NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:277.3k
Nilai: 4.6
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Suasana Yang Berbeda

Sepulang dari kantor, Hanna langsung menuju rumah mertuanya. Tak lupa dia mengabari Mama Ginan jika sedang dalam perjalanan ke sana.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, Hanna pun sampai di kediaman mertuanya. Kedatangannya langsung disambut Mama Ginan yang sudah berdiri di depan pintu.

"Apa kabar, Han? Mama kangen banget sama kamu." Mama Ginan mencium kedua pipi Hanna bergantian.

"Alhamdulillah, kabar Hanna baik, Ma. Maaf kalau Hanna udah jarang main ke sini," ucap Hanna.

"Iya, nggak apa-apa. Yang penting kamu sehat dan baik-baik aja, mama udah seneng."

Mama Ginan dan Hanna berjalan ke dalam rumah dan melanjutkan obrolan di taman belakang. Ditemani dua cangkir teh hangat dan sepiring kue bolu, menambah kenikmatan di sore itu.

"Kamu mandi dulu aja, Han. Kayaknya di kamar atas masih ada baju kamu buat ganti."

"Iya, Ma. Kalau gitu Hanna mandi dulu."

Hanna beranjak dari duduknya lalu berlalu ke kamar di lantai atas yang merupakan kamar Wildan dulu sebelum menikah dengannya.

Saat pintu terbuka, Hanna masih dapat mencium aroma yang khas, seperti saat pertama kali dia menempati kamar itu setelah resmi menikah dengan Wildan.

Tepat ketika Hanna sedang mandi, Adnan baru saja tiba di rumah. Dengan wajah kusut dan langkah gontai dia memasuki rumah. Namun, saat hendak menginjakkan kakinya di tangga, langkahnya terhenti karena ucapan mamanya.

"Jangan ke atas, Nan!"

Adnan berbalik badan dan menghadap mamanya. "Kenapa Adnan nggak boleh naik, Ma. Adnan mau mandi, badan rasanya udah gerah banget."

"Hanna juga ada di lantai atas. Sebaiknya kamu mandi di kamar mandi dekat dapur, nanti mama ambilkan handuk dan baju ganti buat kamu."

Adnan mendesah pelan sambil menggaruk dahinya. "Ma, Adnan 'kan mandi di kamar sendiri, bukan kamar Kak Wildan. Terus apa hubungannya kalau ada Mbak Hanna di lantai atas?"

"Kamu itu kalau dibilangin bukannya nurut malah ngeyel aja," omel Mama Ginan.

"Ya, terus Adnan mesti gimana? Lagian Mama juga aneh nyuruh Adnan mandi di kamar mandi bawah."

"Adnan, Sayang. Dengerin mama, ya, Nak Ganteng. Hanna itu ipar kamu, dia tadi ke sini sendiri. Itu artinya, Wildan nggak ada di kamarnya. Kalau kamu maksa buat ke atas, mama takutnya nanti malah menimbulkan masalah, meskipun kalian di kamar yang berbeda."

"Huh, iya-iya. Adnan bakal mandi di kamar mandi dekat dapur." Tanpa membantah lagi, Adnan berjalan menuju kamar mandi yang di dekat dapur.

Sementara Mama Ginan bergegas ke kamar Adnan untuk mengambil handuk dan baju ganti. Setelah selesai mengambil apa yang dibutuhkan, saat akan menutup pintu di waktu yang bersamaan Hanna juga baru keluar dari kamar.

"Loh, Mama di sini, ngapain?" tanya Hanna lalu melirik baju dan handuk di tangan Mama Ginan.

"Itu baju dan handuk buat siapa?"

Mama Ginan melirik barang di tangannya. "Oh, ini tadi mama ngambil baju dan handuk buat Adnan."

"Adnan udah pulang? Kenapa nggak langsung mandi di kamarnya aja?" tanya Hanna heran.

"Iya, soalnya tadi mama yang nyuruh dia buat mandi di kamar mandi bawah. Soalnya kamu 'kan juga lagi di kamar atas, takut ada yang berprasangka buruk ke kalian nantinya. Walaupun sebenarnya nggak ada apa-apa di antara kalian," jelas Mama Ginan.

Hanna mengangguk paham dengan apa yang dijelaskan mertuanya. Bagi orang yang tak menyukainya pasti akan berpikir yang tidak-tidak, apalagi saat ini dia masih dalam proses perceraian dengan suaminya.

"Pulang nanti aja, ya, Han. Tunggu papa pulang sekalian, soalnya ada hal penting yang mau dibicarakan sama kamu."

"Iya, Ma."

Hanna dan Mama Ginan turun ke lantai bawah bersama, seketika Hanna teringat dengan ponselnya yang dia senyapkan sejak tadi. Dan ponselnya ada di dalam tas, tak dia bawa saat masuk rumah. Dia pun langsung keluar dan menuju mobil untuk mengambil ponsel.

Usai mengambil ponselnya, Hanna pun duduk di sofa ruang tengah sambil membuka kunci layar ponselnya. Betapa terkejutnya dia, saat melihat ada banyak panggilan tak terjawab dari Ardiansyah.

Hanna langsung membuka aplikasi chat miliknya dan ternyata ada banyak pesan dari Ardiansyah. Dia pun membuka pesan dari bosnya itu.

Hanna, kenapa tidak menjawab panggilan telepon dari saya?

Hanna!

Kamu di mana? Masih hidup 'kan?

Begitulah beberapa chat yang muncul paling atas saat dia membukanya, serta masih banyak lagi chat lainnya dari Ardiansyah.

Hanna lantas mengetik balasan kepada Ardiansyah.

