NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Calon Suami Kakakku

Terpaksa Menikah Dengan Calon Suami Kakakku

Status: tamat
Genre:Pengganti / Tamat
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Lena Laiha

Mawar. Gadis yang sengaja diberikan kepada orang lain oleh kedua orang tuanya hanya karena terlahir sebagai anak perempuan, tiba-tiba dijemput kembali oleh orang tuanya setelah dua puluh tahun hidup tenang bersama orang tua angkat nya dan dipaksa menikah dengan calon suami kakaknya.

"Kamu harus menikah dengan Abymana menggantikan posisi kakakmu," ucap Mahendra setelah tiba di rumahnya.

"Jadi, Anda menjemputku hanya untuk ini? Ternyata kalian orang tua yang tidak punya hati," ucap Mawar.

Plak!
Marisa menampar Mawar dengan keras.

"Turuti apa yang kami minta atau kamu tidak akan pernah melihat dunia ini lagi!" tegas Marisa.


Bagaimanakah kehidupan Mawar setelah menikah dengan Aby?
Apakah Aby akan menerima Mawar sebagai istrinya atau justru mengabaikan Mawar dan memilih tetap mengejar Jingga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lena Laiha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 12

"Mawar! Mawar!" teriak Ratu sembari berjalan memasuki rumah sang anak.

"Mama, Papa, kalian datang untuk bertemu dengan aku atau Mawar? Bisa-bisanya Mama teriak manggil dia," ucap Aby yang baru keluar dari kamarnya.

"Mawar mana?"

"Ada," sahut Aby santai.

"Mana?" Randy melongok ke suatu arah untuk mencapai sosok Mawar.

"Di rumah orang tuanya."

"Di rumah orang tuanya? Mawar pulang ke rumah Pak Mahendra?"

"Ya iya lah Pa, emangnya Mawar punya orang tua lain selain Pak Mahendra dan Bu Marisa?"

"Kamu kok gak ikut? Jangan-jangan Mawar pulang karena disakiti oleh kamu."

"Nggak lah, mana mungkin aku bisa menyakiti perempuan."

"Terus, kenapa kamu gak ikut sama Mawar?"

"Ya gak pengen aja Ma. Mau ngapain juga di sana nanti yang ada aku cuma dikacangin gara-gara Mawar sibuk curhat sama Mamanya."

"Kapan Mawar pulang?" tanya Randy.

"Ini rencananya aku mau jemput dia."

"Oh yaudah jemput sana."

"Nanti dulu, sekarang kan ada Papa sama Mama masa aku ninggalin kalian gitu aja."

"Gak apa-apa. Papa mau langsung pulang aja."

"Iya, Mama juga."

"Kok cuma sebentar, gak pada kangen apa sama aku?"

"Mama ke sini karena mau ketemu sama Mawar karena Mawar nya gak ada ya udah Mama mau pulang lagi aja."

"Padahal aku yang anak Mama tapi kok Mama malah mau ketemu sama Mawar."

"Mama khawatir, takutnya kamu berbuat kekerasan pada istrimu itu."

"Gak mungkin. Walaupun aku menikahi dia karena terpaksa tapi gak mungkin aku menyiksa dia kan."

"Semua bisa terjadi bahkan yang tidak mungkin pun bisa terjadi saat hati seseorang dilanda kebencian dan kekecewaan yang mendalam."

"Yaudah ah, aku akan jemput Mawar habis itu aku akan bawa dia ke rumah Mama dan Papa untuk membuktikan kalau aku emang gak menyakiti dia."

Ratu dan Randy saling menatap lalu tersenyum kecil.

"Kalau sampai kamu mengingkari ucapan kamu, awas aja nanti."

Ratu dan Randy pun langsung keluar lagi dari rumah Aby untuk selanjutnya mereka akan pulang!

Aby terdiam mematung di tempatnya. "Kenapa Mawar belum pulang juga ya, apa dia berbohong akan kembali ke sini? Tapi gak mungkin dia gak kembali, barang-baranya kan masih ada di sini," batin Aby.

Aby pun berjalan menuju luar rumahnya dan berbicara pada bodyguardnya!

"Tolong jemput Mawar ke rumah mertua saya ya, nanti alamatnya saya kirim lewat chat whatsapp."

