Pernikahan Yang Tidak Di Inginkan

''Ayana duduk lah'' ucap nenek

Ayana pun duduk di sebelah Barra ''Barra, kenapa kamu sudah bangun?'' tanya nya

''tadi aku menemani nenek buyut jalan-jalan di luar" jawab Barra kepada ibunya

''Ayana di mana Aidan? apa dia sudah bangun?" nenek bertanya

''dia sedang menelfon nek" jawab Ayana

''apa dia menelfon jalang itu lagi?" ucap nenek kesal

''bu, tidak baik selalu memanggilnya begitu. Almira wanita yang baik" ucap Soraya membela

''wanita baik? aku perhatikan kau ini lebih menyukai wanita itu daripada menantu dan cucumu" marah nenek pada menantunya

"bu, jangan marah. Soraya tidak bermaksud seperti itu" ucap baskara

"Ayana aku melihat kamu dan Aidan memiliki hubungan baik akhir-akhir ini, lalu bagaimana? apa sudah ada kabar baik?" tanya nenek pada Ayana

"sepertinya ini tidak akan berjalan terlalu cepat nek" Ayana

''kalau begitu kamu dan Aidan harus berusaha lebih keras lagi, segera berikan adik laki-laki atau pun perempuan untuk Barra" ujar sang nenek

''iya nek" singkat Ayana

Aidan yang turun dan berjalan ke ruang makan, tapi tidak ikut bergabung.

''nenek, ayah ibu. aku berangkat ke kantor dulu" ucapnya berpamitan

''kenapa kamu tidak sarapan dulu?'' tanya soraya ibunya

''aku ada urusan'' singkat Aidan

seperti biasa Aidan tidak menyapa Ayana dan Barra sama sekali, bahkan ia langsung pergi begitu saja.

''Ayana kamu harus berusaha lebih keras, terkadang kebahagiaan tergantung pada usaha kita untuk berjuang bukan?" ucap nenek menyemangati cucu menantunya itu.

''iya nek.'' jawab singkat Ayana

''aku tahu yang di katakan nenek demi kebaikan ku. tapi aku dan Aidan sudah berjanji akan bercerai setelah penyakit Barra sembuh'' lanjutnya dalam hati.

setelah selesai sarapan Ayana memilih menemani Barra di kamarnya. ketika sedang asik menemani anaknya itu Soraya yang merupakan ibu mertuanya datang menghampirinya dan menyuruh Ayana mengikutinya.

''Ayana ikutlah denganku sebentar, aku ingin berbicara denganmu" ujar Soraya.

''baiklah" ucap Ayana menuruti Ajakan ibu mertuanya.

''kenapa nenek mencari ibu?" tanya Barra

''Barra bermain sendiri dulu ya, ibu akan bicara sebentar dengan nenek'' jawab Ayana membujuk Barra.

Ayana turun ke bawah untuk menyusul ibu mertuanya yang sudah berlalu duluan.

''ada pa ibu?" tanya Ayana setelah berhadapan dengan mertuanya itu.

''duduklah!'' titah Soraya

Ayana kemudian duduk di sofa ruang tamu bersebrangan dengan Soraya yang duduk di depannnya.

''katakan padaku apa rencanamu sebenarnya? apa kau ingin tinggal di keluarga Lakeswara selamanya? " ucap Soraya ketus pada menantunya

''aku tidak mengerti apa yang di maksud oleh ibu''

''tidak mengerti? kau harus mengerti maksudku! jangn berpura-pura lagi dan jangan berpura-pura bodoh, kau harus tahu bahwa Aidan tidak mencintaimu dan tidak akan pernah mencintaimu! masa depannya Adalah menikah bersama Almira! meskipun kamu berusaha keras untuk berada di keluarga Lakeswara, itu akan sia-sia karena kamu tidak akan pernah mendapatkan hatinya'' ucap Soraya panjang lebar

''aku tidak peduli ibu mau percaya atau tidak. tapi aku tidak pernah ingin bersama dengan AIdan baik dulu maupun sekarang dan selamanya! Jangan khawatir, aku punya pengetahuan diri. aku tahu statusku sejak awal aku dan Aidan sudah membicarakannya, setelak Barra sembuh kami akan bercerai dan dia bisa menikah dengan Almira" jawab Ayana ''jika tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, aku akan kembali ke kamar Barra'' lanjutnya

Ayana pun kembali ke kamar Barra untuk menemani anaknya bermain. dan terlihat Barra yang sedang asik bermain ketika Ayana masuk ke kamarnya.

''nenek tidak mengganggu ibu kan?" tanya anak itu

''tidak, barra paman Kai dan bibi Jasmine ingin mengajak kita makan siang hari ini, ayo siap-siap lalu kita berangkat. nanti paman Kai yang akan menjemput kita" jelas Ayana pada putranya

karena mereka berangkat saat masih pagi. mereka pergi ke studio Jasmine terlebih dahulu dan baru pergi untuk makan siang setelahnya.

''selamat ulang tahun Ayana, selamat ulang tahun Barra" ucap Kai mengucapkan selamat meskipun ucapan itu terlambat.

''terimaksih Kai" balas Ayana tersenyum pada sahabatnya itu

''terimakasih paman Kai'' ucap Barra juga

''Barra, ini hadiah ulang tahunmu, maaf paman terlambat memberikannya. paman melihatmu suka menggambar dan melukis, pasti kamu punya bakat itu Barra'' ujar Kai pada anak kecil itu

''terimakasih paman Kai, kamu sangat perhatian sekali'' puji Barra sambil tersenyum lebar.