Maaf, Pak. Ponsel saya tadi mode silent dan saya masukkan tas. Jadi tidak tahu kalau ada panggilan dari Anda.

Dan tak menunggu lama, chat Hanna langsung mendapat balasan dari Ardiansyah.

Saya pikir kamu diculik, makanya tidak menjawab panggilan dari saya.

Mata Hanna seketika membola saat membaca balasan dari Ardiansyah.

Tidak ada yang mau menculik lansia seperti saya ini, Pak. Yang ada saya hanya menyusahkan. Hanna langsung membalas lagi pesan dari Ardiansyah.

"Kamu kenapa, Mbak?" tanya Adnan yang mengagetkan Hanna.

"Astaga, Adnan! Bisa nggak permisi dulu, bikin orang kaget aja tiba-tiba muncul di sini," gerutu Hanna sambil mengelus dadanya.

"Alah, Mbak Hanna aja yang kagetan. Lagian aku lihat bibir Mbak monyong-monyong kayak orang lagi ngomel tadi, makanya aku tanya," ucap Adnan dengan santainya.

Sementara Hanna, pipinya sudah bak kepiting rebus karena malu kepergok Adnan saat dia mengomel gara-gara chat dari Ardiansyah.

Saat hendak membuka suara lagi, terdengar langkah kaki yang memasuki rumah. Ternyata Papa Riswan yang baru pulang dari kantor.

"Kamu sudah dari tadi, Han?" tanya Papa Riswan saat melihat Hanna di ruang tengah bersama Adnan.

"Iya, Pa. Pulang kerja tadi langsung ke sini."

"Kerja?" tanya Papa Riswan dan Adnan bersamaan.

Hanna terdiam sesaat karena Papa Riswan dan Adnan yang bertanya secara bersamaan.

"I-iya," jawab Hanna dengan kikuk.

"Walah, Mbak, Mbak. Kamu itu ada-ada saja. Punya bisnis sendiri, kok, malah kerja di orang," ucap Adnan.

"Heh." Hanna tampak salah tingkah dengan ucapan Adnan, pasalnya tak ada satu orang pun yang tahu dengan bisnisnya. Lalu dari mana Adnan tahu semua hal yang dia sembunyikan?

"Apa benar yang dikatakan Adnan, Han?" tanya Papa Riswan.

"E-enggak, Pa. Adnan paling cuma ngarang, Papa tahu sendiri 'kan sejak menikah aku cuma di rumah aja," elak Hanna sambil melotot ke Adnan yang berusaha membocorkan rahasianya.

"Ya sudah, papa mau mandi dulu. Nanti kamu ke ruang kerja papa, ya."

"Iya, Pa."

Papa Riswan melangkahkan kakinya ke kamar, meninggalkan Hanna dan Adnan yang masih ada di ruang tengah.

Hanna berjalan mendekati Adnan dan duduk di dekatnya. "Tahu dari mana kamu, kalau aku ada bisnis?"

"Mau tau aja apa mah tau banget?" tanya Adnan dengan logat bicara yang dibuat-buat.

"Kamu, tuh, ya. Ditanya serius malah becanda," omel Hanna sambil menjewer pelan telinga Adnan.

"Iya-iya, aku jawab, Mbak. Lepasin dulu, nanti telingaku bisa copot."

Hanna pun melepas jeweran di telinga Adnan, sedangkan Adnan mengelus telinganya yang kena jeweran Hanna. Ternyata dibalik sikap lembut dan kalem sang kakak ipar, rupanya ada jiwa barbar yang tersembunyi.

1
Soraya
keren mksh karyanya thor👍
Soraya
selamat ya Hana akhirnya hamil juga
Endang Supriati
ngapain juga si hanna urusan keluarga wildan.
Endang Supriati
kanker itu seperti rambut menjalar kemana2 kamu mau sembuh nov! ganti otaknya.
Endang Supriati
si adnan hrsnya juga mati ketabrsk truck,kurang ajarrrrr ngapain sih ngabar ngabin ke Hanna.!! pki suruh besuk segala! dasar adik kakak otaknya konslet.
Endang Supriati
ucapan adalqh doa nov. itu adalah bakasan dr Allah krn sdh menghancurkan pernikahan Hanna.
ada hadisnya,pezinah dan penghancur rumah tangga org. tdk diakui sbg umat dan golongan Rasullah.
Endang Supriati
biasanya pezinah perusak rumah tangga org. kena penyakitnya kanker disekitar rahimm.
jd tdk bisa ngesex lagi bau kaya bangke jarak 10 meter aja sdh tercium baunya. krn didlm rshimnya penuh luka darah dan nanah.
Endang Supriati
yg bilang sdh maapin itu mudah! coba klu dia yg mengalami. sakit hati tahu!!
Iges Satria
/Heart//Heart//Heart//Heart//Good/
YuWie
bagus
Anna Wamey
kenapa harus dg perjanjian frans,,,?,,hanna minta tolong pdmu sekali,,,tp kamu meminta lebih,,,??,🤔
Iges Satria
tinggal beli rusaknya dan beli es krim, nanti dituangkan kesatuan wadah.. gampang kan Frans /Heart/
Anna Wamey
Lumayan
Nur Azizah
bagus n menarik
Sobar Ruddin
sangat bagus dan mengispirasihkan kita jgn terlalu terpuruk
Sobar Ruddin
seru lanjut
Endang Supriati
ucapan adalah doa.
Endang Supriati
memang hamil bisa dibuat dan diarur sendiri!!!
Endang Supriati
lg baru 2 thn aja udh nikah lagi. dasar aja wildan murahan
Endang Supriati
mudah2an novita engga hamil2 ternyata yg mandul si wildan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!