Salah satu bodyguard itu mengangguk paham selang beberapa detik kemudian dia langsung berjalan menghampiri mobilnya!

**********

"Bu, aku boleh gak tinggal satu minggu aja di sini?" ucap Mawar yang kala itu tengah duduk berdampingan di sebuah tempat duduk yang terbuat dari anyaman bambu yang terdapat di depan rumah mereka.

"Tidak baik seorang istri meninggalkan rumah lama-lama tanpa izin suami," sahut Ratna.

"Tapi aku masih ingin di sini. Bagaimana kalau mereka datang lagi untuk menyakiti Ibu dan Bapak?"

"Tidak akan, lagipula orang tua kandung kamu itu tidak akan sampai membunuh Bapak dan Ibu karena mereka masih saudara Ibu. Papa kamu itu keponakan Ibu."

"Berarti anaknya kakak Ibu?"

"Iya, dia anaknya kakak Ibu yang sudah lama meninggal."

"Bosan juga ya Bu di sini terus. Besok aku harus pulang karena Ibu tidak mengizinkan aku tinggal lagi di sini. Bu aku keliling kebun dulu ya, aku mau melihat dan menikmati sejuknya suasana perkebunan."

"Tapi kamu hati-hati ya."

"Iya Bu."

"Jangan pulang lewat dari pukul empat belas ya."

"Iya Bu, aku gak akan sampai dia jam di sana, paling juga setengah jam."

Mawar pun segera berjalan melewati jalan setapak untuk sampai di perkebunan milik orang tua angkatnya!

Setelah melewati jalan setapak itu, Mawar langsung menapaki tanah yang kiri dan kanannya tumbuh beberapa macam sayuran yang orang tuanya tanam.

Senyumnya mengembang saat melihat pohon cabai yang ditanamnya tumbuh subur dan sekarang sudah berubah lebat.

Dia pun berjalan mendekati pohon cabai itu!

"Hai kamu, apa kabarmu? Wah kamu sudah berbuah ya sekarang dan kamu juga terlihat cantik. Pasti Bapak merawatmu dengan baik," ucap Mawar sembari mengelus beberapa daun hijaunya.

Tumbuh sebagai anak seorang petani, Mawar memang suka bercocok tanam sejak dari kecil, dia memang memiliki kebiasaan mengajak bicara tanamannya sejak dari kecil.

Entah Mawar pandai mengurus tanamannya entah tanamannya yang merasa nyaman karena selalu diajak bicara, yang pasti setiap tumbuhan yang Mawar taman dan dirawat nya pasti tumbuh subur dan berbuah lebat.

Seorang pemuda nampak tengah memperhatikan Mawar dari jarak beberapa meter di belakang Mawar. Dia mengulas senyum di bibirnya saat dia tengah menatap Mawar.

Perlahan dia berjalan menghampiri Mawar yang asyik berbicara dengan pohon-pohon cabai yang mengelilingi dirinya!

"Curhat nya sama aku dong, jangan sama pohon cabai," ucap laki-laki itu yang membuat Mawar terkejut dan langsung menghentikan pembicaraannya.

Mawar menengok ke belakang untuk melihat orang yang bicara padanya barusan! "Taufik," ucapnya.

Sebuah senyuman pun terukir di bibir Mawar saat tahu temannya yang berada di hadapannya.

"Aku dengar kemarin kamu hilang. Aku panik bahkan aku sempat mencari kamu ke kota tapi aku tidak bisa menemukan kamu. Akhirnya kamu kembali juga, aku tahu kamu pasti akan kembali."

"Aku ... sebenarnya kemarin aku tidak hilang, aku memang sempat diculik oleh orang-orang tak dikenal tapi setelah itu mereka melepaskan aku gitu aja."

"Dua minggu? Kamu diculik dan pergi dua minggu dan kamu bilang kamu tidak hilang. Kamu tahu? Aku begitu khawatir padamu."

"Maaf Fik, bukan maksud aku membuat semua orang warga kampung khawatir padaku tapi kemarin aku sedang melakukan pekerjaan."

"Hah pekerjaan. Pekerjaan apa yang mengharuskan tidak mengabari orang terdekat dan menonaktifkan ponsel. Besok kamu kuliah kan?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Aku mau pindah kuliah ke Jakarta."