''Barra, apa kmu suka hadiah dari bibi Jasmine" ujar JAsmine bertanya

''iya bibi, teddy bear itu aku peluk setiap malam karena sekarang ibu tidur bersama ayah" Balas barra pada Jasmine

setelah mereka selesai makan siang bersama, Kai mengantar kembali Ayana dan Barra untuk pulang ke rumahnya. karena Barra tertidur Ayana harus menggendongnya.

''terimakasih Kai untuk semua hadiah yang di berikan pada Barra'' ucap Ayana setelah sampai dan turun dari mobilnya Kai.

''tidak perlu berterimakasih, aku sudah menganggap Barra seperti anaku sendiri'' ujar Kai

''pulanglah, persiapkan penerbanganmu nanti malam, hati-hati.'' ucap Ayana tersenyum ramah

''baiklah, kalau kamu ada masalah telfon saja aku'' balas Kai

''oke'' singkat Ayana

Kai menatap Ayana dan Barra yang ada di gendongan ibunya beberapa saat dan setelahnya pergi.

pada saat yang sama kebetulan mobil Aidan berhenti tepat di depan mereka dan menyaksikan kebersamaan istrinya itu bersama Kai.

saat Ayana akan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba Aidan mengambil Barra dari gendongan Ayana dan membawanya ke kamar tanpa berbicara apapun pada Ayana. Aidan tetap terdiap saat menidurkan Barra dan Ayana mengikutinya dari belakang. Bahkan Ayana mengikutinya sampai ke kamar mereka, tapi setelah Aidan selesai mandi Ayana gantian masuk ke kamar mandi karena ia tidak tahu harus berbicara apa pada Aidan.

setelah selesai mandi, ia melihat Aidan sedang berbaring di tempat  tidur dan ada papper bag valentino berwarna putih di sampingnya.

Ayana juga yang ingin berbaring terus berdiri karena ia takut memindahkan barang milik Aidan.

''buka' ucap Aidan tiba-tiba

Ayana ragu-ragu tapi kemudian membukanya, dia melihat gaun berwarna putih yang dirancang dengan sangat sempurna.

''ini....'' ucap Ayana terpotong

''gaunmu, gala tahunan Lakeswara company dua hari lagi, nenek menyuruhku memperkenalkanmu dan Barra. gaun ini dibuat sesuai dengan ukuranmu, itu seharusnya pas di tubuhmu'' ujar Aidan menjelaskan.

''jadi ini gaun darimu untukku?" tanya Ayana meyakinkan ''tapi aku tidak ingin pergi'' lanjutnya

''kenapa'' heran Aidan

''karena aku akan di perkenalkan sebagai istri pewaris tunggal keluarga lakeswara. aku rasa itu tidak perlu karena statusku akan  berpindah ke wanita lain" jelas Ayana

Aidan berjalan mendekati Ayana, dia mulai membuka satu-persatu kancing baju Ayana sambil menciumi leher jenjangnya.

''kalau begitu kamu harus mengatakannya pada nenek'' ucap Aidan

meskipun bingung dengan sikap Aidan yang awalnya dingin tiba-tiba hangat dan selalu membuatnya berakhir di bawah kukungannya, ia tetap melakukannya agar ia dapat segera mengandung anak ke dua  nya.

SKIPPP dua hari kemudian

Ayana sedang di make up untuk menghadiri gala tahunan Lakeswara Company.

''tuan Aidan apa anda ingin saya memanggilkan nyonya?'' tanya pelayan

''tidak perlu buru-buru santai saja, masih banyak waktu" balas Aidan

nenek yang datang menghampiri Ayana yang sedang di make up, matanya tertuju pada kalung Ayana dan memengang liontin kalung itu

''Ayana ini?" tanya nenek

''ini hadiah ulangtahunku nek'' jawab Ayana

''apa ini dari Aidan?" tanya nenek lagi

wajah Ayana memerah, dan dia menganggukan kepalanya tanda mengiyakan pertanyaan nenek mertuanya

''ini lebih penting dari perhiasaan apapun, jadi menurutku ini saja sudah cukup" ujar nenek

''ibu sudah selesai belum?" tanya Barra yang datang menghampiri ibunya

''sudah, turunlah dengan ibumu, ayahmu sudah menunggu kalian" jawab nenek tersenyum pada cucunya itu

''wahhh ibu...kamu sangat cantik sekali. ibu adalah wanita tercantik di dunia ini" puji Barra dengan melebarkan senyumannya

''kamu juga tampan seperti ayahmu" balas Ayana

''sudah-sudah sana turun, nanti kalian telat" suruh nenek

''tapi nek, aku belum menyiapkan minuman khusus Barra" ujar Ayana

''semuanya sudah siap, kau hanya tinggal membawa Barra saja" jelas nenek

''ibu ayo turun '' Ajak Barra kepada ibunya itu

''tuan, nyonya sudah siap?" ucap asisten pribadinya Aidan ketika melihat Ayana berjalan dengan membawa Barra.

''menyesal sekali aku tidak memeriksa gaunnya sebelum membawanya pulang kemarin, kalu tahu gaunnya terbuka seperti ini aku akan menyuruh desainer mengubahnya, tapi aku sangat meyukai belahan gaunnya'' ucap Aidan dalam hati yang melihat Ayana menggunakan gaun yang di bawakan olehnya.

.

.

.

BERSAMBUNG...........................!!!!