tiba-tiba mood Rio membaik setelah bertemu dengan Bulan.

" Wah, tidak buruk juga kakak ipar." ujar Rio segera masuk ke kediaman Yomana.

Bulan tampak kesal memasuki kediaman James.

"Bul, kenapa?" tanya Sanny.

"Tidak Bang, tadi ketemu anjing gila, jadi aku kesal." ujar Bulan.

"Hah, anjing gila?, apa kau digigit?" Sanny memeriksa tubuh adiknya apakah ada yang terluka.

"Tidak, aku menginjak kakinya dengan keras dia sudah pergi." Wajah Bulan tampak sangat kesal sekali.

"Lain kali ajak kakak, agar kakak bisa melindungimu." ujar Sanny.

"Ajak saya saja Nyonya, lebih bisa diandalkan." Sahut Betran.

"Kau urus saja tuanmu, biar aku menjaga adikku sendiri!" Sanny langsung pasang badan untuk adiknya.

"Apa yang kalian ributkan?, mana makananku?" ujar James mendorong kursi rodanya sendiri ke ruang tamu.

"Tuan, saya sudah memasak dan sudah siap di meja makan." ujar Bulan.

"Tapi kau tidak memberitahuku, jika kau sudah memasak, cepat layani aku makan!" tegas James.

Bulan segera mendorong kursi roda James ke tempat makan, Bulan segera mengambilkan makan untuk James dengan sangat patuh.

"Kenapa Bulan sangat patuh dengannya?" Gumam Sanny.

"Apa kau lupa, Tuan itu suaminya!" tegas Betran.

"Suami?, lihatlah mereka tidur terpisah, apa aku buta?, adikku saja tidur di kamar pembantu, apa itu dikatakan seorang suami?" ujar Sanny kesal.

Betran pun terdiam tak bisa berkata-kata, karena itu faktanya, Mereka lebih seperti majikan dan asisten rumah tangga.

"Tapi baguslah, itu sangat baik untuk adikku, aku akan segera membawanya keluar dari neraka ini!" pungkas Sanny segera pergi meninggalkan Betran.

Memangnya dia siapa, mau membawa Nyonya pergi?

Aku tidak akan membiarkannya kau membawanya pergi.

Dalam hati Betran.