Taufik menatap Mawar dengan tatapan penuh tanya.

"Kamu serius?"

"Ya, aku serius."

"Tapi kenapa tiba-tiba kamu mau pindah kuliah bukankah kamu tidak sedang bermasalah dengan siapa pun?"

"Kamu pikir, aku ini apa? Bisa-bisanya kamu bertanya seperti itu."

Taufik nyengir kuda dan menampakkan deretan giginya yang rapi.

"Bisa aja kan ada masalah dengan hati. Mungkin kamu suka sama Zidane gitu, dia kan pindah ke Jakarta juga."

Mawar memukul pundak Taufik dengan sedikit kencang hingga pemuda itu meringis kesakitan.

"Apaan sih, nggak lah."

"Kamu kebiasaan deh, sakit tahu. Terus kenapa tiba-tiba kamu pengen pindah kuliah ke Jakarta kalau bukan untuk menyusul Zidane?"

"Ya aku mau pindah aja. Gak ada maksud apa-apa."

"Nanti kalau aku rindu gimana?"

"Telpon aja atau panggilan video kan bisa."

"Pulang yuk! Udah jam berapa ini?"

"Pulang aja sendiri, aku masih betah di sini."

"Jangan mentang-mentang kamu jagoan terus udah mau sore gini kamu anteng di sini."

"Gak gitu Fik, aku cuma kangen sama tanaman-tanaman aku ini."

"Mawar, aku masih ingat dengan jelas. Waktu itu kamu hilang di sekitaran kebun ini, aku takut kamu hilang lagi dan gak bisa kembali ke kampung ini lagi."

"Lebay deh. Kita gak punya hubungan apa-apa aja kamu sampai segitunya."

"Kita emang gak punya hubungan percintaan tapi kita kan punya hubungan persahabatan."

"Iya deh, aku salah. Ya udah ayo kita pulang lagian tadi Ibu memintaku untuk pulang sebelum pukul enam belas."

Mereka pun mulai berjalan meninggalkan perkebunan itu!

Dua orang yang saling menyayangi karena persahabatan itu berjalan bergandengan tangan.

Taufik dan Mawar memang sudah berteman sejak mereka kecil. Sama-sama tinggal di kampung itu dan sama-sama menjadi anak seorang petani membuat mereka sering bertemu baik di rumah ataupun di kebun bahkan sekolah pun mereka selalu sama-sama.

***********

"Kenapa Mawar belum pulang juga ya? Ditelpon juga gak diangkat, ini si Frans juga kemana? Suruh jemput Mawar kok gak pulang-pulang," gumam Aby.

Aby yang mulai khawatir mencoba terus menelpon Mawar meski tahu kalau nomor ponsel Mawar tidak bisa dihubungi.

Bersambung

1
𝙸𝚗𝚍𝚊𝚑 𝙵𝚊𝚝𝚒𝚖𝚊𝚑
baru mampir
Lena Laiha: terima kasih, Kakak
total 1 replies
anton prasetya
luar biasa
Ayunda
typo nya bnyk bngt
Julia Juliawati
mampir
Galuh Rukiah
Luar biasa
febby fadila
naahhh pintat kamu dirga 👍👍👍👍
febby fadila
kasihan sama pak mahendra z😭😭😭😭
febby fadila
ini si marissa kpn sadarx dpat karma yg setimpal thor
febby fadila
ada lagi yg misterius
Lena Laiha: kepo nih 😁
total 1 replies
febby fadila
kasihan pak mahendra... gimana reaksi istri dan anakx yg manja itu
febby fadila
Nah seharusx marissa mencontohkan sikap bu ratu
febby fadila
PD amat tu sijalang
febby fadila
tukan salah faham lagi... abi si nggak konsisten
febby fadila
itu si jinGga urat malux uda putus kali ya
febby fadila
takut mawar di embat orang tp dia mala pim plan
febby fadila
mungkin percintaan masa lalu orang tua
febby fadila
aduuu makin penasaran aja
febby fadila
itu si marissa patok aja kepala biar koma
febby fadila
penasaran sama musuhx aby... siapa ya
febby fadila
hadeee ngedeg aku sama aby 😞😞😡😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!